Sean menceraikan Stela setelah mereka menghabiskan malam pertama. Tidak adanya noda merah di tempat tidur membuatnya yakin jika Stela sudah melakukan dengan pria lain. Namun, siapa sangka setelah sebulan sejak kejadian itu, mereka bertemu kembali. Bertemu sebelum putusan cerai membuat rasa cinta yang masih tersimpan rapi kembali muncul. Akankah mereka akan mempertahankan rumah tangga yang belum sempat mereka bangun atau menyerahkan pada takdir yang mengantarkan mereka pada sebuah perpisahan?
View More"Aku mau jangan berikan kesempatan pria mana pun masuk ke dalam kehidupanmu, selama aku masih berstatus suamimu." Sebuah rasa ketakutan yang Sean rasakan adalah Stela berpaling dari dirinya. Finn yang menjadi ancaman terbesarnya begitu membuatnya gelisah.Stela menarik senyum di wajahnya. Dia tahu persis jika Sean begitu takut pada Finn. Namun, tanpa Sean larang pun dirinya tidak akan melakukan itu."Baiklah." Satu kata yang Stela ucapkan.Ada kelegaan di hati Sean mendengar ucapan Stela yang akan menjadi janjinya. Semua janji yang akan selalu dia pegang teguh bahwa istrinya itu tidak akan memberi kesempatan pria mana pun. "Satu lagi yang ingin aku tanyakan?""Apa?""Apa kamu masih mencintai aku?"Stela terkesiap mendapat pertanyaan yang sebenarnya tidak perlu dijawab, jika Sean bisa merasakan apa yang dirasakan oleh Stela."Aku mengantuk, selamat tidur." Stela menarik selimut dan memejamkan matanya. Dia enggan menanggapi pertanyaan Sean.‘Sebenarnya tanpa kamu jawab aku sudah tahu,
Tangan Stela langsung mencubit lembut perut Sean. "Tutup mulutmu!" ancamnya."Kenapa aku harus tutup mulut, memang harusnya kita melakukan bulan madu bukan setelah menikah?""Itu jika kamu tidak menceraikan aku." Stela memutar bola matanya malas. Tatapannya menajam saat mengingat perceraiannya."Aku belum mengajukan surat perceraian ke pengadilan, jadi kita masih bisa kembali.""Berarti dulu kamu membohongi aku?" Stela ingat jika dulu waktu Sean mengantarkannya pulang ke kos setelah acara pesta papa Finn, dia mengatakan jika dia sudah mengajukan surat perceraiannya."Aku tidak benar-benar serius waktu itu. Aku hanya kesal saat kamu dekat dengan Finn." Sean akhirnya mengatakan pada Stela apa yang membuat dirinya mengatakan hal itu dulu."Bukannya aku sudah jelaskan jika aku tidak ada apa-apa dengan Finn?""Iya, tapi dia menyukaimu.""Kalau dia menyukaimu, apa kamu pikir aku semudah itu jatuh cinta." Suara Stela sudah semakin kesal."Aku tahu kamu tidak mudah jatuh cinta, tapi jika Finn
Stela menatap Sean, dan Sean pun menatap kembali pada Stela. Pandangan mata yang seolah mencari jawaban dari pertanyaan mamanya begitu membuat mereka bingung.Meraka berdua dalam pikiran masing-masing. Di mana Stela berpikir jika pernikahannya di ambang perceraian, dan mana mungkin mereka tidak akan pernah melangsungkan pesta pernikahan."Yang terpenting Mama sembuh dulu." Sean seraya memindahkan laptop yang dia lekatkan di pangkuannya. Dia berdiri dan menghampiri mamanya. "Sean dan Stela akan melangsungkan pesta setelah Mama sehat." Sean berdiri di samping ranjang dan tepat berdiri di depan Stela yang duduk di kursi. Matanya beralih pada Stela. "Iya, kan, Sayang?" tanyanya."Hah .... " Stela merasa bingung harus menjawab apa ucapan Sean."Kita akan melangsungkan pesta pernikahan setelah Mama sehat." Sean mengulang kembali ucapannya. Matanya menatap kedua bola mata Stela ini menanti jawaban dari istrinya itu.Stela berada dalam dilema. Jika dia menjawab iya, akan menjadi janji yang ha
