Share

301. Satpam Ruang Desain

Penulis: ReyNotes
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-17 13:02:12

Keesokan harinya, suasana rumah sudah lebih cair. Dylan sengaja menyiapkan sarapan lengkap—telur dadar, roti panggang, dan kopi buatan sendiri—untuk menebus kesalahannya.

Vina sudah mulai luluh, apalagi melihat Dylan yang biasanya manja sekarang repot sendiri di dapur.

Tiba-tiba Emil muncul, baru saja datang untuk memberikan dokumen kerja. Begitu melihat Dylan dengan celemek polkadot, ia langsung menyeringai lebar.

“Wah, wah… sejak kapan CEO jadi chef? Jangan-jangan ini efek dimarahi istri, ya?”

Dylan mendelik, wajahnya langsung merah. “Sssst! Jangan ribut, Mil. Aku lagi usaha menebus dosa.”

Emil tertawa ngakak. “Hahaha, pantesan Vina senyum-senyum terus. Jadi sekarang Dylan berubah profesi dari CEO jadi bucin level akut, ya?”

Vina yang duduk di meja makan menahan tawa, pura-pura sibuk dengan piringnya.

Dylan menunjuk Emil dengan spatula. “Kamu tuh ya, jangan sok jadi komentator. Aku ini suami teladan! Pagi-pagi sudah masak buat istri. Kamu bisa kayak gitu nggak, hah?”

Emil masih tert
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Nancy
semakin hari semakin cemburu Lano.. hahahaa
goodnovel comment avatar
au nom de lalun
kok makin gemesin sih Lano, lucu dan imut kalo lagi cemburu hehe...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   309. Milik Kita Berdua

    Malam itu Dylan menerima undangan eksklusif—sebuah malam penghargaan bergengsi untuk para pebisnis berpengaruh di negara mereka. Acara yang penuh sorotan media dan tokoh-tokoh penting.Sejak sore, Vina sudah sibuk di ruang kerjanya, memastikan setiap detail sempurna. Ia merancang sendiri gaun malam elegan yang akan ia kenakan, berwarna midnight blue dengan potongan anggun yang menonjolkan sisi klasik sekaligus modern.Untuk Dylan, ia menyiapkan setelan jas khusus berwarna senada dengan gaunnya yang dibuat dengan bahan premium, potongannya ramping dan maskulin.Saat Dylan masuk ke ruangan, ia tertegun melihat Vina sedang berdiri di depan cermin besar, menata gaunnya.“Kamu serius bikin gaun ini sendiri?” tanyanya, suaranya sedikit takjub.Vina menoleh sambil tersenyum, “Tentu saja. Aku kan nggak mau kamu datang dengan pasangan yang gaunnya biasa-biasa saja.”Dylan mendekat, meraih tangan Vina. “Vina… kamu bahkan bisa membuat aku merasa jadi pria paling beruntung hanya dengan melihatmu.

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   308. Kakak Super

    Clara menggenggam tangan Vina erat-erat saat mereka berjalan melewati lorong rumah sakit. Aroma antiseptik menusuk hidung, tapi Clara justru tampak bersemangat.“Mommy, itu kamar Ibu Sisi yang nomor tiga, kan? Ayo cepat, aku mau kasih bunga ini,” kata Clara sambil mengangkat buket kecil yang ia pilih sendiri semalam.Vina tersenyum, mengusap kepala putrinya. “Iya, sayang. Tapi ingat, jangan berisik ya. Tante baru melahirkan, jadi masih butuh istirahat.”Clara mengangguk patuh. Sesampainya di depan kamar, Vina mengetuk pelan lalu pintu dibuka oleh ayah Sisi.“Ara! Kamu beneran datang!” Sisi menghambur ke pintu dan berpelukan dengan Clara seperti mereka tidak bertemu lama.Clara memeluk sahabat barunya erat-erat. “Iya dong! Aku kan sudah janji.”“Duh, duh. Bukannya tadi di sekolah ketemu, ya.” Ayah Sisi terkekeh, lalu menatap Vina. “Silahkan masuk, Mommy Ara.”Mereka berdua lalu berjalan ke sisi ranjang. Ibu Sisi tampak pucat tapi tersenyum hangat begitu melihat Vina dan Clara. Di peluk

