Beranda / Fantasi / Dicintai Raja Siluman Ular / Bab 7. Kemunculan Pria Masa Lalu

Share

Bab 7. Kemunculan Pria Masa Lalu

Penulis: SunnyBells09
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-27 20:43:12

Alana memicingkan matanya, Seperti mendapat keajaiban, Alana melihat jendela kaca mobil Cakra perlahan turun, dan kini dia dapat melihat wanita yang sedang bersama suaminya, hanya saja wajah wanita itu tertutup oleh kaca mata hitam. Sedangkan Cakra yang menoleh kearah sang wanita, membuat Alana bisa dengan jelas juga melihat wajah suaminya itu.

Dada Alana berdenyut nyeri saat melihat adegan yang terjadi di mobil suaminya, satu tangan Cakra terangkat dan mengacak poni wanita cantik yang duduk disampingnya, serta turun ke pipi wanita tersebut dan mengusapnya perlahan.

Rasa marah dan sakit hati mendorong Alana untuk bergerak membuka kaca jendela mobilnya, dia berniat untuk menegur suaminya. Namun begitu kaca jendelanya bergerak turun, lampu lalu lintas sudah berganti hijau, semua kendaraan pun mulai melaju membelah jalan.

Mobil Cakra langsung melesat begitu lampu berubah menjadi hijau, Alana ingin mengejar mobil suaminya, namun celotehan protes Mouza menyadarkanya bahwa rute jalan yang diambil Cakra berbeda dengan arah tujuan Alana.

Kali ini nyanyian Mouza tak bisa menghapus kegundahan hati Alana.

Tiba di pet shop Alana hanya mengiyakan pilihan Mouza dan membayar di kasir. Seekor kelinci putih dengan kandangnya yang berwarna pink pun kini telah bertengker manis di jok belakang mobil Alana.

“Nah Mouza, kita pulang sekarang ya? Kan sudah dapet kelincinya”

“Iya aunty, aku mau langsung main sama kelinci nanti di rumah, boleh kan aunty?”

“Iya sayang, tentu saja boleh”

“Yeeyyy… Aunty Alana is the best” Mouza mengacungkan kedua jempolnya pada Alana sambil tertawa riang. Sikapnya itu meniru gaya Rio Wibisana, sang ayah yang kerap mengacungkan kedua ibu jarinya saat memuji putri kecilnya itu.

Dalam perjalanan pulang ke rumah kakaknya, Alana masih saja kepikiran dengan apa yang dilihatnya di jalan tadi. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk menghabiskan waktu hari ini di rumah Riana saja. Dia merasa enggan pulang ke rumah yang hanya akan melewati harinya seorang diri. Hesti tak terlalu bisa diandalkan untuk menjadi teman bicara. Dia hanya akan menjawab semua pertanyaan Alana saja seperti robot yang telah diseting.

Mengingat itu Alana menarik napas panjang dan menghembuskanya cepat. Dia baru menyadari bahwa sudah lama dia tak memiliki teman untuk bicara di rumahnya. Sudah beberapa bulan ini emmang Alana menghindari pertemuan dengan teman-temanya. Keseharianya hanya dihabiskan bersama pekerja rumah dan juga seekor ular besar yang berkeliaran bebas di rumahnya.

Tiba kembali di rumah membuat Mouza kegirangan. Pasalnya kali ini dia memiliki kelinci impianya untuk bermain. Riana pun membiarkan putri semata wayangnya bermain sepuasnya dengan hewan peliharaanya itu di taman belakang. Sang pengasuh mengajari Mouza bagaimana cara memberi makan kelinci.

Alana duduk di kursi taman tak jauh dari tempat Mouza bermain. Ia hanya memperhatikan semua kelakuan keponakanya itu sambil duduk ditemani secangkir teh hangat yang disajikan oleh pembantu yang bekerja di rumah kakaknya. Namun, pikiran Alana tetap tertuju pada Cakra.

“Alana, rupanya kamu disini, aku mencarimu dari tadi”

Suara Riana yang memanggilnya, menyadarkan Alana, ia pun tersenyum meski dipaksakan. “Ada apa kak?”

