Home / Romansa / Dijerat Mantan Suami Agar Aku Mau Kembali / Dia Istri Tuan Muda Harper Stone?

Share

Dia Istri Tuan Muda Harper Stone?

last update Last Updated: 2025-03-22 13:30:06

Nancy berhenti di depan Hazelt, santai melipat kedua tangannya di dada turut menatapnya rendah.

"Hazelt, mentang-mentang kamu istri Harper, kamu merasa seolah-olah sudah memberi dukungan untuk keberhasilan Harper ini, iya?" Nancy berjalan mengitari Hazelt, dagunya terangkat angkuh.

Tatapan remeh Nancy menekan Hazelt yang sudah tidak siapa-siapa lagi. Ia merasa dirinya sangat kecil berhadapan dengan keduanya.

"Siapa selama ini yang mendampingi Harper di publik? Siapa yang memberi selamat kepadanya? Bahkan kamu tidak tahu kapan suamimu diresmikan sebagai CEO di perusahaan!"

Hazelt menggeleng lemah. Ia memang tidak tahu persis kapan peresmian Harper sebagai CEO. Karena Harper tidak mengundangnya ke acara peresmiannya.

"Aku tidak memaksa kamu harus percaya kepadaku, Harper," ujar Hazelt tegas.

Jelas Nancy sudah membohongi Harper. Tetapi, sekarang Hazelt kesulitan menunjukkan bukti kebenaran ucapannya. Karena ia tidak membawa surat perjanjiannya dengan asisten pribadi keluarga Rich Trover.

"Pergilah dan jangan pernah kembali ke mansion. Semua ini sudah menjadi keputusanku, Hazelt! Percuma saja memintaku untuk menggagalkan surat perceraian itu," kecam Harper. Agaknya Harper tidak main-main dengan ucapannya.

Hazelt tidak menjawab. Ia segera mengambil tasnya dari atas meja dan meninggalkan Vintage Town cafe.

Hazelt tidak kembali ke mansion.

Ia pergi dengan hanya membawa tas kecilnya dengan sedikit uang di dalam dompet. Ia tidak mau menurunkan harga dirinya dengan membawa barang-barang pemberian Harper.

Segera, Hazelt membuat keputusan akhir untuk mengunjungi mansion keluarga Rich Trover. Keluarga itu tidak mungkin menolaknya, Tuan Rich Trover lah yang sudah menyelamatkan hidupnya di masa lalu, ketika ia dibuang keluarga ayahnya ke jalanan.

Di depan mansion keluarga Rich Trover, ia terkejut melihat beberapa mobil mewah masuk ke mansion. Sepertinya keluarga Rich Trover sedang ada pertemuan dengan rekan bisnisnya.

Hazelt menjadi ragu dengan niatnya tinggal di rumah orang kaya itu untuk sementara. Namun, mengingat dirinya tidak punya tujuan lagi, ia memberanikan diri menekan bel.

Persekian detik, pintu pagar raksasa di depannya terbuka perlahan, disusul seorang security segera menghampirinya. Sejenak sang security hanya memandanginya dengan dahi yang mengerut. Hazelt pasrah saja apa yang akan dipikirkan pria itu tentang dirinya sekarang.

Pria itu tidak langsung mengizinkannya masuk, tetapi memintanya untuk menunjukkan identitas dirinya.

"Maaf, Nona, lain kali saja kemari. Tuan Rich Trover sedang makan malam dengan rekan bisnisnya. Beliau berpesan tidak menerima tamu selain dari para rekan bisnisnya."

"Anda tidak perlu mengusirku, Pak. Saya Hazelt. Anda hanya perlu menyampaikan kedatanganku kepada Tuan Rich Trover dan nyonya Karen, mereka pasti mengizinkanku masuk," harap Hazelt penuh percaya diri.

"Tetapi, saya perlu melihat identitas setiap tamu yang datang."

Sialnya, semua kartu pengenalnya tertinggal di mansion Harper.

Tidak ada yang bisa ia tunjukkan, pun ia gagal meyakinkan sang security. Hazelt menyurut mundur dan duduk merenung di sudut taman luar mansion. Entah menunggu sampai kapan, mungkin sampai salah satu keluarga Rich Trover keluar dan melihatnya di sana.

"Hazelt."

Seseorang yang memanggil namanya, menyentakkan lamunannya.

