Ibu Milla ternyata mengundang Wilson? Hal ini membuat tiga anak muda yang berada di sana tercengang.Demi menyelamatkan diri, Wilson buru-buru maju. Setelah menyapa dengan sopan, dia berkata, "Bu Nayla, ini adalah Pak Chris.""Oh!" Nayla segera berdiri dengan hormat.Tidak heran sejak mereka masuk, dia sudah merasa bahwa pria di depan Wilson ini memiliki aura luar biasa, penuh kewibawaan dan ketegasan. Ternyata, dia adalah Presdir Grup Mahendra.Namun, karena Chris baru saja kembali ke negara ini, Nayla belum pernah bertemu dengannya dalam acara resmi."Pak Chris, mau bergabung dengan kami?" Ibu Milla mengundangnya dengan sopan.Chris tetap memasang ekspresi dingin, lalu mengangguk dan duduk.Empat orang itu duduk berhadapan di meja persegi, suasana menjadi sangat canggung. Hanya Nayla yang terus melontarkan pertanyaan, tetapi semua pertanyaannya ditujukan kepada Wilson.Misalnya, dia pernah mendengar bahwa Wilson bukan orang asli Kota Huari, jadi apakah dia sudah terbiasa tinggal di s
Setelah keluar dari rumah sakit, Milla mulai mempersiapkan penyambutan Ketua Kehormatan.Daftar kebutuhan yang diberikan oleh asosiasi kepadanya tercetak penuh di dua halaman kertas A4. Ketua Kehormatan menginginkan kamar dengan balkon menghadap ke selatan, sarapan khas chinese food, mobil MPV berwarna hitam untuk transportasi, dan sopir pria berusia 40 sampai 50 tahun.Intinya, daftar permintaannya sangat detail.Selama lebih dari seminggu, Milla seperti berubah menjadi seorang manajer administrasi. Hanya untuk memilih sopir yang memenuhi syarat, dia sampai melakukan 3 kali tahap wawancara.Akhirnya, usahanya membuahkan hasil. Pada malam sebelum kedatangan Ketua Kehormatan di Kota Huari, dia berhasil mengatur semuanya, termasuk memastikan mobil dan staf perusahaan siap untuk menjemput tamu di bandara keesokan paginya.Malam itu, Milla menerima telepon dari Joy. Begitu tersambung, Joy langsung bertanya, "Sayang, pasti kamu yang menahan berita tentang Grace yang menyelinap ke kamar suit
"Pak Graham masih menunggu bagasi, jadi kami menemui kalian dulu." Salah satu asistennya menjelaskan.Milla dan manajer administrasi perusahaan berpandangan. Seolah-olah menyadari kebingungan mereka, asisten itu pun menambahkan, "Dalam bagasi Pak Graham ada banyak bahan pewangi yang sangat berharga. Barang-barang itu biasanya nggak boleh disentuh oleh siapa pun."Rupanya begitu .... Memang benar, Graham punya kepribadian yang unik dan menganggap wewangian sebagai hal yang paling penting.Tepat saat itu, sekelompok wartawan muncul dan langsung mengepung mereka berenam. Para wartawan segera bertanya kepada dua asisten muda itu, "Apa kalian asisten Pak Graham?""Kenapa Pak Graham nggak ada di sini? Apa beliau belum tiba atau masih di belakang?"Dua asisten itu tampak terkejut dan langsung menatap Milla dengan penuh kewaspadaan. "Bu, sebelumnya kamu nggak mengatakan ada wawancara media."Tepat seperti dugaannya, Levis tidak akan berdiam diri begitu saja. Milla memicingkan matanya.Sayangny
