Share

Bab 141: Fakta Seorang Keluarga Istana

Aku mendengar Kinanti terbahak-bahak mendengar permintaanku. Tentu saja, aku antara malu dan sedikit merasa tersinggung dengan caranya tertawa—seolah sengaja meledekku. Rupanya kebiasaan mengoloknya memang tidak hilang begitu saja. Tapi, aku sama sekali tidak menunjukkan ketersinggunganku, ini semua demi memuaskan rasa ingin tahuku.

“Bagaimana? Malam ini? Apa kalian akan melakukannya?”

“Aku akan membuatnya melakukannya,” kata Kinanti baru saja berhenti tertawa. “Kau benar-benar selalu membuatku terkejut. Baiklah, aku akan memenuhi kemauanmu. Kusarankan kau jangan bersuara saat sedang bermasturbasi.”

“Tidak. Tidak bisa kujamin maksudku.”

Kinanti kembali tertawa terbahak-bahak.

Perempuan itu akhirnya mematikan sinyal telepatinya, dan karena itu pula aku lantas merasakan aliran darahku bergejolak di dalam, kendati aku tahu saat ini wujudku hanyalah sukma dan tidak membutuhkan darah sebagaimana yang bisa kurasakan di dunia manusia. Meski begitu, aku masih bisa merasakan degup jantung
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status