"Nyonya Karen?" Kaget, gegas Hazelt menghampiri dan memberi hormat kepadanya. "Maafkan aku, Nyonya. A-aku---"

"Hazelt, apa yang sudah terjadi padamu? Dari mana saja kamu selama ini?" Khawatir, nyonya Karen menarik dan memeluknya sangat erat.

Di wajah nyonya Karen tergambar kebahagiaan yang besar saat melihatnya. Berulang kali memperhatikan dirinya dari ujung rambut hingga ujung sepatunya.

"Kenapa selama setahun ini kamu tidak pernah memberi kabar kepada kami, Hazelt?" Nyonya besar bertanya karena benar-benar sangat kehilangan dan mengkhawatirkannya.

Hazelt menangis. Ia tidak tahu harus memulai dari mana menceritakan penderitaan hidupnya selama setahun ini.

Menyedihkan, jika harus mengaku sudah menikah dengan Harper Stone, diceraikan, lalu, sudah terusir dari mansion Harper beberapa menit yang lalu.

Sekarang, hal yang wajar jika keluarga Rich Trover menolaknya. Dulu, ia menghilang begitu saja dari toko roti, tanpa berpamitan kepada keluarga Rich Trover. Kemudian,tiba-tiba kembali dengan keadaan dirinya yang menyedihkan.

Semua yang terjadi kepadanya atas keinginan Harper. Pernikahan mereka juga sangat dirahasiakan. Ia diperlakukan tidak lebih dari istri tawanan di mansion Harper.

"Maafkan aku, Nyonya. Waktu itu aku buru-buru harus pulang ke kampung untuk mengurus nenek," bohong Hazelt. "Sekarang beliau sudah meninggal, dan aku kembali lagi kemari. Apa Nyonya masih mengizinkan---"

"Stt, jangan berkata begitu. Sekarang kamu masuk dan segera ganti pakaianmu." Nyonya Karen menuntunnya lembut masuk ke rumah.

Nyonya Karen menunjukkan kehangatannya. Setelah kematian putri mereka di masa silam, keluarga Rich Trover tidak memiliki anak lagi. Ketika mereka bertemu dengan Hazelt, yang memiliki kemiripan wajah dengan putri mereka, keluarga Rich Trover menjadi sangat mengasihinya.

"Pakaianmu sudah ada di kamarmu," ujarnya melepas tangan Hazelt setelah di tangga.

"Sebentar lagi Tuan Muda Harper Stone datang. Jadi, kamu segeralah berbenah diri dan turun."

Tuan Muda Harper Stone? Seketika Hazelt merasakan segalanya runtuh dan menimpa dirinya. Tubuhnya bergetar. Untuk apa Harper menyusulnya ke sana?

Namun, Hazelt cuma bisa mengangguk patuh. Cepat-cepat berjalan menuju kamarnya.

Tiba di dalam kamar, ingatannya kembali ke ucapan selamat dari Nancy tadi.

'Apa Harper datang untuk mempererat kerjasamanya dengan keluarga Rich Trover?'

Seharusnya Harper membawa dirinya sebagai istrinya, tetapi pria itu memilih menceraikannya beberapa menit yang lalu.

'Atau, Harper mau membawa Nancy?'

Membayangkan Harper datang bersama Nancy sudah membuatnya cemburu mati. Bagaimana lagi kalau benar melihat mereka datang?

Semua keberhasilan Harper merupakan kerja keras Hazelt. Selama ini diam-diam Hazelt mempromosikan Harper, sampai memohon-mohon kepada asisten pribadi keluarga Rich Trover, agar membujuk Tuan Rich Trover mau berkerjasama dengan Harper.

Mungkin kalau Hazelt yang meminta langsung kepada Tuan Rich Trover, ia tidak perlu sampai memohon-mohon. Tuan besar itu pasti segera menyetujuinya. Tetapi untuk menjaga nama baik dan semua rahasia Harper, Hazelt rela menyamar sebagai nyonya Stone.

Hazelt mengangkat bibir gaun bawahnya menuruni tangga menuju ruang depan. Melihatnya turun, nyonya Karen segera membawa dan menyuruhnya duduk bersama mereka.

"Aku duduk di sini saja, Nyonya," bisik Hazelt terasa canggung duduk bersama pasangan keluarga Rich Trover. Ia juga menghindari bertemu dengan Harper. Alih-alih harus menyambut mantan suaminya itu.

"Ayo, ke sana saja, Hazelt. Kami baru saja mengumumkan kepulanganmu kepada tamu-tamu malam ini," ujar nyonya Karen setengah menyeretnya. "Jadi, kamu harus tetap di sini untuk menyambut para tamu bisnis keluarga kita."