"Putri tertua Keluarga Jauhari, Milla ...," timpal penanggung jawab kompetisi itu tanpa berpikir panjang.Kerutan di dahi Graham yang sebelumnya begitu dalam akhirnya sedikit mereda. Alisnya terangkat. Ternyata dia ...."Suruh dia kemari dan jelaskan langsung padaku," instruksi Graham.Penanggung jawab itu cukup terkejut. Namun, dia tidak berani mempertanyakan keputusan Graham dan segera meminta orang untuk memanggil Milla.Begitu Milla tiba, Graham langsung memutar kursinya, membelakangi pintu masuk. Dari belakang, terdengar suara Milla. "Pak Graham, aku menjemputmu dengan penuh ketulusan. Mengenai kenapa tiba-tiba ada begitu banyak wartawan di sini, aku butuh waktu untuk menyelidikinya sebelum memberi penjelasan."Milla lantas menambahkan dengan serius, "Tapi, aku bisa menjamin kalau aku sama sekali nggak menghubungi media secara diam-diam. Semua orang di industri ini tahu kamu nggak suka diwawancarai.""Kalau aku masih punya sedikit akal sehat, aku nggak akan pernah melakukan hal se
Milla memperhatikan ekspresi Grace dengan saksama, diam-diam membuat perhitungan sendiri.Terakhir kali di Kota Cevo, wajah Grace sampai bengkak karena gigitan nyamuk. Dengan sifatnya yang pendendam, sudah pasti dia tidak akan melupakan kejadian itu begitu saja.Namun, sekarang saat bertemu lagi, Grace bahkan tidak berani menyinggungnya sedikit pun. Itu berarti dia merasa bersalah!Itu juga membuktikan bahwa insiden Milla jatuh ke air memang ulah orang-orang suruhan Grace. Untungnya, sekarang Keluarga Young dan Keluarga Bakhtiar masih saling menyerang."Butik ini cuma menjual gaun kelas atas. Harga paling rendah pun ratusan juta. Kamu cuma datang untuk cuci mata ya?" Grace sengaja mengejek Milla untuk melampiaskan kekesalannya.Meskipun Keluarga Jauhari bukan keluarga kecil di Kota Huari, sejak kematian ayah Milla, Grup Jauhari mengalami kemunduran. Grace yakin Milla tidak mampu membeli gaun di sini."Seharusnya aku yang mengatakan itu padamu." Milla menjawab dengan tenang. "Aku nggak
Ekspresi wajah pria tua itu sedikit membaik. Dia menatap Milla dan berkata, "Aku baru sampai, terus keluar untuk jalan-jalan."Mengingat lemari pakaian di rumah pria tua itu yang berisi banyak gaun tradisional, Milla tahu bahwa pasti ada seseorang di dekatnya yang sangat menyukai gaun itu. Dia pun mendekati pria tua itu sambil berkata dengan suara rendah."Kakek, kalau kamu ingin beli gaun tradisional, aku bisa membawamu ke toko penjahit tua. Barang-barang di sini cuma kelihatan mewah, tapi sebenarnya nggak ada gunanya. Aku beli juga cuma untuk menjaga penampilan."Pria tua itu tertawa mendengar perkataannya, matanya yang berkerut pun melengkung. Kemudian, dia mengangguk."Baiklah, tunggu sebentar. Aku akan mencoba gaun dulu," kata Milla. Kemudian dia berbalik dan memberi tahu pegawai, "Aku kenal kakek ini, tolong layani beliau.""Baik, Bu." Melihat Milla membantu menyelesaikan konflik tadi, beberapa pegawai merasa lega dan mulai menghormatinya. Mereka pun segera mengantar pria tua itu
Milla membelalak sedikit, merasa agak curiga.Dia tahu meskipun beberapa pegawai toko ini ingin membelanya, mereka tidak akan mengorbankan pencapaian penjualan mereka sendiri. Jadi, apakah benar ada seseorang yang telah membeli semua gaun di sini atas namanya?Pembelian ini benar-benar bernilai fantastis ....Milla meminta pegawai untuk membungkus gaun kuning itu agar bisa dia bawa sendiri. Kemudian, dengan suara pelan, dia bertanya kepada manajer toko tentang apa yang terjadi.Namun, manajer hanya mengatakan bahwa seorang pelanggan anonim telah membeli semua gaun untuknya, tanpa mengungkapkan identitasnya.Setelah semuanya dikemas, para pegawai dan manajer toko pun membungkuk dengan hormat saat mengantar Milla dan sang kakek keluar dari toko.Meskipun belum bisa memahami siapa yang begitu dermawan, di hadapan Grace, Milla tidak bisa mengecewakan niat baik dari pelanggan anonim itu. Jadi, dia membusungkan dada dan tampak penuh percaya diri."Masukkan transaksiku hari ini ke dalam penca
