Share

Bab 4 ( Bukti Video )

Penulis: Tri Afifah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-17 15:59:04

“Sudah ada perkembangan?” tanya pria berwajah tampan yang kini tengah menelpon seseorang. Jari telunjuknya ia ketukkan di meja, seperti tengah meresapi jawaban yang ia dapatkan saat ini.

“Terus cari tahu, hal sekecil apapun jangan sampai terlewatkan!” Pria itu, tidak lain adalah Edgar Valden. Seorang Pebisnis muda tampan yang sudah sangat terkenal di kancah internasional. Pemilik Hotel bintang lima terbanyak di Indonesia dan memiliki beberapa Hotel di luar Negeri. Saat ini Edgar sedang mencari tahu soal wanita yang telah mencuri perhatiannya sejak beberapa tahun terakhir.

Namun, ia harus memendam rasa itu, ketika wanita yang ia suka lebih memilih pria lain.

Zola Maharani. Ya, wanita cantik itu telah mengisi hati Edgar. Beberapa bulan ini, Edgar juga sudah memperhatikan gerak-gerik suami Zola yang begitu mencurigakan. Dan benar saja, Edgar dapat mengetahui perselingkuhan Darel dari informan yang sudah ditugaskan untuk mencari tahu kehidupan Darel.

“Sebentar lagi, Zola. Kau akan jatuh dalam pelukanku!” ucapnya, seraya tersenyum sambil menatap layar ponsel yang menunjukkan foto Zola.

***

“Ap-apa maksudmu?” tanya Rosa tergagap mendengar pernyataan Zola. Zola kian mencondongkan tubuhnya, senyumnya kian menipis.

“Terima kenyataan, bahwa kau adalah wanita luar yang mencoba untuk masuk ke dalam rumah tangga ku dan Darel. Kau, seperti parasit yang terang-terangan ingin menghancurkan impian ku, sebagai seorang Istri,”

Rosa melirik sekitarnya, Ia takut jika ucapan Zola dapat didengar orang-orang yang kini tengah berada dalam Restoran.

“Kenapa, kau takut jika mereka mendengar kata-kata ku? Tenang saja, rahasia mu masih aman.” Lanjut Zola dengan seringainya.

Rosa mengepalkan tangannya, kesal dengan sikap dan tingkah laku Zola yang semena-mena terhadap dirinya.

“Zola, kau akan menyesal karena sudah membuatku marah. Lihat saja, nanti kau akan mendapatkan balasannya!” Setelah mengatakan sederet kalimat itu, Rosa bangkit dari tempat duduknya dan langsung melenggang pergi meninggalkan Zola sendiri. Usai ditinggalkan oleh Rosa, Zola menyandarkan tubuhnya pada kursi. Zola pikir, dengan mengatakan hal itu dapat membuat Rosa takut. Nyatanya, wanita itu justru semakin menjadi-jadi.

Zola menghembuskan napas kasarnya, lalu memeriksa ponselnya yang bergetar.

Sebuah notifikasi pesan singkat masuk dalam aplikasi hijaunya.

Nomer baru?

Ragu untuk melihat gambar dan video yang dikirimkan, Zola ingin menghapus langsung tanpa melihatnya. Namun, rasa penasaran melebihi semuanya.

Akhirnya, ibu jarinya menekan tombol layar dan kedua matanya menyaksikan langsung bagaimana setiap adegan yang terekam dalam video tersebut.

Darel dan Rosa berada di sebuah Pantai. Wanita itu, dengan tidak malunya memakai bikini yang hanya menutupi bagian dada dan aset bagian bawahnya. Keduanya nampak berjalan dengan bergandengan tangan. Sesekali, mereka berciuman tidak peduli dengan pandangan mata para pengunjung pantai yang menatap jijik keduanya.

Zola tidak sampai habis melihat adegan mesra yang dipertontonkan oleh suaminya itu. Hatinya sudah terasa terbakar. Rasa sakit itu, bertambah besar dengan melihat video ini.

Selama ini, Zola terus berusaha menjadi istri yang baik dan sempurna untuk Darel. Tapi sayangnya, pengorbanan yang ia lakukan hanya dianggap sebelah mata oleh Darel.

