Share

284. Tidak Mau Mengaku Cemburu

Author: ReyNotes
last update Last Updated: 2025-08-08 17:25:28

Vina tidak mau memperpanjang kekesalan Dylan. Setelah memutuskan hubungan komunikasi dengan Emil, ia menggandeng tangan Dylan keluar ruang desain.

“Janji ya nggak ketemuan sama Emil?” Dylan malah tetap mengajak Vina bersitegang.

“Nggak.” Vina menyahut. “Nggak dalam waktu dekat,” ujarnya lagi sambil menyeringai.

“Chagiyaa.” Dylan merengut. “Nggak boleh!”

“Kenapa, sih?”

“Ya nggak usah pake alasan. Nggak boleh ya nggak boleh.”

“Kok gitu? Bilang aja kamu cemburu.”

Dylan hanya diam. Wajahnya datar menahan emosi. Vina paling tau ekspresi itu.

Suaminya itu kalau cemburu paling jarang mengaku. Paling pintar kasih alasan jika sudah menuntut hingga akhirnya Vina menyerah dan menurut.

“Bukan gituu. Kamu kan banyak urusannya. Clara, si kembar aja masih nyusu, belum sebentar lagi aku konser. Jangan nambah kerjaan. Gitu lho, maksudku.”

Nah, benar, kan. Banyak alasannya. Vina berusaha menahan gelak tawa.

“Kerjanya kan mudah. Aku juga suka. Desain pakaian itu bisa sambil menyusui dan bisa aku lakukan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nancy
Dylan cemburu hahahahaaa
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   289. Konser Terakhir di Kota Kelahiran

    Enam bulan berlalu dengan cepat. Akhirnya sampai juga Dylan pada konser akhirnya.Suara penonton mengguncang stadion, riuh seperti ombak. Dylan berdiri di tengah panggung, mikrofon di genggaman, napasnya berat tapi senyum tetap terukir. Lampu-lampu menyorot wajah Dylan, menyamarkan pucat yang mulai terlihat.Sejak lagu pertama, tubuhnya sudah memberi tanda—rasa nyeri di dada makin sering datang. Namun ia terus bernyanyi, suaranya tetap tegas, menyihir puluhan ribu pasang mata yang menatapnya.Memasuki lagu terakhir, lagu yang ia tulis sendiri untuk perpisahan ini, Dylan melangkah pelan ke ujung panggung. Sorot matanya menyapu lautan Goldies, merekam wajah-wajah yang sudah menemaninya sejak awal perjalanan.“Sumpah. Aku baru lihat konser yang mengharu biru begini.” Kelly menyeka ujung matanya yang berair.Di sebelahnya, Brandon tetap terpaku pada panggung. Sesekali, Brandon tersenyum, menggeleng bahkan bertepuk tangan.“Dan baru kali ini, Brandon seperti menikmati konser.” Kelly berbis

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   288. Konser Pembuka

    “Aku blokir nomer Emil?” Vina mengerutkan dahi mendengar mengulang pertanyaan Kelly di telepon. “Kapan?”“Nggak tau. Yang jelas Emil bilang ia tidak bisa menghubungimu.”Dengan cepat, Vina dapat menyimpulkan bahwa Dylan lah pelaku pemblokiran itu. Namun untuk saat ini, ia tidak akan protes karena Dylan sedang fokus pada konsernya.Beralih dari pembicaraan tentang Emil, Keduanya menceritakan kegiatan masing-masing. Mereka memang sudah lama tidak berjumpa.Kelly tentu saja penasaran dengan berita yang menghebohkan. Dylan akan mengakhiri masa jayanya sebagai penyanyi. Berita yang menggemparkan itu masih menjadi trending topik di beberapa negara.“Akhirnya aku tau kenapa Lano dan Brandon sering bertemu.”Vina mengangguk. “Iya, aku juga. Meskipun keduanya memiliki watak yang sangat berbeda, tetapi ternyata bisa bekerja sama dengan baik.”“Semoga konser Lano berjalan lancar, ya.”“Aamiin. Terima kasih.”“Kami akan menonton konser final di sini.”“Oke. Terima kasih atas dukungannya.”Setelah

