Tiffany cemberut, lalu menarik Sean duduk di kursi warung kaki lima itu. "Sayang, jangan lihat dia lagi, merusak suasana."Setelah mengatakan itu, Tiffany segera mengubah suasana hatinya dan menunjukkan menunya pada Sean. "Aku pesan yang ini, ini, dan ini juga .... Aku ingat dulu kamu bilang kamu nggak pernah makan di tempat seperti ini, 'kan?"Sean mengalihkan pandangannya dari Cathy, lalu menatap Tiffany yang sedang berusaha menghiburnya. Dia tahu Tiffany berusaha menyenangkannya karena takut suasana hatinya akan buruk. Namun, suasana hatinya sebenarnya tidak begitu buruk.Kejadian masa lalu itu memang sempat membuat Sean marah, tetapi dia sudah merasa agak lega setelah menghajar Ronny. Meskipun ayahnya dan Ronny adalah saudara kandung, untungnya kepribadian ayahnya berbeda dengan Ronny.Jika bukan karena ikut Tiffany ke rumah Keluarga Rimbawan dan mengenal Venus, mungkin sampai sekarang pun Sean masih mencurigai ayahnya. Untungnya, semua itu hanya salah paham.Melihat Sean kembali m
"Aku senang karena ternyata kita nggak punya dendam apa-apa. Aku senang karena ayahmu dan ibuku ternyata orang baik. Aku senang ... karena ternyata lima tahun yang lalu kamu juga ingin menahanku, 'kan?" kata Tiffany.Saat tadi Sanny sedang meminta maaf, Tiffany tahu sebenarnya masih ada banyak hal yang belum dikatakan Sanny. Dia tahu Sanny ingin mengatakan lima tahun yang lalu Sean sebenarnya tidak ingin membiarkannya pergi.Namun, Sanny selalu mengawasi dan memanfaatkan identitas sebagai kakak kandung untuk menekan Sean. Dia bahkan menggunakan nyawanya untuk mengancam Sean, sehingga Sean hanya bisa membiarkan Tiffany pergi.Setelah dipikir-pikir lagi, Tiffany bahkan bisa merasakan betapa putus asanya Sean saat itu. Perasaan putus asa yang dirasakan Sean saat itu pasti sangat menderita. Namun, untung saja semuanya sudah berlalu.Tiffany menatap Sean sambil tersenyum. "Sean, kamu benar-benar jatuh cinta padaku sampai nggak bisa lepas lagi ya?"Setelah mengatakan itu, wajah Tiffany langs
Tiffany dan Sean tidak tinggal di rumah sakit terlalu lama. Setelah Sanny dan Conan pergi, Tiffany mengajak Sean untuk pergi makan."Nggak selera," kata Sean.Tiffany menggigit bibirnya dan mengayun lengan baju Sean dengan manja. "Nggak selera pun tetap harus makan. Kamu nggak lapar, tapi aku lapar. Kamu tega membiarkan istrimu kelaparan ya?"Saat mengatakan itu, Tiffany melirik jam tangannya dan melihat sekarang sudah jam sepuluh malam lewat. Setelah makan siang, Sean terus sibuk mengurus pernikahan Xavier dan sekarang masih berkata tidak memiliki nafsu makan. Bahkan orang sekuat besi juga seharusnya sudah lapar di saat seperti ini.Sean menatap Tiffany dengan tenang. "Kalau aku nggak salah ingat, ada seseorang yang makannya cukup banyak di pesta pernikahan tadi malam. Saat semua orang fokus memperhatikan pengantin pria dan wanita mengucapkan janji, si tukang makan itu malah lari ke meja makanan penutup dan makan banyak sekali. Setelah pesta selesai, dia makan satu paha ayam lagi. Set
Sanny menghela napas. "Nggak, aku harus katakan. Tiffany, sebenarnya kalau bukan karena aku, kamu dan Sean nggak akan berpisah lima tahun. Saat kalian janji untuk bertemu lima tahun yang lalu, aku yang menahan Sean. Aku bilang padanya kalau dia memilihmu, berarti dia mengkhianati orang tua dan Keluarga Tanuwijaya. Aku juga yang selalu mengawasinya dari kejauhan ...."Saat mengatakan itu, tatapan Sanny terlihat makin bersalah. "Saat itu, kondisi tubuhku juga nggak begitu baik dan dokter bilang aku nggak boleh emosi. Jadi, saat aku terus mengawasinya, dia nggak bisa memilihmu dan mengungkapkan isi hatinya padamu. Dia hanya bisa pura-pura di depanmu. Setelah kamu pergi, dia mencarimu seperti orang gila. Aku masih merasa semua itu salahnya.""Sampai ... aku mengenal Conan. Sekarang aku akhirnya mengerti. Sean nggak salah mencintai orang, kamu adalah gadis yang baik hati dan pengertian. Ibumu juga bukan orang jahat ...."Sanny menarik napas dalam-dalam, lalu kembali memberi hormat pada Tiff
Michael menyeringai dingin. "Bahkan aku, sepupu Sean, nggak bisa melakukan apa-apa. Kamu pikir kamu bisa?"Wanita berbaju merah itu mengembuskan asap rokok dengan elegan. "Kamu pasti tahu apa yang paling Sean pedulikan.""Kamu dan ayahmu bukan orang yang dia pedulikan. Jadi, apa pun yang kamu katakan, nggak akan ada gunanya."Wanita itu menatap Michael dengan tatapan datar. "Aku bukan di sini untuk mengobrol panjang lebar denganmu.""Aku hanya ingin tahu, apa kamu mau bekerja sama denganku? Aku bisa bantu menyelamatkan ayahmu, itu saja."Michael mengernyit, diam sejenak, lalu tersenyum getir. "Gimana aku bisa percaya padamu? Masa hanya karena kamu bilang bisa dipercaya, aku langsung percaya begitu saja?"Sejak matanya dibutakan oleh ayahnya lima tahun lalu, Michael bahkan tidak lagi bisa memercayai orang tuanya, apalagi pada wanita asing yang tak dikenalnya ini.Cathy tersenyum tipis. "Kamu hanya perlu jawab, mau atau nggak. Selebihnya setelah aku berhasil membawa ayahmu keluar, aku ak
Michael menggigit bibirnya. Begitu melihat Sean akhirnya membuka suara, dia segera mendekat dan berkata, "Sean, tolong anggap semua ini demi hubungan persaudaraan kita ....""Apa kamu bisa membuat orang tuaku hidup kembali atau membuat ibu Tiffany nggak terluka?"Michael tidak bisa berkata-kata. Sebenarnya sebelum datang ke sini, dia sudah siap jika dirinya gagal membujuk Sean. Hanya saja, dia tidak menyangka Sean benar-benar tidak menghargainya!"Sean." Sanny yang duduk di samping mengerutkan alisnya. "Kakakmu sudah memohon seperti itu, jangan terlalu keras padanya."Sean menyeringai dingin, lalu mengangkat kepala dan menatap Sanny dengan pandangan dingin. "Kalau Kak Michael memohon padamu, apa kamu akan setuju? Apa kamu akan memaafkan Ronny kalau dia memohon padamu?"Tiffany bisa mendengar jelas bahwa Sean benar-benar marah. Dia bahkan sudah tidak memanggil Ronny sebagai paman lagi, tetapi langsung menyebut namanya.Sanny menggigit bibir, diam sejenak, lalu menggeleng pelan. "Aku mem