Share

Bab 2

Author: Kharamiza
last update Last Updated: 2025-01-04 06:17:01

“Bunda?”

“Kita tunggu sebentar lagi, ya, Sayang.” Inara yang tak mau mengecewakan sang putri yang sangat menginginkan kehadiran papanya pun terpaksa memberinya sedikit harapan.

Untungnya, Alma mengangguk kecil. Beralih duduk di sofa sambil menopang wajah dengan kedua tangan. Sesekali, memajukan bibir bawah dengan mata yang mulai berkaca-kaca, menandakan kalau ia benar-benar sedang bersedih.

“Kasihan kamu, Nak,” ucap Inara dalam hati.

Ditatapnya pintu depan, berharap sosok kepala keluarga itu muncul dengan alasan yang bisa diterima.

Akan tetapi, sepertinya ini hanya khayalan belaka karena Damian mungkin kembali melewatkan kebersamaan mereka kali ini.

Inara lantas mendekati lalu mengusap-usap rambut Alma dengan lembut sambil berkata, “Kita potong aja kuenya sekarang. Mau, enggak? Nanti Papa menyusul.”

“Tapi, Bunda ... Papa udah janji akan pulang cepat dan rayain ulang tahunku sama-sama.” Suara Alma lemah dan bergetar. Inara pun tahu kalau putrinya berusaha menahan tangis.

Tak ada yang bisa Inara perbuat, selain menyembunyikan kegelisahan saat duduk menemani Alma di ruang tamu rumah mereka.

Beberapa kali, ia membujuk merayakan ulang tahunnya berdua saja, tetapi yang Alma lakukan hanya ngotot menunggu sang papa pulang.

Setelah menunggu sekitar 2 jam lamanya, akhirnya terdengar deru kendaraan berhenti di garasi.

Tak berselang lama, pintu terbuka. Damian melangkah masuk dengan senyum lelah yang tergambar jelas di wajahnya.

“Papa!” teriak Alma, sontak berlari memeluk tubuh tegap itu.

“Hei, Sayang. Maaf, ya, Papa terlambat,” balas Damian langsung menggendong Alma setelah meletakkan jasnya di kursi.

“Aku sudah menunggu Papa dari tadi.”

“Oh, ya? Papa salah karena membuat putri Papa menunggu.”

Alma menggeleng seolah-olah tak mempermasalahkan, justru kali ini tersenyum lebar menatap papanya penuh harap. “Papa, kado buat aku mana?”

Damian tersentak, wajahnya tiba-tiba berubah canggung. “Aduh. Papa lupa bawa dari kantor. Maaf, ya, Sayang.”

Mendengar itu, ekspresi Alma berubah seketika. Senyum cerah di wajahnya tadi seakan-akan lenyap begitu saja. “Papa lupa?” Dia ingin memastikan.

“Iya, Sayang, tapi Papa udah siapin, kok. Besok Papa berikan, ya. Janji …,” ujar Damian, mencoba menenangkan dengan mengacungkan jari kelingking pada Alma.

Hanya saja, bocah berambut kuncir dua itu tak menjawab. Justru perlahan turun dari gendongan Damian lalu mundur. Berlari menuju kamarnya dengan isak tangis yang tertahan. Pintu kamar ditutupnya dengan keras.

Giliran Inara yang menatap Damian dengan tajam, mendekatinya, dan bertanya dengan nada dingin. “Serius? Kamu lupa kado untuk Alma?”

Damian menghela napas panjang, meletakkan satu tangan di pinggang dan satunya lagi memijat kening, merasa bersalah. “Ra, tadi ada hal yang mendesak. Aku benar-benar enggak sengaja melupakannya di kantor.”

“Hal yang mendesak lagi? Sampai-sampai kado untuk anakmu saja bisa lupa? Lihat ....” Inara menunjuk jam di dinding, penuh emosi. “Kamu tau jam berapa sekarang? Sudah jam 10 malam, Mas! Kamu berjanji pada Alma kalau akan pulang cepat dan merayakan ulang tahunnya sama-sama, tapi apa yang kamu lakukan?”

“Kamu terlambat datang, bahkan lupa membawa kado untuknya. Kamu tau? Kamu telah menghancurkan kebahagiaan putri kita,” imbuh Inara penuh penekanan.

Damian menatap Inara dengan raut cemas. Terlihat ragu sejenak meskipun pada akhirnya berkata jujur. “Sayang, aku ... tadi aku mengantar Selena dan anaknya pulang lebih dulu. Mobilnya mogok dan kebetulan aku lewat. Aku enggak punya pilihan karena tidak mungkin meninggalkan mereka di tempat sepi seperti itu. Apalagi, malam-malam begini.”

Deg!

Inara terdiam. Dugaannya tak meleset. Nama itu lagi.

“Selena lagi? Selalu Selena!” Inara menggeleng tak percaya. “Di hari ulang tahun anakmu, Mas? Kamu malah sibuk mengurusi dia?!”

