Share

Membuat Cemburu Mantan Suami

last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-10 14:16:28

Sudah diceraikan saja pun, tetapi Harper masih saja mencari celah untuk merendahkannya.

Hazelt tidak mau terpancing yang malah akan membuat dirinya semakin menyedihkan di depan Harper.

"Saya tidak ingin masa lalu kita mengganggu kerjasama ini, Harper. Tanggung jawab perusahaan ini terlalu penting bagi saya" ujar Hazelt, matanya menatap tajam ke arah Harper.

Semua yang terjadi sudah menjadi keputusan Tuan Rich Trevor yang memberikan keuntungan besar baginya.

"Yang artinya, mulai saat ini saya yang mewakili perusahaan Rich Trevor, Tuan Muda Harper Stone!" tegas Hazelt menunjukkan kekuasaannya kepada Harper.

Hazelt mengeluarkan laptop dari dalam tasnya. Setelah menghidupkan laptop, sejenak ia sibuk dengan tetikus dan fokus pada layar laptop.

Setelah beberapa saat berbasa-basi, percakapan mereka mulai menyentuh topik yang lebih dalam. Pembicaraan terkait strategi bisnis dengan cepat bergeser menjadi diskusi yang lebih personal.

"Saya berharap anda bisa datang besok siang ke rapat umum dengan pemegang saham di ruang konferensi." Hazelt menyudahi ketegangan yang sempat terjadi, lalu menutup laptop.

Perasaan tidak berdaya yang tidak bisa dikuasainya membuat Harper cuma bisa mengangguk bak anak kecil.

"Hazelt, aku ingin bertanya satu hal?"

Penyesalan yang mendalam telah menyia-nyiakan Hazelt terpancar dari sinar matanya. Yang dulu dingin dan cuek, kini sinar mata itu terlihat lebih hangat dan lembut.

Sekilas melihat Harper sebelum kemudian melanjutkan merapikan kertas-kertas di depannya. Kemudian Hazelt tersenyum manis dan mengangguk.

"Kapan kamu akan bertunangan?"

GLEKK

Ekspresi wajah Hazelt sempat membeku. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Selama ini ia menjadi istri tawanan Harper, keluar dari rumah juga satu batasan yang tidak bisa ia tentang.

Hazelt juga tidak menanyakan kejelasan pertunangan yang sudah diumumkan semalam kepada nyonya Karen.

Tapi, atas dasar apa Harper menanyakan itu kepadanya, bukankah hubungan mereka sudah selesai? Atau, apa dirinya begitu menyedihkan?

"Aku..." Hazelt menggantung ucapannya.

Sekilas bayangan Nancy yang tengah hamil, yang ia kira adalah anak Harper sangat mengganggunya. Masih ada sedikit harapannya hubungan mereka bisa kembali lebih baik, tetapi Hazelt tidak mau merendahkan dirinya di hadapan Harper. "... aku berharap secepatnya."

"Hazelt, katakan siapa pria itu?" desak Harper penuh amarah. Spontan berdiri dengan setengah badan membungkuk ke depan. Nafasnya memburu disertai gertakan geraham yang keras menandakan kemarahannya.

Hazelt tertawa kecil. Harper bersikap seperti itu karena sudah terbiasa menguasainya selama ini. Sekarang ia harus membuat keputusan tegas untuk dirinya sendiri, sebelum Harper semakin berani masuk lebih jauh dalam kehidupannya.

Dengan tegas ia menjawab, "tidak perlu marah, Harper. Hubungan kita juga sudah selesai. Aku bebas melakukan apa yang aku mau, kamu juga begitu."

"Tidak bisa, Hazelt!"geram Harper menggebrak meja sampai membuat Hazelt kaget dengan kerasnya suara gebrakannya.

"Jaga sikapmu, Harper. Ini di kantor perusahaan!"

Hazelt menumpulkan tatapannya di wajah memerah Harper. Melihatnya seperti ini Hazelt merasa bersyukur diceraikannya. Sikap Harper tersebut menunjukkan dirinya adalah pria yang buruk .

"Kalau tidak ada yang penting dibicarakan sebaiknya kamu pulang, Harper. Aku tidak mau ada keributan di sini!"

