Home / Fantasi / Dicintai Raja Siluman Ular / Bab 6. Wanita Lain Bersama Cakra

Share

Bab 6. Wanita Lain Bersama Cakra

Author: SunnyBells09
last update Last Updated: 2025-05-27 20:07:41

Waktu terus berjalan, tak terasa pernikahan Alana kini telah memasuki usia lima bulan lebih. Namun, sikap Cakra tetap tak berubah. Dia lebih sering berada di luar rumah dan membiarkan Alana sendirian, hanya sesekali saja pria berstatus suaminya itu pulang ke rumah.

Selama pernikahannya terbangun dengan tanpa busana telah menjadikan Alana terbiasa, karena mimpi yang kerap kali datang dalam tidurnya. Alana hanya bisa mengambil kesimpulan bahwa dia melucuti pakaianya sendiri saat sedang bermimpi.

Namun, Alana yakin bahwa apa yang dialaminya lima bulan lalu bukanlah mimpi, tetapi nyata.

“Aku yakin malam itu bukan mimpi, aku yakin sekali kalau aku belum tidur malam itu, saat pria itu menjamahku” gumamnya saat ia teringat malam panas yang ia lewati beberapa bulan lalu.

Alana juga yakin bahwa yang menggauli dirinya kala itu pastilah Cakra, suaminya sendiri. Karena tidak mungkin orang lain bisa masuk ke dalam rumahnya, terlebih ke kamar pribadinya. Tetapi hingga kini Alana masih belum mengetahui penyebab tubuhnya terasa panas dan menggila malam itu.

Lamunan Alana terhenti saat dering ponselnya terus menggema tanpa henti. “Kak Riana” gumamnya saat melihat nama yang tertera di layar.

“Halo” Alana langsung menerima panggilan telpon dan menempelkannya di telponya.

[“Aunty Alana, katanya kalo Mouza ulang tahun aunty mau kasih kado kelinci”]

Suara bocah berusia 5 tahun langsung terdengar, Mouza Wibisana adalah keponakan Alana, putri dari kakak sulungnya, yaitu Riana Mahesa.

“Oh iya, besok Mouza ulang tahun yang ke 5 ya?”

[“Iya aunty, tapi boleh ga minta kado kelincinya hari ini? aku udah ga sabar mau main sama kelinci”]

“Ehmm gimana yaa..” Alana berpura-pura keberatan untuk menggoda keponakan imutnya itu, sambil membayangkan wajah menggemaskan bocah yang akan berulang tahun yang ke lima tersebut.

[“Pleasee aunty, Mouza udah jadi anak baik, ga pernah bikin mama marah, pleasee... Mouza mau kelincinya hari ini aja ya ya ya..”]

Suara menggemaskan keponakanya yang merengek minta dibelikan kelinci membuat Alana tersenyum, akhirnya Alana pun menyanggupi permintaan keponakan satu-satunya itu, dan meminta bocah yang masih sekolah di taman kanak-kanak itu untuk bersiap karena Alana akan menjemputnya dua jam lagi.

***

Sesuai waktu yang dijanjikanya, saat ini mobil Alana telah terparkir di halaman depan rumah mewah milik Riana Mahesa, kakak sulungnya.

Alana keluar dari dalam mobil dan melenggang masuk kedalam rumah setelah salah seorang pelayan membukakan pintu dan mengantarkanya kedalam.

“Dimana Mouza kak?” tanya Alana saat dia berpapasan dengan Riana.

“Masih di kamarnya, dia sudah menunggumu dari tadi, apa kau sudah makan Alana?”

“Sudah, tadi selesai sarapan aku langsung bersiap menjemput Mouza disini”

“Kalau begitu kau ke kamar Mouza saja, dan kalau bisa kau bujuklah dia supaya mau makan. Karena dia dari tadi tidak mau makan menunggu kedatanganmu untuk membeli kelinci”

Alana sekilas meilirk ke arah jam di pergelangan tanganya, ini sudah masuk jam makan siang.

“Ya ampun... ini bahkan sudah waktunya makan siang, baiklah aku akan mengajaknya makan di luar saja, bagaimana?”

Belum sempat Riana menjawab pertanyaan adiknya, dari arah dalam muncul seorang gadis kecil bertubuh imut langsung menghambur memeluk kaki Alana.