Damian mencoba menenangkan Inara yang telanjur emosi. Mengangkat tangan hendak menyentuh bahu istrinya, tetapi Inara menghindar dan membuang pandangan ke arah lain.

“Aku cuma bantu, Ra. Dia butuh bantuan, itu saja. Tidak ada maksud lain.”

“Oh, cuma bantu?” Inara tertawa getir yang terkesan mengejek. “Sampai-sampai setiap kali ada hal penting yang menyangkut aku dan Alma, selalu saja ada Selena yang jadi alasanmu untuk meninggalkan kami, itu maksudmu membantu?”

Damian terdiam, membuat Inara memanfaatkan kesempatan untuk makin menyudutkannya. “Aku sampai lupa, kapan terakhir kamu punya waktu untukku dan Alma?”

“Bukan gitu, Ra. Kenapa kamu jadi kayak gini? Aku menolong dia karena kebetulan lewat saja. Enggak ada maksud lain.”

“Kebetulan yang keseringan, begitukah maksudmu?” Suara Inara mulai bergetar, antara marah dan kecewa dengan sikap Damian yang seolah-olah tak memprioritaskan istri dan anaknya lagi, semenjak kehadiran mantan kekasihnya itu.

Damian tak mampu menjawab kali ini. Raut wajahnya penuh rasa bersalah, tetapi Inara tak peduli lagi dan mulai berbalik meninggalkannya, menuju kamar Alma yang sedang menangis.

Untung saja, keesokan harinya, Alma tampak sudah melupakan kejadian tadi malam. Dia berlari ke arah Inara dengan senyum manisnya seraya berkata, “Bunda, hari ini jalan-jalannya jadi, kan?”

Inara tersenyum kecil, mencubit pipi gembul Alma. “Tentu, Sayang. Alma bebas mau ke mana aja? Ke taman atau ke kebun binatang, mungkin?”

Bocah 5 tahun itu mengangguk semangat, kembali berlari ke kamar untuk mengambil jaketnya setelah Inara memerintahkannya.

Bersamaan dengan itu, ponsel Damian tiba-tiba berdering. Diam-diam, Inara melihatnya meraih ponsel dan saat itu juga ekspresi suaminya langsung berubah.

Tanpa menunggu lama, Damian berjalan menjauh untuk menerima panggilan tersebut.

Siapa yang menelepon dan sedang membicarakan apa? Inara tak bisa mendengarnya dari tempatnya saat ini, tetapi perasaannya jadi tak enak.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 180 - Menggoda Inara

    Setelah beberapa menit perjalanan, kini mobil Damian akhirnya akhirnya berhenti tepat di depan lobi kantor Mahacitra. Inara melepas sabuk pengaman, tetapi tidak serta merta langsung turun. Dia menoleh pada Damian, lalu berkata, “Terima kasih sudah mengantarku, Mas.”Damian hanya tersenyum tipis, menatap wanita yang duduk di sampingnya dengan sorot yang teduh. “Tidak perlu katakan itu. Bukankah aku sudah janji padamu?” jawabnya tenang. Sebelum Inara benar-benar turun, Damian kembali menambahkan, “Aku akan coba hubungi mantan suaminya Selena. Semoga dia mau merawat Vano. Paling tidak, untuk sementara, sampai Selena sehat kembali dan proses hukumnya selesai.”Inara mengangguk pelan, tetapi dalam binar matanya masih tampak keraguan di sana. “Tapi, bagaimana kalau ayahnya Vano menolak, Mas?”Damian terdiam sesaat, tetapi tangannya semakin keras mencengkeram setir mobil. “Mungkin, akan lebih baik kalau Vano dibawa ke panti asuhan.”“

  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 179 - Tidak Mau Gagal Lagi

    Mendengar pembicaraan Damian dan wanita muda itu, Inara sedikit mengernyit.Merasa bingung dengan arah obrolan mereka. Didengarnya nama Daffa beberapa kali disebut-sebut dan hal itu, tentu saja membuatnya merasa tak nyaman.Seperti ada yang janggal.Hingga ketika dia berada dalam perjalanan pulang diantar Damian, hati kecilnya masih bertanya-tanya. Dan, berusaha mencerna kata demi kata yang didengarnya tadi.“Bu Selena juga kadang marah-marah tidak jelas ke Vano, Pak. Kadang banting barang atau lempar mainan, bahkan tak sengaja menyakiti Vano hingga anak itu menangis histeris. Saya juga sebenarnya mau berhenti bekerja dengan mereka karena satu bulan terakhir, Pak Daffa belum gaji saya. Tapi, kalau saya kasihan sama Vano kalau harus meninggalkannya. Bagaimana kalau Bu Selena semakin menjadi-jadi?”Perkataan Lisa itu membuat Inara langsung menatap Damian yang juga terdiam di sebelahnya.Mata pria itu terpejam sesaat dengan rahang m

