Share

Bab 3 Berita Mengejutkan

Penulis: Jiriana
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-26 05:27:28

Melihat sahabatnya terdiam, Renata kembali bertanya. “Lucia, kenapa diam saja?”

Sentuhan tangan Renata pada lengannya seketika membuyarkan lamunan Lucia. “Itu … sebenarnya ….” Lucia terlihat ragu saat akan menjawab pertanyaan Renata. Bukannya, dia tidak mau berterus terang pada sahabatnya, tapi dia malu untuk mengakuinya.

“Apa video itu hanya rekayasa?” tebak Renata lagi sebelum Lucia sempat menjawab pertanyaannya tadi.

Video yang dimaksud oleh Renata adalah video ketika Lucia menghabiskan malam bersama dengan Dean di hotel malam itu. Meskipun, pencahayaan di kamar tersebut redup dan sedikit gelap. Namun, wajah wanita di dalam vidio itu masih bisa dikenali dan bisa dipastikan pemeran wanita itu adalah Lucia.

Selain wajah Lucia yang bisa dikenali, suara wanita dalam video tersebut juga terdengar sangat jelas dan itu semakin menguatkan dugaan orang kalau pemeran wanita itu memang Lucia. Berbeda dengan pemeran wanitanya, pemeran pria dalam video itu justru tidak terlihat jelas, dikarenakan dia membelakangi kamera jadi wajahnya tidak tersorot kamera sama sekali.

“Jika benar hanya rekayasa, kita bisa melaporkan orang tersebut dan segera membersihkan namamu,” lanjut Renata lagi.

Lucia meremas kuat ponsel yang ada di genggamannya dengan kuat sebelum menjawab pertanyaan Renata. “Video itu asli, bukan rekayasa.”

Renata sedikit terkejut mendengar penuturan Lucia. Pasalnya, dia tidak menyangka kalau sahabatnya itu melakukan itu. Dia tahu seperti apa Lucia, sahabatnya tidak mungkin melakukan hal itu.

“Jadi, benar kalau pria di dalam video itu adalah Dean?”

Melihat Lucia hanya diam, Renata sudah bisa menyimpulkannya sendiri kalau tebakannya memang benar adanya. Sebenarnya, Renata juga tidak yakin kalau itu adalah Dean, hanya saja mengingat kalau sahabatnya itu sangat mencintai Dean, mana mungkin dia melakukan dengan pria lain, apalagi Lucia masih memegang teguh pendirian jika dia akan melalukan hubungan suami-istri setelah resmi menikah.

"Ini akan berdampak buruk untukmu, keluargamu, dan juga keluarga Anderson," ucap Renata setelah terdiam selama beberapa saat. Dia menatap iba pada Lucia yang sedang menampilkan wajah pias.

“Aku harus menghubungi Dean.” Lucia dengan cepat menekan kontak Dean. Beberapa kali menelpon, panggilannya tidak juga dijawab oleh pria itu. Lucia pun mencoba sekali lagi. Namun, hasilnya tetap sama. Akhirnya dia menoleh pada sahabatnya.

“Renata, apa Dean sudah tiba?” Mungkin saja tunangannya itu sudah tiba di altar, jadi dia tidak memegang ponselnya. Begitulah yang ada di pikiran Lucia saat panggilannya tidak dijawab juga oleh Dean.

Renata menggeleng lemah dengan wajah lesu. “Dia belum datang. Tidak seorang pun dari keluarga Anderson yang datang ke sini.”

Tubuh Lucia langsung lemas. “Bagaimana ini? Kenapa bisa ada video itu? Siapa yang sudah tega merekam serta menyebarkannya?” gumam Lucia dengan mata yang sudah mengembun.

Dean tidak mungkin melakukannya, itu sama aja akan merusak reputasi keluarga Anderson. Pasti seseorang yang tidak menyukainya yang sudah sengaja menyebarkan vidio itu untuk menjatuhkannya. Lucia sangat yakin dengan itu, apalagi kejadian malam itu ....

"Pasti ada seseorang yang sudah menjebakku.”

“Tapi siapa? Siapa yang berani melakukan itu?” tanya Renata dengan heran.

Jika orang itu tahu Lucia adalah calon istri Dean Anderson, apa mungkin masih ada yang berani mengusik Lucia?

Di kota Y, tidak ada yang tidak tahu mengenai hubungan keduanya. Bahkan, membayangkan untuk dekat dengan Lucia saja mereka tidak berani, karena mereka semua tahu kalau Dean Anderson tidak suka jika ada yang menginginkan wanitanya.

“Aku tidak tahu, Renata" jawab Lucia sambil menggeleng lemah, wajahnya nampak layu dan muram. Jelas sekali kalau dia sangat terpukul dengan tersebarnya video itu.

“Mungkinkah Carissa yang melakukannya?” tebak Renata lagi.

Hanya Carissa satu-satunya yang saat ini memiliki motif kuat untuk menghancurkan Lucia. Selain karena dia tidak menyukai Lucia, Renata juga tahu kalau sejak dulu Carissa menginginkan Dean. Bahkan, dia sering kali secara terang-terangan menunjukkan perasaannya pada Dean di depan semua orang, termasuk di depan Lucia.