Beberapa detik Harper terdiam, sadar dengan sikapnya yang kasar dia meminta maaf dan duduk kembali. Persekian detik wajahnya tertunduk, kemudian diangkat perlahan menatap Hazelt dengan lembut.

"Kita perlu bicara, Hazelt," ujar Harper lebih lembut. Tangannya yang melipat dia letakkan di atas meja. Matanya melihat lurus ke depan, melihat wanita yang sibuk menghindari tatapannya.

"Hazelt, ini tentang Nancy."

Nama Nancy sangat mendominasi pada perubahan moodnya, selalu membuatnya merasa tidak nyaman. Gadis itu sangat licik dan penuh manipulasi untuk merebut perhatian Harper.

Hazelt membuang wajah. "Aku tidak tertarik membicarakannya!"

"Nancy sudah mengakui kesalahannya dan dia minta maaf padamu, Hazelt. Jadi, aku menyampaikannya sekarang."

'Percuma, Harper. Hatiku sudah terlanjur sakit.' Hazelt tersenyum getir.

Hazelt sangat mengenal Nancy, dia tidak benar-benar meminta maaf atas semuanya, tetapi hanya untuk mempengaruhi Harper agar tetap percaya kepadanya.

"Aku katakan padanya agar menemui mu langsung, tetapi dia takut kamu sudah terlanjur membencinya."

Hazelt mengedikkan kedua bahunya bersamaan, salah satu sudut bibirnya sengaja dinaikkan.

Ia tidak tertarik membicarakan tentang Nancy.

"Apa kamu marah padaku, Hazelt?"

'Pertanyaan apa itu? Siapa yang tidak marah diperlakukan seperti dirinya?

"Marah karena apa?" Pura-pura Hazelt menjawab dengan balas bertanya.

"Aku membawa Nancy ke---"

"Berhenti membahas Nancy di sini, Harper!" Hazelt mengultimatumnya sampai terdiam.

Harper segara sadar kalau Hazelt yang ia nikahi dulu bukan lagi Hazelt yang dia lihat sekarang. Tiba-tiba rasa sangat cemburu sesaat setelah mendengarnya akan bertunangan, seolah-olah ada cinta yang besar bergelora dalam hati Harper yang menyadarkannya.

"Hazelt, apa kamu tidak bisa memaafkan aku?" Setengah memohon Harper menjatuhkan airmatanya di depan Hazelt.

Hazelt terdiam bisu. Ada rasa kasihan sekaligus kebimbangannya bisa percaya dengan ucapan Harper, atau mungkin saja dia hanya ingin memanfaatkannya dalam bisnis ini.

Harper tahu selama ini ia tidak pernah terjun ke dunia bisnis, alih-alih diberi tanggungjawab memimpin perusahaan besar.

"Hazelt, apa kamu mendengar---?"

"Aku mohon, jangan mengatakan apapun padaku sekarang, Harper."

Entah kenapa Hazelt tidak bisa membendung air matanya lagi. Ia merasa seperti barang yang tidak ada harganya bagi Harper. Hatinya dipenuhi luka dan rasa sakit selama ini, tapi dengan mudahnya Harper datang meminta maaf.

Harper merasa kasihan kepadanya, akan tetapi mereka sudah seperti asing, dia enggan menyentuh sang mantan sekedar meyakinkan ketulusannya. Tanpa sepatah kata Harper pergi dari sana.

Sepeninggalan Harper, beberapa lama Hazelt hanya duduk termenung. Ia tidak bergairah melanjutkan pekerjaannya. Hatinya masih sangat mencintai Harper namun tidak bisa memaafkannya setiap mengingat Nancy.

***

Di mansion, Hazelt memperbanyak waktunya berbincang tentang perusahaan dengan Tuan Rich Trevor. Tuan kaya raya itu tahu dirinya tidak memiliki pengalaman di perusahaan besar. Namun, Tuan Rich Trevor dengan mudahnya mengalihkan tanggung jawab perusahaan Rich Trevor kepadanya.

Tidak mau mengecewakan kepercayaan mereka, Hazelt tidak bosan-bosan mentransfer ilmu bisnis dari Tuan Rich Trevor. Pria bersahaja tersebut menjadi guru yang profesional untuknya.

