Sayang, Izinkan Aku Selingkuh

Sayang, Izinkan Aku Selingkuh

last updateLast Updated : 2025-05-16
By:  BalqizAzzahraCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
8 ratings. 8 reviews
76Chapters
873views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Clara selalu percaya bahwa pernikahannya dengan David adalah segalanya—sampai ia menemukan kenyataan pahit bahwa suaminya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Dikhianati oleh dua orang terdekat, Clara merasakan amarah dan sakit hati yang begitu dalam. Dalam kebingungan dan keputusasaan, ia bertemu kembali dengan Erick, mantan kekasihnya yang pernah menjadi bagian penting dalam hidupnya. Didorong oleh rasa sakit dan keinginan untuk membalas dendam, Clara pun membiarkan dirinya larut dalam hubungan terlarang bersama Erick. Namun, yang awalnya hanya pelarian berubah menjadi sesuatu yang lebih dalam. Clara menyadari bahwa cintanya pada Erick tidak pernah benar-benar padam. Ketika David akhirnya menyesali kesalahannya dan memohon kesempatan kedua, Clara dihadapkan pada pilihan sulit: kembali ke suaminya yang menyesal atau mengikuti kata hatinya yang telah jatuh cinta lagi pada Erick. Dalam pergulatan antara cinta, pengkhianatan, dan penebusan, Clara harus menemukan jawaban atas pertanyaan terbesar dalam hidupnya—siapa yang sebenarnya memiliki hatinya? Sebuah kisah penuh emosi tentang kehilangan, penyesalan, dan cinta yang lahir dari luka terdalam. follow akun gn : BalqizAzzahra follow IG author : Fatmawati1472 follow FB author : I'ts cover by : Maya lephtyatie Maysaroh ( FB )

View More

Chapter 1

Prolog

🍁🍁🍁

Hujan turun deras di luar, menampar kaca jendela dengan irama yang kacau. Langit malam menghitam pekat, seakan turut menggambarkan suasana hati Clara yang diliputi kekecewaan. Dia berdiri di depan meja makan, kedua tangannya terkepal di sisi tubuhnya, menahan gemetar yang perlahan merayap ke sekujur tubuhnya. Di hadapannya, David duduk dengan ekspresi kosong, matanya merah, bukan karena tangis, tetapi karena amarah yang dipendam terlalu lama.

“David, aku sudah bilang padamu. Aku sudah periksa ke dokter spesialis. Tidak ada yang salah denganku, aku subur. Kita hanya perlu bersabar dan berusaha lebih keras lagi agar bisa punya anak,” suara Clara bergetar, mencoba menjelaskan untuk kesekian kalinya.

David menegakkan tubuhnya, menatap istrinya dengan sorot mata yang sulit diartikan. “Lima tahun, Clara. Lima tahun kita menikah, dan masih belum ada tanda-tanda. Kamu pikir aku bisa terus bersabar?”

Clara menggigit bibirnya, menahan air mata yang mengancam jatuh. “Bersabarlah, David. Ini bukan salah kita. Kita hanya perlu tetap bersama, berusaha lebih keras dan percaya—”

David mendengus, menyandarkan tubuhnya ke kursi dengan kasar. “Percaya? Percaya pada apa? Pada angan-angan kosong? Kamu tahu, Clara, aku lelah. Aku lelah mendengar alasan yang sama berulang kali.”

Clara terdiam. Udara di antara mereka menjadi semakin berat. Bukan pertama kalinya mereka bertengkar soal ini. Namun, setiap kali perdebatan terjadi, Clara selalu berharap ada akhir yang berbeda. Harapan yang selalu berakhir dengan kekecewaan. David tetap saja menyalahkannya karena tak kunjung hamil dan memberikan keturunan seperti yang dia inginkan.

David berdiri dengan gerakan kasar, meraih jaketnya yang tersampir di sandaran kursi. Clara tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Seperti biasa, setelah pertengkaran mereka mencapai titik tertentu, David akan pergi. Meninggalkannya sendiri dengan perasaan yang menganga lebar.

“David, tolong. Jangan pergi.” Suaranya nyaris berbisik, mencoba meraih tangan suaminya.

David menepisnya tanpa berpikir dua kali. “Aku mau cari udara segar.”

Clara menggeleng, matanya mulai membasah. “Udara segar yang kamu cari ada di dalam bar, bukan?”

David tidak menjawab. Dia hanya menatapnya sekilas sebelum membuka pintu dan melangkah keluar, membiarkan udara dingin dan rintik hujan masuk ke dalam rumah mereka. Tanpa menoleh, David menutup pintu dengan keras di belakangnya.

Clara tetap berdiri di tempatnya, mendengar deru mobil David yang menjauh. Tangannya mengepal, menahan isak yang akhirnya pecah. Dalam lima tahun pernikahan mereka, inilah yang selalu terjadi. Siklus tanpa akhir. Harapan yang dipatahkan. Cinta yang perlahan berubah menjadi luka.