Milla terkejut dengan banyaknya jumlah gaun yang ada. Dia sibuk meminta para pelayan membantunya menyusun gaun itu ke dalam lemari pakaian, sama sekali tidak menyadari wajah dingin dan muram Chris yang berada di belakangnya.Setengah jam kemudian, sebagian besar gaun akhirnya tersusun rapi. Milla meminta para pelayan untuk beristirahat dulu dan melanjutkan esok hari. Setelah para pelayan pergi, dia berkacak pinggang, menatap deretan gaun yang memenuhi lemari. Rasanya agak kewalahan.Sebelum pergi, pria tua itu meninggalkan nomor teleponnya, mengatakan akan menelepon Milla nanti. Namun, berapa banyak parfum yang harus dia buat untuk bisa membalas budi atas hadiah mahal ini?Milla menghela napas dan berbalik, lalu sontak terkejut. "Astaga!"Jika dia berjalan lebih cepat, dia pasti sudah menabrak Chris yang berdiri seperti patung di depan pintu lemari. Sepasang mata hitamnya menatapnya tanpa berkedip.Milla terlonjak kaget. "Kenapa kamu di sini?""Aku nggak boleh di sini?" tanya Chris bal
Baru saja sebuah pesta berakhir, di sisi lain, pesta lain pun segera dimulai. Milla merasa cukup lelah menghadapi semua ini. Apalagi, entah mengapa Graham dan Chris tidak ikut datang.Alfie memerintahkan orang untuk membawanya ke kamar agar bisa beristirahat, bahkan sudah menyiapkan beberapa set pakaian ganti untuknya. Namun, Milla yang suasana hatinya sedang kurang baik, hanya merapikan riasan seadanya lalu turun ke bawah.Paloh mendorong kursi roda Alfie sambil melapor, "Tuan, semuanya sudah diatur. Nanti Nona Milla pasti akan mencari Tuan Bertrand untuk berterima kasih secara pribadi. Saat itu, Tuan Bertrand akan membawanya ke ruang sebelah dan suasananya akan pas."Sudut bibir Alfie terangkat membentuk senyum samar, lalu memerintahkan, "Awasi Chris.""Dia tidak ikut datang, sepertinya ada urusan mendadak dan harus keluar pulau untuk menyelesaikannya," jawab Paloh.Alfie mengangguk, "Kalau begitu awasi pelabuhan, jangan biarkan dia kembali!""Baik!"Sementara itu, Milla turun ke lan
"Yang membawa orang untuk mengamankan barang bukti penting adalah Bertrand, sehingga membuktikan dugaanku nggak salah. Kalau nggak, hasil uji silikon karet pada pistol itu pasti sudah diubah. Aku benar-benar harus berterima kasih pada Bertrand," jelas Milla."Oh?"Alfie melirik Bertrand sejenak, lalu berkata, "Kamu memang melakukan hal yang sangat teliti!"Setelah berhenti sejenak, Alfie kembali menatap ke depan dan berkata, "Tapi, semua itu tetap sia-sia. Pelaku sebenarnya sudah menyerahkan diri dalam perjalanan kalian menuju kantor polisi. Sekalipun tanpa bukti uji itu, Milla tetap nggak bersalah!""Benar kata Kakek, uhuk uhuk."Bertrand mengangguk patuh, lalu berjalan pelan di belakang sambil mendorong kursi roda.Alfie menoleh ke arah Milla dan berkata, "Kalau soal berterima kasih, anak muda seperti kalian punya caranya sendiri, nanti saja dibicarakan. Sekarang kita pergi makan dulu.""Baik."Milla mengangguk dan Bertrand menatapnya sambil tersenyum.Seketika itu juga, Milla merasa
