Share

Bab 57

Begitu Bu Rani pulang, aku kembali ke kamar karena sebenarnya dari tadi khawatir keadaan Nizar yang sempat mual. Takut kalau sebenarnya penyakitnya serius, bukan sindrom cow... cow apa sih tadi itu kata Bu Rani?

Ah, yang intinya sindrom suami ngidam.

Aku gak mau kehilangan dia lagi. Di hati ini sudah gak ada tempat untuk orang lain. Cuma ada dia seorang.

Huft! Kenapa aku jadi bucin gini sih?

Aku baru bisa bernapas lega ketika melihat Nizar tampak berbaring di sofa sambil mengutak-atik ponselnya, dalam keadaan baik-baik saja.

Menyadari kehadiranku, ia menoleh sebentar. Lantas menggeser posisinya. Memberiku ruang untuk duduk di dekatnya.

Aku membungkuk. Menarik selimutnya, hingga menutupi sampai di bahunya. “Kok belum tidur, Mas? Aku kan suruh kamu tidur aja tadi.”

Tak ada jawaban. Pria bercambang tipis itu menyimpan ponsel, kemudian meletakkan kedua tangannya yang saling tertutup di bawah pipinya.

“Nungguin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status