Home / Rumah Tangga / Dicerai Di Malam Pertama / Bab 7 Ucapan Terima Kasih

Share

Bab 7 Ucapan Terima Kasih

Author: Myafa
last update Last Updated: 2024-05-09 14:08:35

"Iya putra Jeng Risha tampan, layak dapat yang cantik seperti ini."

"Iya," jawab Risha dengan senyum kemenangan.

"Saya pamit duluan ya, Jeng Risha."

"Iya," jawab Arisha dengan senyum.

Setelah selesai urusan memesan gaun pengantin, Arisha meminta Stela untuk makan siang terlebih dahulu sebelum kembali ke kantor.

"Kita makan siang dulu, Auri. Kita sudah melewatkan jam makan siang." Arisha sedikit tidak enak pada Stela mengajak, tapi justru membuat kelaparan.

"Baik, Tante."

Stela hanya mengiyakan saja, karena yang diucapkan Arisha benar, kalau mereka melewatkan makan siang karena sibuk memesan gaun pernikahan Vania.

Arisha meminta sopir, melajukan mobilnya menuju mall terdekat untuk makan siang mereka yang sudah terlewat. Setelah sampai di mall, Arisha memilih restoran Jepang untuk makan siang mereka.

"Maafkan saya, karena tadi mengakui kamu sebagai menantu saya.” Akhirnya Arisha menyampaikan permintaan maaf sesaat sampai di restoran.

"Tidak apa-apa, Tante," bohong Stela. Sebenarnya Stela sedikit keberatan Arisha mengakuinya sebagai menantunya, tapi rasanya dia tidak punya keberanian menolaknya.

"Tadi itu teman arisan saya. Saya kesal kalau dia menceritakan menantunya yang cantik, padahal tidak terlalu cantik menurut saya. Kaerena itu, waktu dia lihat kamu, dia seolah kagum lihat wajah cantik kamu. Jadi saya kepancing ikut menyombongkan kamu sebagai menantu saya," curhat Arisha pada Stela.

Akhirnya Stela mengerti alasan kenapa Arisha menceritakan pada temannya kalau Stela ini adalah menantunya. Arisha tidak mau kalah dari temannya yang punya menantu cantik, itu yang ditangkap Stela dari ucapan Arisha.

"Kamu jangan marah?" pinta Arisha pada Stela.

"Iya, Tante." Stela menyadari, jika sifat manusia memang seperti itu, tidak mau kalah. Jadi saat Arisha tidak mau kalah, dia memaklumi.

Akhirnya makanan mereka datang, dan mereka melanjutkan makan siang yang tertunda.

Seusai makan, Arisha masih mengajak Stela mengobrol. Sebenarnya Stela tidak enak meninggalkan pekerjaanya, tapi karena yang meminta orang tua dari atasannya, dia hanya bisa mengikuti.

"Vania itu jarang sekali punya waktu, untuk menemani saya pergi-pergi seperti ini, maklum dia model, jadi sibuk pemotretan." Arisha menceritakan pada Stela tentang calon menantunya.

‘Oh … ternyata dia model, pantas saja cantik,’ batin Stela.

"Sebenarnya saya kurang setuju pertunangan Finn dan Vania, tapi papanya yang menjodohkan mereka. Ditambah lagi Vania dan Finn juga saling suka."

‘Kenapa dia menceritakan padaku?’ batin Stela.

"Mungkin mereka berjodoh, Tante." Akhirnya Stela membuka mulutnya mengomentari curhatan ibu dari bosnya itu.

"Iya, saya itu maunya punya menantu yang bisa masak," ucap Arisha menyampaikan apa yang diinginkannya. "Apa kamu bisa masak tidak?" tanya Arisha pada Stela.

"Bisa, Tante."

"Wah ... kapan-kapan kamu ajari saya masak. Saya sebenarnya belum bisa masak," ucap Arisha seraya tertawa kecil.

‘Dia mau menantu yang bisa masak, tapi dia sendiri tidak bisa memasak,’ batin Stela tertawa.

"Baiklah, nanti kapan-kapan saya akan ajari Tante memasak. Tante, suka masakan tradisional atau western?"

"Kamu bisa dua-duanya?" tanya Arisha dan Stela mengiyakan. "Wah, bagus itu, saya mau belajar dua-duanya." Arisha begitu bersemangat.

