共有

Bab 38

作者: Juwita Liling
last update 最終更新日: 2025-07-03 17:53:34

Di ruangan pengap itu, sejenak Kasih merasa lega. Hampir saja ia ketahuan ketika seseorang masuk ke ruangan tersebut, sementara dirinya sedang berusaha melepaskan ikatan tali kasar yang mengikat kedua tangannya di belakang kursi kayu yang didudukinya.

Ya, sejak kemarin ikatan itu belum juga terpotong oleh paku kecil yang ia temukan.

Lebih dari itu, ia merasa sangat lega karena putrinya terbebas dari bahaya yang hampir saja menimpanya.

Dan sekarang, benaknya dipenuhi dengan pertanyaan. Siapa gerangan yang menculiknya dan Nayla?

Mata di balik masker yang dikenakan sosok itu terasa sangat familiar. Ia termenung, berusaha mengingat siapa pemilik mata tersebut. Kasih tahu, sosok itu adalah seorang wanita.

"Siapa dia?" gumamnya dalam hati.

Kasih kembali mencoba mengingat. Ia mengembuskan napas berat ketika tak juga menemukan jawaban.

Ia menoleh ke arah Nayla yang sejak tadi menangis. Gadis kecilnya itu sangat ketakutan ketika melihat wanita itu menjambak rambut Kasih dan menamparnya.

Tadi N
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
ロックされたチャプター

最新チャプター

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 96

    Kasih mengulas senyum bahagia di wajahnya, matanya tak lepas memandang wajah Eric yang sudah kembali segar, tatapannya beralih pada Nayla yang duduk di pangkuan papanya. Sejak Eric pulang dari rumah sakit, Nayla tak ingin beranjak dari sisinya, seakan takut kehilangan Eric.”Terima kasih ya Tuhan, Engkau telah mengembalikan kebahagiaan di rumah ini,” gumam Kasih dalam hatinya.Ia mengalihkan pandangannya pada adiknya, Revan, yang duduk di samping Eric. Helaan napas lega terdengar dari bibirnya, melihat Revan yang tak pernah terlihat murung lagi.”Semoga kebahagiaan ini tak direnggut lagi dari kami,” batinnya.Kasih beralih ke ibu mertuanya yang juga sedang memandangnya, tatapan mereka beradu. Indira mengulas senyum lembut di wajahnya, seolah mengucapkan, ”Terima kasih karena kamu sudah menjaga dan melindungi kami semenjak Eric tertidur.”Kasih membalas senyuman itu, tak lama terdengar suara. “Hem!”Serentak Kasih dan Indira menoleh ke arah Eric yang sedang memandang mereka dengan tata

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 95

    Usai mengunjungi proyek, Kasih langsung menuju rumah sakit. Langkah kakinya terasa berat, seolah setiap jejak menyimpan harapan dan kelelahan yang menumpuk selama beberapa hari terakhir. Bau antiseptik begitu menyengat tercium di hidungnya saat ia melangkah masuk ke lorong ICU, menyambutnya dengan dingin yang menggigit kulit.Kini wanita itu duduk di kursi di samping tempat tidur Eric. Pandangannya tertuju pada wajah pucat suaminya yang tampak tenang di balik selang oksigen. Dada bidang yang dulu selalu hangat memeluknya kini naik turun pelan dengan bantuan alat bantu napas. Matanya beralih menatap selang infus yang menetes perlahan dan layar monitor yang memancarkan cahaya hijau redup, berbunyi dengan ritme monoton namun menenangkan.“Apakah Papa tidak merindukan kami sehingga sangat pulas tertidur?” ucapnya.Kasih menghela napas panjang, rasa lelah dan cemas menyatu membuatnya seperti kehilangan tenaga.“Papa harus bangun! Mama, Nayla, Ibu, dan Revan membutuhkanmu, Pa.”Kasih menggen

