Share

Bab 5 ( Bertemu, lagi! )

Author: Tri Afifah
last update Last Updated: 2024-05-19 06:00:08

“Sayang, akhirnya kau datang juga!”

Rosa menghambur memeluk tubuh Darel. Pria itu tak lantas membalas pelukan sang wanita. Pikirannya masih tertuju pada tubuh lemah Zola yang masih terbaring di ranjang rumah sakit. Ia sengaja datang ke rumah Rosa, untuk memberitahu keadaan Zola.

“Rosa, ada yang ingin aku katakan. Ini tentang Zola, sepertinya kita harus menunda pernik-” Darel tidak dapat meneruskan ucapannya, karena bibir tebal Rosa sudah berhasil membungkamnya. Rosa sengaja tidak ingin mendengar rangkaian kata Darel yang akan menyinggung soal Zola. Ia tidak peduli, apa yang terjadi pada wanita sombong itu.

Awalnya, Darel seperti hendak menolak ciuman Rosa. Namun, lama kelamaan, pria itu merasa tidak kuat. Ia menyambut lidah Rosa yang sudah menerobos masuk kedalam mulutnya.

Tidak hanya sekedar ciuman, lebih dari itu. Keduanya telah terbang menuju lautan kenikmatan yang mampu membuat tubuh keduanya menempel satu sama lain. Gerakan-gerakan tersebut dapat menghasilkan erangan panjang yang begitu memabukkan.

“Kau puas, sayang?” tanya Rosa yang kini tengah memimpin permainan.

“Ini yang aku suka darimu. Kau mampu membuatku menjadi pria sesungguhnya. Kau sangat baik untuk urusan ranjang. Berbeda sekali dengan Zola.”

***

Perlahan-lahan Zola membuka kedua matanya. Ia butuh waktu cukup lama untuk bisa menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam matanya.

Ruangan serba putih dan sebuah selang infus yang terpasang rapi pada pergelangan tangannya. Tanpa diberitahu, Ia sadar bahwa dirinya saat ini tengah berada di Rumah Sakit. Tanpa seorang pun yang menemaninya. Zola tersenyum masam, menyadari bahwa Darel tidak berada disisinya. Pria itu, pasti tengah asyik berduaan dengan Rosa.

Zola menghembuskan napas kasarnya, lalu merubah posisi tidurnya menjadi duduk bersandar pada kepala Ranjang pasien.

Saat akan menekan tombol perawat, seseorang masuk ke dalam ruangannya.

“Eh, anda?”

Kening Zola mengernyit, heran dengan kehadiran pria yang Ia temui di Pantai.

“Anda?” Zola tidak tahu, siapa nama pria itu.

“Maaf, sepertinya saya salah kamar. Tapi, tidak ada salahnya untuk mencoba bertanya. Apa yang terjadi dengan anda, dan dimana suami, maksud saya Pak Darel?”

Ada sesak menyelimuti hati Zola, saat pria berwajah tampan itu menanyakan keberadaan Darel.

“Suamiku, sedang pergi sebentar. Mungkin, beberapa menit lagi dia akan kembali.” Jawab Zola, menutupi kebodohan suaminya. Lebih tepatnya, rasa malunya yang diabaikan oleh suami disaat sakit seperti ini.

Walaupun tidak mengenal pria yang saat ini tengah berada di ruangannya. Zola tidak merasa takut sama sekali, mungkin karena pria itu mengaku sebagai kenalan Darel.

“Baiklah, kalau begitu. Saya akan keluar. Tidak nyaman, jika berada-”

“Tunggu!” Zola mengutuk keras dirinya. Untuk apa, mengatakan hal itu. Bahkan dengan sadar, dirinya telah melarang pria yang tidak dikenalnya untuk tetap tinggal.

Zola meneguk ludahnya susah payah. Merasa tidak nyaman, Ia memalingkan wajahnya ke arah lain beberapa saat. Lalu, kembali menatap ke arah pria yang belum mengalihkan pandangannya pada wajahnya.

“Po-ponselku mati.” Ucapnya berbohong. Zola sendiri, tidak tahu keberadaan ponselnya saat ini.

“Apakah anda, bisa menghubungi suamiku?”

“Dengan senang hati!”

***

Darel langsung berlari keluar kamar Rosa, beberapa kali dirinya mengumpat dalam hati. Rosa yang melihat kekasihnya lari tunggang langgang, bergegas menyusul Darel yang nampak memakai pakaiannya dalam keadaan berlari. Entah siapa yang sudah berani menelpon kekasihnya itu sampai ketakutan seperti ini.