"Kepulanganku? Tamu bisnis kita? A-aku---"

"Stt, iya. Sekarang berdirilah, Hazelt. Sambut Tuan Muda Harper Stone," potong nyonya Karen menunjuk ke arah pintu masuk mansion.

DEGG

Hazelt menatap lurus ke depan melihat mantan suaminya itu berjalan santai, dengan menggandeng mesra tangan Nancy.

"Nancy!" desisnya tidak bisa menahan cemburu.

"Huss, jangan bicara tidak sopan, Hazelt." Nyonya Karen memperingatkannya dengan menyikut pelan lengan tangannya. "Dia itu mungkin istri Tuan Muda Harper Stone."

'Istri?'

Hazelt terdiam sejenak. Kemudian berpura-pura tenang dan tersenyum manis menyambut pasangan Harper dan Nancy. Bersikap seolah-olah tidak mengenali mereka.

Harper tidak kalah kaget melihat dirinya berdiri bersama Tuan Rich Trevor dan nyonya Karen. Aura dingin dari tatapan matanya seakan-akan ingin menelan Hazelt hidup-hidup.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dijerat Mantan Suami Agar Aku Mau Kembali    Hidup Bak Robot

    Seketika suasana romantis pun mencair, digantikan oleh ketegangan yang begitu pekat hingga bisa dirasakan. Di depan meja mereka berdiri Harper dengan tatapan tajam kepadanya.Darah Hazelt seakan membeku. Jantungnya berdebar kencang. Ia dapat melihat gelombang cemburu terpancar dari diri Harper."Hazelt," sapa Harper dengan senyum sinis. Sengaja tidak menyapa Charlie.Charlie berdiri, mencoba menguasai diri. "Harper, apa yang membawamu ke sini?""Hanya ingin mengucapkan selamat menikmati makan siang. Kalian berdua terlihat sangat bahagia." Nada suara Harper penuh dengan sarkasme. "Lalu, kamu sudah mengingkari janji kita, Hazelt."Hazelt merasakan hawa dingin merambat di punggungnya. Ia tahu betul apa yang dimaksudkan Harper itu. Namun, bibirnya seolah terkunci.Harper menatap Hazelt dengan tatapan yang membuat Hazelt merasa tersudut. "Hazelt, jawab aku.""Harper, janji apa maksudmu?" tanya Charlie penuh emosi. "Yah, tanyakan saja pada Hazelt." Enteng Harper menjawab."Hazelt, kumohon,

  • Dijerat Mantan Suami Agar Aku Mau Kembali    Segera Bertunangan

    "Tuan Rich Trover," desis Hazelt membeku melihatnya tiba-tiba muncul.Harper dan Charlie juga membeku di tempatnya berdiri. Keduanya saling berpandangan dengan amarah yang terpaksa diredam. "Apa yang sudah terjadi?" tanya Tuan Rich Trover merasa heran dengan keadaan di sana. Kemudian, mengedarkan pandangan ke luar ruangan. "Mengapa mereka berdiri di sana, Hazelt?" Mengalihkan pandangan ke Hazelt, kemudian bergeser ke Harper dan Charlie."Pa, kenapa tidak mengabariku kalau mau kemari?" tanya Hazelt memaksakan senyumnya, guna menyamarkan ketegangan di wajahnya."Sebenarnya Papa bukan mau kemari, tapi kata Mamamu tadi undangan rapat umum untuk Harper tertinggal di meja makan, jadi Papa singgah sebentar kemari mengantarnya."Dahi Hazelt mengernyit karena bingung, ia bahkan tidak tahu soal undangan rapat umum itu.Tuan Rich Trover mengeluarkan undangan dari dalam tasnya, kemudian memberikannya kepada Harper. "Untung kamu datang, ini undangan rapat umum hari ini," ujar Tuan Rich Trover, ke

