Share

Bab 780

Penulis: Clarissa
Setelah mengatakan itu, Lena tersenyum dan menatap Tiffany. "Aku nggak punya apa-apa untuk membalas budimu, jadi hanya bisa memberitahumu ini agar kamu bisa bersiap-siap lebih dulu."

Tiffany mengernyitkan alis, lalu menghela napas dan berkata dengan santai, "Terima kasih."

"Kenapa kamu berterima kasih padaku?"

Lena menghela napas dengan wajah yang tetap pucat, lalu berkata, "Dulu aku selalu bingung. Padahal sudah ada Vivi di samping Sean, tapi dia terus menolak semua perhatian Vivi dan terus mencarimu. Sekarang aku akhirnya mengerti. Semua ini karena kamu lebih baik, mulia, dan disukai semua orang daripada Vivi. Kalau aku nggak membantu Vivi menyakitimu, mungkin aku akan jadi temanmu."

Setelah mengatakan itu, Lena menutup matanya. "Aku sudah selesai mengatakan semuanya, kalian bisa pergi sekarang."

Tiffany ingin mengatakan sesuatu saat melihat wajah Lena, tetapi pada akhirnya dia memutuskan untuk tidak mengatakan apa pun. Dia secara refleks menoleh dan menatap Sean.

Sean mengernyitkan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Zidan Kasan
kenapa si si Cathy gak di karungin ja terus di kasih batu yang besar baru tenggelamin ke dasar laut biar membusuk di dasar laut, orang gak tau diri dan gak tau terimakasih model gitu kenapa sama ayah Tiffany gak dibuang aja
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 781

    Tidak perlu ditebak lagi, Tiffany sudah yakin Cathy pasti akan memanfaatkan makalah akademiknya ini. Memikirkan hal itu, dia langsung merasa pusing.Selama lima tahun ini, Tiffany selalu berusaha untuk menghindari konflik dengan Cathy. Pertama, karena dia malas untuk perhitungan dengan orang seperti Cathy. Kedua, dia memiliki orang yang disayangi dan kehidupannya sendiri, tidak boleh terlihat dalam persaingan meraih reputasi dan kekuasaan seperti Cathy.Namun, Tiffany sudah menghindar, Cathy malah bertindak makin keterlaluan. Terutama dalam beberapa waktu terakhir ini. Dia hanya bisa menutup matanya dan menghela napas panjang karena pada akhirnya dia tetap harus menuntaskan urusannya dengan Cathy.Namun saat ini, yang lebih penting bagi Tiffany adalah menangani urusan pernikahan Xavier dan Miska. Xavier sudah terluka dan tidak sadarkan diri untuknya, dia hanya bisa melakukan semua ini untuk Xavier.Saat Tiffany sedang memikirkan hal itu, mobil sudah tiba di depan pintu Restoran Prosper

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 782

    Rekan-rekan kerja di sekitar yang tahu tindakan Athena sebelumnya pun mulai menatapnya dengan tatapan yang aneh dan berbisik-bisik.Mark tersenyum, lalu mengangkat kepalanya dan menatap Julie dengan tenang. "Barang milikku, kenapa aku harus memberikannya padamu? Ini tubuhku sendiri, terserah aku harus bagaimana memperlakukannya. Apa urusanmu?"Setelah mengatakan itu, terlihat senyuman mengejek di wajah Sean yang tegas. "Kamu pikir kamu ini siapa?"Julie mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Dia mengangkat kepalanya dan tatapannya terlihat sangat marah. "Aku ini siapa? Menurutmu, aku ini siapa? Kalau bukan karena kakekmu yang terus memintaku untuk menjagamu dan aku juga sudah menandatangani kontrak yang nggak adil dengan Keluarga Sanskara, kamu pikir aku ingin ikut campur urusanmu. Kamu mati pun nggak ada yang peduli.""Nona."Athena yang tidak tahan pun akhirnya berdiri dan berkata, "Kamu ini benar-benar merusak suasana. Tubuh Mark sehat-sehat saja dan aku juga nggak pernah dengar k