“Jangan bertanya sekarang, aku harus pergi menemui Zola sekarang juga!” ucap Darel, sesaat tubuhnya memasuki mobil.

Walaupun merasa kesal, tapi Rosa tidak dapat membantah jika saat ini Zola memiliki kasta tertinggi dalam hidup Darel. Lebih tepatnya, Darel takut jika sampai Zola menceraikannya. Rosa tidak dapat berbuat apa-apa, karena pada kenyataannya. Kekayaan keluarga Zola melebihi Darel.

Jadi untuk saat ini, Rosa harus bisa menahan diri. Ia tidak boleh melakukan tindakan yang membuat Zola marah. Terlebih, perselingkuhannya sudah diketahui. Pasti sedikit sulit untuk mencapai tujuan awal mereka, yaitu mengeruk kekayaan Zola.

***

“Jadi, aku boleh pergi sekarang? Sepertinya, suamimu sudah dalam perjalanan.”

Zola benci mengakuinya. Tapi, otaknya berpikir begitu cepat, bagaimana cara Darel menerima telepon pria ini. Tanpa banyak bicara, Darel segera mengiyakan ucapan pria yang belum diketahui secara pasti oleh Zola. Namun, sepertinya begitu berpengaruh terhadap Darel.

“Bisakah, anda menemaniku sampai Darel datang?”

Zola tidak dapat memahami, senyum tipis yang terpancar dari wajah pria itu. Ekspresi datarnya, begitu mengganggu dan terlihat tidak terlalu bersahabat.

“Oh, maaf. Jika anda keberatan, ti-”

“Tidak masalah, aku akan menunggu kedatangan suamimu.” Pria bertubuh tinggi itu, nampak berjalan ke arah Sofa dan dengan santai menduduki sofa tersebut. Pandangannya masih tidak lepas dari wajah Zola.

“Jika anda tidak keberatan. Kita belum berkenalan,” cicit Zola dengan senyum yang ia paksakan. Walaupun wajah pria ini tidak asing. Tetap saja, Zola belum bisa mengingat secara pasti.

“Edgar Valden, panggil saja aku Edgar.”

Kedua bola mata Zola terbelalak, ketika mendengar pengakuan pria dengan senyum tipisnya itu. Edgar Valden, ya tentu saja Zola mengetahuinya.

Walaupun tidak pernah bertemu, karena Edgar lebih suka bermain di belakang layar, namun nama itu dapat menjawab semuanya. Mengapa suaminya begitu ketakutan saat menerima telepon Edgar.

Zola tidak menyangka, jika dirinya bisa bertemu dengan Pebisnis muda dan tampan. Yang begitu dipuja oleh kedua orang tuanya.

Bahkan, orang tuanya sering membandingkan Darel dan Edgar. Pernah suatu ketika, Zola diminta untuk menghadiri acara ulang tahun Edgar, namun ia menolaknya mentah-mentah. Ya, alasannya karena dirinya sudah terlanjur mencintai Darel. Ia tidak ingin membuat masalah baru, dengan mengiyakan permintaan orang tuanya.

Dan bodohnya, saat ini justru dirinya secara tidak langsung. Meminta bantuan Edgar, dalam menarik perhatian suaminya agar datang menjenguknya di Rumah Sakit.

“Wajahmu tampak pucat, apa harus aku memanggil suster?”

Pertanyaan Edgar menyadarkan Zola dari lamunannya.

Zola menggeleng cepat sambil tersenyum.

“Aku baik-baik saja. Maaf, sepertinya saya sudah merepotkan anda,”

“Ini bukan akhirnya, jadi jangan sungkan. Kedepannya, kita akan saling membutuhkan!”

Zola ingin menanyakan maksud ucapan Edgar, namun saat akan mengeluarkan kata-kata. Pintu ruangannya terbuka lebar. Penampilan Darel yang cukup berantakan, membuat pandangan Zola menggelap. Ia yakin, Darel baru saja menemui selingkuhannya. Lihat saja, kancing bajunya yang tidak tertata rapi.

“Tuan Valden?” Darel tidak lantas menatap ke arah Zola, melainkan untuk menyapa Edgar yang nampak memperhatikan interaksi antara suami istri itu.

Edgar bangkit dari tempat duduknya, lalu berjalan ke arah Darel. Namun, tatapannya tertuju pada Zola. Hal itu,mampu membuat siapa saja berpikir, bahwa Edgar memiliki minat pada Zola.

“Suamimu, sudah datang. Aku harus pergi, menemui seseorang. Jaga dirimu, Maharani.”

