Share

Bab 23

Penulis: Nona Kim
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-03 17:08:43

Kalimat Aleza barusan membuat Alea menoleh. Matanya masih sembab, wajahnya pucat, kan tetapi ia tetap diam. Tidak ada jawaban, tidak ada pembelaan, hanya tatapan kosong yang kembali ia buang.

Aleza mengerutkan kening, geram.

“Kenapa diam?!” Aku akan puas jika melihatmu mati sekarang!” bentaknya, suaranya meninggi, nyaris mengguncang kamar.

Aleza mendekat, tangannya meraih rambut Alea dengan kasar, menekan kepala adiknya ke belakang sedikit.

“Sudah cukup dramanya! Aku muak melihatmu seperti korban.” Menyeringai tipis. “Menangis, lemas lalu pingsan. Drama queen banget.”

“Sa-sakit, Aleza,” lirih Alea. Ia memegang tangan Aleza mencoba untuk melepas dari rambutnya.

“Kau terus-terusan menuding Javier sebagai ayah dari janinmu.”

Alea menelan ludah, tubuhnya menegang. Ia tahu tidak ada gunanya melawan. Suaranya pelan, nyaris berbisik, “Dia … memang ayah anakku .…”

Aleza menatap tajam, matanya seolah bisa menembus jiwa Alea. “Oh, ya? Kenapa aku tidak percaya? Jangan-jangan kau tidur denga
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dihamili Suami Saudara Kembarku   Bab 29

    Sudah dua hari berlalu sejak malam itu—sejak Emilia tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Tidak satu pun pelayan tahu ke mana wanita itu pergi, dan ponselnya pun masih tak aktif. Rumah besar keluarga Zardan terasa semakin dingin dan sunyi, seakan ikut tenggelam dalam kabar kepergian yang tak masuk akal.Zardan kehilangan kendali atas dirinya. Rapat-rapat perusahaan ia batalkan, dan setiap jam dihabiskan untuk mencari istrinya—ke rumah sakit, kantor, bahkan rumah-rumah teman lama Emilia. Hasilnya nihil, tidak ada yang tau ke mana istrinya itu pergi. Dan hari ini, Zardan memutuskan kembali ke rumah sakit Rajasa Medical Hospital. Langkahnya menggema di lantai koridor. Tatapannya kosong, rambutnya berantakan, wajahnya pucat karena kurang tidur.Ketika sampai di depan kamar VIP, ia berhenti sejenak, menarik napas berat sebelum membuka pintu. Di dalam, Alea sedang duduk di ranjang rumah sakit. Di pangkuannya ada nampan berisi bubur hangat yang baru setengah termakan. Perawat baru saja keluar,

  • Dihamili Suami Saudara Kembarku   Bab 28

     Aleza terpaku. Kata-kata Javier barusan membuatnya seperti terjebak di bara api yang siap membakar kendalinya.Tatapan suaminya tajam—gelap dan menuntut, tapi juga penuh perasaan yang sulit diterjemahkan.“Kenapa diam saja? Tidak menginginkannya?” Memainkan jarinya menyelusuri bagian depan tubuh Aleza. Mulut Aleza menganga. Sebenarnya ia ingin berkata tidak. Ingin menolak dengan alasan masih lemah. Namun, suaranya menguap, tertelan rasa takut dan bersalah yang tiba-tiba menghantam.Bibirnya hanya mampu bergerak kecil. “Javier ....”Terlambat. Javier sudah mendekat, menunduk, menangkup wajahnya. Bibir Javier menyentuh lehernya pelan, seolah mencari pengakuan di balik kulit putih mulus itu.Aleza memejamkan mata. Sentuhan Javier benar-benar membuat seluruh tubuhnya merinding. Tak mampu untuk mengabaikan sedikit pun. Nikmat! Jantungnya berdetak keras ketika jemari suaminya menyentuh kancing piamanya s

  • Dihamili Suami Saudara Kembarku   Bab 27

    Lelaki itu menoleh saat mendengar suara Javier. “Ya?” suaranya berat, agak serak—sebelum ekspresinya berubah begitu menyadari siapa yang berdiri di hadapannya. Dalam sepersekian detik, ia langsung mematikan sambungan teleponnya, menyelipkan ponsel ke saku, dan berusaha tampak santai. Namun Javier menangkap kegugupan kecil di matanya. Sorot Javier menajam—dingin, analitis, seperti sedang membedah niat seseorang hanya dari cara mereka bernapas. Lelaki di depannya berpakaian lusuh, beraroma alkohol, dan punya sorot mata yang licik. Javier memang tidak mengenalnya, tapi ia yakin lelaki itu .... “Oh, maaf. Ada yang bisa saya bantu?” tanya lelaki yang tidak lain adalah Bram. Senyum kakunya terbesit, mencoba ramah, tapi nada suaranya bergetar halus. Gugup bukan main. Javier tidak membalas senyum itu. “Kau mengenal istriku?” Seketika tubuh Bram menegang. Lalu ia terkekeh pendek, berusaha menutupi kegugupan. “Istrimu? Siapa? Aku bahkan nggak kenal kamu. Lalu gimana caranya aku kenal