"Aku tahu ini bukan Kota Huari, juga bukan wilayahmu. Jadi, aku akan tetap mendampinginya," kata Chris melihat Graham mulai gelisah. Suaranya terdengar pelan, berusaha menenangkan."Kamu yang temani?" Graham menyeringai dingin. "Kamu pikir tubuhmu terbuat dari baja dan kulitmu nggak bisa ditembus peluru ya?"Di sekitar mereka mulai terdengar bisikan pelan dari para penonton dan suara batuk Bertrand juga sesekali terdengar.Milla melirik ke arah Chris, melihat keyakinan di matanya. Sepertinya dia memang sudah punya rencana. Perasaan Milla menjadi sedikit tenang.Dia pun maju dan menggandeng tangan Graham sambil membujuk, "Sudahlah, Guru. Ayo kita balik. Marah-marah juga nggak akan menyelesaikan apa-apa, 'kan?""Yang ditahan itu kamu! Bukan aku! Aku marah buat apa!" Graham pura-pura kesal dan menepis tangan Milla, lalu bertumpu pada tongkatnya dan masuk ke mobil.Begitu iring-iringan mobil kembali ke lokasi acara, mereka melihat Alfie sudah berdiri di sana bersama sejumlah orang untuk me
Wajah pria itu tampak tirus dengan garis rahang yang tegas, alis dan matanya indah, bibir tipisnya terkatup rapat. Rambut dan alisnya dipotong rapi, bahkan pelipis dan kerah bajunya pun sangat rapi.Milla tanpa sadar merasa, pria ini mungkin pria paling bersih yang pernah dilihatnya selama 20-an tahun hidupnya. Dia Tuan Muda dari Keluarga Yunanda?Sebelum datang ke Melasa, Milla sempat mencari tahu sedikit tentang Keluarga Yunanda. Keluarga ini dikenal karena penyakit jantung turunan, sehingga selama bertahun-tahun jumlah keturunannya sangat sedikit.Alfie hanya memiliki satu putra dan satu putri, tetapi keduanya meninggal muda. Kini, hanya tersisa dua cucu lelaki. Konon katanya, yang satu berwatak kejam, satu lagi pendiam dan dingin. Lantas, siapa dari keduanya yang sekarang berdiri di depannya?Kepala kepolisian memandangi laporan yang berlumuran darah itu, lalu menelepon pusat forensik untuk meminta pemeriksaan ulang dengan sampel yang sama persis."Cepat bawa ke sini orang yang bil
Seketika, suasana di sekitar menjadi gempar! Ternyata, tidak ditemukan sisa karet silikon!Padahal sebelumnya Milla berbicara dengan sangat yakin, hampir semua orang sudah tertipu olehnya! Apakah dia sengaja mengulur waktu? Apakah dia memiliki komplotan dan tujuan tersembunyi?"Nggak mungkin! Aku nggak mungkin salah mencium baunya!" Milla tampak sangat gelisah, tidak percaya pada hasil itu.Dia sangat percaya diri terhadap indra penciumannya. Kecuali jika tubuhnya sedang bermasalah, penciumannya tidak pernah meleset."Milla, jangan terus membantah! Mulai sekarang, setiap kata yang kamu ucapkan bisa menjadi barang bukti!" ucap kepala kepolisian dengan lantang."Hasil analisis menunjukkan taser itu sama sekali nggak mengandung karet silikon, bahkan bahan gagangnya pun bukan silikon! Kalau kamu tetap bersikeras dengan pernyataanmu, pengadilan bisa menganggapmu sedang menghindari tanggung jawab hukum!""Kalau memang bahannya nggak menggunakan silikon, itu semakin menguatkan dugaanku!" Mata
Alfie duduk di dalam rumah kaca. Dari sudut pandangnya, dia bisa melihat Milla yang dikurung di dalam ruangan. Setelah beberapa saat, dia berkata dengan pelan, "Graham benar-benar menyayangi murid kecilnya ini.""Benar sekali. Tuan Graham dari tadi berdiri di depan pintu, tak pernah beranjak." Kepala pelayan itu mengiakan.Saat ini, seorang bawahan berseragam penuh bergegas maju, berkata sesuatu kepada kepala pelayan sambil menyerahkan sebuah dokumen. Kepala pelayan melihatnya, ekspresinya pun berubah sedikit sebelum dia melangkah ke depan.Sebelum dia sempat berbicara, Alfie langsung berkata tanpa menoleh, "Hasil pemeriksaannya sudah keluar?""Sudah, Tuan.""Bukan?" Di balik kelopak matanya yang mengendur, mata tua Alfie bergejolak."Bukan ...." Kepala pelayan mendekat dan menyerahkan hasil pemeriksaan itu ke tangan Alfie. "Milla bukan keturunan Keluarga Yunanda. Tapi, saat acara perayaan tadi, ada orang yang terus membuntuti dan mencoba mengacaukan hasil pemeriksaan.""Orang kita ber