"Hazelt, apa kamu sudah punya pacar?" tanya nyonya Karen mengalihkan fokusnya dari laptop di depannya.

Wajah Hazelt sedikit memucat seolah darah berhenti mengalir di sana, sekilas melihat kepada nyonya Karen sebelum menggeleng lemah.

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dijerat Mantan Suami Agar Aku Mau Kembali    The End

    Di mansion Rich Trover. Tuan Rich Trover dan nyonya Karen kaget melihat Hazelt membawa dokumen perusahaan.Mereka yang tengah bersiap berangkat keluar kota, guna menghindari media, kembali duduk."Harper mau membantu perusahaan Rich Trover, Pa. Jadi, malam ini kita bertemu untuk membahasnya," ujar Hazelt."Harus sekarang, Hazelt?" tanya Rich Trover."Iya, Pa. Atau, Papa saja yang menemuinya," kata Hazelt memberikan dokumen di tangannya ke Tuan Rich Trover."Tidak, Sayang. Kamu diantar Davies saja ke sana, ya. Kebetulan Papa dan Mama harus berangkat keluar kota sekarang." Tuan Rich Trover memeluk hangat Hazelt. "Maafkan, Papa. Tapi, untuk saat ini Papa harap kamu bisa membantu tugas Papa. Keadaan sekarang di sini tidak baik untuk Papa dan Mama.""Iya, Pa. Ada Davies yang dia menjagaku," ujar Hazelt, pamit.Davies mengekori Hazelt, dia merasa bersalah karena sudah berkhianat. Hazelt salah, dia tidak bisa menjaganya.Sepanjang perjalanan menuju mansion Harper, sampai tiba di sana, ha

  • Dijerat Mantan Suami Agar Aku Mau Kembali    Membuat Penawaran

    Kemarahannya tidak termaafkan lagi. Harper kecewa dengan Hazelt. Dia tidak akan memberikan kesempatan kepada Hazelt, bisa menikmati kebahagiaan dengan siapapun kecuali dengannya.Rencana yang disusunnya begitu nekat dan rapi. Akuisisi perusahaan Rich Trover di bawah Hazelt hanyalah permulaan. Kematian Charlie juga hanya cara menyingkirkan satu penghambat jalannya.Langkah selanjutnya adalah menjatuhkan perusahaan pusat Rich Trover. Harper menghabiskan berhari-hari, untuk bisa mendapatkan rahasia detil tentang perusahaan pusat Rich Trover. Dalam tekanan, Davies yang berperan penting dalam mempermudah semua rencana Harper. Satu persatu dia berhasil melumpuhkan seluruh perusahan Rich Trover.Perusahaan Rich Trover yang dulunya berjaya, mulai goyah, investor panik. Berita itu segera tersebar, media dengan cepat membongkar kehancuran perusahaan Rich Trover.Harper menyaksikan semua ini dengan mata dingin. Dia tidak merasakan kepuasan. Hanya tekad yang membara."Hazelt akan menangis denga

  • Dijerat Mantan Suami Agar Aku Mau Kembali    Kematian Charlie

    Tiba di apartemen Bone, Harper masuk dengan berjalan santai.Charlie yang tengah sibuk dengan ponselnya, kaget tiba-tiba Harper sudah berdiri di depannya."Untuk apa kamu kemari?" tanyanya, wajahnya sedikit memucat karena kagetnya."Aku ingin mengucapkan selamat untukmu," jawab Harper menatapnya tajam.Charlie berdiri, tertawa kecil melihat sikap kekanakan Harper itu. Harper juga tahu, besok lah hari pernikahan mereka. "Kenapa mengucap selamat sekarang, Harper? Tidak mungkin kamu tidak tahu, besoklah hari pernikahan kami, bukan sekarang."Charlie mengambil gelas dan menuang wiski, memberikannya kepada Harper."Atau, ada yang ingin kamu bicarakan denganku?" tanya Charlie menunjukkan jam di pergelangan tangannya."Gagalkan pernikahan ini. Aku masih suami Hazelt." Harper to the point."Itu dulu, sekarang Hazelt calon istriku." Dahi Harper mengerut, bingung dengan ekspresi tenang dan ucapan Charlie. "Kamu tidak bertanya, Charlie?""Untuk apa, Harper? Tidak perlu! Kamu menikahinya selama