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 783

    Athena langsung kehilangan muka setelah mendengar ucapan Tiffany. Dia tentu tidak menyangka, perempuan gila yang datang marah-marah ke Mark ini ternyata adalah teman dekatnya Tiffany! Dia yang baru saja mengenal Tiffany sama sekali tidak bisa dibandingkan!Athena menarik napas panjang. Ketika dia hendak mengatakan sesuatu, Mark yang dari tadi hanya mengamati tiba-tiba menyeringai sinis. "Athena cuma nggak tahu. Aku nggak mungkin selalu bilang ke orang-orang kalau kondisi badanku nggak bagus.""Lagi pula ...." Tatapan dinginnya melirik ke arah Julie. "Kamu tahu gimana kondisi badanku, 'kan?"Mata pria itu penuh dengan aura ambigu sekaligus provokasi. Kedua tangan Julie mengepal kuat di sisi tubuhnya.Beberapa detik kemudian, dia tertawa sinis dan langsung menarik kursi untuk duduk di samping Mark. "Oke, aku akan ikut kamu minum."Usai berbicara, Julie melirik dingin ke arah Athena yang duduk di seberang Mark. "Tadi dia sudah minum berapa gelas?"Athena benar-benar terkejut melihat kejad

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 784

    "Berpura-pura kuat itu bukan gayamu." Setelah berkata begitu, Mark menggendong Julie dan langsung pergi.Tiffany menggigit bibirnya. Dia hendak mengejar, tetapi ditahan oleh Sean. "Percayalah, Mark pasti bisa menjaganya dengan baik."Tiffany mengernyit. "Aku nggak percaya dia!""Barusan kamu baru sadar Julie nggak enak badan setelah lihat isyaratnya, sementara Mark bisa langsung tahu hanya dengan melihat punggungnya. Itu bedanya kalian. Kamu masih merasa dia nggak bisa jaga Julie?"Tiffany terdiam. Bibirnya masih terkatup, dia benar-benar tidak tahu harus membantah apa."Tiff!" Melihat Tiffany tidak ikut mengejar, Athena langsung berlari menghampiri. Dia memeluk Tiffany dengan manja. "Huhu, gimana ini? Mark pun sudah punya orang yang dia suka. Terus, aku gimana?"Tiffany terdiam. Dia juga bingung harus menjawab apa. Namun, saat memeluk Athena, entah kenapa Tiffany merasa sedikit lega.Setidaknya, Mark bukan tipe orang yang akan meninggalkan Julie demi seseorang yang baru dikenal.Setel

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 785

    Setelah pesta malam yang ramai itu berakhir, dalam perjalanan pulang, Tiffany bersenandung kecil dengan hati yang riang.Sean menggenggam setir dengan tangan rampingnya, tatapannya yang tertuju ke arah Tiffany penuh dengan kasih sayang. "Senang banget ya?""Hm, iya!" Tiffany menoleh menatapnya, senyuman di wajah membuat matanya ikut melengkung. "Sebenarnya yang paling bikin senang itu bukan karena sekarang aku akrab sama teman-teman kantor, tapi ...."Baru sampai di situ, dia tiba-tiba sadar dan berhenti bicara, menatap mata Sean yang dipenuhi senyuman penuh arti.Sean tertawa ringan sambil tetap fokus berkemudi. "Terus, yang paling bikin kamu senang itu apa?"Tiffany menggigit bibir, ragu sebentar, lalu akhirnya melanjutkan kalimat tadi, "Yang paling bikin senang adalah tahu ternyata dari awal, kamu sudah suka sama aku."Meskipun Tiffany merasa hubungannya dengan Sean sudah seperti pasangan suami istri, tetap saja saat membahas hal-hal seperti itu di depan Sean, dia merasa malu dan wa

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 786

    Arlo menarik napas dalam-dalam, berpura-pura dewasa saat menatap Tiffany. "Mama, Paman Sean bilang kalian mau antar Paman Xavier pulang.""Aku sama Arlene nggak ikut ya. Aku sudah telepon Kakek. Kakek bilang hari ini juga dia bakal terbang ke sini buat jemput kami berdua."Selesai berbicara, si kecil itu menatap Tiffany dengan mata penuh keengganan. "Mama, aku sama Arlene jarang banget jauh dari Mama. Jangan buat kami nunggu lama-lama ya!"Hati Tiffany terasa hangat. Sebelumnya, dia juga sempat kepikiran untuk mengirim mereka ke rumah ayahnya.Bagaimanapun, Xavier cedera karena dirinya. Perjalanan kali ini ke rumah Keluarga Rimbawan pasti akan sangat sulit.Tiffany tentu tidak keberatan. Bagaimanapun, dia bersalah. Namun, dua anak ini tidak bersalah. Kalau dia membawa mereka dan mereka diperlakukan buruk oleh Keluarga Rimbawan, takutnya anak-anaknya akan trauma.Namun, Tiffany juga tidak menyangka ternyata Arlo sudah sedewasa ini, sampai mengambil inisiatif sendiri untuk pergi ke rumah

