Share

Balas Dendam

Penulis: Inerachi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-03 11:01:22

Ancaman Janeta rupanya tidak bisa diremehkan sama sekali. Wanita itu sepertinya benar-benar kehilangan kewarasannya karena berani mengambil resiko dengan membuat sebuah berita yang berhasil membuat kegaduhan di antara para penggemar Rasky.

Sebuah berita mengisi hampir semua tayangan gosip di televisi dan akun gosip sosial media. Sebuah kabar yang menjadi pergunjingan banyak orang karena kali ini yang menjadi sasaran utamanya adalah Rasky, si artis terkenal yang sudah banyak memenangkan hati para penggemar.

Akun-akun gosip pun berlomba membahasnya seakan menjadi orang yang paling tahu dengan kejadian yang sesungguhnya, padahal mungkin saja itu hanyalah sebuah asumsi belaka. Tayangan Janeta yang tengah memberikan pernyataan baru saja dicampakan oleh Rasky menjadi berita utama. 

Berita ini sebenarnya adalah lanjutan dari pernyataan Rasky yang mengelak jika dirinya dikabarkan memiliki hubungan asmara dengan Janeta. Pria itu menyangkal ucapan Janeta yang mengatakan jika mereka punya hubungan khusus dan itu terjalin saat mereka sama-sama terlibat pembuatan sebuah film. Atau… mungkin karena penolakan yang Rasky ucapkan kepada wanita itu tempo hari.

Dalam wawancara dengan salah satu televisi Janeta berkata, "Saya gak ngerti kenapa dia sejahat ini sama saya. Saya pikir kebaikan dia tulus, sampai saya jatuh cinta sama dia. Tapi, semua perilaku manisnya cuma kebohongan agar film kami naik di pasaran," ucap wanita itu sambil menyeka air matanya.

Ekspresi sedih yang wanita itu pertontonkan tentu saja berhasil meraih simpati banyak orang. Wanita itu memang pandai memainkan perasaan orang-orang dengan akting sedih dan teraniaya yang sedang ia perankan.

"Saya... gak menyangka kalau dia tega berbuat seperti ini pada saya. Padahal cinta saya tulus.” Seorang pria yang merupakan asisten wanita itu terlihat mengusap punggung Janeta dengan tatapan sendu. Seolah turut mengambil peran dari sandiwara yang sedang dimainkan oleh sang artis.

“Saya bahkan mengabaikan omongan teman-teman saya yang mengatakan jika dia itu memang terbiasa memainkan hati wanita. Yah, seperti yang kita semua tahu, kalau Rasky sudah terbiasa dikaitkan dengan banyak wanita. Mungkin… dia biasa berhubungan tanpa menggunakan perasaan seperti ini. Dan… akhirnya, saya kini tertipu," lanjutnya yang kini menatap kamera dengan air mata yang ia biarkan sengaja mengalir di pipinya. Membuat orang-orang yang menonton acara itu terbawa perasaan dan merasa kasihan kepadanya.

Apa yang dikatakan Janeta ternyata berhasil menarik simpati banyak orang. Terbukti publik yang awalnya menyukai Rasky, si artis yang tengah naik daun. Mendadak menjadi membenci. Mereka menilai pria itu arogan dan jahat karena tidak mau mengakui kekasihnya sendiri. Terlebih, dalam konferensi persnya, Janeta juga sempat menunjukkan foto-foto ketika mereka sedang bersama yang diambil secara sembunyi oleh seseorang. 

Orang-orang langsung jatuh iba pada Janeta dan stasiun televisi dengan senang hati mengundangnya untuk membahas hubungan Janeta dengan Rasky di depan banyak orang demi rating televisi.

Elena yang saat itu menyaksikan semuanya dari layer televisi hanya bisa menatap jijik tayangan itu. Mungkin jika ia tidak menjadi saksi dari perdebatan Janeta dan Rasky tempo hari, ia juga akan masuk ke dalam barisan netizen yang menghujat Rasky.

