Share

Bab. 16

Penulis: Ufaira Putri
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-17 19:50:41

“Pa! Setidaknya, Papa tolong kasih tahu mereka agar tidak dengan sengaja mempermalukanku di hadapan Evan langsung!”

Nayla pun ikut angkat suara. Bahkan, kali ini dengan adanya Evan di sampingnya, Nayla merasa memiliki keberanian yang lebih dari biasanya.

Evan memandang lurus ke depan arah Ghavin, membuat Ghavin merasa tengah ditatap tajam oleh sepasang mata Evan dari balik kacamata hitam yang senantiasa dipakainya itu.

“Ma, Adelia, apa kalian tidak bisa bersikap lebih baik lagi?!”

Ghavin langsung menegur dengan tegas, disertai tatapannya yang tajam pada Adelia dan Marissa. Wajahnya memerah, antara rasa malu dan marah bercampur sekaligus.

Nayla menghela napas kasar, lalu dia menoleh pada Evan.

“Ayo!” ajak Nayla.

Kemudian dia lanjut berpamitan. “Kami pulang dulu, Ma, Pa.”

Begitu Nayla dan Evan berlalu pergi, Adelia langsung mendekati Ghavin.

“Pa, aku sama sekali tidak berniat mempermalukan Nayla. Aku hanya–”

“Sudah cukup!” Bentakan Ghavin langsung memotong perkataan Adelia.

Ghavin mende
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 29

    “Adel! Kamu ini apa-apaan, sih?!”Suara Nayla memekik keras, dengan matanya yang memerah dan napasnya yang bergemuruh. Nayla melangkah dengan perasaan emosi, lalu merebut kotak kardus yang dipeluk Adelian.“Kamu keterlaluan, Del! Kamu mau membuang semua barang-barang berhargaku?!” lanjut Nayla penuh emosi.Adelia sempat terkejut dengan kemunculan Nayla, kemudian tersenyum sinis dengan tatapan yang mengejek. “Berharga, katamu?” Suara Adelia terkesan mengejek. “Lembaran kertas itu sama sekali tidak berguna untukmu, Nayla!”Nayla terperangah menatap Adelia dengan rasa tak percaya mendengar ungkapannya itu.“Bagaimana kamu bisa mengatakan itu, Adel?!” Nayla menjeda sesaat, berusaha mengatur napasnya yang bergemuruh hebat. Kemudian dia melanjutkan. “Ini semua berkas-berkas penting, hasil dari pendidikanku selama ini!”Berkas penting yang dimaksud Nayla itu adalah ijazah dan beberapa sertifikat penghargaan penting dari banyaknya prestasi yang pernah diraihnya semasa kuliah. Apalagi dia

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 28

    “Evan, apa kamu masih marah?” tanya Nayla.Dia yang menyusul Evan ke ruang kerjanya, masih diliputi perasaan bersalah karena merasa jadi beban untuk Evan.Evan menoleh sedikit ke arah Nayla, kemudian dia bersikap acuh tak acuh.Evan bersuara dengan dingin. “Tommy sudah datang?” “Tommy?” gumam Nayla pelan, merasa kecewa karena Evan tidak menanggapi pertanyaannya. “A–aku panggilkan dulu.”Nayla hendak pergi, namun Evan mencegahnya. “Tidak usah! Aku bisa meneleponnya.”Tangan Evan meraba-raba atas meja, mencari letak keberadaan ponselnya. Dan dia langsung menekan tombol panggilan cepat untuk menyambungkan telepon dengan Tommy.“Datang ke ruanganku.” Suara Evan begitu dingin namun tegas.Nayla hanya diam menyimak. Dia tidak ingin sampai salah bicara lagi di depan Evan. Hingga Evan melirik tipis ke arahnya.“Duduklah.” Nada suara Evan kali ini terdengar merendah.Nayla mengangguk. Dengan langkah pelan, dia berjalan ke sofa yang terdapat di ruangan itu.Lalu Evan kembali bersuara dengan n