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 787

    Setelah memastikan Arlo dan Arlene sudah tertangani dengan baik, Sean langsung memanggil pesawat pribadi untuk membawa Xavier yang masih koma dan juga Miska ke Kota Zimbab.Ini adalah kali kedua Tiffany menginjakkan kaki di Kota Zimbab. Terakhir kali dia kemari adalah lima tahun lalu, saat Niken meninggal dunia. Tanpa terasa, lima tahun sudah berlalu. Namun, kota ini seakan-akan tidak banyak berubah.Sebelumnya Tiffany sudah lebih dulu memberi kabar kepada ayah Xavier. Jadi, saat mereka keluar dari bandara, sudah ada orang-orang Keluarga Rimbawan yang menunggu di luar.Yang menunggu di pintu keluar adalah ibu tiri Xavier, adik tirinya, serta Jayla yang wajahnya penuh kemarahan.Ibu kandung Xavier sudah meninggal sejak lama, lalu ayahnya menikah lagi. Sebagai anak dari istri pertama, Xavier dan Jayla tidak disukai di rumah itu. Maka dari itu, mereka sangat dekat dengan Niken.Genta dan Sofyan mendorong ranjang Xavier keluar lebih dulu dari pintu bandara."Kakak ...!" Jayla yang matanya

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 788

    "Ini bukan salah Tiffany."Sean mengangkat tangan dan menahan lengan Jayla yang terangkat. Keningnya berkerut, nada suaranya dingin saat menatap gadis itu."Perihal kakakmu sudah kami selidiki dengan jelas. Memang ada kaitannya dengan Tiffany, tapi penyebab utamanya adalah keputusan kakakmu sendiri yang ingin menyelamatkan orang lain.""Kakakmu itu pahlawan, tapi kamu nggak bisa menyalahkan orang yang diselamatkannya cuma karena dia nggak bisa melindungi diri sendiri."Mata Jayla dipenuhi garis merah darah, tetapi dia tetap tidak mau mundur. Dia menatap Sean dengan tajam. "Meskipun begitu, kalian tetap harus tanggung jawab!""Kakakku datang ke tempat kalian dalam keadaan baik-baik saja, tapi sekarang jadi begini! Kalian masih bisa menyalahkan orang lain?"Sean tetap menahan tangannya, tak mundur dan tak juga maju, hanya berdiri kokoh di tempat, melindungi perempuan di belakangnya.Melihat situasi itu, Miska yang di sekitar menjadi sedikit takut. Dia pelan-pelan mendekati Tiffany, lalu

Bab terbaru

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 793

    Tiffany mengernyitkan alis karena merasa suara itu terdengar familier. Dia secara refleks menoleh ke arah suara itu dan melihat Venus yang berdiri tidak jauh dari tempatnya sedang tersenyum dengan sangat ramah. Sama seperti sebelumnya, tatapan Venus tetap langsung tertuju pada Sean."Nggak perlu merepotkan Nyonya Venus," kata Sean dengan sopan sekaligus dingin, lalu berbalik dan menarik Tiffany untuk pergi."Sean!"Melihat Sean hendak pergi, Venus langsung panik. Dia segera menghampiri Sean dan berkata, "Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu."Sean pun mengernyitkan alis. "Nyonya Venus, kita sepertinya nggak ada hal yang bisa dibicarakan. Tolong jaga sikapmu."Sejak awal, Sean sudah menyadari ada yang aneh dengan cara Venus ini menatapnya. Hanya demi menjaga sopan santun, dia tidak langsung mengungkapkannya. Namun, sekarang Venus sudah mendekatinya secara terang-terangan, dia tentu saja harus menolaknya dengan tegas. Setelah mengatakan itu, dia memeluk Tiffany dan hendak masuk

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 792

    Setelah mengatakan itu, Sean dan Tiffany pun langsung pergi tanpa menoleh sedikit pun.Sementara itu, Wesley yang duduk di meja makan hanya bisa menggigit bibirnya dengan kuat. Dia menatap ke arah perginya Sean dengan marah dan mengumpat dengan pelan, "Sok sekali. Dia juga hanya hidup bergantung pada bisnis keluarganya saja.""Tutup mulutmu."Venus menatap Wesley dengan tak berdaya saat mengatakan itu, lalu melirik Yerick. "Kalian berdua ini terlalu tergesa-gesa. Coba kalian pikirkan. Hubungan Tiffany dan Xavier begitu dekat, hubungan Sean dan Xavier juga nggak akan buruk. Bukannya pura-pura peduli pada Xavier dulu, kalian malah langsung membahas soal uang. Sekarang semuanya sudah berantakan, 'kan?"Setelah mengatakan itu, Venus menarik napas dalam-dalam. "Aku akan menyusul mereka."Tanpa menunggu reaksi dari Wesley, Venus langsung berlari keluar setelah mengatakan itu....."Benar-benar menyebalkan," marah Tiffany begitu keluar dari rumah Keluarga Rimbawan sambil mengepalkan kedua tan