“Aunty sudah datang…” jeritnya riang.

Alana langsung mengulurkan tanganya dan meraih tubuh keponakanya untuk dia gendong.

“Mama, Mouza hari ini mau dibeliin kelinci sama aunty” suara khas anak-anak yang keluar dari bibir Mouza membuat Alana gemas ingin mencubit pipi keponakanya itu.

“Iya sayang, tapi Mouza makan dulu yang banyak ya, biar kuat nanti gendong kelincinya, sana gih ajak Aunty Alana makan. Karena auntymu juga belum makan, bibi Mar sudah menyiapkan makanan kesukaan Mouza”

Mendengar ucapan kakaknya yang mengatakan dirinya belum makan, Alana langsung menolehkan wajah hendak memprotes. Namun, Riana dengan cepat memasang wajah memelas, yang akhirnya membuat Alana mengalah dan menuruti keinginan kakaknya.

“Iya mama, ayo aunty, kita makan dulu”

Alana pun mengikuti langkah Riana sambil menggendong Mouza yang bernyanyi riang karena sebentar lagi dia akan mendapatkan kelinci untuk dipeliharanya.

Ketiganya kini sudah duduk megitari meja makan, Mouza dudu di dekat Alana dan bermanja pada tante kesayanganya itu. Alana pun menyendokan nasi dan sayur serta lauk ke piring Mouza.

Dengan manja bocah balita itu meminta Alana menyuapinya, dan tentu saja Alana dengan suka hati melakukanya. Karena pada dasarnya ia amat menyukai anak-anak.

“Nah.. Mouza anak mama yang pinter, kalau kamu ingin memelihara binatang, kamu harus menyayanginya nak”

“Iya mama, Mouza janji akan sayang sama kelinci”

Alana hanya diam dan mendengarkan percakapan antara ibu dan anak itu, tanpa menginterusinya. Namun, Alana mulai berpikir dan mengingat-ingat perlakuan Cakra pada ular-ular peliharaanya.

Alana belum pernah meliha Cakra menggendong ular peliharaanya, bahkan hanya sekedar mengelus saja belum pernah.

Ada banyak ular yang dipelihara oleh Cakra, tetapi dibiarkan saja berada dalam kandang kaca di ruang bawah tanah rumah mereka. sedangkan ular besar yang diberi nama Raja itu pun tak pernah sekalipun disentuh oleh Cakra.

Setiap kali Cakra ada di rumah, ular besar berkulit putih perak dengan garis halus berwarna hitam itu tak pernah berada didekat majikanya. Namun ular tersebut selalu menurut pada semua ucapan Cakra, seakan mengerti bahasa manusia.

‘Jika ular itu menuruti ucapan Mas Cakra, itu berarti dia ular terlatih, bagaimana Mas Cakra melatih ular jika dia tak pernah sekalipun berdekatan dengan ular-ularnya?’

Otak Alana mulai memikirkan semua hal yang terjadi di rumahnya, termasuk semua sikap Cakra terhadap hewan peliharaanya.

“Aunty... ayo kenapa melamun? Mouza sudah selesai makanya”

Suara Mouza yang berteriak di dekatnya membuat Alana terkejut dan tersadar dari lamunanya. “Eh.. iy..iya, ini aunty juga sudah selesai makan, kita berangkat sekarang?”

“Iyaa” Mouza menjawab pertanyaan Alana dengan antusias.

“Aku titip Mouza ya dek, hati-hati menyetir mobilnya, jangan ngebut” Riana mengingatkan adik semata wayangnya itu.

“Siap kakakku yang cantik dan baik hati serta tidak sombong”

Setelah berpamitan pada kakaknya, Alana pun membawa Mouza bersamanya. Selama dalam perjalanan menuju pet shop, Mouza tak henti-hentinya berceloteh riang, membuat Alana selalu gemas dengan pipi gembul serta bibir mungil bocah tersebut yang bergerak lucu mengikuti ucapanya.

“Mouza, mengapa kamu tidak bernyanyi saja, sambil nunggu lampu merahnya berubah menjadi hijau” ucap Alana saat dia menghentikan mobilnya di perempatan jalan.

Mouza pun dengan patuh menuruti permintaan tantenya, dia mulai menyanyikan lagu anak-anak kesukaanya.