  • Dijerat Mantan Suami Agar Aku Mau Kembali    Hampir Terbongkar

    Harper tidak mampu lagi mengendalikan rasa cemburunya. Dia berhenti berjarak sepuluh centimeter di depan Charlie, menatapnya tajam, seolah-olah hendak menerjangnya. Harper mencengkeram kerah bajunya."Kamu tidak akan mendapatkannya!" teriak Harper. "Aku tidak akan membiarkannya!"Charlie berusaha melepaskan diri, namun cengkeraman Harper semakin erat. Hatinya tidak kalah memanas mendengarnya."Apa yang kamu inginkan, Harper? Kamu mau kerjasama senilai 500 milliar itu---""Berhenti mengancamku. Aku tidak sedang membahas tentang itu." Harper memotong ucapannya."Hahh, aku tahu semua pria pasti menginginkan Hazelt karena kecantikannya, tapi mereka tidak segila kamu, Harper."Charlie melemparkan potongan kayu terakhir ke dalam api. "Urus saja istri dan calon bayimu, Harper. Hazelt milikku."Tak berkutik dalam kekecewaannya itu, Harper mendorong Charlie dengan keras sampai terhuyung ke belakang. "Hazelt bukan milikmu, Charlie.""Oh, sudah ku duga. Ternyata feelingku tidak salah lagi, kamu

  • Dijerat Mantan Suami Agar Aku Mau Kembali    Harper Mengunjungi Charlie

    Hazelt menatap dalam Harper. "Dia mengancam ku.""Tidak perlu kamu khawatir, dia tak akan berani melakukan apapun padamu."Hazelt tersenyum getir. Ia tahu, Nancy tidak pernah main-main dengan ucapannya. Namun, Harper hanya takut menyinggung perasaan mantan kekasihnya itu."Dia memintaku untuk menjauhimu. Lalu, dia mengancam akan---""Tidak bisa! Nancy tidak ada urusan dengan hubungan kita," potong Harper tegas."Ada, karena dia sedang mengandung anakmu," ujar Hazelt pelan nyaris berbisik."Apa? Kamu jangan mengada-ada, Hazelt!" gusar Harper menarik kasar rambut belakangnya. Nafasnya memburu seirama dengan detak jantungnya yang berdetak cepat. "Aku tidak pernah menyentuh wanita manapun selain kamu, paham?" Harper mendorong Hazelt ke belakang, kemudian segera berlalu dari sana."Sial! Dia memang pintar berbohong!" geram Hazelt mengejar Harper dan menahannya di sana."Harper, tidak perlu takut mengakuinya. Nancy juga---""Hazelt, cukup! Kamu tidak paham yang aku katakan tadi?" Harper me

  • Dijerat Mantan Suami Agar Aku Mau Kembali    Ancaman Keras

    Hazelt menjejakkan kakinya di lobi Rich Trover, aroma pewangi ruangan yang khas dan suasana korporat langsung mengalir ke indranya. Namun, aromanya tak mampu mengusir kepahitan yang masih membara di hati. Ucapan pedas Nancy tadi masih terngiang jelas. Setiap kata-kata penghinaan itu terasa seperti tusukan kecil yang menusuk-nusuk harga dirinya.Kepalanya terasa berat. Mual yang tiba-tiba menyerang membuatnya harus berpegangan erat di dinding pembatas. Hazelt berpikir, entah apa yang salah dengan keadaannya. Mungkin hanya efek dari stres yang menumpuk.Belum lagi, acara pertunangannya dengan Charlie semakin dekat. Tinggal sebulan lagi, dan semakin dekat hari itu, semakin besar pula keraguan yang menghantuinya. Charlie adalah pria yang baik, perhatian, dan mapan. Semua yang ia inginkan ada pada Charlie. Tapi... hatinya terasa kosong."Hazelt, kamu tidak apa-apa?" Suara panggilan dari ujung lobi mengagetkannya. Beberapa detik Hazelt terdiam bisu ditempatnya berdiri, ia berusaha menahan

  • Dijerat Mantan Suami Agar Aku Mau Kembali    Di Serang Nancy

    Harper meninju udara kosong. Hatinya memanas karena semua rencananya gagal oleh karena Nancy. Harper gegas meninggalkan tempat itu sebelum amarahnya semakin membara.Sementara di ruangan sejuk dan nyaman. Baru saja Hazelt dan Charlie selesai bicara tentang rencana pertunangan mereka.Tanpa sepengetahuan Hazelt, di lantai bawah Harper berusaha mengikutinya. Rasa cemburu di dalam hati Harper melihat Hazelt berduaan dengan Charlie. Dia sangat mencintai Hazelt, dia tidak sanggup membayangkan Hazelt jadi bertunangan dengan Charlie. Sialnya, tindakannya tadi digagalkan oleh Nancy."Terimakasih, Hazelt. Aku senang kamu akhirnya setuju dengan tanggal pertunangan kita ini," ujar Charlie melepas tangan Hazelt dari genggamannya. Ekspresi kegembiraan tercetak di raut wajahnya."I-iya, aku juga sangat senang," sahut Hazelt memaksakan tersenyum. Dalam dadanya bergemuruh hebat."Jam tujuh nanti aku jemput," kata Charlie mengantarnya ke pintu ruangannya.Mau tak mau Hazelt cuma bisa mengangguk. Se