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   307. Punya Bestie

    Hari-hari Clara di sekolah terasa berbeda sejak bertemu Sisi. Jika sebelumnya ia sering merasa canggung setiap kali menjadi pusat perhatian, kini ia punya seseorang yang bisa membuatnya lupa akan semua itu.Di jam istirahat, Clara dan Sisi selalu duduk di bawah pohon besar di halaman sekolah. Sisi menggambar dengan pensil warna, sementara Clara bersenandung ceria.“Lihat, aku gambar kucingku!” kata Sisi suatu hari sambil menunjukkan sketsanya.Clara terkekeh. “Ih, mirip banget kaya kucing betulan. Kalau aku belum bisa gambar kucing.”“Coba.” Sisi tak percaya lalu memberikan buku gambarnya pada Clara.Setelah selesai, Sisi menatap buku dan menyeringai. Clara malah tergelak.“Pasti kamu mau bilang gambar kucingku kaya kelinci.”Sisi mengangguk pelan. “Jangan marah, ya.”Kepala Clara menggeleng. “Nggak. Memang kaya kelinci.”Mereka tertawa keras, tanpa peduli anak-anak lain yang menatap.Kadang Clara membawa bekal lebih, sengaja Mommy Vina membawa spagetti untuk berbagi dengan Sisi. Seba

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   306. Sekolah Baru Clara

    Hari pertama Clara masuk sekolah dasar jadi momen yang tak terlupakan. Dengan seragam rapi, pita rambut merah muda, dan ransel kecil bergambar unicorn, ia tampak seperti gadis kecil biasa.Namun begitu ia melangkah ke halaman sekolah, tatapan orang tua lain langsung tertuju padanya.“Wow anak Lano dan Chagiya ternyata sekolah di sini?”“Asiik. Anak kita akan berteman dengan anak pesohor.”“Wah... bisa nih deketin Clara biar nanti bisa dekat dengan orang tuanya.”Beberapa orang tua berkomentar. Namun beberapa lainnya, hanya memandang dengan tatapan penasaran.Bahkan Vina merasa sebagian besar ibu-ibu memperhatikan penampilannya dan Dylan yang terbilang sederhana.Mereka tau atau mungkin tak sadar saja, meski terlihat sederhana, pakaian Dylan dan Vina merupakan keluaran butik ternama dunia dengan harga fantastis.“Eh, itu Clara! Yang lagunya pernah ada di youtube?” bisik seorang murid pada temannya.“Iya, ibunya juga desainer yang sering masuk berita!” sahut yang lain."Ayahnya dulu pen

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   305. Kamu Pasti Bisa!

    Malam itu, setelah show besar yang membuat nama Vina bergema di media fashion, ia pulang ke rumah dengan tubuh lelah luar biasa.Rambutnya masih disanggul seadanya, mata sembab karena begadang, tapi ada senyum puas di wajahnya.Begitu pintu rumah dibuka, lampu-lampu langsung menyala terang.“SURPRISE!”Ruangan penuh dengan rekan kerja, sahabat, bahkan Emil pun diundang. Balon, bunga, dan spanduk besar bertuliskan “Congratulations, Vina!” menghiasi dinding.Vina tertegun. Tangannya refleks menutup mulut, matanya mulai berkaca-kaca.Dylan maju dari tengah kerumunan dengan senyum bangga. “Untuk istriku, wanita yang berjuang dengan tangannya sendiri dan membuktikan pada dunia siapa dia sebenarnya.”Semua orang bertepuk tangan. Vina tak kuasa menahan air mata, bukan karena lelah, tapi karena Dylan benar-benar memperhatikannya, memberi panggung khusus setelah ia berusaha keras membuktikan diri.Dylan kemudian mendekat, menggenggam tangannya. “Aku tahu kau ingin berdiri di atas kakimu sendir

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   304. Pantas Diakui

    Setelah beberapa minggu penuh drama dan kecemburuan, akhirnya Dylan menyadari sesuatu: terlalu sibuk mengawasi Vina hanya membuat dirinya kelelahan. Pekerjaannya menumpuk, proyek-proyek penting terbengkalai, dan kantor mulai kehilangan ritme.Suatu pagi, Dylan menatap layar komputernya yang penuh notifikasi rapat tertunda. Ia menarik napas panjang, lalu memutuskan untuk berhenti membuang energi pada hal-hal yang tidak perlu.“Kalau aku terus begini, aku bisa kehilangan semuanya,” gumamnya lirih.Sementara itu, Vina juga merasa lebih lega ketika Dylan perlahan berhenti mengekang geraknya. Ia bisa kembali fokus mendesain, masuk ke ruangannya di kantor dengan pikiran lebih tenang.Hubungan mereka tetap hangat, tapi tidak lagi sesak oleh kecemburuan Dylan.Hari-hari pun berjalan normal kembali. Dylan sibuk dengan rapat dan bisnisnya, mengejar ketertinggalan.Sedangkan Vina menata ruangan kerja dan sesekali membawa si kembar ke kantor. Mereka tetap saling perhatian, namun masing-masing mul

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status