Alana senyum-senyum sendiri memperhatikan wajah Mouza yang lucu dan menggemaskan kala dia bernyanyi. Gerakan bibir dan pipi Mouza terlihat menggemaskan, membuat Alana ingin mencubitnya.

Saat lampu lalulintas berubah warna menjadi merah, Alana pun menghentikan laju mobilnya, tanpa sengaja matanya menangkap mobil di sampingnya yang baru saja berhenti.

“Itu kan mobil mas Cakra, dia mau kemana jam segini berada dijalan? Dan siapa wanita yang bersamanya itu?” gumamnya pelan, sambil terus melihat ke arah mobil suaminya yang menampilkan siluet seorang wanita yang duduk disamping suaminya yang sedang menyetir mobil.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dicintai Raja Siluman Ular   Bab 31. Ruangan Yang Terkunci

    Di dalam kamarnya, Alana langsung berselancar di dunia maya untuk mencari cara menggugurkan janin yang di kandungnya, karena ini bukanlah janin biasa, Alana pun mencari di beberapa situs, hingga kemudian ia teringat padaseorang dokter kenalan ibunya yang diam-diam menerima pekerjaan untuk aborsi bagi wanita muda yang hamil di luar nikah.“Apa aku minta bantuan Tante Risda saja ya? Tapi... bagaimana jika nanti dia ngadu ke mama?” sesaat Alana bimbang, namun akhirnya ia membulatkan tekadnya.“Apa yang sedang kau pikirkan?”Suara Raja Agha yang tiba-tiba terdengar serta sosoknya yang juga tiba-tiba berada disampingnya membuat Alana gugup, ia khawatir pria jelmaan siluman itu mendengarkan apa yang baru saja ia ucapkan tadi.“Aa... ituu... bukan apa-apa. Aku hanya merasa bosan tapi tidak tahu apa yang harus kulakukan”Alana terpaksa berbohong karena tidak ingin Raja Agha mengetahui bahwa ia berpikir untuk menggugurkan kandunganya.“Bagaimana jika kau berjalan-jalan di area rumahmu, bukanka

  • Dicintai Raja Siluman Ular   Bab 30. Hamil Kembar Lima

    “Apa yang kau lakukan Raja Agha? Mengapa kau menampakan wujud ularmu dan menakuti orang-orang itu?” Alana yang emosi membentak sambil menatap pantulan Raja Agha dari cermin.Dalam sekejap Raja Agha merubah wujud ularnya menjadi manusia, ia duduk santai di seat belakang sambil balas menatap Alana yang memperhatikanya dari kaca spion sambil menyetir perlahan meninggalkan area tersebut.“Dalam kerumunan itu ada seseorang yang membawa benda yang membuatku tak bisa menggunakan wujud manusiaku terlalu lama” jawabnya.Alana terdiam sesaat, namun kemudian ia menggendikan bahunya acuh. Terlebih kini fokusnya adalah memikirkan tentang masalah wanita yang menjadi selingkuhan sang suami.‘Apa yang terjadi sebenarnya? Mengapa Lidya ditemukan telah meninggal dalam keadaan mengenaskan? Dan apakah benar itu adalah kasus tabrak lari?’Merasa ada keanehan, Alana menepikan mobilnya dan mencoba menghubungi salah seorang karyawan Cakra yang dekat denganya, dan beruntungnya panggilan telponya langsung ter

  • Dicintai Raja Siluman Ular   Bab 29. Kerumunan Di Restoran

    “Hentikan Raja Agha!”Entah dari mana datangnya, tiba-tiba Cakra Heryawan telah berdiri di belakang Raja Agha. Dalam sekejap mata, ular besar itu berubah wujud kembali menjadi Raja Agha.“Kau telah melanggar janjimu Cakra! Kau telah membunuh rakyatku, dan wanita ini telah membinasakan anak-anak dari bangsa ular”“Itu salahmu sendiri raja Agha, karena kau menolak untuk memberikan sisik emas di kepalamu itu”“Dasar manusia serakah! Kau sungguh manusia biadab Cakra, aku akan menuntut balas atas pembantaian yang kau lakukan pada bangsaku”Raja Agha bersiap hendak menyerang Cakra, namun gerakanya terhenti saat mendengar kalimat yang diucapkan Cakra.“Hahaha, apa kau lupa? Aku memiliki kekasihmu, dan kau tak bisa melakukan apapun padaku, atau kekasihmu itu akan kuhancurkan”“Baiklah, kuakui kali ini kau menang Cakra! Tapi jangan harap kau akan selamanya bisa lolos dariku”Tubuh raja Agha menghilang dalam sekejap setelah selesai berkata, bersamaan dengan tubuh Hesti yang perlahan mulai berge

