Harper berjalan diekori Nancy menyalami keluarga Rich Trover, kemudian pria itu berhenti tepat di depan Hazelt. Tatapan mata tajam itu seakan-akan menelanjangi isi hatinya. Tidak tahan berlama-lama bersirobok pandangan, Hazelt tertunduk lemah.
Namun, sadar sikapnya itu akan membuat dirinya semakin gugup dan kaku, mau tak mau Hazelt mengangkat kepalanya tegas melihat Harper, dan berpura-pura tersenyum manis. "Selamat atas peresmian anda sebagai CEO termuda, Tuan Muda Harper Stone," ucap Hazelt, tangannya terulur ke depan untuk berjabat tangan dengan Harper. Tetapi, agaknya Harper tidak menyukai ucapannya. Pria tersebut malah merapatkan tubuhnya dengan Hazelt. "Hazelt, kenapa kamu bisa ada di sini?" Setengah berbisik Harper bertanya dengan nada tidak senang. Harper menarik tangan Hazelt dengan sekali sentakan keras. Tubuh Hazelt tertarik ke depan hampir menempel di dada bidang Harper. Hazelt menahan tubuh Harper dengan kedua tangannya untuk tetap menjaga jarak diantara mereka. Mantan suaminya itu berhasil membuatnya semakin tidak berkutik dan salah tingkah. Hazelt tidak mau kalah dan terlihat menyedihkan di depan sang mantan suami, Hazelt hanya menyahutinya dengan senyuman manis dan menunjukkan raut wajahnya yang ceria. Melihat Harper tetap berdiri di depannya, Hazelt merasa tidak nyaman dengan situasinya, ia melambaikan tangannya ke belakang di mana asisten pribadi Tuan Rich Trover berdiri. Memberi isyarat kepada pria kepercayaan Tuan Rich Trover tersebut, agar segera menyelamatkannya dari Harper. "Tuan Muda Harper, kursi anda ada di sebelah sana." Gegas asisten pribadi Tuan Rich Trover menegur dan menepuk pelan bahu kanan Harper. Segera sadar siapa dirinya di sana, pun Hazelt bukan lagi istrinya, terpaksa Harper menurut perintah asisten untuk duduk di kursinya. Hazelt menyurut mundur guna memberi ruang kepada Harper. Masih sempat melihat tatapan yang mengintimidasi dari sang mantan, sebelum pergi ke kursinya. Hazelt menahan nafas untuk menguasai rasa gugup dan kakunya. Berdiri di depan orang-orang besar sebagai tuan keluarga Rich Trover, bukan hal yang pertama baginya. Namun, berhadapan dengan Harper membuatnya benar-benar tidak nyaman. Ketulusan yang ia lakukan diam-diam untuk Harper, ternyata tidak meluluhkan hati pria itu bisa mencintainya. Mirisnya, setelah semua yang ia perjuangan untuk Harper berhasil dia miliki, Harper malah menceraikannya. Di saat pikirannya berkelebar, nyonya Karen menyikut lengan tangannya, menyadarkannya yang tengah melamun. "Apa kamu setuju, Hazelt?" Sejenak Hazelt menoleh kepada nyonya Karen dengan dahi yang mengerut kebingungan. Ia bingung apa yang dimaksudkan nyonya Karen. Namun, ia tidak mau membuat nyonya besar itu kecewa, iapun menjawab, "ssaya setuju, nyo---" "Putri kami, Hazelt Trover sudah membuat keputusan atas permintaan Tuan Muda Harper Stone," potong Tuan Rich Trover merangkul lembut pundak Hazelt, memberikan kertas ke tangannya dan mendorong lembut Hazelt mendekati kursi Harper. 