Sayangnya Elena ada di situ. Ia mendengar sendiri jika apa yang terjadi saat ini hanyalah kebohongan belaka. Dirinya tahu jika apa yang dilakukan Janeta saat ini semata-mata sebagai bentuk keegoisan dirinya yang ingin lepas dari masalahnya dengan melibatkan orang lain. Masalah yang sebenarnya lebih menggemparkan dari sekedar cerita cinta bertepuk sebelah tangannya bersama Rasky.

“Sudah lihat berita?” tanya Diaz yang muncul dari pintu ruang kerja Elena.

Elena menarik sudut bibirnya malas. Seakan tahu apa yang akan Diaz katakana selanjutnya. “Sudah, Mas,” balas Elena datar.

Diaz masuk ke dalam ruang kerja Elena, berniat membahas masalah ini lebih dalam. “Terus gimana kerjasamanya? Batal?” 

Elena menghembuskan napas panjang dan mengangkat bahu. “Gak tahu. Sejauh ini Bu Arletta belum ada info untuk pembatalan kerjasama.”

“Terus, gimana perasaan lo waktu tahu berita itu?” korek Diaz, pria itu ingin memastikan bagaimana pandangan Elena tentang berita yang melibatkan Rasky. Sekaligus ingin memastikan bagaimana perasaan Elena yang dipaksa bertemu kembali dengan orang yang sangat ia benci itu.

“Gak ada masalah. Yah… jujur di awal gue sempet menghindar untuk handle kerjasama ini. Tapi… gue gak bisa nolak. Lo tau sendiri gimana Bu Arletta. Dan untuk masalah ini sebenarnya gue udah pernah bilang ke dia, cuma sampai saat ini belum ada keputusan.” 

“Gue pikir lo bakal seneng begitu tahu berita ini.”

Elena terkekeh mendengar kalimat yang terlontar dari bibir Diaz, seniornya ini seolah tahu apa yang ada di kepalanya. Sungguh, Diaz memang paham siapa dirinya. “Dikit,” jawabnya dan otomatis membuat Diaz ikut tersenyum.

“Tapi di pertemuan kemarin gue cukup oke kok. Dia gak ada bahas masalah yang lalu. Cuma… ada yang aneh aja. Dia tuh kayak bukan Rasky yang gue temui dulu,” ucap Elena yang tiba-tiba teringat sikap aneh Rasky padanya.

“Serius? aneh gimana?” Diaz dengan dahi yang berkerut menatap Elena ingin tahu sekaligus khawatir.

“Dia tuh kayak mandang gue dengan… tatapan khawatir? Dia juga beberapa kali nolongin gue. Kayak… aneh aja gak sih? Padahal kalau dia emang inget gue, dia kan harusnya marah, Mas.” Diaz mengangguk-anggukan kepalanya. Mendukung apa yang diucapkan oleh Elena.

“Iya juga sih. Atau emang kejadian waktu itu memang bukan salah dia?” Elena menggelengkan kepala. Ia juga tidak bisa menebak ada apa dibalik perubahan sikap Rasky padanya. 

“Gue gak tahu.”

“Yah, udah. Lo tunggu aja kabar selanjutnya. Kita lihat sejauh mana reaksi orang-orang sama berita ini.”

“Bener, Kita tunggu aja instruksi selanjutnya dari Bu Arletta.”

“Gue balik dulu, yah,” pamit Diaz sebelum berlalu dari ruangan Elena.

Elena masih termenung memikirkan apa yang Diaz ucapkan. Ada perasaan tidak nyaman yang ia rasakan saat ini.

Wanita itu menimbang-nimbang apa yang akan ia lakukan karena sebenarnya saat ini ia tengah memegang kartu AS dari masalah yang terjadi di antara Rasky dan Janeta.

Jemari Elena bergerak menggulir layer ponselnya dan menghubungi seseorang yang saat ini pasti tengah menunggu panggilannya.

Setelah melakukan banyak pertimbangan. Akhirnya ia memilih untuk memutuskan sesuatu yang akan berdampak besar bagi Janeta, Rasky dan juga dirinya.

“Halo, Jo. Gue setuju buat lo rilis berita itu,” ucapnya pada sahabatnya, Jovita.