“Rio pulang dengan membawa tamu, dan aku yakin kau pasti terkejut jika melihat siapa tamu yang dibawa oleh kakak iparmu itu”

Alana mengerutkan dahinya mendengar jawaban sang kakak. “Memangnya siapa?”

“Ayo, ikut aku ke ruang tamu, dia ada disana. Dan dia begitu antusias ingin bertemu denganmu saat aku mengatakan bahwa kau ada disini” jawab Riana sambil menarik lengan adiknya.

Alana pun hanya berjalan mengekori langkah Riana yang berjalan menuju bagian dalam rumahnya.

“Nah, Alana... apa kamu masih ingat dengan temanya Rio yang satu ini?” Riana semakin menarik lengan Alana untuk mendekat kearah suaminya yang tengah duduk di ruang tamu, dan berbincang dengan seorang pria sebayanya.

Alana tercengang melihat sosok pria yang kini tengah duduk santai mengobrol dengan kakak iparnya. Pria berperawakan tinggi tegap serta memiliki wajah tampan itu membuat ingatan Alana kembali pada moment dimana dulu sering menghabiskan waktu bersamanya.

Dewa Hanggara, nama itu yang pernah mengusik hati Alana. Kala itu Alana masih berstatus sebagai seorang mahasiswi. Kehadiran Dewa yang selalu memberikan perhatian lebih membuat hati Alana pun berharap lebih, bisa dikatakan laki-laki itu pernah menempati relung hati Alana. Namun, saat kedekatan mereka semakin dalam, tiba-tiba saja Dewa pergi ke luar negeri tanpa mengatakan apapun pada Alana.

“Kak Dewa?”

Alana bergumam lirih dengan mata melebar ketika melihat sosok laki-laki yang dulu sempat disukai olehnya. Laki-laki yang pernah mengusik hari-harinya di masa lalu.

Seperti ada kontak batin, pria bernama Dewa itu menolehkan kepalanya, dan sama seperti Alana, ia pun nampak terkejut melihat Alana tengah berdiri tak jauh darinya.

“Alana?”

Suara bariton khas pria yang dulu amat dirindui Alana pun kini terdengar lagi di telinganya. Wajah pria itu juga nampak seakan tak menyangka akan kehadiran Alana di rumah sahabat sekaligus partner bisnisnya itu. Meskipun ia mengetahui bahwa Alana adalah adik ipar dari sahabatnya.

“Wah... kami jadi terharu melihat pertemuan kalian berdua, seandainya saja adikku ini masih single...” ucap Riana sambil tersenyum menatap Dewa dan Alana bergantian.

“Huush... ngomong apa kamu Ri? Alana kan sekarang sudah menikah, jangan terus kau jodohkan dengan Dewa” ujar Rio Wibisana, yang tak lain adalah suami Riana, dan kakak ipar Alana.

Riana mengerucutkan bibirnya, gaya khasnya jika sedang kesal, Alana pun tak menggubris semua perkataan dari kakak sulungnya itu, memang dari dulu Riana gemar menjodoh-jodohkan dirinya dengan relasi bisnis suaminya atau dengan anak pejabat.

“Wah, Alana... kamu makin cantik aja” Dewa berdiri dan berjalan satu langkah lebih dekat dengan Alana dan mengulurkan tanganya.

Untuk sesaat Alana nampak ragu, namun cubitan Riana di lenganya membuat Alana akhirnya ikut mengulurkan tangan dan menjabat uluran tangan Dewa.

“Kalau begitu... kalian berdua mengobrol dulu ya, santai aja, kami mau melihat Mouza dan kelincinya dulu di halaman belakang” Riana langsung menggamit lengan suaminya dan meninggalkan Alana berdua dengan Dewa.

Tinggalah kini Alana yang menjadi salah tingkah berhadapan dengan Dewa, bertahun-tahun Alana mencoba melupakan sosok pria tersebut, meskipun hampir setiap malam dia lewati dengan tangisan penyesalan karena merasa telah menyalah artikan kedekatan mereka berdua selama ini, yang ternyata bagi Dewa meninggalkan Alana sangatlah mudah, semudah membalikan telapak tanganya.