'Hazelt Trover?' Sejak kapan dirinya memakai nama besar keluarga Rich Trover? Kenapa keluarga Rich Trover malah memperkenalkannya sebagai putri mereka? "Berikan surat ini kepada Tuan Muda Harper Stone, putriku," ujar Tuan Rich Trover sangat lembut. Hazelt meneguk liur. Sekilas melihat kertas di tangannya kemudian beralih melihat Harper yang tidak jauh di depannya. Perlahan mulai berjalan mendekatinya dan berkata, "silakan di tandatangani, Tuan Muda Harper Stone." Meletakkan kertas ke depan muka Harper. Harper merasa sangat malu dan rendah di depan Hazelt. Dia tidak menyangka mantan istri yang dia sia-siakan itu merupakan putri dari Tuan Rich Trover. Wajahnya yang memutih terpancar ketakutan yang besar. Jabatan dan keberhasilannya mulai saat ini berada di tangan mantan sang istri. Tangannya gemetaran mengambil surat perjanjian di depannya dan membubuhkan tanda tangan. "Terimakasih, nona Hazelt," ujarnya hormat mengembalikan suratnya kepada Hazelt. "Nona Hazelt Trover," tegas Hazelt tersenyum, sejenak melihat Nancy yang tidak berkutik sejak tadi. Bahkan gadis itu tidak berani menatapnya lebih lama. Ada juga untungnya ia berada di sana, seenggaknya bisa membalaskan sakit hatinya kepada Harper dan Nancy. "Hazelt, kemari," titah Tuan Rich Trover menyuruhnya kembali ke tempatnya semula. Hazelt menurut berdiri diapit oleh pasangan kaya raya tersebut. Ia cuma bisa diam membisu menunggu setiap perintah dari keluarga Rich Trover. Hazelt juga tetap menjaga sikap dan keseimbangan tubuhnya untuk terlihat elegan dan tidak memalukan. Sampai acara makan malam selesai dan para tamu satu-satu berpulangan. Melihat pasangan Harper dan Nancy saja yang belum pulang, Hazelt segera pamit ke kamarnya untuk beristirahat. Namun, nyonya Karen memintanya untuk tetap di sana. "Tunggu sebentar lagi, Hazelt, Harper dan istrinya masih ingin berbincang dengan kita," ujar nyonya Karen mengait lengan tangannya, mendekati Tuan Rich Trover dan Harper yang tengah mengobrol secara khusus. 'Istri?' Bak disambar petir di siang bolong, jantungnya selalu bergetar setiap mendengar pengakuan itu. Bagaimana bisa Harper memperkenalkan Nancy sebagai istrinya? Sampai detik ini Hazelt masih berharap Harper mau menarik semua surat perceraian mereka, dan memintanya kembali. Namun, nyatanya yang ia dengar sangat menyakitkan. "Terimakasih banyak sudah memberikan dukungan dan mempercayai saya sebagai CEO baru, dan menjalin kerjasama dengan perusahaan Rich Trover, Tuan," ujar Harper membungkuk hormat. "Berterimakasih lah kepada nyonya Stone, Harper. Karena dialah yang selalu mempromosikan dirimu lewat asisten pribadi saya selama ini," tegas Tuan Rich Trover menepuk pundaknya. Hazelt sempat kaget mendengar pengakuan jujur itu keluar dari mulut Tuan Rich Trover. Untungnya tuan besar tersebut tidak mengenali bahwa dirinyalah yang menyamar sebagai nyonya Stone. Selama ini ia melakukannya melalui asisten pribadi Tuan Rich Trover. Hazelt juga menyuruhnya untuk tetap merahasiakan nama dan dirinya dari siapapun. "Nyonya Stone?" Harper kebingungan dengan nama yang baru disebutkan Tuan Rich Trover. "Maksud anda adalah Nancy, Tuan Rich Trover?" Gegas Harper menarik tangan Nancy, untuk memperkenalkannya secara khusus kepada Tuan Rich Trover. "Menurut yang saya dengar dari asisten pribadi saya, dia menyebut dirinya sebagai nyonya Stone bukan Nancy." Harper merasa dipermalukan sekarang. Gerahamnya mengerat. Dia bela-belain membawa Nancy menghadiri makan malam di sana, untuk memperkenalkan dan menghormatinya. Karena sudah berhasil