Mereka berdua pun sepakat. Setelah cukup lama Stela menemani Arisha, akhirnya Arisha mengantarkan Stela kembali ke kantornya.

"Saya tidak turun, sampaikan pada Finn saya langsung pulang," ucap Arisha saat Stela hendak turun.

"Iya, Tante." Stela mengangguk.

Mobil Arisha meninggalkan kantor, Stela pun masuk ke dalam kantor untuk bekerja kembali. Saat keluar dari lift Stela melihat Finn yang ingin masuk ke dalam lift juga. Mau tidak mau Stela harus berpapasan di depan lift

"Kamu sudah kembali?" tanya Finn. Matanya seraya melihat keberadaan mamanya.

"Iya, Pak"

Stela yang menyadari Finn mencari mamanya akhirnya menjelaskan. "Nyonya Arisha tadi langsung pulang, saya diminta untuk menyampaikan pada Anda"

"Oh .... "

"Apa mama menyusahkanmu?"

"Tidak, Pak. Nyonya tidak menyusahkan saya."

"Baguslah, kalau dia tidak menyusahkanmu." Finn lega saat mamanya tidak membuat Stela kesusahan. Sebagai anak dia tahu seperti apa mamanya.

"Terima kasih sudah mau menemani mama dan membantu memilih gaun untuk pernikahan saya." Finn mengulas senyumnya.

"Sama-sama, Pak." Stela membalas dengan senyuman juga.

"Maaf Pak, saya pamit kembali bekerja."

"Iya."

****

Jam menujukan pukul lima, dan itu artinya jam kerja telah berakhir. Stela yang menyelesaikan tugasnya, dia bersiap untuk pulang.

Saat sedang menunggu taksi, tiba-tiba ada mobil yang berhenti di depan Stela. Stela mengira mobil itu berhenti untuk orang lain, tapi saat Stela melihat tidak ada orang selain dirinya, dia merasa bingung. Namun, kebingungannya terjawab saat kaca mobil dibuka dan menujukan Finn di dalamnya

"Ayo saya antar!"

Stela masih menimbang-nimbang kata untuk menolak ajakan Finn. Dia merasa tidak enak untuk diantar oleh Finn.

Finn yang menyadari langsung membuka pintu mobil seraya berkata. "Ini untuk ucapan terima kasih karena mengantar mama."

Stela yang melihat pintu mobil sudah dibuka, tidak bisa menolak. Perintah Finn seolah tak terbantahkan. Akhirnya dia memutuskan masuk ke dalam mobil mengikuti perintah Finn.

Finn melajukan mobilnya meninggalkan kantor dan mengantarkan Stela.

"Di mana rumahmu?" tanya Finn sesaat kemudian.

Saat ditanya di mana rumahnya, Stela sedikit berpikir. ‘Tidak mungkin aku mengatakan aku tinggal di kos, sedangkan dia pikir aku sudah menikah.’ Stela menimbang alasan apa yang tepat.

"Auri ... " panggil Finn, yang membuat Stela tersadar dari diamnya.

"Em ... saya mau ke kos Ana terlebih dahulu, Pak," ucap Stela yang tiba-tiba terlintas ide untuk menjadikan Ana alasannya pada Finn.

"Baiklah, di mana itu?"

"Di jalan Flamboyan," ucap Stela menyebut alamat.

Finn mengangguk dan melajukan mobilnya menuju alamat yang sudah disebut oleh Stela.

"Maaf tadi mama merepotkanmu." Finn membuka pembicaraan dengan Stela, dan mencoba meminta maaf kembali.

Stela yang mendengar Finn mulai bicara mau tidak mau harus menjawab. "Tidak apa-apa, Pak, saya senang menemani Nyonya Risha."

"Saya juga heran kenapa mama tiba-tiba mencari gaun, padahal belum ada tanggal pasti pernikahan." Finn sedikit bercerita.

Stela yang mendengar cerita Finn sedikit mengerutkan dahinya dan berpikir keras. Bagaimana bisa belum ada tanggal pasti tapi sudah mencari gaun. Stela hanya bisa membatin keheranan.

"Mungkin Nyonya Risha terlalu senang menanti pernikahan Pak Finn, jadi mungkin disiapkan lebih awal." Stela mencoba memberi jawab masuk akal yang berada di pikirannya.

