"Gulp ...."Julia dan Gretel menelan ludah dengan cemas dan menatap tajam ke arah suara aneh di reruntuhan karena khawatir Luther akan tiba-tiba melompat keluar. Adegan seperti itu akan sungguh mengerikan. Setelah menatap untuk beberapa saat dan memastikan memang tidak ada gerakan, keduanya baru menghela napas panjang dengan lega."Sepertinya kita sudah berpikir berlebihan. Serangan tadi begitu kuat, nggak ada yang bisa menahannya. Mungkin Luther sudah mati menjadi serpihan," kata Julia sambil menyeka keringat dingin di keningnya."Benar, bahkan orang yang sekuat besi pun nggak mungkin bisa selamat," kata Gretel sambil terus menganggukkan kepala. Suara aneh tadi jelas hanya sebuah kebetulan saja. Bagaimana mungkin Luther bisa selamat menghadapi serangan Adam dengan kekuatan penuh? Pada akhirnya, mereka hanya menakuti diri mereka sendiri."Huh ...." Adam juga diam-diam menghela napas. Sejujurnya, dia juga terkejut dengan suara aneh tadi, tetapi untungnya, tidak terjadi apa pun. Jika tid
"Siapa kamu sebenarnya?" tanya Adam dengan mengernyitkan alis dan ekspresi muram. Saat ini, pakaian Luther terlihat compang-camping dan agak menyedihkan, tetapi tidak ada luka sedikit pun di tubuhnya. Yang paling penting adalah napas Luther teratur dan bersemangat, seolah-olah makin bersemangat setelah bertarung. Sungguh menakutkan!"Eh?" Pada saat ini, Adam sepertinya melihat sesuatu dan menyipitkan mata. Saat melihat melalui pakaian Luther yang compang-camping, dia terkejut karena menyadari ada tato Kirin di tubuh Luther.Tubuh Luther itu berwarna hitam dan kedua mata yang merah memancarkan cahaya yang menyeramkan di bawah sinar bulan. Yang paling mengerikan adalah hatinya tiba-tiba ketakutan setelah melihat mata dari Kirin itu. Ini adalah semacam tekanan jiwa yang tidak bisa dipahami dan sulit untuk dilawan."Begitu melihat Kirin, semuanya tunduk. Apa kamu adalah Putra Kirin, Gerald?" kata Adam secara langsung setelah tertegun sejenak. Dia sudah mendengar nama Putra Kirin sejak lama
"Nggak mungkin! Gerald adalah seorang genius yang dibanggakan, bagaimana mungkin bisa dibandingkan dengan Luther? Pasti hanya kebetulan saja!" Julia tidak berani percaya dengan hasil ini. Dia sudah mengenal Luther cukup lama dan jelas Luther hanya rakyat jelata dari lapisan bawah masyarakat. Bagaimana mungkin Luther bisa tiba-tiba menjadi Putra Kirin yang tak tertandingi di seluruh dunia? Ini hanya sebuah mimpi."Pasti hanya sebuah kesalahan. Sebuah tato Kirin nggak berarti apa-apa, siapa pun bisa punya tato seperti itu. Mungkin Luther membuat tato ini hanya untuk berpura-pura dan menakut-nakuti orang," kata Gretel dengan ekspresi ragu setelah terkejut melihat tato itu. Tidak ada yang lebih tahu tentang latar belakang Luther dibandingkan dia. Saat keduanya pertama kali bertemu di Provinsi Narata dan sesuai cerita dari Roselyn dan Helen, Luther hanya seorang sampah dan bisa sedikit ilmu bela diri. Luther benar-benar berbeda jauh dengan Putra Kirin yang merupakan seorang genius luar bias