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 94

    Di ruangan kerja Eric, Kasih duduk di kursi. Ia memandang sekeliling ruangan dengan sorot mata sendu. Ingatannya melayang pada saat suaminya masih berada di ruangan ini. Eric Begitu serius memeriksa semua berkas-berkas perusahaan, sesekali menatap layar laptop, lalu kembali menunduk meneliti dokumen di meja.Kasih menghela napas panjang. Hatinya benar-benar terluka. Jika boleh jujur, saat ini ia tak tahu harus berbuat apa. Namun, ia tak bisa tinggal diam. Pelaku yang membuat suaminya dan Bima terbaring lemah di rumah sakit harus ia temukan.Ia kembali menghembuskan napas berat. Ingatannya melayang pada saat sebelum kecelakaan itu terjadi. Keningnya berkerut ketika mengingat percakapan Eric dengan Bima melalui sambungan ponsel.“Aku yakin ada petunjuk di ponsel suamiku,” gumamnya dengan lirih.Kasih bersandar di kursi. Matanya tertuju pada pintu ruangan CEO ketika terdengar ketukan dari luar.“Masuk!” seru Kasih.Pintu pun terbuka. Masuklah Budiman, direktur perusahaan milik Eric. Pria

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 93

    Degh! Jantung Kasih berdegup tak beraturan mendengar ucapan yang terlontar dari bibir Indira. Ingatannya pun melayang jauh, kembali pada sore hari sebelum kecelakaan Eric. Saat itu, dering telepon dari Bima masih begitu jelas terngiang di telinganya. Begitu panggilan itu berakhir, Eric pun pergi tergesa, seakan ada sesuatu yang begitu penting menantinya.Kasih masih mengingat jelas bagaimana ia sempat menahan langkah suaminya.“Ada apa, Pa?” tanyanya kala itu dengan raut wajah yang dipenuhi dengan kecemasan.Eric hanya menghela napas panjang saat itu, lalu menatapnya sekilas. “Ada urusan penting yang harus Papa selesaikan, dan sekarang Papa harus kembali ke perusahaan,” ucapnya dengan nada tegas.Namun Kasih dapat merasakan ada sesuatu yang berbeda. Sorot mata suaminya seakan menyimpan kecemasan yang tak terucapkan. Telinganya yang peka bahkan sempat menangkap percakapan singkat antara Eric dan asistennya, percakapan yang terdengar samar namun cukup untuk menimbulkan rasa curiga di h

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 92

    Waktu terasa begitu lambat bagi Kasih. Sudah satu minggu Eric tidak membuka matanya. Ia tampak tenggelam dalam buaian mimpi panjang dan enggan kembali ke dunia nyata. Tubuhnya kini terbaring lemah di kamar pasien, diselimuti suara mesin medis yang berdetak monoton.Kasih setia mendampingi suaminya, duduk diam di kursi samping ranjang. Matanya sayu, tampak letih dan kehilangan tidur. Perlahan ia menggenggam tangan Eric yang terasa dingin, suaranya lembut penuh harap ketika berbicara,"Pa, bangunlah. Jangan terus terlelap."Suara Kasih parau, getir terselip di setiap kata saat ia menahan tangis yang ingin tumpah. Dadanya terasa sesak, terhimpit oleh kecemasan dan ketakutan, sementara kesedihan melingkupi setiap sudut hatinya. Wajahnya pucat, matanya redup seolah kehilangan cahaya, dan seluruh dirinya tenggelam dalam duka yang tak bertepi.Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka kasih pun menoleh, di ambang tampak Indira masuk bersama seorang pria yang tidak asing bagi Kasih, Pak Budiman

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 91

    Kasih duduk lemah di kursi dingin ruangan ICU, kedua matanya terpaku pada sosok Eric yang terbaring dengan berbagai selang dan alat medis melekat di tubuhnya. Wajah pria itu pucat, napasnya tersengal diiringi bunyi monoton mesin pemantau yang seakan menjadi pengingat betapa rapuh hidupnya saat ini.Air mata Kasih tak terbendung, jatuh membasahi pipinya yang pucat. Tangannya bergetar ketika menyentuh telapak tangan Eric yang terasa dingin, seolah waktu berusaha merenggut hangatnya dengan perlahan.“Pa, dengarlah suara hatiku. Bukalah matamu, aku, Nayla, Ibu, Revan dan anak kita yang berada di rahimku ini menunggumu pa,” bisiknya lirih di antara tangisnya yang tertahan.Di ruangan yang sunyi itu hanya suara mesin yang setia berdenting, menjadi saksi bisu doa seorang istri yang tengah mengandung, berperang antara harapan dan ketakutan.Kasih menundukkan wajahnya di atas tangan Eric, merelakan air matanya jatuh, seakan ingin menyatu dengan darah dan kehidupan yang masih bertahan pada pria

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status