Tapi, siapa pengirimnya?

Zola kembali menatap layar ponselnya dan berusaha untuk menghubungi nomor yang telah mengirimkan video tentang hubungan suaminya dengan wanita lain. Entah apa tujuannya, namun Zola tidak menampik bahwa Video itu sangat penting. Bisa saja, jadi barang bukti di pengadilan nanti. Saat akan menghubungi nomor tersebut, nyatanya Tidak aktif.

Entah siapa pengirimnya, atau mungkin saja ini ulah Rumi. Sahabatnya itu, dari dulu tidak suka pada Darel. Terlebih, saat Ia mengetahui bahwa Darel telah memberikan pil pencegah kehamilan pada Zola. Dan mengatakan bahwa pil itu, merupakan pil subur, agar Zola cepat memiliki anak. Nyatanya, hal itu berbanding terbalik dengan pengakuan Darel.

Zola kembali menarik napas dalam-dalam, lalu menatap piring yang masih utuh. Makanannya sama sekali belum ia sentuh, tentunya hal itu karena kedatangan Rosa. Wanita itu, merusak mood makannya.

***

Darel tidak berhenti mondar-mandir di teras rumah. Kepalanya celingukan menatap gerbang rumahnya, berharap mobil Zola segera muncul. Darel tidak pernah menyangka, jika Zola berani mengatakan sesuatu yang membuat Rosa marah besar padanya. Sebelum Dessy pulang, Ia harus segera menyelesaikan masalah ini.

Beberapa saat kemudian, mobil Zola terlihat memasuki halaman rumah. Darel segera masuk ke dalam rumah, menunggu wanita itu di ruang tamu. Tidak mungkin ia mengatakan masalah rumah tangganya di Teras rumah, yang bisa saja di dengar oleh Security rumahnya.

“Apa tujuanmu, sebenarnya?” Zola menghentikan langkahnya. Suara Darel memenuhi ruangan. Dari nadanya saja, Zola sudah sangat mengerti bahwa saat ini Darel dalam keadaan marah. Entah apa yang dikatakan oleh Rosa, tapi Zola merasa Darel sudah termakan ucapan wanita itu.

Darel masih belum mengubah tatapannya. Pria itu, masih menatapnya tajam tanpa ada cinta dalam dirinya.

“Rosa memberitahu ku, kau mengancamnya. Kau akan melenyapkannya, jika aku menikahinya. Jangan egois, Zola.”

Egois?

Zola menarik salah satu sudut bibirnya, membentuk seringai merendahkan lawan bicaranya.

Darel dengan lantang mengatakan hal ini di ruang tamu. Pasti, Dessy tidak berada di rumah. Jikalau ada, pria ini tidak mungkin berani mengatakan hal ini di ruang terbuka seperti ini.

“Jadi, wanita parasit itu mengatakannya?” Zola pura-pura terkejut. Saat Darel hendak bangkit dari tempat duduknya, Zola memegangi perutnya.

“Akh!” pekik Zola tertahan. wajahnya nampak begitu pucat.

Darel bergegas untuk menyambut tubuh Zola yang hampir akan jatuh ke lantai. “Sayang, apa yang terjadi. Apa kau sakit?” Darel begitu panik, pria itu segera menggendong tubuh mungil Zola keluar dari rumah.

Tanpa berpikir panjang, Darel memasukkan tubuh Zola ke dalam mobilnya. Ia tidak ingin terjadi sesuatu pada Zola. terlebih, saat ini mata Zola terpejam, tangannya masih memegangi perutnya. tanpa Zola katakan, Darel sudah dapat menebak bahwa saat ini Zola tengah dirundung rasa sakit yang tak tertahankan.

Sebenarnya, bisa saja Ia menelepon dokter untuk datang ke rumahnya. Namun, hal itu tidak ia lakukan, karena takut menunggu terlalu lama. Jalan satu-satunya ialah membawa Zola ke Rumah Sakit.