"Daripada menunggu lain hari, lebih baik hari ini saja," kata Adam dengan penuh semangat.Setelah mengatakan itu, Adam tiba-tiba menarik napas dalam-dalam, lalu sejumlah besar energi spiritual dari segala arah terus memasuki tubuhnya. Setelah itu, kekuatannya meningkat lagi, menjadi makin mengerikan dan mengejutkan orang. Kedua matanya yang awalnya hitam langsung menjadi putih, rambutnya berdiri tegak, dan jubahnya berkibar. Terdengar suara petir yang terus menyambar di sekitar tubuhnya. Pada detik berikutnya, kedua kakinya terangkat dan melayang di udara, sehingga terlihat begitu mengesankan dan tak tertandingi.Meskipun belum menyerang, tekanan dari teknik Adam yang kuat sudah membuat orang-orang sulit untuk bernapas. Pada saat ini, hati semua orang merasa sangat kagum hingga terdorong untuk berlutut dan menyembah Adam, seolah-olah merasa Agam sangat luar biasa."Ini adalah teknik paling mematikan dari Teknik Empat Dewa, Dewa Listrik. Semuanya cepat menjauh, jangan sampai terkena imb
"Astaga! Bukankah ini Dewa Militer Yogi? Kenapa dia juga datang ke sini?""Astaga! Dia benar-benar Dewa Militer Yogi! Ada pertunjukan menarik kali ini!""Sialan! Dewa Militer memang tampan, lebih tampan daripada di televisi!"Kemunculan Yogi yang mendadak itu membuat kerumunan menjadi gempar. Mata beberapa gadis muda menjadi bersinar dan ekspresi mereka penuh dengan kekaguman.Ada empat dewa perang di Negara Drago, tetapi hanya ada satu dewa militer. Sebagai dewa militer, Yogi dikenal sebagai sosok yang memiliki keberanian dan kecerdasan baik dalam hal sipil ataupun militer. Bukan hanya itu, dia juga memiliki wajah yang mampu memikat banyak wanita. Dalam hal popularitas, dia berada di posisi teratas di Negara Drago dan selalu menimbulkan kegemparan ke mana pun dia pergi."Adam, cukup sampai di sini saja. Sudah malam, kenapa nggak pulang rumah dan tidur saja? Apa gunanya terus bertarung?" kata Yogi dengan tenang."Yogi, apa kamu tahu siapa yang ada di depanku ini?" tanya Adam sambil men
Ini adalah kesempatan yang langka, Adam benar-benar tidak rela untuk melepaskan kesempatan ini."Yogi, kamu adalah Dewa Militer juga, apa kamu nggak takut akan ditertawakan orang kalau bertarung dengan cara mengeroyok?" kata Adam yang sengaja menantang Yogi."Dunia persilatan punya peraturan sendiri, tapi medan perang juga punya ciri khas tersendiri. Kalian terbiasa dengan duel, aku menghormati pilihan kalian. Tapi, kami terbiasa bertarung secara berkelompok, bukankah kamu juga harus menghormati kebiasaan kami?" kata Yogi dengan tenang."Kamu ... benar-benar keras kepala!" kata Adam yang marah. Jelas-jelas tidak adil, tetapi Yogi malah berbicara seolah-olah yang dikatakannya benar. Dia belum pernah bertemu dengan orang yang tidak tahu malu seperti ini."Sudahlah, jangan banyak omong kosong lagi. Kalau mau bertarung, silakan. Kalau nggak, pergilah. Jangan bertele-tele seperti ini," kata Yogi yang mulai kesal.Perkataan Yogi ini membuat Adam marah hingga menggertakkan gigi dan hampir keh
"Hah?" Melihat senyuman Luther yang dingin, Gretel ketakutan hingga tubuhnya bergetar dan hampir mengompol.Setelah tersadar kembali, Gretel segera memohon ampun. "Luther, ayo kita bicarakan hal ini. Apa yang terjadi tadi hanya sebuah kesalahpahaman. Kalau kamu ada keluhan, kita bisa duduk dan bicara baik-baik.""Beri aku satu alasan untuk nggak membunuh kalian," kata Luther sambil perlahan-lahan mendekat dan tatapannya penuh dengan niat membunuh.Gretel segera mencari alasan dan berkata, "Alasan? Alasannya adalah ... kami masih berguna untukmu. Bukankah sebelumnya kamu ingin setengah harta kami? Kami setuju dengan syaratmu. Asalkan kamu nggak membunuh kami, kami akan menyetujui semua syaratmu."Luther menggelengkan kepala. "Sudah terlambat. Kalau kalian menyadari kesalahan kalian lebih awal, aku mungkin akan mempertimbangkan untuk melepaskan kalian. Tapi sekarang, aku menyadari kalian ini benar-benar keras kepala dan nggak pantas untuk hidup.""Luther, kami bersalah. Kami benar-benar