Finn tertawa mendengar jawaban dari Stela "Kamu benar, mama memang menginginkan pernikahanku, tapi sayangnya Vania masih terlalu sibuk."

Stela sebenarnya merasa tidak enak mendengar cerita pribadi atasannya. Dia hanya menjawab pertanyaan itu dengan senyuman. Karena bingung harus menjawab apa dengan cerita itu.

Finn yang melihat Stela tersenyum, dibuat terpesona. ‘Cantik.’ Finn hanya memuji dalam hati.

"Sebagai seorang wanita, apa yang terlintas di benakmu tentang pernikahan? Maksudku, kamu sudah menikah, jadi mungkin lebih banyak tahu, dan kamu bisa berbagi denganku, Auri."

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Siti Nur janah
wah finn kamu bisa kecantol stela entar
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
ayo,finn.awas kalo kamu nanti jatuh cinta kepada ste loh
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
sepertinya mama arisha lebih menyukai ste menjadi menantunya daripada vania
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 188 TAMAT

    "Sabar ya, rasa sakitnya nanti akan hilang jika anak kita sudah lahir." Sean mencoba menenangkan Stela. Namun, rasanya ucapannya tidak berarti apa-apa, karena Stela semakin mencengkeram erat tangannya.Sean hanya bisa pasrah saat kuku-kuku Stela menancap sempurna di tangannya. Dia merelakan itu asal bisa mengurangi rasa sakit yang dirasakan istrinya.Setelah semua peralatan siap. Dokter mulai memberi instruksi pada Stela untuk mengejan. "Kita mulai persalinannya, Bu, tarik napas dan buang seperti yang sudah diajarkan di kelas ibu hamil," ucap Dokter pada Stela.Stela hanya bisa mengangguk. Dia berusaha kuat dan melakukan instruksi yang diberikan oleh Dokter. Dia menarik napas dan membuangnya sambil mengejan.Mungkin ini adalah yang membuat surga di telapak kaki ibu. Sakitnya saat melahirkan benar-benar tak bisa dideskripsikan dengan kata-kata. Tulangnya serasa remuk saat berusaha untuk mengejan. Otot-ototnya tertarik semua saat tubuh berusaha keras untuk mendorong bayi untuk keluar."

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 187 Tanda-Tanda Melahirkan

    "Mungkin aku kekenyangan." Stela tidak ingin membuat panik Sean. "Kita pulang saja," ajak Stela.Usai makan mereka akhirnya memilih pulang. Di mobil Stela merasakan kembali perutnya mulas."Kamu benar tidak apa-apa?" tanya Sean khawatir."Sepertinya aku sudah mulai ada tanda-tanda melahirkan."Mendengar ucapan Stela, Sean panik. Dia bingung harus berbuat apa. Padahal di kelas ibu hamil berkali-kali dijelaskan jika dia tidak boleh panik."Kita ke rumah sakit," ucapnya pada Stela."Tapi, masih berjarak sangat jauh rasa mulasnya, jadi aku rasa kita tunggu saja di rumah."Sebenarnya Sean merasa tidak tenang. Namun, dia menuruti keinginan istrinya, kembali ke rumah sambil menyiapkan semuanya.Di rumah Sean meminta Stela untuk duduk manis. Dia juga sudah memberitahu sang mama jika Stela sudah menunjukan tanda-tanda melahirkan. Adel yang sedang ada pertemuan dengan teman-temannya langsung meninggalkan tempat acara dan menuju ke rumah anaknya.Sean merapikan beberapa barang untuk keperluan a

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 186 Di Rumah Saja

    Di depan cermin Stela menatap dirinya. Jika kemarin acara pesta pernikahannya bertema universal, kini acara tujuh bulanan diadakan dengan adat jawa sesuai dengan permintaan mertuanya.Rambut panjang Stela disanggul seperti tradisi jawa. Stela tersenyum melihat tampilan di pantulan cermin. Terakhir kali dia semacam ini adalah saat SD di hari kartini. Semenjak remaja hingga kuliah, dia lebih memilih memakai kebaya dengan rambut yang digerai.Penata rias, terus memoles wajah Stela dengan make up tipis sesuai permintaan Stela."Apa sudah siap?" tanya Sean seraya menyembulkan kepalanya dari balik pintu."Sudah, Pak," jawab penata rias. Penata rias keluar dan bergantian dengan Sean yang masuk ke dalam kamar. Sean mengambil baju dengan motif yang sama dengan Stela yang di letakan di atas tempat tidur.Sean langsung mengganti bajunya untuk acara yang sebentar lagi akan dimulai. Sepanjang memakai bajunya, Sean menggerutu karena harus memakai jarik dan itu membuat dirinya kesulitan. Namun, dem