Di luar, hujan terus turun. Suara derasnya seakan berbisik di telinga Clara, menyampaikan kenyataan pahit yang selama ini coba ia hindari. Mungkin, sekeras apa pun ia berusaha, tidak akan ada lagi tempat untuk dirinya di hati David.

***

David menyesap birnya perlahan, matanya menatap kosong ke dinding bar yang dipenuhi poster-poster tua. Musik lembut mengalun, tapi tidak cukup untuk mengalihkan pikirannya dari masalah yang baru saja meledak di rumah. Seperti yang sudah bisa ditebak, perdebatan dengan Clara terjadi lagi. Masalah yang sama, argumen yang berulang, dan emosi yang semakin memuncak. Ia bahkan sudah lupa bagaimana awalnya pertengkaran itu dimulai, tapi ujungnya selalu sama—Clara yang menuduhnya tidak lagi peduli, dan David yang merasa lelah harus selalu membela diri.

"Jadi, kali ini apa yang membuatmu kabur ke sini?" suara familiar mengejutkannya. Thomas, sahabatnya sejak kuliah, sudah duduk di sebelahnya tanpa perlu diundang. Pria itu tersenyum kecil sambil melirik bir yang belum habis di tangan David.

David menghela napas. "Hal yang sama, Tom. Sepertinya kami memang tidak pernah benar-benar menyelesaikan masalah ini."

Thomas tertawa pendek. "Aku sudah menduga. Clara memang keras kepala. Dan kamu, sahabatku, juga tidak jauh berbeda."

David hanya mengangkat bahunya. Ia tahu Thomas tidak sepenuhnya salah. Hanya saja, ia tak tahu lagi cara untuk menghadapi situasi ini tanpa berakhir dalam pertengkaran yang melelahkan.

Thomas mengamati sahabatnya itu dengan tatapan penuh pemahaman. "Kamu tahu, Dav, terkadang kamu hanya perlu mencari hiburan di luar. Sesuatu yang membuat hidupmu sedikit lebih ringan."

David menatapnya dengan alis berkerut. "Maksudmu?"

Thomas tersenyum, sedikit nakal. "Kekasih gelap, Dav. Kamu butuh seseorang yang bisa membuatmu merasa dihargai lagi. Sesuatu yang berbeda dari rutinitas pernikahan yang membosankan itu."

David tertawa kecil, meskipun dalam hatinya ada rasa tidak nyaman yang menggelitik. "Kamu bercanda, kan? Aku tidak mungkin melakukan itu."

Thomas mengangkat bahu dengan santai. "Kenapa tidak? Bukan berarti kamu harus meninggalkan Clara. Kamu hanya butuh sesuatu untuk menjaga kewarasanmu. Sesuatu yang bisa membuatmu merasa hidup lagi."

David terdiam. Dia tahu Thomas selalu lebih bebas dalam memandang kehidupan, tidak terikat dengan norma-norma yang dianggapnya membosankan. Namun, ide itu terasa begitu asing baginya. Selama ini, meskipun pernikahannya penuh dengan pertengkaran, ia tidak pernah berpikir untuk mencari pelarian dengan cara seperti itu.

"Aku mencintai Clara," kata David akhirnya, suaranya lebih kepada meyakinkan dirinya sendiri.

Thomas tertawa pelan. "Aku tidak bilang kamu harus berhenti mencintainya. Aku hanya bilang, kamu butuh sesuatu yang bisa membuatmu merasa lebih baik. Tidak ada yang perlu tahu. Tidak ada yang perlu terluka."

David menatap ke dalam gelas birnya, pikirannya berkecamuk. Ia tidak akan pernah mengkhianati Clara, bukan? Tapi di sisi lain, rasa lelah yang semakin menumpuk dalam pernikahan mereka terasa semakin nyata. Apa yang harus ia lakukan?

Thomas menepuk pundaknya pelan. "Pikirkan saja, Dav. Hidup ini terlalu singkat untuk dihabiskan dalam kebosanan dan pertengkaran yang sama berulang kali."

David hanya menghela napas, dia termenung sesaat kemudian mendesis lirih. "Sepertinya aku memang membutuhkan sesuatu yang baru untuk menghibur diri."

Bersambung....

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Azzurra
Up yang banyak Thor
2025-04-21 20:56:16
0
user avatar
BalqizAzzahra
🫶🫶🫶🫶🫶🫶🫶🫶
2025-03-03 09:12:45
0
user avatar
Adny Ummi
Wahh. seru ini. lanjut thoorr!
2025-02-23 22:56:13
1
user avatar
Putri rahmania
Ceritanya menarik
2025-02-23 12:41:00
1
user avatar
Bunda kembar
suka sama novel ini, rekomend banget dah pokoknya
2025-02-23 12:21:30
1
user avatar
Azzurra
Wuiiihhhh kerenn. lanjut di tunggu part selanjutnya Thor.
2025-02-20 22:48:36
1
user avatar
Iftiati Maisyaroh
mantap nih... Hatus semangat tetus nulis lanjitannya thor ...
2025-02-20 21:54:58
1
user avatar
NingrumAza
bagus banget ceritanya. lanjut dan semangat terus ya
2025-02-20 20:19:51
1
76 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status