Kevin tentunya langsung kelabakan saat Shera tiba-tiba saja memutuskan sambungan teleponnya. Apalagi setelah wanita itu mengatakan hal yang membuat Kevin merasa seperti kena mental. Namun Kevin yang notabene adalah pria penyabar tak akan menelan mentah-mentah ucapan Shera barusan. Kevin emosi? Oh, tentu tidak, ia hanya shock dan tak menyangka jika Shera bisa berpikir seperti itu terhadapnya. 'Pak Kevin harus banyak-banyak bersabar ya pak, ibu hamil itu sudah biasa kalau gampang emosional, gampang sensitif, gampang ngambek, dan gampang aneh-aneh lah pokoknya. Itu semua bukan dibuat-buat, tapi karena pengaruh hormon, mereka akan bertingkah seperti anak kecil, ya... Meskipun nggak semua ibu hamil seperti itu, tapi kebanyakan memang begitu. Jadi pak Kevin harus selalu bisa mengontrol emosi, jangan mudah terpancing dan akhirnya melampiaskan kemarahan ke ibunya ya pak, jangan sampailah pokoknya.'Perkataan dr. Shavira kemarin kembali berputar dimemori otak Kevin, membaut Kevin tersenyum sa
Shera dan Kevin masuk ke dalam mansion, Shera terus bergelayut manja di lengan Kevin, Kevin pun tak terlalu ambil pusing, ia membiarkan Shera melakukan hal sesuka hatinya, supaya Shera senang dan tidak kecewa. Saat berjalan melewati ruang tamu, mereka bertemu dengan Selena dan juga Brandon yang tengah bermesraan. Selena memang sengaja melakukan itu untuk melihat reaksi Kevin, ia ingin membuat Kevin cemburu melihatnya bersama dengan Brandon. "Sayang... Cium pipiku!" Pinta Selena pada Brandon dengan nada manja, Brandon pun lantas mencium pipi Selena, lalu melumat bibir wanita itu sekilas. Hal itupun tak luput dari tatapan Kevin dan Shera. Jika Selena pikir Kevin akan cemburu melihatnya bersama Brandon, maka Selena salah besar, Kevin bahkan tak peduli sama sekali, pria tampan itu bahkan merasa malu melihat kelakuan Selena yang seperti ABG tua."Oh Hay... Mantan suamiku, kebetulan kamu datang, lusa aku akan bertunangan sama Brandon kekasihku, jadi aku harap kamu bisa datang ya." Selena
Dahlia, Kevin dan Shera kini tengah berada di halaman belakang. Duduk bersama, mencoba bersantai ditengah ketegangan. Kevin pun mulai berbicara, ia harus segera mengutarakan maksudnya pada Dahlia secepat mungkin. "Jadi ma... Aku ingin menikahi Shera. Saat ini aku sedang meminta Shera melalui mama." Ujar Kevin dengan jelas dan lugas. Dahlia yang mendengar itu sepertinya sangat terkejut, namun tak sampai membuatnya shock berat."Kevin apa kamu serius? Atas dasar apa kamu meminta Shera pada mama? Kalian bahkan baru beberapa kali bertemu. Jarak usia kalian bah-""Usia hanya soal angka oma, yang penting perasaan, cinta itu nggak pernah salah." Sahut Shera membuat Dahlia langsung terdiam telak."Maaf jika ini sangat mengecewakan mama, tapi... Shera sudah hamil ma, dan dia sedang hamil anakku ma." Ungkap Kevin dengan penuh kehati-hatian, takut Dahlia akan pingsan atau bahkan sampai terkena serangan jantung. Demi Tuhan, jangan sampai itu terjadi. "Apa? Kevin kamu jangan bercanda, kamu bilan
Keluarga Shera kini telah berkumpul di hotel tempat Selena mengadakan acara pertunangannya dengan Brandon. Sejak tadi, tatapan Shera tak lepas dari sosok Kevin yang tengah duduk di bangku lain. Demi Tuhan Shera tak tahan melihat penampilan maskulin Kevin hari ini, apalagi setalah seharian tidak bertemu. Kevin terlihat begitu tampan dengan pakaian formalnya, terlihat semakin gagah dan menawan. Rasa-rasanya Shera ingin segera menerjang tubuh pria itu, memeluknya, menciuminya dan menggerayangi tubuh kekar yang sangat menggoda itu. Namun apalah daya, Shera harus menahan keinginannya kuat-kuat karena disini ada kedua orangtuanya, ada Dahlia dan juga ada kedua adiknya. "Kenapa sayang? Kamu kelihatan pucat, apa kamu lagi nggak enak badan?" Tanya Farah pada sang putri dengan tatapan khawatir. Sejak tadi Shera memang hanya diam dan murung, makan pun cuma sedikit itupun Shera paksa-paksa. Kevin sudah mengiriminya sarapan tadi pagi, namun Shera tak menemukannya sama sekali. Alhasil iapun terpak