Luther berkata dengan ekspresi merendahkan, "Benar-benar nggak tahu diri. Apa kamu pikir aku akan takut pada Roman? Kalau aku benar-benar takut padanya, aku nggak akan membunuh Daniel."Begitu mendengar perkataan itu, Julia langsung terkejut dan bengong di tempat. Dia hampir lupa Luther bahkan berani membunuh Daniel, apalagi mereka berdua. Orang ini benar-benar gila."Sudahlah, sekarang aku juga sudah malas omong kosong dengan kalian. Setelah masuk ke penjara, kalian pasti akan buka mulut," kata Luther dengan tenang."Bawa mereka pergi," kata Yogi sambil memberi isyarat, lalu kedua pejabat wanita itu langsung menyeret Julia serta Gretel dan bersiap untuk membawa mereka pergi dengan mobil."Nggak! Aku nggak mau masuk penjara! Luther, tolong lepaskan aku, aku benar-benar sudah menyesal. Aku akan menjadi pesuruhmu dan mendengar semua perintahmu. Aku mohon, ampuni aku." Gretel benar-benar ketakutan hingga meraung-raung dan memohon dengan air mata yang bercucuran. Sekarang Keluarga Fabiano
Benton menggenggam erat Pedang Bulan Sabit dengan kedua tangannya, lalu mengeluarkan teriakan keras seperti guntur yang meledak di tengah hari, membuat udara di sekitarnya bergetar hebat.Dengan satu putaran langkah, tubuhnya seolah-olah berubah menjadi banteng liar yang mengamuk, menerjang langsung ke arah Luther tanpa ragu.Pedang berat di tangannya tampak ringan seperti bulu, diayunkan dengan dahsyat, memotong udara hingga mengeluarkan suara siulan tajam, seakan-akan hendak merobek semua yang ada di depan mata.Dengan kekuatan dahsyat, pedang itu dihantamkan ke arah Luther dari atas kepala. Serangan itu hampir mencurahkan seluruh tenaga Benton. Di sepanjang lintasan tebasan pedang, debu di tanah pun tersapu oleh pusaran angin yang tercipta, membentuk pilar-pilar debu yang beterbangan.Benton tahu Luther bukanlah orang biasa. Jika ingin menang, dia harus mengambil inisiatif lebih dulu."Teknik yang bagus," ucap Luther dengan tenang, menghadapi serangan dahsyat dari Benton.Tubuhnya m
Yoku tahu bahwa Luther kuat, tetapi dia tidak menyangka sekuat itu. Sejak awal pertarungan, meskipun posisinya kurang unggul, Yoku tetap merasa kekuatannya tidak kalah dari Luther.Sebab di matanya, Luther hanya menggunakan teknik tubuh yang lincah dan gaya bertarung gerilya. Pemuda ini tidak pernah benar-benar bertarung secara frontal.Yoku pun mengira bahwa selama dia bisa menemukan celah, suatu saat dia pasti bisa mengalahkan Luther.Namun, ketika Luther mengerahkan kekuatan sejatinya, barulah Yoku sadar dirinya telah salah besar.Ternyata, Luther bukan tidak bisa bertarung langsung, melainkan sengaja menahan diri dan menjaga harga dirinya. Begitu Luther berhenti merahasiakan kekuatannya, dia bisa mengalahkan lawannya dengan mudah.Tanpa perlu menggunakan teknik khusus, hanya mengandalkan kekuatan, kecepatan, dan refleks, semua itu sudah cukup untuk menghancurkannya.Singkatnya, kesenjangan mereka terlalu besar, sampai tak bisa lagi ditutupi dengan teknik apa pun.Saat ini, bukan ha