“Aku tidak tahu,” jawab Lucia lirih. Saat ini, dia tidak bisa berpikir dengan benar. Jadi, dia tidak bisa menebak siapa yang sudah melakukan itu.

“Lebih baik tunggu kabar dari Dean. Dia pasti bisa menemukan pelaku yang sudah menyebarkan video itu.”

Dean tidak mungkin tinggal diam saja jika dia tahu mengenai vidio itu, karena ini tidak hanya menyangkut nama baik Dean dan Lucia, melainkan nama besar keluarga Lucia dan juga keluarga Anderson.

“Renata, apa yang harus aku katakan pada keluarga Anderson mengenai video itu? Aku takut mereka akan marah.”

Lucia juga takut kalau video itu akan berimbas pada rencana pernikahannya. Apalagi, sejak awal Ibu Dean kurang menyukainya, ditambah adanya video itu, ibunya pasti semakin tidak menyukainya.

“Kau tenang saja. Mereka tidak mungkin marah jika tahu kalau pria di dalam vidio itu Dean. Mereka pasti akan mencari pelakunya.“ Renata mencoba menenangkan Lucia yang terlihat sangat cemas. “Biarkan Dean yang mengurusnya nanti.”

Meskipun masih ragu, Lucia tetap mengangguk.

Saat Renata sedang mengusap punggung Lucia untuk menenangkannya, pintu ruangan tiba-tiba terbuka.

Lucia melihat ibunya berlari ke arahnya dengan wajah panik. Lucia menduga kalau ibunya datang pasti ingin menanyakan mengenai video dirinya yang sudah tersebar di internet itu.

“Lucia ....”

“Ada apa, Bu?” tanya Lucia sambil menghampiri ibunya yang sedang berjalan ke arahnya.

“Dean ….” Ibu Lucia meremas kedua tangannya, lalu menatap iba pada anaknya. “Dia—”

“Ada apa dengan Dean, Bu? Apa terjadi sesuatu dengannya?” tanya Lucia tidak sabar. Tiba-tiba perasaan menjadi tidak enak. Melihat wajah panik ibunya, Lucia bisa menebak kalau sesuatu yang besar sudah terjadi.

“Dean ..." Ibu Lucia kembali menggantung ucapannya.

"Iyaa, Bu. Ada apa dengan Dean?" tanya Lucia tidak sabar.

"Dia membatalkan pernikahan kalian lima menit yang lalu.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bonus Chapter (Memulai Hidup Baru)

    "Bernice, maafkan aku. Aku tidak bisa menepati janjiku untuk membawa Jensen." Lucia memeluk adik Dean dengan mata yang memerah. Setelah pulang dari pusat perbelanjaan, Lucia langsung meminta Dean untuk mengantarnya ke rumah sakit tempat Bernice dirawat. Setelah itu, Dean mengantar ibunya untuk pulang ke apartemen. Jadi saat ini, mereka hanya berdua. "Jensen tidak akan kembali. Dia sudah memiliki kehidupan baru dengan orang lain. Tolong relakan dia. Aku yakin suatu saat nanti, kau akan menemukan pria yang tulus mencintaimu," ucap Lucia dengan suara bergetar. "Kau bisa melampiaskan kemarahanmu padaku, kapan pun kau mau. Aku berjanji akan menebus kesalahan kakakku seumur hidupku." Lucia tidak bisa lagi membendung air mata yang sejak tadi dia berusaha tahan. Tubuh bergetar, karena berusaha meredam suara tangisnya. "Akan kulakukan apa pun demi kesembuhanmu." Hening selama beberapa saat. Setelah itu, tiba-tiba saja Lucia mendengar suara lirih Bernice, "Kak, aku mau pulang." Lucia

  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bonus Chapter (Pertemuan Lucia dengan Gevin)

    "Lucia, aku ke toilet dulu," kata Dean sambil berdiri. "Kau tunggu di sini dulu." "Baiklah." Saat ini, mereka sedang berada di restoran yang ada di pusat perbelanjaan di kota Bristol. Mereka baru saja dari rumah sakit sebelum ke sana. Rencananya mereka akan kembali ke kota Y tiga hari lagi. Itu sebabnya, mereka ke rumah sakit untuk berkonsultasi dengan Dokter kandungan sekaligus meminta surat izin untuk melakukan penerbangan jarak jauh. Untuk pulang ke negaranya, Dean sengaja menyewa seorang Dokter Kandungan selama mereka melakukan penerbangan, karena takut terjadi apa-apa dengan istrinya selama penerbangan. Beruntung Dean menggunakan jet pribadi. Jadi, segala sesuatunya sudah diurus sedemikian rupa demi kenyaman Lucia selama penerbangan. Sudah 4 hari Dean berada di Bristol. Jadi, dia harus segera kembali ke kota Y, dikarenakan banyak pekerjaan yang sudah menunggunya. Sebenarnya, Lucia masih ingin di Bristol menemani Bernice dan ibu mertuanya. Hanya saja, Dean melarangnya, karena

  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 127 Fokus Pada Masa Depan (END)