Kevin kini sedang berhadapan dengan dr. Shavira di ruang rawat Shera, Shera terpaksa dirawat karena mengalami Anemia dan dehidrasi. Meski kondisi Shera tak terlalu mengkhawatirkan, namun Kevin tadi benar-benar sudah berpikiran yang tidak-tidak, takut terjadi apa-apa pada Shera, apalagi Kevin sama sekali belum pernah menghadapi situasi yang seperti ini. Oleh sebab itu kenapa ia begitu panik dan kalut hingga tak bisa berpikir jernih. "Kondisinya udah stabil sekarang, biarkan dia istirahat dulu. Meskipun nggak terlalu bahaya, tapi kondisinya cukup mengkhawatirkan tadi. Dia butuh perhatian lebih, jangan sampai diabaikan." Jelas dr. Shavira pada Kevin."Dia akan merasa mual dan muntah-muntah jika makan makanan selain makanan yang saya buat, apa itu normal dok?" Pertanyaan Kevin membuat dr. Shavira langsung tersenyum manis. "Wajar, bahkan sangat wajar sekali. Ibu hamil itu unik pak Kevin, keinginan setiap janin itu berbeda-beda. Itu artinya ada ikatan batin yang terjalin antar pak Kevin
Sudah dua hari Shera dirawat di rumah sakit, dan kondisinya sekarang jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya. Apalagi sejak Kevin selalu bersamanya, tak pernah meninggalkannya sama sekali, mood Shera jadi bertambah baik, banyak makan dan banyak senyum. Kevin sendiri sebenarnya tak enak meninggalkan restoran, meskipun ia bos yang bisa mengatur waktu sesuka hatinya, namun bukan berarti ia bisa seenaknya. Namun karena kondisi Shera jauh lebih penting, itu sebabnya Kevin harus bisa mengalah dan memprioritaskan Shera terlebih dahulu. Urusan Dahlia kini telah selesai, membuat Shera dan Kevin merasa lega. Pernikahan mereka pun sudah direncanakan, mumpung keluarga inti Shera masih berada disini, maka pernikahan akan diadakan sehari setelah Shera keluar dari rumah sakit. Acaranya akan diadakan di mansion Gunawan, acara yang sederhana dan hanya keluarga inti saja yang akan hadir. Shera tak perlu acara mewah, meskipun ia menginginkannya, namun kondisinya yang lemah dan sedang hamil membuatnya
Kevin dan Shera kini sudah akan kembali ke ruang rawat Shera, namun tiba-tiba ditengah jalan Kevin bertemu dengan Vita. Kevin tentu saja merasa terkejut dengan keberadaan Vita, kenapa bisa Vita sampai berada disini? Untuk apa juga karyawannya itu sampai datang menyusulnya begini, apa mungkin ada hal yang serius? Kevin jadi merasa penasaran. "Chef!" Sapa Vita dengan suara seraknya, wajahnya yang sembab karena habis menangis membuat Shera sedikit merasa aneh dengan Vita."Ada apa kamu kemari? Apa ada sesuatu yang terjadi di restoran?" Tanya Kevin penasaran. "Sa-saya... Saya mau bicara penting sama chef Kevin, bisa kita bicara hanya berdua aja Chef?" Permintaan Vita barusan membuat bibir Shera langsung mencebik sebal. Wanita hamil itu sudah tahu pasti apa yang akan Vita bicarakan nanti dengan Kevin. Sudah terlihat jelas jika selama ini Vita menyimpan perasaan terhadap Kevin, dan Shera sudah tau itu sejak lama. "Ah em... Itu..." Kevin tampak bingung harus menjawab apa, mau menjawab iya
Tak terasa Kevin dan Shera kini telah resmi menikah. Semuanya berjalan dengan sangat lancar tanpa halangan. Kedua belah pihak keluarga tampak hadir di mansion Gunawan untuk menyaksikan pernikahan Kevin dan Shera. Begitu juga dengan Selena yang tampak datang belakangan bersama dengan Brandon, Selena bahkan datang setelah acara hampir saja selesai. Ternyata apa yang ada dihadapannya saat ini adalah nyata, dada Selena langsung disergap rasa sesak luar biasa ketika melihat Kevin dan Shera mengenakan baju pengantin. Seketika ingatan Selena langsung dibawa menuju peristiwa dimana ia dan Kevin pernah berada diposisi tersebut. Ia dan Kevin tampak bahagia dengan pesta yang mewah serta banyaknya tamu undangan yang hadir. Tapi sekarang, Shera sudah berhasil menggantikan posisi Selena. Bahkan katanya Shera sedang mengandung anak Kevin. Oh yang benar saja. Selena masih tidak percaya mengenai hal itu, atau lebih tepatnya ia tidak terima. Ia seperti merasa terkhianati, dan Selena benar-benar meras