“Kita tunggu dulu hasil USG Nyonya Zola. Jika memang ada sesuatu yang serius, sebagai seorang suami. Saya harap, anda dapat mendampingi pasien dengan baik. Support suami sangat penting dalam hal ini, melihat bagaimana reaksi sakitnya saat di periksa.” Ucap dokter yang baru saja selesai memeriksa keadaan Zola.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dikhianati Suami, Dipertemukan dengan Pria Sejati    Bab 110 ( Berita Skandal yang diciptakan Daries)

    Hari berlalu begitu saja, tidak ada yang menarik bagi Zola kecuali rasa berkecamuk dalam hatinya. walaupun hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh ayahnya, tetap saja Zola merasa sedikit kecewa. sebentar lagi dunia akan tahu, bahwa ayahnya memiliki wanita lain dan tentu saja, buah hati dengan wanita itu. ya, siapa lagi kalau bukan Isa. pria yang sudah ia anggap sebagai sahabat dan kakaknya itu kini justru berubah statusnya sebagai adiknya. pria itu akan menyandang status sebagai seorang anak Joyokusumo.“Sudah siap, sayang?” Zola mendongak, menatap wajah teduh ibunya yang terlihat begitu cantik dalam balutan kebaya berwarna gold.Zola tersenyum tipis, dadanya masih saja sesak walau ia sudah berusaha untuk meyakinkan diri bahwa ia sudah siap dengan semuanya. tanpa menunggu arahan ibunya, Zola bangkit dari tempat duduknya dan berjalan keluar menuju ke tempat Resepsi Pernikahan Isa dan Rumi. Zola memang sengaja tidak menemani Rumi saat acara akad nikah, bukan tanpa alasan. Ia lebi

  • Dikhianati Suami, Dipertemukan dengan Pria Sejati    Bab 109 ( Rasanya, Masih Saja Sakit)

    Zola bersandar pada kursi depan mobil, tepatnya di samping Edgar yang saat ini tengah menyetir. suasana terasa begitu hening sesaat setelah keduanya sampai detik ini tidak ada yang memulai pembicaraan. Zola memejamkan mata, meresapi kejadian yang tadi terekam jelas dalam otaknya, bagaimna telatennya Edgar saat menyuapkan makanan. tanpa Zola sadari, pria di sampingnya terlihat mencuri pandang dan mendapati Zola tersenyum sendiri.“Apa yang sedang kau lamunkan, sayang? kau tersenyum begitu manis dan rasanya tidak adil jika tak kau bagi padaku,” deretan kalimat yang diucapkan oleh Edgar membuat Zola membuka mata dan langsung menatap sang pujaan hati.“Hanya mengingat kejadian yang lucu.” Sahut Zola berusaha untuk tidak mengatakan yang sebenarnya. malu, rasanya jika ia harus jujur pada Edgar soal hal yang baru saja ia lamunkan. jika sampai kekasihnya itu tahu, dapat dipastikan bagaimna Edgar akan berbangga hati dan besar kepala.“Benarkah? tap-”“Sudahlah, jangan diperpanjang!” sela Zola

  • Dikhianati Suami, Dipertemukan dengan Pria Sejati    Bab 108 ( Jangan Salah Sangka)

    Zola hanya dapat memandang penuh dengan banyak pertanyaan di kepalanya. saat ini, Zola tidak dapat mengalihkan pandangannya pada Edgar yang terlihat begitu lahap menyantap makanan yang sudah tersedia diatas meja. sesekali Edgar melirik ke arah Zola yang terlihat diam saja dan belum menyentuh makanannya. Edgar tidak terlalu ambil pusing, ia terus saja menikmati makanannya. "Apa kau sering datang ke tempat seperti ini?" akhirnya Zola memutuskan untuk bertanya. ia sudah tidak tahan lagi melihat ekspresi wajah Edgar yang terlalu menikmati makanan. bukan jijik karena berada ditempat warung lesehan seperti ini, lebih ke rasa penasaran karena Zola sendiri belum Pernah makan ditempat seperti ini. apalagi seorang Edgar Valden, seorang pebisnis kaya raya. "tidak sering, hanya saja orang tuaku pernah sesekali mampir ke tempat seperti ini dan jujur saja, aku merasa lidahku cocok untuk makanan seperti ini. apa ini terlihat aneh?" Zola menggeleng, terlihat dipaksakan dan terkesan aneh dengan sen