Permintaan duel dari Yoku langsung membuat suasana di arena latihan membara.Di sekeliling arena, para prajurit mulai saling berbisik dengan antusias."Wakil Jenderal Yoku 'kan salah satu pendekar paling terkenal di pasukan kita. Jurus-jurusnya sudah menumbangkan banyak musuh di medan perang. Aku sudah lama banget nggak lihat dia bertarung," kata seorang prajurit muda dengan wajah penuh kekaguman."Betul, Wakil Jenderal Yoku kaya akan pengalaman tempur, kekuatannya luar biasa. Kalau dia turun tangan, sepertinya Tuan Gerald bakal kerepotan," sambung prajurit senior di sebelahnya.Mereka semua memang mengakui kekuatan Luther, terutama setelah pertarungan sebelumnya di mana dia mengalahkan lima prajurit elite dengan mudah. Namun, di mata mereka, sehebat apa pun Luther, dia tetap bukan tandingan Yoku.Sebagai seorang master, Yoku unggul dalam segala hal. Baik itu kekuatan, ketahanan, maupun pengalaman tempur, dia jauh lebih hebat daripada para ahli bela diri.Bahkan sebelumnya, Nivan juga
"Pangeran, para prajurit yang kulatih ini hanya ahli dalam teknik membunuh. Kalau sampai mereka menyakiti tamu kehormatan ini, takutnya akan sulit diatasi," kata Benton dengan nada halus, tetapi maksudnya sudah sangat jelas.Jika tidak punya kemampuan, sebaiknya jangan ikut campur atau diri sendiri yang akan menderita.Di sampingnya, Yoku tak berkata apa-apa, tetapi sorot matanya pada Luther juga penuh dengan sikap meremehkan. Anak muda berkulit halus dan tampak lemah seperti ini tentu tidak bisa dibandingkan dengan mereka yang setiap hari berlatih keras.Kemungkinan besar, pemuda ini hanya anak bangsawan yang dekat dengan Pangeran dan datang ke sini untuk mencari perhatian."Kalian ini memang nggak bisa menilai." Nivan menggeleng sambil tersenyum. "Kalau kalian benar-benar bisa melukai Tuan Gerald, akan kuberi kalian hadiah emas. Tapi, aku takut kalian nggak punya kemampuan seperti itu."Mendengar hadiah emas, para prajurit pun langsung bersemangat. Mata mereka berbinar, seolah-olah i
Saat sedang makan, Nivan bahkan sengaja memanggil dua wanita cantik untuk menemani Luther. Sejak zaman dahulu, para pahlawan selalu sulit untuk menolak pesona wanita cantik. Terkadang, seorang wanita yang luar biasa cantik lebih menarik daripada harta langka, kekuasaan, dan status.Namun, Luther terlihat tetap tenang terhadap pelayanan seperti ini. Dia terlihat tidak senang, tetapi dia juga tidak menolaknya secara terang-terangan. Menghadapi para wanita cantik yang duduk di sampingnya, dia tetap bersikap sopan dan menjaga jarak. Tidak masalah baginya untuk minum sedikit, tetapi tidak boleh berlebihan.Namun, Nivan memiliki pandangan yang berbeda terhadap tindakan Luther yang jelas tidak tertarik pada kecantikan wanita yang biasa saja. Setelah dipikir-pikir, dia merasa hal ini wajar juga. Dengan latar belakang seperti itu, Luther tidak mungkin akan tertarik dengan wanita cantik biasa. Sepertinya dia harus mengorbankan wanita cantik kebanggaannya untuk menguji reaksi Luther.Setelah sele
"Ini ...." Luther berpura-pura ragu dan tidak langsung memberikan jawaban.Melihat Luther tenggelam dalam pikirannya, Nivan yakin Luther sedang menghitung untung dan rugi. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan tersenyum ramah, lalu berkata, "Gerald, kamu pasti tahu betapa penting sumber energi naga ini bagiku. Kalau bisa mengumpulkannya, aku akan makin beruntung dan lebih mudah untuk naik takhta. Pada saat itu, aku pasti nggak akan mengecewakanmu."Saat mengatakan itu, Nivan terus memperhatikan perubahan ekspresi Luther dan berusaha menangkap tanda-tanda lawannya mulai goyah.Luther mengangkat kepalanya dan langsung menatap Nivan dengan tatapan agak ragu. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Apa yang dikatakan Pangeran memang benar, tapi aku mendapatkan sumber energi naga ini dengan susah payah dan perjalanannya juga nggak mudah. Selain itu, kalau aku menyerahkannya pada Pangeran Nivan, aku takut akan menyinggung dua pangeran lainnya."Dia sengaja berhenti sejenak dan tidak melanjutka