mempromosikan dirinya kepada keluarga Rich Trover. Hazelt bisa melihat aura penyesalan yang kuat di wajah Harper. Pria itu menatapnya beberapa lama seolah-olah ingin meminta maaf kepadanya. Hazelt menjauhkan wajahnya. Ia tidak mau Harper melihat cinta yang besar dari pancaran sinar matanya. "Anda istri Tuan Muda Harper Stone, 'kan?" tanya nyonya Karen menjabat tangan Nancy ramah. Mengalihkan ketegangan yang terjadi. Sontak Nancy gugup menjawabnya, wajahnya langsung memutih. Berkali-kali melirik Harper yang duduk di sebelahnya, berharap Harper mau mengakuinya. ***Di mansion Rich Trover. Tuan Rich Trover dan nyonya Karen kaget melihat Hazelt membawa dokumen perusahaan.Mereka yang tengah bersiap berangkat keluar kota, guna menghindari media, kembali duduk."Harper mau membantu perusahaan Rich Trover, Pa. Jadi, malam ini kita bertemu untuk membahasnya," ujar Hazelt."Harus sekarang, Hazelt?" tanya Rich Trover."Iya, Pa. Atau, Papa saja yang menemuinya," kata Hazelt memberikan dokumen di tangannya ke Tuan Rich Trover."Tidak, Sayang. Kamu diantar Davies saja ke sana, ya. Kebetulan Papa dan Mama harus berangkat keluar kota sekarang." Tuan Rich Trover memeluk hangat Hazelt. "Maafkan, Papa. Tapi, untuk saat ini Papa harap kamu bisa membantu tugas Papa. Keadaan sekarang di sini tidak baik untuk Papa dan Mama.""Iya, Pa. Ada Davies yang dia menjagaku," ujar Hazelt, pamit.Davies mengekori Hazelt, dia merasa bersalah karena sudah berkhianat. Hazelt salah, dia tidak bisa menjaganya.Sepanjang perjalanan menuju mansion Harper, sampai tiba di sana, ha
Kemarahannya tidak termaafkan lagi. Harper kecewa dengan Hazelt. Dia tidak akan memberikan kesempatan kepada Hazelt, bisa menikmati kebahagiaan dengan siapapun kecuali dengannya.Rencana yang disusunnya begitu nekat dan rapi. Akuisisi perusahaan Rich Trover di bawah Hazelt hanyalah permulaan. Kematian Charlie juga hanya cara menyingkirkan satu penghambat jalannya.Langkah selanjutnya adalah menjatuhkan perusahaan pusat Rich Trover. Harper menghabiskan berhari-hari, untuk bisa mendapatkan rahasia detil tentang perusahaan pusat Rich Trover. Dalam tekanan, Davies yang berperan penting dalam mempermudah semua rencana Harper. Satu persatu dia berhasil melumpuhkan seluruh perusahan Rich Trover.Perusahaan Rich Trover yang dulunya berjaya, mulai goyah, investor panik. Berita itu segera tersebar, media dengan cepat membongkar kehancuran perusahaan Rich Trover.Harper menyaksikan semua ini dengan mata dingin. Dia tidak merasakan kepuasan. Hanya tekad yang membara."Hazelt akan menangis denga
Tiba di apartemen Bone, Harper masuk dengan berjalan santai.Charlie yang tengah sibuk dengan ponselnya, kaget tiba-tiba Harper sudah berdiri di depannya."Untuk apa kamu kemari?" tanyanya, wajahnya sedikit memucat karena kagetnya."Aku ingin mengucapkan selamat untukmu," jawab Harper menatapnya tajam.Charlie berdiri, tertawa kecil melihat sikap kekanakan Harper itu. Harper juga tahu, besok lah hari pernikahan mereka. "Kenapa mengucap selamat sekarang, Harper? Tidak mungkin kamu tidak tahu, besoklah hari pernikahan kami, bukan sekarang."Charlie mengambil gelas dan menuang wiski, memberikannya kepada Harper."Atau, ada yang ingin kamu bicarakan denganku?" tanya Charlie menunjukkan jam di pergelangan tangannya."Gagalkan pernikahan ini. Aku masih suami Hazelt." Harper to the point."Itu dulu, sekarang Hazelt calon istriku." Dahi Harper mengerut, bingung dengan ekspresi tenang dan ucapan Charlie. "Kamu tidak bertanya, Charlie?""Untuk apa, Harper? Tidak perlu! Kamu menikahinya selama