  • Dihamili Suami Saudara Kembarku   Bab 26

    Zardan duduk di sofa ruang tamu, wajahnya menegang, urat di pelipisnya berdenyut kasar. Napasnya berat, sementara jemarinya terus memijit kening seperti menahan badai amarah yang tak kunjung reda. Beberapa kali ia mendengkus, menyandarkan punggung ke sofa, lalu menatap kosong ke arah lantai marmer di depannya. Pikiran tentang Alea—tentang apa yang baru saja dilakukannya—mendidihkan darah di kepalanya. “Bocah gila,” gumamnya rendah, penuh kejengkelan. “Sudah membuat malu keluarga, sekarang malah mau bunuh diri.” Langkah ringan terdengar dari arah tangga. Aleza turun perlahan, sudah berganti dari jubah mandi menjadi piama lengan panjang. Ia menatap papanya yang duduk di sana, lalu menghampiri dengan hati-hati. “Papa ...,” panggilnya lembut, lalu duduk di sampingnya. “Papa khawatir soal Alea?” Zardan terdiam sejenak. Ia menoleh, menatap putrinya lama dengan sorot mata tajam. Baginya, apa yang ditanyakan Aleza adalah hal sensitif. “Tidak.” Zardan menyahut cepat. “Apa yang p

  • Dihamili Suami Saudara Kembarku   Bab 25

    “Berhenti, bajingan!” pekik Alea tajam. Javier langsung berhenti di ambang pintu kamar Alea. Ia bersandar santai pada kusen, tangan terlipat di dada. Tatapannya mengamati gadis itu seperti predator mengamati mangsa. Alea berdiri di atas jendela yang terbuka lebar. Tirai putih yang tersingkap menari tertiup angin malam. Dari ketinggian lantai dua, halaman rumah keluarga Zardan terlihat kecil dan gelap.“Kau sedang apa?” Suara Javier berat, tapi datar. “Lompat?”Alea menoleh kembali, matanya merah sembab, wajahnya penuh bekas air mata. “Berhenti di situ! Bukan urusanmu!” pekiknya serak. “Jangan mendekat! Aku serius, Javier!”Javier mengangkat alis, sudut bibirnya terangkat mengejek. “Serius? Kau mau lompat?” tanyanya sinis. “Silakan. Aku cuman lihat aja dari sini. Gak berniat menghentikan juga.”Alea menggenggam kusen jendela erat-erat. Jemarinya gemetar, wajahnya pucat. “Aku akan melompat! Jangan kira aku takut!” Alea menyeka air matanya. “Tidak ada tempat untukku di rumah ini.”Javi

  • Dihamili Suami Saudara Kembarku   Bab 24

    Hanya sebentar Zardan membeku melihat istrinya pingsan dengan darah segar mengalir dari pelipisnya. Namun, rasa bersalah itu segera tertutup amarah yang lebih besar. Tatapannya kembali ke Alea. Menghunus tajam, seolah siap menelannya hidup-hidup.“Ini semua gara-gara kamu!” bentaknya, tangannya langsung meraih lengan Alea dengan kasar. Tubuh lemah itu dipaksa berdiri hingga terhuyung, lalu satu tamparan mendarat telak di pipinya.Alea terisak, tubuhnya bergetar hebat. Sebelum sempat ia menguasai diri, tamparan kedua kembali menghantam wajahnya.“Papa … aku—”“Diam!” Zardan menghardik, suaranya seperti cambuk. Urat di lehernya menegang, wajahnya merah padam, napasnya memburu. “Kalau saja kau tidak membuat masalah dengan Javier, kalau saja kau tidak berulah murahan, istriku tidak akan terluka dan pingsan!”Alea memegang pipinya yang panas. “Bukan salahku, Pa ….” Suaranya pecah, lirih, nyaris tak terdengar.“Masih berani membantah?!” Zardan mendekat, jarinya menusuk kening Alea dengan ka

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status