Setelah mengucapkan hal itu, Edgar melewati tubuh Darel begitu saja. Tanpa memperdulikan tatapan Darel. Edgar memantapkan langkahnya dengan senyuman yang sengaja ia lakukan untuk Zola. diperlakukan seperti itu, tentu saja Darel sedikit tersinggung. Namun, sepertinya ia tidak dapat protes lebih jauh lagi. Darel sangat mengetahui bahwa Edgar Valden begitu berpengaruh dalam dunia bisnisnya, jadi Ia tidak dapat sembarangan mencari masalah dengan Edgar. tidak untuk saat ini.

Keheningan pun, tercipta saat Edgar sudah keluar dari ruangan.

“Apa hubungan antara kau dan Edgar Valden?” tanya Darel penasaran, yang tak mampu membendung rasa ingin tahunya. tentang hubungan istrinya dan Pria yang baru saja berada satu ruangan dengan keduanya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dikhianati Suami, Dipertemukan dengan Pria Sejati    Bab 110 ( Berita Skandal yang diciptakan Daries)

    Hari berlalu begitu saja, tidak ada yang menarik bagi Zola kecuali rasa berkecamuk dalam hatinya. walaupun hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh ayahnya, tetap saja Zola merasa sedikit kecewa. sebentar lagi dunia akan tahu, bahwa ayahnya memiliki wanita lain dan tentu saja, buah hati dengan wanita itu. ya, siapa lagi kalau bukan Isa. pria yang sudah ia anggap sebagai sahabat dan kakaknya itu kini justru berubah statusnya sebagai adiknya. pria itu akan menyandang status sebagai seorang anak Joyokusumo.“Sudah siap, sayang?” Zola mendongak, menatap wajah teduh ibunya yang terlihat begitu cantik dalam balutan kebaya berwarna gold.Zola tersenyum tipis, dadanya masih saja sesak walau ia sudah berusaha untuk meyakinkan diri bahwa ia sudah siap dengan semuanya. tanpa menunggu arahan ibunya, Zola bangkit dari tempat duduknya dan berjalan keluar menuju ke tempat Resepsi Pernikahan Isa dan Rumi. Zola memang sengaja tidak menemani Rumi saat acara akad nikah, bukan tanpa alasan. Ia lebi

  • Dikhianati Suami, Dipertemukan dengan Pria Sejati    Bab 109 ( Rasanya, Masih Saja Sakit)

    Zola bersandar pada kursi depan mobil, tepatnya di samping Edgar yang saat ini tengah menyetir. suasana terasa begitu hening sesaat setelah keduanya sampai detik ini tidak ada yang memulai pembicaraan. Zola memejamkan mata, meresapi kejadian yang tadi terekam jelas dalam otaknya, bagaimna telatennya Edgar saat menyuapkan makanan. tanpa Zola sadari, pria di sampingnya terlihat mencuri pandang dan mendapati Zola tersenyum sendiri.“Apa yang sedang kau lamunkan, sayang? kau tersenyum begitu manis dan rasanya tidak adil jika tak kau bagi padaku,” deretan kalimat yang diucapkan oleh Edgar membuat Zola membuka mata dan langsung menatap sang pujaan hati.“Hanya mengingat kejadian yang lucu.” Sahut Zola berusaha untuk tidak mengatakan yang sebenarnya. malu, rasanya jika ia harus jujur pada Edgar soal hal yang baru saja ia lamunkan. jika sampai kekasihnya itu tahu, dapat dipastikan bagaimna Edgar akan berbangga hati dan besar kepala.“Benarkah? tap-”“Sudahlah, jangan diperpanjang!” sela Zola

  • Dikhianati Suami, Dipertemukan dengan Pria Sejati    Bab 108 ( Jangan Salah Sangka)

    Zola hanya dapat memandang penuh dengan banyak pertanyaan di kepalanya. saat ini, Zola tidak dapat mengalihkan pandangannya pada Edgar yang terlihat begitu lahap menyantap makanan yang sudah tersedia diatas meja. sesekali Edgar melirik ke arah Zola yang terlihat diam saja dan belum menyentuh makanannya. Edgar tidak terlalu ambil pusing, ia terus saja menikmati makanannya. "Apa kau sering datang ke tempat seperti ini?" akhirnya Zola memutuskan untuk bertanya. ia sudah tidak tahan lagi melihat ekspresi wajah Edgar yang terlalu menikmati makanan. bukan jijik karena berada ditempat warung lesehan seperti ini, lebih ke rasa penasaran karena Zola sendiri belum Pernah makan ditempat seperti ini. apalagi seorang Edgar Valden, seorang pebisnis kaya raya. "tidak sering, hanya saja orang tuaku pernah sesekali mampir ke tempat seperti ini dan jujur saja, aku merasa lidahku cocok untuk makanan seperti ini. apa ini terlihat aneh?" Zola menggeleng, terlihat dipaksakan dan terkesan aneh dengan sen

