Share

Bab 52

Kali ini, wanita yang kunikahi 2 bulan itu lalu hanya terdiam. Melongo. Entah apa yang sedang ia pikirkan?

Barangkali, berpikir jawaban apa yang pantas untuk menjawab pertanyaanku.

“Hei, kenapa diam?” tanyaku.

Dia menoleh, tersenyum canggung. Gelagatnya salah tingkah.

“Aku... em....” Wanitaku itu ragu untuk sekadar mengucapkan sesuatu.

Aku mengernyitkan alis, tetap menunggu jawabannya. Sudah 2 bulan menikah, tapi aku belum pernah mendengarnya mengakui perasaan, meski ia tetap menjalankan kewajiban sebagai istri.

Dari sikapnya, aku sebenarnya sudah bisa menyimpulkan perasaannya. Hanya saja, aku ingin sekali mendengar ia mengatakan cinta secara langsung. Itu pun kalau tebakanku benar.

Kalaupun salah, aku pastinya akan sangat kecewa. Tapi, setiap orang berhak atas perasaannya sendiri, bukan?

Aku tak bisa mengaturnya. Terlebih sadar, karena aku sempat menyakitinya.

“Kalaupun kamu sudah tidak mencintaiku
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status