  • Dicintai Raja Siluman Ular   Bab 28. Positip Hamil

    Alana begitu shock mendengar apa yang dikatakan Raja Agha. “Aku… hamil?”“Iya sayang, aku akan membawamu ke istanaku dan kita akan menikah disana”Alana tak lagi fokus atas apa yang dikatakan oleh Raja Agha selanjutnya. Mendengar bahwa dirinya saat ini tengah hamil membuatnya bimbang. Sebelumnya dia sudah bertekad akan mengajukan gugatan cerai terhadap suaminya. Namun, kini dia mengetahui bahwa dirinya dalam keadaan hamil.“Tidak! Aku tidak mungkin hamil anakmu. Ini pasti anaku bersama Mas Cakra” dengan putus asa dan hati dipenuhi kebimbangan, Alana menolak semua yang dikatakan oleh Raja Agha.“Apa kau lupa? Kita kerap bercinta di setiap malam, aku telah menyamarkan ingatanmu, kau merasa seolah itu adalah mimpi, tapi itu terjadi di alam nyata sayang”Alana tersentak mendengar perkataan pria bermata hijau itu. Kini dia teringat akan mimpi-mimpinya. Tentang pria yang kerap hadir di mimpinya dan melakukan kegiatan sebagaimana layaknya suami istri, dan ketika dirinya terbangun wajah pria

  • Dicintai Raja Siluman Ular   Bab 27. Kemunculan Raja Agha

    Alana merasa sedih dan kecewa, jika saja dirinya benar-benar hamil. Pasalnya ia sudah memutuskan akan mengajukan gugatan cerai pada Cakra, tapi dengan jika dirinya hamil, ia harus mempertimbangkan keputusanya demi sang anak.Sore hari Alana memutuskan untuk pulang ke rumahnya, ia membereskan pakaianya dan dimasukan ke dalam koper. Kedua orangtua Alana masih berada di luar kota, jadi Alana hanya akan menitipkan pesan pada Mbok Mar untuk berpamitan.Saat Alana menutup koper, ia mendengar seseorang memanggil namanya. Alana pun menoleh dan melihat ke sekeliling kamar.“Aneh, akhir-akhir ini aku sering sekali mendengar seseorang memanggilku” gumamnya.Alana bukanlah seseoroang yang takut pada mahluk ghoib, meskipun ia akui dirinya takut pada ular. Namun, saat ini ia merasakan bulu kuduknya meremang.“Alana...”Kembali terdengar seseorang memanggilnya, kali ini Alana memusatkan perhatianya untuk mendengarkan suara itu supaya lebih jelas.“Alana, ikutlah denganku...”Alana menoleh kesana kem

  • Dicintai Raja Siluman Ular   Bab 26. Hamil?

    Tak terasa sudah tiga hari Alana menginap di rumah kedua orangtuanya, namun karena kesibukan ayah dan ibunya, Alana hanya bertemu satu kali dengan mereka, pada saat sarapan pagi sebelum kedua orangtuanya itu berangkat ke luar kota untuk urusan bisnis.Pagi ini Alana terbangun dengan merasakan tubuhnya lemas dan pusing. Alana bangkit dari tempat tidur dan meraih gelas beriisi air yang memang ia siapkan untuk dirinya sendiri. Setelah meminum air putih tersebut, Alana merasa mual dan ia langsung berlari menuju kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya. Namun, yang keluar hanyalah cairan bening. Pandangan matanya pun berkunang-kunang. “Apa yang terjadi dengan diriku? Kepalaku terasa berat sekali”Tubuh Alana menjadi limbung, dan sebelum dia jatuh ke lantai, samar-samar Alana merasa ada sepasang lengan yang menangkap tubuhnya, Alana melihat seraut wajah milik seorang laki-laki, namun pandanganya mengabur dan akhirnya semuanya gelap. Alana pun jatuh, tak sadarkan diri.“Alana...”Sebekum k

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status