Share

kesempatan

"Baiklah, tidak apa untuk kali ini saya menuruti omongan Pak RT," jawab suamiku dengan ekspresi datar, dia masih kesal tapi menahan perasaannya.

"Kak, yakin?" Aku berbisik dan menggeleng pada suamiku.

"Gak enak kalo terlalu berontak, malu sama aparat dan tetangga, takutnya nanti kita kesulitan dan menyesal juga," jawab Kak Aidil menngenggam jemariku.

"Tapi, Kak ...."

"Dek, saya akan jamin bahwa akan ada yang berubah setelah ini." Kata kata dari bibir Kak Aidil membuatku tidak mampu mengadu argumen lebih banyak lagi.

"Saya mau tetap tinggal dan membantu abah di kebun, dengan syarat air jangan dibatasi, minimal cukup untuk mandi, cuci dan masak juga upah saya jangan ditahan lagi," jawab Kak Aidil dengan tegasnya.

"Kamu tahu air sangat terbatas!"

"Baiklah, kalo begitu kami pindah!" Kak Aidil juga tak kalah tegasnya.

"Tidak apa, biarkan saja, Bah, istrinya baru melahirkan, kami yang akan berhemat agar air cukup," ucap Mbak Devi yang tiba-tiba buka suara.

Entah apa yang akan terjadi pada
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status