Meraih ponsel milik Stela, dia mengecek siapa yang mengirimi Stela pesan yang begitu banyak. Matanya memicing saat nama Finn yang terdapat di layar ponsel. Ada sekitar sepuluh pesan dari Finn dan satu pesan dari Ana yang masuk ke dalam ponsel Stela.Karena rasa penasarannya, Sean membuka ponsel milik Stela. "Apa sandinya," gumam Sean.Jari Sean pun menekan angka tanggal ulang tahun Stela, dan akhirnya ponsel pun terbuka. Buru-buru Sean melihat ke layar ponsel milik Stela untuk tahu pesan apa yang ditulis oleh Finn.Sean hanya membacanya dalam hati, setiap pesan Finn yang masuk. Auri, apa kamu sudah sampai? Isi pesan pertama dari Finn. Melanjutkan membaca pesan berikutnya, ternyata masih pertanyaan yang sama, hingga sekitar tujuh pesan yang masuk, ternyata dengan kata-kata yang sama.‘Apa dia kurang kerjaan mengirim pesan yang sama sebanyak itu,’ batin Sean mencibir apa yang dilakukan Finn.Sampai di pesan ke delapan, Finn menanyakan bagaimana keadaan mertuanya alias mamanya.‘Untuk ap
Mata Sean dan Stela yang saling beradu langsung beralih pada mamanya. "Ma ... " panggil Sean dan Stela bersama-sama. Mereka pun saling pandang kembali saat ternyata suara mereka terdengar secara bersama-sama."Ma, jangan bicara seperti itu." Stela menggenggam tangan mertuanya. Dia benar-benar merasa sedih jika harus kehilangan mama mertuanya."Sudah-sudah, anakmu baru datang, tapi kamu sudah mencecarnya dengan pertanyaan anak." Akhirnya setelah sekian lama bungkam Papa Abian pun berbicara untuk mengakhiri pembicaraan istri dan menantunya."Iya," jawab Adel pada suaminya. Dia menatap pada anak dan menantunya. "Kalian pulang saja dulu. Pasti kalian lelah, nanti sore kalian bisa kemari lagi untuk temani mama.""Yang dibilang mama benar, kalian pulang saja dulu istirahat, nanti kalian bisa kemari." Papa Abian ikut menimpali.Sean mengangguk mendengar perintah mama dan papanya. "Ayo, Sayang, kita pulang untuk beristirahat," ajaknya.Mendapati kata 'sayang' membuat Stela terkesiap. Sudah se
Stela dan Sean yang bisa lolos dari Finn dan pria berotot, akhirnya bisa sampai di dalam kabin pesawat tepat waktu. Perasaan lega begitu terasa saat mereka baru saja sampai dan tidak tertinggal pesawat karena harus menghadapi rintangan terlebih dahulu."Untung kita bisa lolos dari pria tadi." Suara Sean terdengar mengomentari aksi mereka berdua yang lolos dari pria berotot tadi."Kalau bukan karena ulahmu menabrak, tidak akan ada drama tadi." Stela melirik tajam pada Sean yang duduk di sampingnya."Kalau kamu tadi tidak mengendus-ngendus tubuhku, aku tidak akan kehilangan fokus." Sean yang tidak mau kalah pun menjawab.Stela terkesiap mendengar ucapan Sean yang mengetahui dirinya mengendus aroma tubuh Sean. "Siapa yang mengendus," elak Stela.Sean menatap Stela yang mengelak. Dia menerawang ke dalam bola matanya untuk melihat apa istrinya itu berbohong atau tidak.Stela yang malu ketahuan pun langsung membuang muka dan melihat ke arah lain.Sean tersenyum melihat Stela yang salah ting