Mata Harper terpaku pada laptop di atas meja. Jari-jarinya mulai sibuk di atas keyboard, mencari informasi tentang perusahaan Rich Trover. Perusahaan besar yang sudah diakui diberbagai negara-negara besar. Harper nekat melakukan rencananya ini, karena perusahaan Rich Trover hampir tidak mempunyai kelemahan. Atau, sesuatu yang bisa dia manfaatkan untuk menjatuhkannyaNamun, tujuan utamanya adalah hanya akan mengakuisisi semua perusahaan yang bekerjasama dengan perusahaan dibawah kepemimpinan Hazelt saja. Dia ingin menunjukkan kemarahannya kepada Hazelt.Setelah beberapa jam menyelidik, senyum sinis terukir di bibir. "Aku menemukannya," ucapnya berguman sendiri. Harper menemukan perusahaan kecil, Greyson Corp, yang merupakan salah satu mitra kerja utama perusahaan Rich Trover, Trover industries. Saat ini Greyson Corp sedang mengalami masa sulit, rentan terhadap pengambilalihan."Tunggu saja apa yang bisa aku lakukan untukmu, Hazelt," desisnya menemukan letak peluangnya di Grayson Corp
Hazelt merunduk, memungut kartu undangannya yang terjatuh. "Itu benar, Harper. Aku akan menikah dengan Charlie. Kamu bisa membacanya di sini."“Kenapa kamu tidak memberitahuku?” Harper berteriak. "Kenapa kamu menyembunyikannya dariku, Hazelt? Setelah semua perjuanganku membuatmu bisa kembali padaku! Kamu mematahkan harapanku!""Untuk apa aku kembali padamu? Aku tidak mau jatuh ke kesalahan yang sama, Harper. Aku juga bisa bahagia," jawab Hazelt, berusaha menutupi kegugupannya. Sejujurnya, ia takut dengan reaksi Harper. Dalam hatinya, kehadiran Harper adalah ancaman bagi kebahagiaannya.Harper tertawa sinis. "Bahagia? Kamu pikir akan bahagia bersamanya? Kamu milikku, Hazelt. Kamu selalu menjadi milikku.""Aku bukan milik siapa pun, Harper. Aku bebas." Hazelt menahan tubuhnya, berusaha menunjukkan ketegaran di hadapan Harper."Kalau begitu, kamu tidak akan keberatan jika aku menunjukkan ini pada Charlie, kan?" Harper mencibir sambil mengeluarkan selembar kertas lusuh dari saku jaketnya.
Tampak Charlie menghela napas berat. Tatapannya tidak lepas dari wajah penasaran Hazelt. "Lupakan saja. Tidak perlu dibahas. Aku menerima apapun masa lalumu.""Tapi, aku butuh tahu, Charlie. Apa Harper yang mengatakannya padamu?""Harper tidak mengatakan apapun. Tapi..." Kalimat Charlie menggantung di udara, menekan dada Hazelt hingga sesak karena rasa penasarannya.Mata Hazelt membulat sempurna, menunggu tidak sabar. Gugup menempati setiap inci tubuhnya. Charlie menghela napas panjang. "Ada seseorang yang membongkar semuanya, Hazelt. Dia, Nancy.""Nancy?"desisnya hampir tidak terdengar.Nama itu mengejutkannya, ia tidak menyangka Nancy nekat melakukannya. Pantas saja kemarin dia mendatanginya."Hari itu, Nancy mendatangiku ke kantor. Dia memintaku agar mau berpura-pura menjadi kekasihnya di depan keluarganya.""Berpura-pura menjadi kekasihnya?" Hazelt ingat, Nancy juga meminta Harper melakukan hal yang sama. "Iya. Aku tidak tahu untuk apa dia melakukannya. Pun aku tidak ingin