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 185 Selalu Hamil

    Tentu saja Stela mau. Dia mengangguk mendapati tawaran dari mama mertuanya. Dia ingin membayangkan kelak akan seperti apa anaknya.Adel langsung mengambil foto yang ditemukannya kemarin. Kemudian dia menunjukan pada Stela. Lembar demi lembar Adel tunjukan pada Stela dan membuat Stela benar-benar senang.Sean kecil begitu mengemaskan. Dengan pipi gembulnya Sean begitu lucu. Stela memerhatikan dengan baik semua foto. "Ini umur berapa, Ma?" Saat melihat-lihat Stela justru menemukan selipan foto Sean yang besar."Itu umur sepuluh tahun."Mendengar jawaban mertuanya, Stela mengingat jika wajah Sean yang dilihatnya pertama kali di kampus tidak berubah. Entah kenapa, Stela merasakan jika Sean masih awet muda saja."Anak kalian nanti pasti anak lebih tampan dan cantik." Adel sudah membayangkan bagaimana cucunya nanti. Perpaduan antara Stela yang cantik dan Sean yang tampan."Yang penting sehat, Ma. Mau dia mirip Stela atau Sean sama saja." Stela tidak berharap banyak. Dia hanya ingin semua s

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 184 Detak Jantung

    Sean meletakan keranjang ke lantai dan menegakkan tubuhnya. Dia memijat pinggangnya yang begitu terasa sakit. "Aku membelinya karena penjualnya adalah seorang nenek tua." Dia menjelaskan pada Sean alasan membeli semua buah manggis.Stela merasa terharu mendengar jawaban Sean. Dia langsung memeluk tubuh Sean karena merasakan senang melihat suaminya membantu nenek-nenek dengan membeli banyak buah. Padahal mungkin yang akan dimakannya tidak akan banyak.Mendapati dekapan Stela, Sean merasa heran. Dia hanya tahu jika istrinya begitu melow, gampang menangis dan gampang terharu. "Ayo makan buahnya, aku tidak mau nanti anak kita mengeluarkan air liur karena tidak buru-buru diberikan."Stela melepas dekapan Sean dan tersenyum. Sean mengambil beberapa buah dan mengajak Stela untuk duduk menikmati buah yang dibuka oleh Sean.Rasa manis dari buah manggis membuat Stela begitu senang. Dia merasa lidahnya dimanjakan dengan rasa yang sudah dia bayangkan sedari tadi.Sean merasa sangat senang karena i

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 183 Manggis

    Stela mencebikkan bibirnya karena tidak menemukan perubahan itu, dan membuat Sean yang gemas mendaratkan kecupan di pipi Stela. "Tunggulah beberapa bulan lagi, pasti kamu akan melihat perut buncitmu, dan tidak hanya itu, kamu akan mendapati pipi kamu yang juga akan gembung." Sean menjelaskan seraya menggembungkan pipinya.Melihat Sean yang menggodanya, Stela terlihat kesal. "Apa jika aku gendut kamu tidak akan suka?" Dia langsung melepas dekapan tangan Sean dan meninggalkan Sean ke tempat tidur. Dia merebahkan tubuhnya di tempat tidur dan menarik selimut.Dahi Sean berkerut diiringi dengan matanya yang membulat. Niatnya tidaklah meledek istrinya. Akan tetapi istrinya itu justru merajuk. 'Tenyata bukan hanya wanita yang datang bulan yang sensitif, tetapi ibu hamil juga sensitif,' batin Sean.Melangkah menuju ke tempat tidur, dia merangkak naik dan kembali mendekap tubuh Stela. "Sayang, bukan maksud aku begitu," bujuknya."Kamu tadi bilang begitu." Stela masih saja dengan pendiriannya. D

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status