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 27

    “Ayolah, memangnya begitu cara kamu menyambut sepupu suamiku?” Kane menyunggingkan senyum sinis, menatap Nayla yang jelas-jelas muak melihatnya.Nayla mendengus kesal, lalu menarik napas panjang berusaha menenangkan diri. Dengan terpaksa, dia memaksakan senyum tipis. “Evan masih tidur. Kalau kamu mau menunggu, duduk saja dulu. Aku akan membangunkannya, ya.” Kane terkekeh melihat kepura-puraan Nayla. “Sudah, sudah! Aktingmu payah sekali, Nayla.” Mendengar ejekan itu, Nayla menundukkan wajahnya, perasaan kesal semakin membuncah. “Tunggulah, aku akan membangunkan Evan!” lanjut Nayla ketus sambil berlalu pergi. Dia kembali ke kamarnya, menahan amarah yang bergejolak di dada. “Evan!” panggil Nayla saat memasuki kamar. Namun, tempat tidur Evan sudah kosong. Nayla tahu pasti Evan sedang mandi sekarang. Dia sadar, Evan terlalu mandiri untuk seseorang yang mengalami kebutaan. Namun, Nayla tidak ingin memusingkan itu. Dia berpikir, mungkin Evan sudah belajar dan terbiasa se

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 26

    ‘Astaga! Apa aku salah bicara?’Seketika Nayla merasa khawatir. Dia menangkap raut wajah Evan yang terlihat jelas sedang marah.Nayla langsung menggeser duduknya ke samping Evan, meraih tangannya dan menggenggamnya dengan lembut.“Maaf, aku sepertinya salah bicara.”Evan menoleh tajam ke samping, membuat Nayla merasakan tatapan tajam darinya.“Siapa yang mengatakan itu padamu?” Suasana mendadak tegang, ditambah aura Evan yang terasa mendominasi sekaligus membuat nyali Nayla menciut seketika.“Tidak ada, Evan!” jawab Nayla dengan tegas.Evan mengangkat sebelah alisnya. “Kamu yakin?”Nayla mengangguk. “Iya, Evan!”Kali ini, Evan terpaksa mempercayai Nayla. Meskipun dia merasa ragu, mencari tahu sendiri jauh lebih baik dibandingkan harus mendesak Nayla. “Baiklah, kalau begitu kita mulai saja.” Evan segera menarik Nayla ke pangkuannya. Dia mendongak, menatap wajah Nayla, membuat istrinya itu menelan ludah, matanya terpaku pada ketampanan suaminya. “E–Evan ....” Wajah Nayla memerah, ma

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 25

    ‘Maksunya apa, sih?’ Nayla membatin dengan pipinya yang bersemu merah. Dia menunduk, menghindari Evan yang seolah-olah sedang menatapnya dengan tatapan yang menusuk.Evan terkekeh pelan, suaranya hanya terdengar oleh Nayla. “Kamu tahu maksudku, Sayang." Dia mengusap lembut pipi Nayla, jari-jarinya sedikit usil mengelus telinga Nayla.Vania, yang duduk di sofa berseberangan, memperhatikan interaksi romantis mereka, senyum halus terukir di bibirnya.“Semoga pernikahan kalian selalu bahagia seperti ini, ya,” ucap Vania dengan penuh harap.Nayla tersenyum lega mendengarnya. Dia pikir, kalau Vania sepertinya tidak menyadari ketegangan di antara dirinya dan Evan.Evan kemudian angkat suara. “Lanjutin aja obrolan kalian, aku mau mandi dulu.”Dengan sigap, Nayla berniat untuk mendampingi Evan. “Aku akan membantumu.”Tangan Nayla kembali melingkar erat pada lengan Evan.“Tidak usah. Aku bisa sendiri. Kamu temani saja nenekmu,” tolak Evan.“Tapi ….” Kata-kata Nayla menggantung saat meliha

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 24

    “K–kamu, masih di sini?”Tatapan Nayla membelalak menatap Kane yang ternyata menunggunya di depan pintu kamar mandi.Kane tersenyum sinis, memperhatikan Nayla dari atas sampai bawah. Tatapannya menelisik tajam menatap wajah Nayla, memastikan kalau itu memang Nayla.“Pantas saja aku tadi merasa tidak asing.” Kane menyeringai sambil tersenyum culas, mengejek Nayla. “Kebetulan sekali kita bertemu di sini, Nay … ah, sorry, maksudnya Nyonya Daviandra.”Nayla menerobos melewati Kane, dan berhenti tak jauh darinya. “Maaf, Kane. Aku buru-buru.”Dia hendak pergi, namun dengan cepat tangan Kane menahan lengannya. Nayla tersentak kaget, spontan menepis kasar pegangan tangan Kane di lengannya.“Maaf! Tolong jangan sentuh aku!” Suara Nayla meninggi penuh penegasan.Kane terkejut sejenak, menatap Nayla dengan rasa tak percaya. Kemudian senyumannya semakin sinis, ingin mengusik Nayla lebih jauh lagi.“Wah … wah … sudah jelek, kamu juga so jual mahal, ya?” Kane semakin kurang ajar dengan tatapannya.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status