Keesokan paginya, di dalam sebuah kediaman mewah. Saat Nivan sedang membalik-balik sebuah kitab kuno di ruang bacanya, pengikut setianya masuk dengan tergesa-gesa dan melapor, "Pangeran, ada mata-mata yang melapor. Mereka berhasil menemukan satu sumber energi naga lagi.""Oh?"Nivan mengernyitkan alisnya, lalu menutup kitab kuno yang sedang dibacanya dan segera bertanya, "Di mana?""Menurut penyelidikan, Gerald sudah mendapatkan sumber energi naga itu," lapor pengikut itu."Gerald?" tanya Nivan sambil menyipitkan mata, terlihat terkejut. Sebelumnya, dia sudah menghabiskan banyak uang untuk merekrut Gerald, tetapi sampai sekarang pun Gerald masih belum menanggapinya. Namun, belakangan ini dia baru tahu ternyata Naim dan Nolan juga melakukan hal yang sama. Untungnya, sampai sekarang pun Gerald masih belum menyatakan keputusannya.Meskipun Gerald terkesan seperti menunggu tawaran terbaik, Nivan berpikir setidaknya Gerald masih belum menolaknya. Sekarang Gerald juga memiliki sumber energi
"Beri aku waktu untuk berpikir ...."Perkataan Misandari membuat Luther terdiam dalam renungan.Membawa beban nasib bangsa bukanlah urusan kecil. Pertama, seseorang harus cukup kuat untuk menanggungnya. Kedua, orang itu juga harus punya persiapan mental untuk itu.Begitu menyatu dengan nasib bangsa, itu berarti mereka juga memikul tanggung jawab besar yang datang bersamanya.Dulu, Luther bisa bertindak sesuka hati tanpa terlalu banyak pertimbangan. Dengan beban seperti itu, semuanya akan berubah.Tentu saja, dia tidak punya terlalu banyak pilihan. Bersembunyi di Gunung Narima dan berlindung di bawah Riley, atau mengambil risiko dengan menyerap energi naga demi menembus batas kekuatan.Di antara keduanya, dia lebih menyukai pilihan kedua."Aku bisa coba jalankan rencanamu," ucap Luther akhirnya. "Tapi, sekarang kita masih kekurangan satu energi naga. Untuk bisa memulai, kita harus mendapatkan yang terakhir dulu."Lima energi naga harus lengkap agar bisa membentuk nasib negara yang utuh.
"Raja Dewa? Bahkan dua sekaligus?" Mendengar itu, Luther langsung mengernyit.Pertarungannya melawan Poseidon di Atlandia telah membuatnya sadar bahwa para Raja Dewa dari Kuil Dewa bukanlah lawan biasa.Satu orang saja sudah cukup untuk membuatnya bertarung mati-matian demi kemenangan yang sulit diperoleh.Kalau dua orang turun tangan sekaligus, jangankan menang, bisa hidup dan lolos saja sudah untung."Benar, Zeus dan Hera telah masuk wilayah negara kita. Kekuatan mereka berdua berada di atas Poseidon. Kalau mereka menjebakmu bersama, kemungkinan selamatmu sangat kecil," jelas Misandari dengan serius.Dia tahu Luther sangat kuat, tetapi tetap saja terlalu muda. Terlebih lagi, Zeus dan Hera berdiri di puncak dunia. Bisa selamat dari mereka bagaikan mimpi di siang bolong.Alasan Kuil Dewa sampai menurunkan dua Raja Dewa sekaligus, pasti karena mereka menyadari potensi Luther terlalu mengerikan.Kalau diberi waktu beberapa tahun lagi, Luther bisa menjadi tak tertandingi. Saat itu, seluru