Helaan napas panjang sempat terdengar di telinga Elena, menandakan jika lawan bicaranya itu merasa lega dengan keputusan yang ia buat. "Finally," respon Jovita dengan nada bahagia.

"Akhirnya lo bergerak juga. Gue pikir lo masih cinta sama mantan lo. Tapi… nanti dulu lah gue rilis beritanya, sesuai omongan lo beberapa hari lalu. Kalau memang berita itu mau di rilis, minimal seminggu lah dari berita Janeta keluar. Gak asik rasanya kalau kita gak balas dendam sama si Rasky," tambah Jovita sambil tertawa.

Elena turut tertawa mendengar ocehan sahabatnya. Seolah memebenarkan apa yang dikatakan oleh Jovita. "Yah, biarin kita bikin dia pusing dulu sama gosip antara dia sama Janeta. Setelah itu, baru kita tontonin apa yang bisa Janeta sama si pecundang itu lakukan," ucap Elena yang juga penasaran dengan apa yang akan dilakukan oleh Janeta, si wanita penghancur hubungannya dengan Damar. Sekarang kita mulai balas dendamnya yah, Dam.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dikejar Jodoh   Bertemu Baik-Baik

    Elena masih duduk terdiam di restoran itu walaupun sudah lebih dari satu jam Tirto pergi meninggalkannya.Wanita itu duduk termenung dengan hati dan kepala yang sedang berdebat tanpa kesudahan. Terlihat tenang diluar tanpa ada yang tahu jika isi kepalanya tengah berteriak riuh.Ia pikir, ide untuk pergi ke mall bisa membuatnya berhenti melupakan masalahnya. Nyatanya, ia justru bertemu dengan Tirto. Pria yang justru membuatnya kembali memikirkan hal yang sedang ia hindari.Membuat Elena sadar apa yang dikatakan oleh Tirto ada benarnya. Bahwa menghindar dan berpikir seakan semua sudah selesai bukanlah hal yang benar. Pria itu memintanya menyelesaikan semuanya dengan cara bertemu kembali dengan Rasky dan membicarakannya dengan baik-baik. Namun, jangankan untuk berbicara baik-baik. Elena saja tidak tahu bagaimana cara kembali bertemu dengan pria itu.Elena sudah mengabaikannya, bahkan memblokir nomornya..Lalu apa alasan yang bisa ia berika

  • Dikejar Jodoh   Mengganti Masa Lalu

    Rasky menatap lega pesan yang dikirimkan oleh Gia. Sahabatnya itu mengatakan jika dirinya baik-baik saja dan mengucapkan terima kasih pada Rasky atas bantuan pria itu.Rasky pun membalas pesan Gia, ia berpesan agar wanita itu agar tidak sungkan untuk meminta bantuannya. Setelah membalas pesan Gia, tatapan Rasky kini tertuju pada pesan dari Elena yang belum dibaca oleh wanita itu.Ini pernah terjadi beberapa bulan lalu, ketika ia masih mengejar cinta Elena. Setelah mereka resmi berpacaran, sikap menyebalkan Elena ini sudah tidak pernah terjadi lagi.Rasky tahu jika Elena mungkin marah padanya yang tidak datang waktu itu. Ia juga tidak menjawab panggilan Elena. Ia paham. Sangat paham. Namun, di saat ia ingin memberikan penjelasan. Wanita itu seakan menutup semua akses yang Rasky punya. Dan itu menyebalkan.Rasky menghembuskan napas kasar. Ia menjambak rambutnya untuk menyalurkan perasaannya yang sedang berantakan.Ini semua lagi-lagi karena dir

  • Dikejar Jodoh   Fakta Lain Terungkap

    Melupakan seseorang ternyata tidak semudah menerima kehadirannya. Elena merasa jika kalimat itu benar. Karena tengah merasakan hal itu saat ini.Wanita itu masih berdiri di depan sebuah toko yang memajang gambar besar seorang pria yang tengah tersenyum lebar. Senyum pria terlihat begitu bahagia, menyihir setiap mata yang melihat untuk turut tersenyum. Seolah ikut merasakan perasaan bahagia yang terpancar dari wajah tampan dan senyuman menawan itu.Entah sudah berapa Elena berdiri di sana hingga seorang wanita menghampirinya sambil tersenyum. “Silakan dilihat-lihat dulu saja, barangkali ada yang cocok,” ucap wanita itu ramah.Elena menatap wanita itu dan tersenyum sambil menggeleng, lalu pergi. Ini bahkan sudah hampir seminggu sejak terakhir ia berbagi pesan dengan orang itu. Namun, dirinya masih belum bisa melupakan sosoknya.Kebersamaan keduanya memang belum begitu lama. Tetapi segala hal yang berhubungan dengan Rasky nyatanya masih beg