  • Dijerat Mantan Suami Agar Aku Mau Kembali    Jangan Mengajariku

    Harper membeku. Di depannya berdiri Nancy, mantan pacarnya yang paling dia hindari belakangan ini. Nancy terlihat terkejut sekaligus senang. "Harper! Ya Tuhan, apa yang kamu lakukan di sini? Aku mencarimu ke Stone Corp tadi, tapi katanya kamu keluar." "Nancy! Mengapa kamu di sini?" tanya Harper cuek. Raut wajahnya masam, tidak senang harus bertemu Nancy di sana. Dia juga menepis kasar tangan Nancy yang berusaha meraih tangannya. "Aku sedang ada urusan bisnis kemari," jawab Nancy, wajahnya cemberut."Terus? Sana urus saja urusanmu!" usir Harper mulai risih dekat-dekat dengan Nancy."Aku malas melihat wanita mandul itu datang," ketus Nancy menaikkan salah satu sudut bibirnya. "Jadi, aku tunda pertemuan dengan Charlie.""Hazelt maksudmu?" tanya Harper, menggertak gerahamnya. "Yah, siapa lagi wanita mandul, Harper?" Nancy mencibir."Nancy, jaga bicaramu! Aku tidak mau mendengar kata itu lagi, paham?" peringat Harper menaikkan jari telunjuknya di depan muka Nancy."Ya, ya, suka hatim

  • Dijerat Mantan Suami Agar Aku Mau Kembali    Mengintai Hazelt

    Harper menghentikan mobilnya di depan sebuah klinik tidak jauh dari perusahaan Rich Trover. Dia tidak punya pilihan karena inilah klinik terdekat dari Vintage Town kafe. "Hazelt," panggil Harper menyentuh pelan wajahnya.Hazelt membuka matanya. Sejenak mengedarkan pandangan ke sekitar. Sekarang mereka ada di depan sebuah klinik."Kamu tunggu di sini, aku akan panggilkan suster untuk membantumu ke dalam. Sementara aku memarkirkan mobil dulu," ujar Harper melepas safety belt Hazelt. Kemudian, merapikan rambutnya sedikit acak-acakan."Tunggu, Harper," cegah Hazelt menahan tangan Harper membuka pintu mobil. "Ada apa, Hazelt?"Hazelt membeku menatap ke tengah lobi klinik. Matanya terpaku pada seorang pegawai Rich Trover Corp, sedang berbicara dengan resepsionis. Hazelt tidak mengenalinya secara pribadi, tapi ia yakin pernah melihat pria itu di kantor pusat. Ia juga yakin, pria itu pasti sangat mengenalnya."Itu," katanya menunjuk kepada pria tersebut. "Aku mengenalnya salah satu pegawai

  • Dijerat Mantan Suami Agar Aku Mau Kembali    Rahasia Detak Jantung Di Rahimnya

    "Hazelt, kamu belum melupakan ini, kan?" bisik Harper, sejenak melepas lumatannya. Melihat Hazelt yang memejamkan mata, menikmati setiap sentuhan bibirnya."Harper..." desis Hazelt, seperti sebuah desahan kenikmatan.Harper kembali meraup bibir merah jambu Hazelt, meninggalkan sensasi panas dan menggairahkan di sana. Mengajak mantan istrinya itu bermain lebih panas lagi.Di ruang khusus Vintage Town kafe, aroma kemesraan bercampur dengan keringat dingin Hazelt. Ia mendapati dirinya tersesat dalam dekap hangat Harper. Sentuhan Harper seharusnya terasa asing, namun justru membangkitkan kenangan yang selama ini ia coba kubur. Sentuhan ketidaknyamanan dan penuh kerinduan, ciuman yang semula hanya ingin mengurai kenangan, tiba-tiba berubah menjadi gelombang panas yang melenyapkan akal sehatnya. Mereka melupakan status mereka sebagai mantan suami istri. Hanya ada sentuhan, desahan, dan rasa yang begitu menggelora hingga melumpuhkan logika Hazelt. Sentuhan nakal yang membangkitkan kembali

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status