Merekapun pun beranjak keluar dari book store dan menuju mushola terdekat. Entah mengapa Rendra belum melaksanakan sholat dzuhur menunggu Tya yang belum selesai berwudhu.“Ayo, sholat bareng. Berjamaah pahalanya kan lebih gede, coba pikir 21° banding 1° . Kan lumayan selisihnya, ayo tak tunggu disini sana pake mukena” ucap Rendra setelah mendapati Tya selesai berwudhu.“hmm..” jawab Tya antara bingung tapi memang ada benarnya juga apa yang dikatan Rendra pikir Tya.Tya mengambil mukena yang memang disediakan dimushola tersebut dan mengatur shaf dibelakang Rendra. Mereka pun memulai melaksanakan sholat dzuhur berjamaah.Selesai sholat berjamaah mereka mulai khusyuk berdo'a kepada Allah SWT sang pencipta. sampai akhirnya mereka menyudahi do'a yang dipimpin Rendra. Setusai berdo'a Rendra menoleh kebelakang sembari mengulurkan tangannya.“Hei,” Rendra masih dalam posisi takhiyat akhir mengulurkan tangannya minta bersalaman.“Eh, iya” Tya kaget dan canggung bersalaman dengan Rendra sehabis
Cukup lama hujan turun dengan derasnya, membuat mereka terjebak didepan ruko cukup lama juga. Tetapi karena adegan gandengan tangan tadi membuat mereka canggung dan sama-sama diam seribu kata. Hingga akhirnya ada petir dan tya terkaget.Duuuuuaarrrr..... (suara petir)“Astagfirullah, kaget gue.” Tya dengan reflek memegang tangan Rendra“Tadi aja gak mau digandeng, pake minta dilepas. Eh sekarang malah megang tangan gue keceng banget loe Ty. Betapa gemasnya gue melihat tingkah lucu mu ty. Kapan loe nyadar kalo gue suka sama loe. Eh, suka? Apa ia aku suka sama tya?” pergolakan hati renda dalam kalbunya“Ehemm, tadi minta dilepas gue gandeng loe. Eh sekarang loe megang kenceng banget. Seperti gak mau kehilangan gue?" ledek plus sindiran Rendra kepada Tya"Eh, maaf. Gue kaget. Itu serem ngeliat kilatan petir tadi.” Tya yang sekarang malah ngumpet dibelakang Rendra.“Udah, sini.” Rendra menggandeng Tya, dan membuatnya nyaman.“Ih, awas-awas. Sana, jangan deket-deket” Tya mendorong Rendra u
Dika kembali kewarung tenda mie ayam milik bokapnya dengan keadaan basah kuyup. Dika mengejar Tya karena dompet Tya tak sengaja tertinggal dibangku panjang warungnya. Dika mengejar Tya ka toko buku G***edia karena tadi Tya bercerita baru dari sana. Tapi saat mau menuju kesana betapa shocknya Dika melihat Tya memeluk Rendra.Flash back onPertama memang Dika mengira Rendra mencari kesempatan dalam kesempitan, tetapi apa yang dilihatnya bahwa Tya sendiri yang menghampiri Rendra dan memeluknya.Dika memang tidak tahu kejadian yang sebenarnya, Dika pikir Tya menyukai rendra. Setiap kaum hawa pasti terhipnotis oleh ketampanan Rendra, bahkan kalau mereka tau Rendra orang tajir plus rajin ibadah bisa pada klepek-klepek dah. Itu yang ada difikiran Dika“Sakit, sakit ty. kalian berduaan didepan ruko sembari berpelukan. Sakit sekali hati ini bak tersayat-sayat silet. Sakit sekali” Dika memandang Tya berdua dengan Rendra didepan ruko dari kejauhan dan kehujanan.“Memang sudah tak ada harapan bag
Entah kenapa saat kejadian kemarin diwarung mie ayam Pak Rinto alias warung milik bokapnya Dika, Dika seakan sinis tingkahnya kepada Rendra.Memang Dika sudah lama mengincar Tya dan sempet beberapa kali mengungkapkan perasaannya dan Tya cuman menganggap Dika tak lebih dari sekedar sahabat. Tapi Dika masih mengharapkan Tya, baginya Tya adalah pujaan hatinya sekaligus cinta pertamanya.Entah lagi salah minum obat atau lagi kesurupan apa itu si Dika tumben dah berangkat pagi dan duduk manis ditempat duduknya. Selain sering terlamat juga dia biasanya suka bikin heboh kelas dengan banyolannya. Misalkan saja suka ngelawak dan ceplas-ceplos kalo liat situasi didalam kelas pasti dia komen.Seperti kala itu si Adi temen sekelasnya sedang makan dikelas dikagetinnya ampe kesedak. Dan si Puji dijailinnya, Dika iseng melihat warna cela*a dal*m Puji dengan kaca yang ditempelkan diujung sepatunya dan Puji memukul Dika sampe dia ampun-ampun dan sempet benjol pula itu jidatnya Dika. Terus kalau ada an