  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 178 - Percobaan Bunuh Diri

    “Selena ... dia nekat melakukan percobaan bunuh diri.” Damian mengatakan itu setelah menerima telepon dan kembali duduk di dekat Inara. “Sekarang, dia dilarikan ke rumah sakit karena pendarahan hebat. Dia butuh tindakan lanjutan karena ada masalah serius pada janinnya.”Inara menoleh cepat, sedikit terkejut mendengar kabar itu. Namun, hanya sebentar, ekspresinya langsung berubah seolah-olah tidak peduli. Sorot matanya sulit untuk ditebak.“Aku harus ke rumah sakit sekarang. Pihak rumah sakit butuh persetujuan kerabatnya, sedangkan dia tidak punya keluarga di sini. Pengasuhnya Vano minta tolong aku sebagai orang yang mengenal Selena untuk bertanggung jawan, setidaknya untuk kali ini. Tapi ....” Damian menjeda ucapannya, lalu menatap Inara seakan meminta solusi. “Pergi saja, Mas. Dia butuh kamu.” Inara mengatakan itu, tentu saja dengan suasana hati yang tidak baik-baik saja. Baru saja Damian mengatakan akan berubah, tetapi sekarang malah seperti i

  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 177 - Kesempatan Kedua?

    “Mas, berhenti!” seru Inara dengan suara sedikit tersengal. Dia menghentakkan tangannya dari genggaman Damian begitu mereka tiba di area parkiran restoran.Pria itu pun refleks menoleh, terkejut. “Apa?”“Kakiku sakit ….,” lirih Inara sambil menunduk, wajahnya menahan nyeri, sontak membuat ekspresi Damian berubah panik. “Astaga, maaf. Sini, biar aku lihat.”Tanpa menunggu reaksi Inara, dia segera berlutut di hadapannya. Tatapannya langsung tertuju pada pergelangan kaki wanita itu yang tampak kemerahan, tepat di atas tali sepatu hak tingginya yang kini sedikit longgar.“Maaf, aku tidak bermaksud bikin kamu kesakitan,” ujar Damian, merasa bersalah, tetapi tidak ada tanda-tanda penyesalan di wajahnya itu. “Aku tadi sedikit ... kesal.”“Seenggaknya, jangan menyeretku seperti itu.”“Refleks.” Damian menghela napas, kemudian berdiri perlahan. “Sini, aku bantu jalan, aku obatin di mobil.”Inara mendengus pela

  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 176 - Damian Cemburu

    Dengan kacamata hitamnya, Damian duduk tenang di salah satu sudut restoran siang itu. Tangannya bersilang di dada, menunjukkan kalau ia tampak tengah kesal. Bahkan, kacamata hitam yang menutupi tajam tatapannya itu tak bisa menyembunyikan raut wajahnya yang tidak suka dengan apa yang sedang ia lihat.Di meja sebelahnya, duduk Inara dengan anggun mengenakan blazer putih yang mempertegas karismanya sebagai salah satu petinggi wanita di perusahaan yang bergerak di bidang fashion.Namun, tentu saja bukan itu yang membuat Damian kesal. Tapi, karena Inara tak hanya sendiri di meja itu. Melainkan, bersama pria paruh baya berkacamata bulat di depannya, perutnya sedikit buncit.Pria itu tertawa renyah, terlalu renyah. Membuat Damian kian kesal. Tidak suka.Hanya saja, ia tidak bisa pergi begitu saja, karena tujuannya datang ke sini memang untuk mengawasi Inara. Dia rela menunda meeting begitu mendapat kabar dari Andrew kalau Inara akan

  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 175 - Panik?

    Mendengar penjelasan Rafiq, setidaknya Pak Baskara bisa sedikit bernapas lega. Paling tidak, putrinya tidak akan curiga lagi padanya. Lagipula, dirinya memang tidak tahu menahu soal penculikan itu. Baik, penculikan Alma ataupun upaya Daffa untuk mencelakai putrinya. Bila tahu, ia pasti akan sangat marah.“Kak Rafiq benar, Kak Inara. Dan, kami sudah melaporkan kasus ini ke pihak berwenang dan mereka sudah menambahkan Daffa ke DPO. Kabarnya, dia kabur ke luar negeri. Meskipun begitu, kami tidak akan memberikan maaf untuk orang yang mencoba mencelakai anggota keluarga Wardhana.”Inara mengangguk pelan. Namun, belum mengatakan apa pun, ketika Rafa kembali melanjutkan, “Dan, soal Selena. Polisi juga sedang mengupayakan pencarian. Terakhir, dia di apartemen milik Daffa, tetapi lagi-lagi polisi kehilangan jejaknya. Dia pintar menghilangkan jejak.”“Tapi, dia tetap harus bertanggung jawab, bukan hanya soal penculikan Alma, tapi juga .

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status