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 791

    Tiffany duduk di kursi dengan kedua tangan yang menggenggam peralatan makan dengan erat dan berkata dengan suara bergetar, "Jadi ... menurut kalian, kami seharusnya membawa uang untuk kalian kalau datang untuk meminta maaf ya?"Yerick segera menggelengkan kepala. "Jangan bilang seperti itu, kami nggak pernah minta kalian untuk membawa uang pada kami. Tuan Sean hanya perlu bilang akan memberikan kami berapa, kami bisa pergi mengambilnya sendiri."Setelah terdiam sejenak, Tiffany melempar peralatan makannya dengan kuat. "Sekarang aku akhirnya mengerti kenapa Xavier dan Jayla selalu dekat dengan ibuku, tapi hubungan mereka dengan keluarga ini sangat renggang."Tiffany berpikir tidak akan ada orang yang tahan dengan keluarga seperti ini. Oleh karena itu, Xavier sangat jarang pulang dan dibesarkan ibunya sejak kecil sampai dewasa. Xavier bahkan ikut pergi ke Kota Kintan bersamanya karena keluarga ini sama sekali tidak layak untuk dipertahankan.Sebelum datang ke sini, Tiffany memang sempat

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 790

    "Siapa juga yang mau berusaha keras dalam urusan kayak begituan!"....Begitu rombongan mereka masuk ke vila Keluarga Rimbawan, ayah Xavier, Wesley, menyambut mereka dengan senyum lebar.Dia tersenyum ramah sambil menyapa, "Pak Sean, aku sudah lama dengar tentang nama besarmu. Aku nggak nyangka kamu bakal datang ke rumah kami, sungguh kejutan besar!"Venus segera maju, menarikkan kursi untuk Tiffany dan Sean. "Silakan duduk."Setelah berkata begitu, matanya masih sempat melirik ke arah Sean satu kali lagi.Tiffany mengerutkan alis, lalu langsung duduk di depan Sean untuk menghalangi pandangan Sean.Hidangan di atas meja tampak sangat mewah. Jelas sekali koki telah bekerja keras menyiapkannya.Yerick pun tersenyum dan duduk di tempatnya.Namun, di tengah kehangatan keluarga itu, tak seorang pun selain Jayla yang tampak memedulikan kondisi Xavier.Beberapa kali Tiffany ingin membuka pembicaraan tentang kondisi Xavier kepada Wesley, tetapi dia selalu dipotong dengan tegas.Setelah beberap

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 789

    Setelah Jayla pergi bersama Miska dan Xavier, Yerick segera mendekat dengan senyuman ramah di wajahnya.Dia menatap Sean sambil berujar, "Pak Sean, ayahku tahu kamu akan datang hari ini. Beliau sangat senang dan sudah menyiapkan hidangan lezat di rumah. Apa kamu dan istrimu berkenan mampir?"Sean mengangguk pelan. "Hm."Kedatangan mereka kali ini memang untuk menyampaikan permintaan maaf kepada Keluarga Rimbawan, sekaligus membahas pernikahan Xavier dan Miska agar Keluarga Rimbawan bisa menyetujuinya.Tentu saja, mereka harus pergi ke rumah Keluarga Rimbawan."Baiklah! Kalau begitu, kami antar kalian ke rumah kami!" Yerick tersenyum dan berjalan untuk memandu.Sementara itu, ibu tiri Xavier, Venus, berjalan di sisi lain Yerick. Matanya tampak sesekali melirik wajah Sean. Perilaku itu semakin mencolok saat mereka sudah berada di dalam mobil.Mereka duduk di dalam sebuah mobil limusin Lincoln yang panjang. Tiffany duduk di sebelah Venus, sedangkan Sean duduk di sisi seberangnya bersama Y