Stela langsung terdiam. Dia sendiri belum tahu nasib hubungannya dengan Sean. Baginya rasa sakitnya belumlah sembuh, dan mengatakan Sean suaminya masih terasa berat untuk Stela."Kita bahas itu nanti, sekarang pikirkan bagaimana cara melewati Finn?"Sean mengalah. Dia tahu jika perdebatan diteruskan mereka bisa tertinggal pesawat. Sean terus memikirkan cara agar bisa lolos dari Finn. Sampai akhirnya dia menemukan satu cara. Meraih topi di dalam tasnya, dia memakainya."Sekarang peluk aku!" perintah Sean.Mata Stela langsung menatap tajam pada Sean. Dia menaruh curiga dengan ide yang diberikan oleh Sean."Kenapa harus memeluk?" protesnya."Aku akan memakai topi dan kaca mata untuk menutupi wajahku, dan kamu bisa bersembunyi di dadaku. Dengan begitu kita bisa lolos dari Finn."Stela mencerna baik-baik setiap penjelasan Sean. "Baiklah."Akhirnya dia menerima ide Sean yaitu dengan cara memeluknya. Stela langsung melingkarkan tangan kanannya di pinggang Sean, dan tangan kirinya menarik kop
Tidak mau membiarkan Finn menunggu, Stela mengusap layar ponselnya dan menempelkan ponselnya di telinganya."Halo, Finn," sapa Stela saat mengangkat sambungan telepon.Sean yang mendengar nama Finn dipanggil oleh Stela, langsung menajamkan pandangannya. Seketika gemuruh dalam hatinya muncul.‘Untuk apa pria itu menghubungi Stela, bukannya hari ini hari kerja,’ batin Sean begitu kesal."Halo, Auri, apa kamu sudah sampai?" tanya Finn dari sambungan telepon."Aku masih menunggu jadwal penerbangan." Stela menjelaskan pada Finn."Berarti kamu masih di bandara?"Stela sedikit merasa aneh, saat mendengar suara Finn. "Iya, aku masih di bandara.""Kamu di sebelah mana?""Hah .... " Stela terkesiap saat mendengar pertanyaan Finn"Aku ada di bandara, kamu ada di mana?" Finn memperjelas pertanyaannya.Stela membulatkan matanya sempurna mendengar jika Finn ada di bandara. Dia tidak mengerti apa yang dilakukan Finn. Namun, dari pertanyaan yang dia berikan padanya, Stela yakin jika Finn datang untuk
Pagi ini Stela bersiap ke bandara, setelah memutuskan untuk pergi dengan Sean menemui mertuanya beberapa hari lalu. Saat keluar dari kos, untuk berpamitan dengan Ana, dia dikejutkan dengan mobil Sean terparkir di depan kost.Semalam, Sean memang sudah mengabari jika akan menjemput, tapi Stela tidak menduga jika Sean akan datang sepagi ini.Melanjutkan niatnya, Stela menuju ke kamar kost milik Ana. Mengetuk pintu kamar, dia menunggu Ana membuka pintu kamar. Cukup lama Ana membuka pintu, sampai saat pintu terbuka, Stela melihat Ana dengan rambut singa."Kamu sudah akan berangkat?" tanya Ana seraya mengikat rambutnya yang bak singa."Iya, aku akan berangkat."Mendengar temannya akan berangkat, Ana melihat ke luar kamarnya. Dia melihat mobil Sean yang sudah terparkir di depan kost."Dia sudah datang?" tanyanya tanpa melihat Stela. Mata Ana masih terfokus pada mobil Sean yang terparkir rapi di samping mobilnya."Iya, dan datang lebih awal," jawab Stela malas.Ana hanya tertawa kecil meliha
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.