  • Dikhianati Suami, Dipertemukan dengan Pria Sejati    Bab 107 ( Permintaan Aneh Edgar)

    Rumi tidak memperpanjang perdebatannya dengan Isa. mungkin untuk saat ini, ia harus sedikit mengalah untuk mengesampingkan kepentingan sahabatnya sendiri. walau Rumi tidak tahu pasti, apa yang membuat Isa merubah sifatnya menjadi lebih membenci Zola. Rumi juga tidak ingin munafik, pernikahannya sudah tinggal menghitung hari dan ia tidak ingin pernikahannya hancur berantakan. katakanlah ia egois, tapi Rumi begitu mencintai Isa. *** Zola menatap layar laptopnya sembari menghela napas kasar. pekerjaan yang menumpuk disertai dengan sekelumit permasalahannya membuat tubuh dan pikirannya seperti diperas habis. ingin sekali rasanya pergi ke suatu tempat yang menenangkan diri, tapi Zola terlalu gengsi jika harus menghubungi terlebih dahulu Edgar. Ia ingin agar pria itu berinisiatif untuk menghubungi dirinya terlebih dahulu. “Hai, apa aku mengganggumu?” Zola mengangkat wajah, menatap tak percaya jika pria yang baru saja menghiasi pikirannya, justru kini berdiri di ruangannya. dengan senyu

  • Dikhianati Suami, Dipertemukan dengan Pria Sejati    Bab 106 ( Berubah Menjadi Lebih Egois)

    Pandangan Zola teralihkan pada ponselnya yang berdering. wanita cantik itu lantas merogoh ponsel yang berada di dalam saku celananya. Zola menatap pada Edgar, seperti meminta izin pada kekasihnya itu untuk mengangkat panggilan telepon tersebut.“Rumi,” ucapnya pelan yang diangguki oleh Edgar.“Hallo,”‘Zola, maafkan aku.’ sahut Rumi tanpa berbasa-basi.‘aku tahu, pernikahanku ini berdampak pada kehidupanmu. tapi, aku sungguh tidak tahu jika keadaannya sampai seperti ini. Isa baru saja menghubungi diriku dan mengatakan akan membatalkan pernikahan ini. bagaimana ini, Zola? undangan sudah terlanjur tersebar dan…aku malu sekali. aku tidak tahu, apa Masalahnya sampai Isa memutuskan hal ini tanpa berbicara padaku. namun,” ada jeda waktu saat Rumi kembali akan melanjutkan perkataannya. ‘aku yakin, ini berhubungan denganmu.’“Kenapa harus aku, Rumi? bukankah kita sahabat, lantas apa yang mendasari dirimu yakin jika Isa membatalkan pernikahan ini gara-gara diriku?” ucap Zola tanpa mengalihkan

  • Dikhianati Suami, Dipertemukan dengan Pria Sejati    Bab 105 ( Caramu Salah)

    “Aku pikir ayah akan sedikit mengasihi kami, sebagai keluarga. namun, nyatanya kami harus kembali di tampar oleh fakta menyedihkan soal pengkhianatan yang ayah lakukan pada ibu.”PRAK!Daries membanting piring yang ada dihadapannya, membuat piring berbahan keramik itu pecah berantakan di lantai. baru kali ini, Zola melihat wajah kemarahan sang ayah. dan itu semua disebabkan oleh Isa. anak kandungnya yang sudah lama ia rahasiakan. “Cukup Daries, kau membuat Zola ketakutan.” “Sebagai seorang ibu, kau tidak bisa mengajari dan mendidik anak kita! lihat kelakuannya sekarang setelah bercerai, berani sekali mengungkapkan isi hatinya dan berencana meninggalkan rumah ini!”Zola menatap wajah ibunya, berharap agar wanita itu bisa sedikit saja tegas pada ucapan Daries. tapi, kenyataannya tidak seperti yang Zola inginkan. Dania hanya dapat menundukkan wajah tanpa berani menatap langsung wajah Daries.‘setidaknya aku tidak selemah ibuku,’ batin Zola lalu pergi meninggalkan ruang makan. Setelah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status