"Maksudmu apa?" tanya kapten itu kepada Milla."Dilihat dari ekspresimu, aku rasa tebakanku benar, 'kan?" Milla melanjutkan dengan tatapan tegas, "Kalau begitu, tolong jelaskan. Kalau sidik jariku sengaja ditinggalkan oleh pelaku di senjata itu, apa benar alat yang digunakan adalah bahan yang terbuat dari karet silikon?"Kapten itu mengangkat senjata, mendekatkannya ke hidung, lalu mengendus. Yang dia cium hanya sedikit bau logam terbakar akibat aliran listrik, tak ada aroma lainnya ...."Benar, untuk menyalin sidik jari memang biasanya menggunakan karet silikon. Tapi karena baunya khas, teknik profesional biasanya sudah menyiasatinya, jadi nggak akan meninggalkan aroma," jelas kapten itu dengan ragu. "Tadi sudah kucium, nggak ada aroma apa-apa. Kalian coba juga."Beberapa polisi lain pun meneruskan senjata itu dan mengendusnya. Semuanya menggeleng dan berkata, "Nggak ada bau karet sama sekali.""Kalian nggak bisa menciumnya, bukan berarti aku juga nggak bisa," ujar Milla dengan tenang
"Bu Milla, penahanan secara terpisah memang nggak mengizinkan orang luar mendampingi ...." Polisi itu mengerutkan dahi dan menyela."Aku sedang membahas syarat yang lain," kata Milla dengan nada tenang.Aura yang dipancarkannya langsung membuat orang-orang di sekelilingnya, termasuk para polisi merasa terintimidasi. Tak ada yang menyangka, gadis muda yang baru saja dituduh sebagai pembunuh Maalih berdasarkan bukti yang begitu kuat, justru menjadi orang pertama yang bisa menenangkan diri.Namun, kenapa dia terlihat begitu tenang? Bahkan berani menegosiasikan syarat?"Ini adalah kasus pembunuhan dan juga sebuah konspirasi. Meskipun sekarang aku ini tersangka utama, aku ingin mengajukan syarat untuk ikut menyaksikan proses investigasi," jelas Milla."Kamu nggak punya hak itu." Polisi itu menolak.Milla tidak menyerah. "Tapi sejauh yang kutahu, negara ini juga nggak memberi hak kepada para tamu di ruangan ini untuk menyaksikan pengumpulan bukti, 'kan? Kalian tetap memberi mereka izin. Seka
Satu jam yang lalu, Chris baru saja keluar dari ruang istirahat Milla dan pergi ke rumah sakit.Dia tidak memercayai bawahannya sepenuhnya. Orang-orang dari Keluarga Yunanda bukan orang biasa. Jika bawahannya sampai melakukan kesalahan dan gagal mendapatkan hasil tes DNA, Milla bisa langsung menjadi target Keluarga Yunanda!Keluarga Yunanda bagaikan rawa, entah berapa banyak darah dan tulang kerabat yang telah terkubur di sana. Jadi, Chris memutuskan untuk mengawasi sendiri prosesnya.Namun, begitu tiba di sana, dia tiba-tiba mendapat laporan dari Wilson. "Pak, ada masalah besar! Di pesta makan malam Keluarga Yunanda tiba-tiba ada aksi penyerangan! Maalih meninggal! Sekarang Bu Milla jadi salah satu tersangka ...."Napas Chris memburu. Urusan di rumah sakit terpaksa diserahkan lagi pada bawahannya. Dia segera kembali ke mobil dan menyetir dengan kecepatan tinggi.Ketika dia kembali ke aula pesta di pulau, polisi sudah selesai mencocokkan sidik jari dan hasilnya cocok dengan milik Milla