Sudah dua hari ini Dika tidak masuk kelas. Kelas seakan hambar tanpa ada keusiln dan celotehan Dika. Rendra pun merasakannya, ya Dika teman bahkan sahabat pertama Rendra. Walaupun Rendra kesal pada Dika karena mengacuhkannya dikantin kemarin lalu, tapi Rendra juga khawatir tentang keadaan Dika.Sehabis pulang sekolah sengaja Rendra mampir ke warung Pak Rinto, karena Rendra belum tau rumah Dika.Dika orangnya lumayan tertutup dalam hal pribadi ataupun keluarganya. Gimana tidak, si Dika kalau berangkat hampir selalu terlambat dan pulang pun selalu buru-buru meninggalkan gedung sekolah. Kasihan sebenarnya kehidupan Dika, menggantikan posisi seorang ibu yang sudah 2 tahuh meninggal dunia karena sakit Asma yang dideritanya.Setelah tiba diwarung Pak Rinto ternyata warung itu tutup, dan kebetualan ada tukang parkir sedang berteduh dari sinar mentari di warung tersebut. Rendra pun bertanya kepada tukang parkir mengenai Pak Rinto.“Maaf pak, ini ko warungnya tutup yah? Apa sudah habis ato ema
Tya, Dewi dan Lusi pun menyaksikan Dika dan Rendra yang membuntuti Pak Yadi menuju kantor terheran-heran. Pasalnya mereka selalu bebarengan dan akrab biasanya.Dalam benak Tya terlintas pertanyaan kenapa mereka bertengkar, tapi Tya memang lugu dan tak berfikiran salah satu alasan mereka bertengkar adalah dirinya.“Kenapa mereka Ty? Ngrebutin elu apa Ty?” ucap Dewi“Ssstt...” Tya memberi kode agar Dewi tak membahas itu karena takut ketahuan Lusi.“Emangnya gue kenapa? Masa gara-gara gue? Gue ngapa-ngapain enggak koh” gumam Tya dalam hati sambil berfikir.“Gampang lah ntar tak tanya Rendra aja, penasaran gue.” lanjut gumam Tya masih mencari jawaban mereka bertengkar, karena biasanya Rendra dan Dika akrab bangetPelajaran sekolahpun telah usai dengan diawali bell berbunyi, semua murid bergemuruh pulang ke habitatnya masing-masing eh kerumahnya masing-masing hehehe..ya walau ada yang masih betah disekolah, sekedar nongkrong didepan gerbang sekolah.Tya sudah terbiasa naik angkot, dikarena
“Ko kamu diem aja Dik?” tanya Tya yang sudah mulai kesal juga dengan sikap Dika yang kekanak-kanakan.“Maap Ty, lagi males ngomong aja. Dan sebenernya kalian gak usaho repot-repot segala maen kesini.” jawab Dika“Lagi sariawan loe, males ngomng gt? Kita kesini mau njengukin Pak Rinto bukan elo.” Rendra yang semakin kesal ma Dika.“Ne anak didiemin mulu malah ngelunjak. Kalo gak mandeng bokap loe n adik-adik loe, udah tak hajar loe. Sekalian mau balas tonjokan loe tadi disekolah.” umpat Rendra dalam hati.“Udah, ko malah pada adu mulut. Pa mau dilanjutin berantemnya tadi disekolah?” Tya menengahi. “Dah dong, baikan gih. Ayo salaman.” Tya menyuruh Dika dan Rendra berbaikan.Tadinya Dika diam saja saat Rendra mengulurkan tangannya, tetapi dengan colekan Pak Rinto ke Dika sehingga Dika menerima jabatan tangan Rendra. Walau Dika masih kesal pada Rendra.“Pak, kita pulang dulu. Udah sore, takut ujan juga.” lanjut Tya“Iya neng, makasih sudah berkenan menjenguk bapak.” ucap Pak Rinto dibalas
Dari kejadian kemarin Rendra dan Dika kelihatan lebih akrab, mereka jadi saling mengerti satu sama lain. Dika pun sekarang duduk sebangku dengan Rendra. Kejadian itu membuat isi kelas jadi senang karena celoteh Dika keluar lagi dari mulutnya.“Ty,liat itu Dika. Dah baikan ternyata ma Rendra.” ucap Dewi melihat Dika duduk sebangku dengan Rendra“Syukurlah, kn jd adem liatnya.” jawab Tya“Ia, dan kelas jadi rame seperti biasanya.” Dewi memandang Dika. “Eh, ty kalo diliat-liat Dika sebenarnya ganteng juga ya ty?” Dewi masih memperhatikan Dika.“Cie, kayaknya suka memperhatikan Dika jadi mulai tumbuh dah benih-benih cinta.” ledek Tya“Ih, tya. Gara-gara loe seh, gue jadi suka memperhatikan Dika.”“Loh, ko gara-gara gue? Ada hubungannya gitu?” Tya keheranan.“Iya lah, secara gue sahabat loe. Dan mereka berantem gara-gara loe jadi gue sebagai sahabat loe ngikut merhatiin dah.” Dewi malu-malu kucing gak mau kalah“Dika anak yang baik dan rajin loh wi, kalo suka pepet aja wi ahaha.” Tya melede