Share

18. Masih Sayang

Davie berjalan santai menghampiri Dimas yang masih berdiam diri di tempat sebelumnya. Dimas belum menyadari kehadiran Davie di depannya. Sampai Davie terpaksa berdeham untuk mendapatkan perhatian dari Dimas.

Melihat wajah Davie, Dimas langsung syok dan mundur satu langkah ke belakang. Bulir-bulir keringat muncul di dahinya. Pria itu merasa gugup karena sudah mengetahui identitas asli Davie. Orang yang ia anggap biasa, ternyata pewaris tunggal perusahaan manufaktur tersebut.

"Gimana?"

Dimas mengernyit. "Apanya?"

"Ya gimana perasaan kamu sekarang? Udah malu belum?" tanya Davie seakan mencibir Dimas.

Dimas menunduk. Berharap Davie segera pergi dari hadapannya. Ia tidak menyangka Davie menguping pembicaraannya dengan Ileana. Mau ditaruh dimana wajahnya itu? Benar yang dikatakan Davie, ia sudah terlanjur malu karena ulahnya sendiri. Ini karma yang pantas untuknya.

"Kan saya udah ingatin kamu buat jauhi Ileana. Kenapa masih ngotot?" ucap Davie sarkas.

"Karena saya tahu, Bapak bohong soal hu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status