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 788

    "Ini bukan salah Tiffany."Sean mengangkat tangan dan menahan lengan Jayla yang terangkat. Keningnya berkerut, nada suaranya dingin saat menatap gadis itu."Perihal kakakmu sudah kami selidiki dengan jelas. Memang ada kaitannya dengan Tiffany, tapi penyebab utamanya adalah keputusan kakakmu sendiri yang ingin menyelamatkan orang lain.""Kakakmu itu pahlawan, tapi kamu nggak bisa menyalahkan orang yang diselamatkannya cuma karena dia nggak bisa melindungi diri sendiri."Mata Jayla dipenuhi garis merah darah, tetapi dia tetap tidak mau mundur. Dia menatap Sean dengan tajam. "Meskipun begitu, kalian tetap harus tanggung jawab!""Kakakku datang ke tempat kalian dalam keadaan baik-baik saja, tapi sekarang jadi begini! Kalian masih bisa menyalahkan orang lain?"Sean tetap menahan tangannya, tak mundur dan tak juga maju, hanya berdiri kokoh di tempat, melindungi perempuan di belakangnya.Melihat situasi itu, Miska yang di sekitar menjadi sedikit takut. Dia pelan-pelan mendekati Tiffany, lalu

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 787

    Setelah memastikan Arlo dan Arlene sudah tertangani dengan baik, Sean langsung memanggil pesawat pribadi untuk membawa Xavier yang masih koma dan juga Miska ke Kota Zimbab.Ini adalah kali kedua Tiffany menginjakkan kaki di Kota Zimbab. Terakhir kali dia kemari adalah lima tahun lalu, saat Niken meninggal dunia. Tanpa terasa, lima tahun sudah berlalu. Namun, kota ini seakan-akan tidak banyak berubah.Sebelumnya Tiffany sudah lebih dulu memberi kabar kepada ayah Xavier. Jadi, saat mereka keluar dari bandara, sudah ada orang-orang Keluarga Rimbawan yang menunggu di luar.Yang menunggu di pintu keluar adalah ibu tiri Xavier, adik tirinya, serta Jayla yang wajahnya penuh kemarahan.Ibu kandung Xavier sudah meninggal sejak lama, lalu ayahnya menikah lagi. Sebagai anak dari istri pertama, Xavier dan Jayla tidak disukai di rumah itu. Maka dari itu, mereka sangat dekat dengan Niken.Genta dan Sofyan mendorong ranjang Xavier keluar lebih dulu dari pintu bandara."Kakak ...!" Jayla yang matanya

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 786

    Arlo menarik napas dalam-dalam, berpura-pura dewasa saat menatap Tiffany. "Mama, Paman Sean bilang kalian mau antar Paman Xavier pulang.""Aku sama Arlene nggak ikut ya. Aku sudah telepon Kakek. Kakek bilang hari ini juga dia bakal terbang ke sini buat jemput kami berdua."Selesai berbicara, si kecil itu menatap Tiffany dengan mata penuh keengganan. "Mama, aku sama Arlene jarang banget jauh dari Mama. Jangan buat kami nunggu lama-lama ya!"Hati Tiffany terasa hangat. Sebelumnya, dia juga sempat kepikiran untuk mengirim mereka ke rumah ayahnya.Bagaimanapun, Xavier cedera karena dirinya. Perjalanan kali ini ke rumah Keluarga Rimbawan pasti akan sangat sulit.Tiffany tentu tidak keberatan. Bagaimanapun, dia bersalah. Namun, dua anak ini tidak bersalah. Kalau dia membawa mereka dan mereka diperlakukan buruk oleh Keluarga Rimbawan, takutnya anak-anaknya akan trauma.Namun, Tiffany juga tidak menyangka ternyata Arlo sudah sedewasa ini, sampai mengambil inisiatif sendiri untuk pergi ke rumah

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 785

    Setelah pesta malam yang ramai itu berakhir, dalam perjalanan pulang, Tiffany bersenandung kecil dengan hati yang riang.Sean menggenggam setir dengan tangan rampingnya, tatapannya yang tertuju ke arah Tiffany penuh dengan kasih sayang. "Senang banget ya?""Hm, iya!" Tiffany menoleh menatapnya, senyuman di wajah membuat matanya ikut melengkung. "Sebenarnya yang paling bikin senang itu bukan karena sekarang aku akrab sama teman-teman kantor, tapi ...."Baru sampai di situ, dia tiba-tiba sadar dan berhenti bicara, menatap mata Sean yang dipenuhi senyuman penuh arti.Sean tertawa ringan sambil tetap fokus berkemudi. "Terus, yang paling bikin kamu senang itu apa?"Tiffany menggigit bibir, ragu sebentar, lalu akhirnya melanjutkan kalimat tadi, "Yang paling bikin senang adalah tahu ternyata dari awal, kamu sudah suka sama aku."Meskipun Tiffany merasa hubungannya dengan Sean sudah seperti pasangan suami istri, tetap saja saat membahas hal-hal seperti itu di depan Sean, dia merasa malu dan wa

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status