  • Dikhianati Suami, Dipertemukan dengan Pria Sejati    Bab 107 ( Permintaan Aneh Edgar)

    Rumi tidak memperpanjang perdebatannya dengan Isa. mungkin untuk saat ini, ia harus sedikit mengalah untuk mengesampingkan kepentingan sahabatnya sendiri. walau Rumi tidak tahu pasti, apa yang membuat Isa merubah sifatnya menjadi lebih membenci Zola. Rumi juga tidak ingin munafik, pernikahannya sudah tinggal menghitung hari dan ia tidak ingin pernikahannya hancur berantakan. katakanlah ia egois, tapi Rumi begitu mencintai Isa. *** Zola menatap layar laptopnya sembari menghela napas kasar. pekerjaan yang menumpuk disertai dengan sekelumit permasalahannya membuat tubuh dan pikirannya seperti diperas habis. ingin sekali rasanya pergi ke suatu tempat yang menenangkan diri, tapi Zola terlalu gengsi jika harus menghubungi terlebih dahulu Edgar. Ia ingin agar pria itu berinisiatif untuk menghubungi dirinya terlebih dahulu. “Hai, apa aku mengganggumu?” Zola mengangkat wajah, menatap tak percaya jika pria yang baru saja menghiasi pikirannya, justru kini berdiri di ruangannya. dengan senyu

  • Dikhianati Suami, Dipertemukan dengan Pria Sejati    Bab 106 ( Berubah Menjadi Lebih Egois)

    Pandangan Zola teralihkan pada ponselnya yang berdering. wanita cantik itu lantas merogoh ponsel yang berada di dalam saku celananya. Zola menatap pada Edgar, seperti meminta izin pada kekasihnya itu untuk mengangkat panggilan telepon tersebut.“Rumi,” ucapnya pelan yang diangguki oleh Edgar.“Hallo,”‘Zola, maafkan aku.’ sahut Rumi tanpa berbasa-basi.‘aku tahu, pernikahanku ini berdampak pada kehidupanmu. tapi, aku sungguh tidak tahu jika keadaannya sampai seperti ini. Isa baru saja menghubungi diriku dan mengatakan akan membatalkan pernikahan ini. bagaimana ini, Zola? undangan sudah terlanjur tersebar dan…aku malu sekali. aku tidak tahu, apa Masalahnya sampai Isa memutuskan hal ini tanpa berbicara padaku. namun,” ada jeda waktu saat Rumi kembali akan melanjutkan perkataannya. ‘aku yakin, ini berhubungan denganmu.’“Kenapa harus aku, Rumi? bukankah kita sahabat, lantas apa yang mendasari dirimu yakin jika Isa membatalkan pernikahan ini gara-gara diriku?” ucap Zola tanpa mengalihkan

  • Dikhianati Suami, Dipertemukan dengan Pria Sejati    Bab 105 ( Caramu Salah)

    “Aku pikir ayah akan sedikit mengasihi kami, sebagai keluarga. namun, nyatanya kami harus kembali di tampar oleh fakta menyedihkan soal pengkhianatan yang ayah lakukan pada ibu.”PRAK!Daries membanting piring yang ada dihadapannya, membuat piring berbahan keramik itu pecah berantakan di lantai. baru kali ini, Zola melihat wajah kemarahan sang ayah. dan itu semua disebabkan oleh Isa. anak kandungnya yang sudah lama ia rahasiakan. “Cukup Daries, kau membuat Zola ketakutan.” “Sebagai seorang ibu, kau tidak bisa mengajari dan mendidik anak kita! lihat kelakuannya sekarang setelah bercerai, berani sekali mengungkapkan isi hatinya dan berencana meninggalkan rumah ini!”Zola menatap wajah ibunya, berharap agar wanita itu bisa sedikit saja tegas pada ucapan Daries. tapi, kenyataannya tidak seperti yang Zola inginkan. Dania hanya dapat menundukkan wajah tanpa berani menatap langsung wajah Daries.‘setidaknya aku tidak selemah ibuku,’ batin Zola lalu pergi meninggalkan ruang makan. Setelah

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status