  • Dikejar Jodoh   Menunggu Itu Melelahkan

    Siang itu matahari bersinar dengan terik, membuat Elena dan teman-temannya memilih makan siang di dalam kantor. Para wanita yang tidak ingin berkeringat atau merasakan kulitnya terbakar tentu saja menolak dengan tegas usulan Miko yang mengajak mereka makan siang di luar kantor."Ini kan jadwalnya kita makan di luar. Kenapa banget sih ciwi-ciwi ini gak mau kena panas dikit aja," gerutu Miko pada Diaz."Sht... Udah diem," ucap Nayla sambil memasukkan sesendok penuh nasi beserta lauknya ke dalam mulut Miko agar pria itu sibuk mengunyah dibandingkan menabur genderang perang dengan dua wanita lain yang ada di meja itu.Mata Miko sempat melotot dengan kelakuan Nayla. Benar-benar mulai berani ternyata juniornya ini."Emangnya lo mau bayarin skin care kita? Atau bayarin perawatan kita ke dokter kulit?" Nayla pikir kedua wanita itu tidak ada yang mendengar gerutu Miko. Namun nyatanya, Tania cukup jeli dan sepertinya perang mulut sebentar lagi akan dimulai.

  • Dikejar Jodoh   Sebuah Kepercayaan

    Proses syuting sudah selesai kemarin dan mereka pun langsung bertolak untuk kembali pada pekerjaan mereka setelah semalam mereka menghabiskan waktu dengan makan malam bersama untuk merayakan lancarnya proses syuting mereka hari itu.Elena dan Rasky tengah duduk berdampingan di dalam pesawat yang akan membawa mereka ke tempat asal mereka. Rasky sudah mewanti-wanti Elena agar memesankan tiket pulang untuknya di hari yang sama dengan wanita itu. Ia juga meminta agar bisa duduk bersebelahan dengan Elena.Alasannya adalah hitung-hitung mengganti waktu kencan mereka yang tertunda karena kesibukan Rasky yang cukup padat akhir-akhir ini."Kamu kangen gak sih sama aku?" tanya Rasky random. Membuat Elena mengerutkan dahinya sesaat."Kita dari kemarin kan bareng terus. Cuma pas ke toilet sama tidur aja kan pisahnya? Terus gimana konsepnya nanya kangen?" Elena balik bertanya.Rasky sempat mengangguk sesaat. Ia mengaku jika pertanyaan perlu diralat.

  • Dikejar Jodoh   Pemeran Pengganti

    Ketegangan muncul di wajah tim advertising pagi itu. Pasalnya lawan main Rasky dalam iklan kali ini mendadak tidak bisa hadir karena baru saja mengalami kecelakaan ketika menuju ke lokasi syuting.Mereka tengah bingung akan mencari darimana lawan main Rasky, mengingat proses syuting akan dimulai beberapa menit lagi."Terus gimana dong, nih?" tanya Miko pada tim advertising yang juga sama bingungnya seperti dirinya.“Pemeran pengganti sudah dihubungi belum?” tanya salah seorang di tim advertising pada temannya yang lain.“Sudah. Cuma dia lagi dirawat di rumah sakit. Sementara model yang lain lagi ada kerjaan.”Miko menghela napas gusar. Bisa gawat kalau sampai syuting hari ini berantakan. "Selebgram sini gak ada yang lagi free gitu?" tanya Miko pada tim Advertising yang juga berada di lokasi syuting."Kita lagi coba hubungi selebgram yang lain. Cuma agak sulit karena kan lo tahu sendiri gimana standar

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status