    "Kau yakin tidak mau dirawat?" tanya Dean setelah keluar dari ruangan Dokter Kandungan. Mereka baru saja selesai memeriksakan kehamilan Lucia. Setelah istrinya bangun dan selesai sarapan, Dean langsung mengajaknya ke rumah sakit. Dia sangat khawatir dengan kondisi janin dalam perut istrinya, mengingat bagaimana semalam dia menggempur istrinya. Selain itu juga, Lucia belum pernah memeriksakan lagi kehamilannya semenjak mengetahui dirinya hamil seminggu yang lalu. Itu sebabnya, dia mengajak istrinya untuk memeriksakan kondisi kehamilannya. Lucia yang juga ingin tahu tentang janin dalam kandunganya, tidak menolak ketika Dean mengajaknya untuk ke rumah sakit. Lagi pula, dia memang sengaja menunggu Dean karena ingin memeriksakan kehamilannya bersama suaminya. "Aku baik-baik saja, Dean. Kau dengar sendiri bukan apa yang dikatakan oleh Dokter tadi?" Dean mengangguk ringan, kemudian tersenyum tipis. Setelah mengetahui tidak terjadi apa-apa dengan kandungan istrinya, dia baru bisa bernapas

  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 126 Hamil

    "Bu, di mana istriku?" Dean bertanya sembari berjalan mendekati ibunya yang sedang duduk di sofa ruangan keluarga. Dean baru saja tiba di apartemen yang disewa ibunya selama tinggal di Bristol. "Dia di kamarnya," jawab Nyonya Arnetta. "Kenapa kau baru ke sini?" Dean menggulung lengan kemejanya setelah itu berkata, "Ada sedikit masalah di perusahaan, jadi terpaksa aku memundurkan penerbanganku." "Istrimu sudah menunggumu sejak dua hari yang lalu. Kasihan dia kecewa saat tahu kau tidak jadi ke sini. Sudah dua hari ini dia nampak sedih dan lesu." Dean sedikit terkejut mendengar itu. Pasalnya, setiap berkomunikasi dengan istrinya, Lucia tidak pernah menampilkan raut wajah sedih dan kecewa. "Apa dia sedang sakit?" "Dia sedang tidak enak badan. Sejak kemarin dia—" Belum usai ibunya bicara, Dean langsung memotong setelah mendengar istrinya tidak enak badan. "Aku akan menemuinya." "Dean istrimu sedang ..." Dean bergegas menuju kamar yang ditempati Lucia tanpa menunggu penjelasan lengk

  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 125 Tidak Mau Menikah Dengannya

    "Di mana Carissa?" tanya Dean setelah asistennya masuk ke ruangan kerjanya. "Sedang dalam perjalanan, Tuan." "Lalu, Rebecca?" "Sudah di tempat yang Tuan perintahkan." Dean berpikir sebentar, lalu berkata, "Tunggu di bawah. Aku hubungi istriku dulu." Nolan menjawab seraya mengangguk, kemudian keluar dari ruangan itu. "Sayang, kau sedang apa?" tanya Dean setelah panggilan telponnya tersambung. "Baru selesai makan. Kau kapan ke sini?" Terdengar suara Lucia di ujung telpon. "Belum tahu. Pekerjaanku masih banyak." Tidak terdengar apa pun di sebrang sana hingga Dean kembali membuka suara, "Kenapa? Sudah merindukan aku?" "Bekerjalah, aku tutup dulu telponnya." Tahu kalau istrinya sedang marah, Dean segera berbicara, "Aku akan ke sana lusa." "Benarkah?" Suara Lucia terdengar antusias, tidak lesu seperti sebelumnya. "Kau tidak berbohong, kan?" "Tidak. Setelah urusanku selesai. Aku akan langsung terbang ke sana." Lucia terdengar memekik kegirangan. Sepertinya dia merasa sangat sen

  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 124 Permintaan Lucia

    "Sayang, makanlah. Ini sudah sore." Dean sedang berusaha membujuk istrinya untuk makan, karena sejak pulang dari rumah sakit, Lucia langsung mengurung diri kamar hotel. Dia terus berbaring sambil melamun. Sudah berkali-kali Dean mengajaknya untuk makan, tapi Lucia menolak. Alasannya, karena dia tidak selera makan. Akhirnya Dean membiarkan istrinya untuk sendiri dulu. Dia tahu kalau istrinya itu masih terkejut dengan dengan kondisi Bernice. Jadi, butuh waktu untuk menerima kenyataan yang ada. "Aku belum lapar," jawab Lucia tanpa menoleh pada Dean. Lucia nampak sedang duduk di dekat dinding kaca kamarnya sembari menatap ke luar dengan tatapan kosong. Dean akhirnya menghampiri istrinya setelah meletakkan makanan yang tadi baru saja diambil dari atas nakas. "Tapi, kau harus tetap makan. Aku tidak mau kau sakit." Lucia memutar tubuhnya ke samping setelah suaminya berdiri tepat di sampingnya. "Nanti aku akan makan jika sudah lapar." "Kau masih memikirkan Bernice?” Lucia mengangguk deng

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status