Kini pria bernama Dewa Hanggara itu kembali berdiri dihadapan Alana dengan sikap begitu ceria dan sebuah senyuman yang mengembang di wajahnya, seolah tak pernah menorehkan luka batin bagi Alana, namun bukankah itu wajar saja? siapa suruh Alana mengharapkan cinta dari seorang Dewa yang bahkan tak pernah sekalipun menyatakan isi hatinya pada Alana?

Mengingat semua itu membuat Alana menggigit bibir, merutuki kebodohanya sendiri yang terlalu mudah jatuh dalam pesona sahabat kakak iparnya tersebut.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dicintai Raja Siluman Ular   Bab 31. Ruangan Yang Terkunci

    Di dalam kamarnya, Alana langsung berselancar di dunia maya untuk mencari cara menggugurkan janin yang di kandungnya, karena ini bukanlah janin biasa, Alana pun mencari di beberapa situs, hingga kemudian ia teringat padaseorang dokter kenalan ibunya yang diam-diam menerima pekerjaan untuk aborsi bagi wanita muda yang hamil di luar nikah.“Apa aku minta bantuan Tante Risda saja ya? Tapi... bagaimana jika nanti dia ngadu ke mama?” sesaat Alana bimbang, namun akhirnya ia membulatkan tekadnya.“Apa yang sedang kau pikirkan?”Suara Raja Agha yang tiba-tiba terdengar serta sosoknya yang juga tiba-tiba berada disampingnya membuat Alana gugup, ia khawatir pria jelmaan siluman itu mendengarkan apa yang baru saja ia ucapkan tadi.“Aa... ituu... bukan apa-apa. Aku hanya merasa bosan tapi tidak tahu apa yang harus kulakukan”Alana terpaksa berbohong karena tidak ingin Raja Agha mengetahui bahwa ia berpikir untuk menggugurkan kandunganya.“Bagaimana jika kau berjalan-jalan di area rumahmu, bukanka

  • Dicintai Raja Siluman Ular   Bab 30. Hamil Kembar Lima

    “Apa yang kau lakukan Raja Agha? Mengapa kau menampakan wujud ularmu dan menakuti orang-orang itu?” Alana yang emosi membentak sambil menatap pantulan Raja Agha dari cermin.Dalam sekejap Raja Agha merubah wujud ularnya menjadi manusia, ia duduk santai di seat belakang sambil balas menatap Alana yang memperhatikanya dari kaca spion sambil menyetir perlahan meninggalkan area tersebut.“Dalam kerumunan itu ada seseorang yang membawa benda yang membuatku tak bisa menggunakan wujud manusiaku terlalu lama” jawabnya.Alana terdiam sesaat, namun kemudian ia menggendikan bahunya acuh. Terlebih kini fokusnya adalah memikirkan tentang masalah wanita yang menjadi selingkuhan sang suami.‘Apa yang terjadi sebenarnya? Mengapa Lidya ditemukan telah meninggal dalam keadaan mengenaskan? Dan apakah benar itu adalah kasus tabrak lari?’Merasa ada keanehan, Alana menepikan mobilnya dan mencoba menghubungi salah seorang karyawan Cakra yang dekat denganya, dan beruntungnya panggilan telponya langsung ter

  • Dicintai Raja Siluman Ular   Bab 29. Kerumunan Di Restoran

    “Hentikan Raja Agha!”Entah dari mana datangnya, tiba-tiba Cakra Heryawan telah berdiri di belakang Raja Agha. Dalam sekejap mata, ular besar itu berubah wujud kembali menjadi Raja Agha.“Kau telah melanggar janjimu Cakra! Kau telah membunuh rakyatku, dan wanita ini telah membinasakan anak-anak dari bangsa ular”“Itu salahmu sendiri raja Agha, karena kau menolak untuk memberikan sisik emas di kepalamu itu”“Dasar manusia serakah! Kau sungguh manusia biadab Cakra, aku akan menuntut balas atas pembantaian yang kau lakukan pada bangsaku”Raja Agha bersiap hendak menyerang Cakra, namun gerakanya terhenti saat mendengar kalimat yang diucapkan Cakra.“Hahaha, apa kau lupa? Aku memiliki kekasihmu, dan kau tak bisa melakukan apapun padaku, atau kekasihmu itu akan kuhancurkan”“Baiklah, kuakui kali ini kau menang Cakra! Tapi jangan harap kau akan selamanya bisa lolos dariku”Tubuh raja Agha menghilang dalam sekejap setelah selesai berkata, bersamaan dengan tubuh Hesti yang perlahan mulai berge

