Share

36. Harapan

"Bu! Ba-bapak mana?" tanya Kafizah saat ibunya mendekat dan langsung mencium pipinya dengan penuh haru.

"Bapak ada di sini, Nak," sahut Pak Rahman mendekat dan meraih jemari Kafizah yang terlepas dari genggaman Raka.

"Alhamdulillah, pasien sudah sadar. Ini benar-benar keajaiban yang luar biasa," celetuk dr. Niken yang baru saja membereskan alat-alatnya.

"Alhamdulillah, Dok," balas Bu Marni mengusap wajahnya yang sendu dan mata panda karena tidak bisa tidur semalaman.

"Alhamdulillah, akhirnya kamu sadar ... aku sangat senang sekali saat ini," ujar Raka menggenggam jemari Kafizah yang satunya dan menatap wanita yang tampak kelelahan karena habis berperang antara hidup dan mati.

Dokter Niken kembali memeriksa denyut nadi Kafizah sekali lagi untuk memastikan kalau pasien sudah benar-benar stabil.

Pak Rahman, Bu Marni dan Raka terus berada di sisinya hingga Kafizah dipindahkan ke ruang rawat inap kelas 1 yang mana ruangannya hanya diisi oleh satu pasien saja dengan fasilitas VVIP yang arti
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status