  • Dijerat Mantan Suami Agar Aku Mau Kembali    Obsesi Mengerikan Harper

    Mata Harper terpaku pada laptop di atas meja. Jari-jarinya mulai sibuk di atas keyboard, mencari informasi tentang perusahaan Rich Trover. Perusahaan besar yang sudah diakui diberbagai negara-negara besar. Harper nekat melakukan rencananya ini, karena perusahaan Rich Trover hampir tidak mempunyai kelemahan. Atau, sesuatu yang bisa dia manfaatkan untuk menjatuhkannyaNamun, tujuan utamanya adalah hanya akan mengakuisisi semua perusahaan yang bekerjasama dengan perusahaan dibawah kepemimpinan Hazelt saja. Dia ingin menunjukkan kemarahannya kepada Hazelt.Setelah beberapa jam menyelidik, senyum sinis terukir di bibir. "Aku menemukannya," ucapnya berguman sendiri. Harper menemukan perusahaan kecil, Greyson Corp, yang merupakan salah satu mitra kerja utama perusahaan Rich Trover, Trover industries. Saat ini Greyson Corp sedang mengalami masa sulit, rentan terhadap pengambilalihan."Tunggu saja apa yang bisa aku lakukan untukmu, Hazelt," desisnya menemukan letak peluangnya di Grayson Corp

  • Dijerat Mantan Suami Agar Aku Mau Kembali    Hazelt Hanya Milik Harper

    Hazelt merunduk, memungut kartu undangannya yang terjatuh. "Itu benar, Harper. Aku akan menikah dengan Charlie. Kamu bisa membacanya di sini."“Kenapa kamu tidak memberitahuku?” Harper berteriak. "Kenapa kamu menyembunyikannya dariku, Hazelt? Setelah semua perjuanganku membuatmu bisa kembali padaku! Kamu mematahkan harapanku!""Untuk apa aku kembali padamu? Aku tidak mau jatuh ke kesalahan yang sama, Harper. Aku juga bisa bahagia," jawab Hazelt, berusaha menutupi kegugupannya. Sejujurnya, ia takut dengan reaksi Harper. Dalam hatinya, kehadiran Harper adalah ancaman bagi kebahagiaannya.Harper tertawa sinis. "Bahagia? Kamu pikir akan bahagia bersamanya? Kamu milikku, Hazelt. Kamu selalu menjadi milikku.""Aku bukan milik siapa pun, Harper. Aku bebas." Hazelt menahan tubuhnya, berusaha menunjukkan ketegaran di hadapan Harper."Kalau begitu, kamu tidak akan keberatan jika aku menunjukkan ini pada Charlie, kan?" Harper mencibir sambil mengeluarkan selembar kertas lusuh dari saku jaketnya.

  • Dijerat Mantan Suami Agar Aku Mau Kembali    Kemarahan Harper

    Tampak Charlie menghela napas berat. Tatapannya tidak lepas dari wajah penasaran Hazelt. "Lupakan saja. Tidak perlu dibahas. Aku menerima apapun masa lalumu.""Tapi, aku butuh tahu, Charlie. Apa Harper yang mengatakannya padamu?""Harper tidak mengatakan apapun. Tapi..." Kalimat Charlie menggantung di udara, menekan dada Hazelt hingga sesak karena rasa penasarannya.Mata Hazelt membulat sempurna, menunggu tidak sabar. Gugup menempati setiap inci tubuhnya. Charlie menghela napas panjang. "Ada seseorang yang membongkar semuanya, Hazelt. Dia, Nancy.""Nancy?"desisnya hampir tidak terdengar.Nama itu mengejutkannya, ia tidak menyangka Nancy nekat melakukannya. Pantas saja kemarin dia mendatanginya."Hari itu, Nancy mendatangiku ke kantor. Dia memintaku agar mau berpura-pura menjadi kekasihnya di depan keluarganya.""Berpura-pura menjadi kekasihnya?" Hazelt ingat, Nancy juga meminta Harper melakukan hal yang sama. "Iya. Aku tidak tahu untuk apa dia melakukannya. Pun aku tidak ingin

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status