  • Dicintai Raja Siluman Ular   Bab 28. Positip Hamil

    Alana begitu shock mendengar apa yang dikatakan Raja Agha. “Aku… hamil?”“Iya sayang, aku akan membawamu ke istanaku dan kita akan menikah disana”Alana tak lagi fokus atas apa yang dikatakan oleh Raja Agha selanjutnya. Mendengar bahwa dirinya saat ini tengah hamil membuatnya bimbang. Sebelumnya dia sudah bertekad akan mengajukan gugatan cerai terhadap suaminya. Namun, kini dia mengetahui bahwa dirinya dalam keadaan hamil.“Tidak! Aku tidak mungkin hamil anakmu. Ini pasti anaku bersama Mas Cakra” dengan putus asa dan hati dipenuhi kebimbangan, Alana menolak semua yang dikatakan oleh Raja Agha.“Apa kau lupa? Kita kerap bercinta di setiap malam, aku telah menyamarkan ingatanmu, kau merasa seolah itu adalah mimpi, tapi itu terjadi di alam nyata sayang”Alana tersentak mendengar perkataan pria bermata hijau itu. Kini dia teringat akan mimpi-mimpinya. Tentang pria yang kerap hadir di mimpinya dan melakukan kegiatan sebagaimana layaknya suami istri, dan ketika dirinya terbangun wajah pria

  • Dicintai Raja Siluman Ular   Bab 27. Kemunculan Raja Agha

    Alana merasa sedih dan kecewa, jika saja dirinya benar-benar hamil. Pasalnya ia sudah memutuskan akan mengajukan gugatan cerai pada Cakra, tapi dengan jika dirinya hamil, ia harus mempertimbangkan keputusanya demi sang anak.Sore hari Alana memutuskan untuk pulang ke rumahnya, ia membereskan pakaianya dan dimasukan ke dalam koper. Kedua orangtua Alana masih berada di luar kota, jadi Alana hanya akan menitipkan pesan pada Mbok Mar untuk berpamitan.Saat Alana menutup koper, ia mendengar seseorang memanggil namanya. Alana pun menoleh dan melihat ke sekeliling kamar.“Aneh, akhir-akhir ini aku sering sekali mendengar seseorang memanggilku” gumamnya.Alana bukanlah seseoroang yang takut pada mahluk ghoib, meskipun ia akui dirinya takut pada ular. Namun, saat ini ia merasakan bulu kuduknya meremang.“Alana...”Kembali terdengar seseorang memanggilnya, kali ini Alana memusatkan perhatianya untuk mendengarkan suara itu supaya lebih jelas.“Alana, ikutlah denganku...”Alana menoleh kesana kem

  • Dicintai Raja Siluman Ular   Bab 26. Hamil?

    Tak terasa sudah tiga hari Alana menginap di rumah kedua orangtuanya, namun karena kesibukan ayah dan ibunya, Alana hanya bertemu satu kali dengan mereka, pada saat sarapan pagi sebelum kedua orangtuanya itu berangkat ke luar kota untuk urusan bisnis.Pagi ini Alana terbangun dengan merasakan tubuhnya lemas dan pusing. Alana bangkit dari tempat tidur dan meraih gelas beriisi air yang memang ia siapkan untuk dirinya sendiri. Setelah meminum air putih tersebut, Alana merasa mual dan ia langsung berlari menuju kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya. Namun, yang keluar hanyalah cairan bening. Pandangan matanya pun berkunang-kunang. “Apa yang terjadi dengan diriku? Kepalaku terasa berat sekali”Tubuh Alana menjadi limbung, dan sebelum dia jatuh ke lantai, samar-samar Alana merasa ada sepasang lengan yang menangkap tubuhnya, Alana melihat seraut wajah milik seorang laki-laki, namun pandanganya mengabur dan akhirnya semuanya gelap. Alana pun jatuh, tak sadarkan diri.“Alana...”Sebekum k

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status