Share

Sendiri

Hari-hari Safea dirasa bergerak merayap. Lelah fisik dan mental membuat wajahnya tak lagi bersinar. Keributan menjadi makanan hari-hari antara ia dan suami.

Hari ini Safea murka, uang yang diharap tersisa untuk masa depannya usai melahirkan malah diambil Harlan. Hanya dua juta lelaki itu berikan padanya tadi.

“Mending kita cerai daripada aku diperas gini, Mas! Uang itu hasilku! Uang lelah dan susah payahnya aku hamil!” pekiknya geram.

“Maaf, Sayang. Mas ini nggak tega nolak keinginan adek-adek mas.”

“Ya udah sana! Pikirin aja mereka! Sekarang Mas Har nggak boleh temui aku lagi!” Perempuan muda ini memaksa diri duduk sambil memegang pinggang yang terasa kian berat.

Hari perkiraan melahirkan sudah dekat, harapan akan menata kembali hidupnya yang hancur punah sudah. Semua barang di kamar berterbangan jadi sasaran kemarahannya mengusir Harlan.

“Hasna sama Hesti lagi butuh, Sayang. Mengertilah.”

“Bisa-bisanya kamu bilang gitu, Mas?! Itu uangku! Bukan hasil kerjamu! Gara-gara Mas Har semua
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status