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   287. Konferensi Pers

    Tiket penjualan konser Dylan sold out. Berita konsernya mendunia dan menjadi trending topic.Rangkaian tur akan di awali dan diakhiri di negara Dylan sendiri namun di stadion berbeda.Dylan menghela napas panjang. Vina sedang mendandaninya untuk menghadapi wartawan. Hari ini ia akan melakukan conferensi pers untuk menjelaskan tentang konsernya.“Selamat sore, semuanya. Terima kasih telah datang,” ucapnya dengan suara berat namun ramah.Kilat kamera para wartawan membuat Dylan tersenyum beberapa saat. Ketika keadaan lebih tenang, ia melanjutkan ucapannya.“Ada satu hal penting yang ingin saya sampaikan hari ini, sebelum kita bicara soal konser tour saya minggu depan."Ruangan langsung hening.Dylan menarik napas panjang, kemudian menatap lurus ke depan. Di mejanya tersusun berpuluh mike milik wartawan.“Konser ini… adalah yang terakhir,” ucapnya pelan tapi jelas.Sejenak tak ada suara. Saking terkejut, para wartawan terdiam, bahkan beberapa ternganga.Lalu, beberapa tangan terangkat ce

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   286. Dylan yang Gusar

    Proses perawatan kulit pasca melahirkan Vina berjalan lancar. Hanya butuh dua jam penyelesaian menggunakan teknologi canggih, operasi kecil itu berhasil."Nggak sakit, kan?" Dokter bedah kecantikan bertanya sambil membalut perut Vina dengan perban besar."Nggak. Apa karena masih ada pengaruh obat biusnya?" Vina terkekeh sambil menduga-duga."Tenang. Untuk dua hari pertama, boleh menggunakan obat pereda nyeri yang aman untuk ibu menyusui."Vina mengangguk. Ia mengamati perutnya yang dibalut kencang. Rasanta tak sabar ingin melihat hasilnya."Satu minggu lagi kita buka perban dan lihat hasilnya." Dokter berkata seolah tau apa yang dipikirkan Vina."Semoga sesuai harapanku." Vina mendesah pelan."Kamu akan kaget. Begitu dibuka kamu sudah bisa menggunakan crop top yang memperlihatkan perut ratamu."Vina tergelak, lalu mengernyit. Perutnya terasa tertarik. Tidak sakit tapi ada rasa tidak nyaman."Nggak papa. Nggak perlu terlalu ditahan biar luwes lagi perutnya." Dokter menenangkan Vina.Ma

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   285. Hukuman untuk Vina

    Dylan tampak bersikap tak peduli Vina bicara dengan Emil. Mungkin juga karena ada Clara di meja makan, jadi Dylan menahan emosinya.Tapi, jelas terlihat di wjaah Dylan, lelaki itu kesal. Tangannya sampai menggenggam erat garpu dan memelintir spagetti dengan kasar.“Akh ... iya. Sudah kuterima. Terima kasih.”“Cantik. Bunganya cantik.”“Baik, Emil. Salam kembali untuk Tuan Sebastian.”Bibir Dylan mencebik mendengar ucapan Vina. Matanya lalu mendelik kala Vina selesai menelepon. Tapi sekali lagi, ia tidak protes karena ada Clara di antara mereka.Selesai makan, Vina kembali menemani si kembar di ruang bayi. Sementara Dylan mengajari Clara berlatih piano. Mereka bertemu kembali di kamar utama.Setelah melakukan rutinitas sebelum tidur, Vina naik ke ranjang. Melihat wajah sang suami, Vina tau Dylan pasti masih ingin membahas tentang Emil.“Sudah dong, sayang. Mukanya jangan ditekuk terus.” Vina merayu sang suami.“Kamu tau aku tidak suka kamu berhubungan lagi dengan Emil. Tapi tetap saja

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   284. Tidak Mau Mengaku Cemburu

    Vina tidak mau memperpanjang kekesalan Dylan. Setelah memutuskan hubungan komunikasi dengan Emil, ia menggandeng tangan Dylan keluar ruang desain.“Janji ya nggak ketemuan sama Emil?” Dylan malah tetap mengajak Vina bersitegang.“Nggak.” Vina menyahut. “Nggak dalam waktu dekat,” ujarnya lagi sambil menyeringai.“Chagiyaa.” Dylan merengut. “Nggak boleh!”“Kenapa, sih?”“Ya nggak usah pake alasan. Nggak boleh ya nggak boleh.”“Kok gitu? Bilang aja kamu cemburu.”Dylan hanya diam. Wajahnya datar menahan emosi. Vina paling tau ekspresi itu.Suaminya itu kalau cemburu paling jarang mengaku. Paling pintar kasih alasan jika sudah menuntut hingga akhirnya Vina menyerah dan menurut.“Bukan gituu. Kamu kan banyak urusannya. Clara, si kembar aja masih nyusu, belum sebentar lagi aku konser. Jangan nambah kerjaan. Gitu lho, maksudku.”Nah, benar, kan. Banyak alasannya. Vina berusaha menahan gelak tawa.“Kerjanya kan mudah. Aku juga suka. Desain pakaian itu bisa sambil menyusui dan bisa aku lakukan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status