Accueil / Romansa / Dinikahi CEO Cuek / Bab 5 Lakukan Apa yang Kusuka

Share

Bab 5 Lakukan Apa yang Kusuka

Auteur: Han
last update Dernière mise à jour: 2022-02-09 13:33:51

“Pulang kerja nanti, kita makan malam bersama.”    

Elive dibuat terkejut di tempatnya. Gadis itu menatap Zavian dengan pandangan penuh tanya. Namun, belum sempat Elive bertanya, Zavian lebih dulu meninggalkan gadis itu.

Elive melihat punggung Zavian yang menghilang dibalik lorong. Gadis itu menebak-nebak apa isi kepala atasannya tersebut.

Mengedikkan bahu tak acuh, Elive memilih kembali ke ruangannya. Mengerjakan pekerjaannya hingga jam pulang. Ia pikir Zavian hanya bermain-main saat mengajaknya makan malam bersama namun pria itu menepati perkataanya.

Gadis itu dibuat terkejut saat pergelangan tangannya tiba-tiba ditahan. Ia menoleh dan semakin terkejut saat menemukan Zavian.

Menoleh kanan dan kiri, gadis itu memastikan tidak ada siapa pun yang melihat mereka atau akan timbul kesalahpahaman. Dengan perlahan, Elive melepas genggaman atasannya tersebut.

“Kamu mau ke mana?” tanya Zavian.

“Saya mau pulang, Tuan,” jawab Elive.

“Bukankah sudah saya bilang kalau malam ini kita akan makan malam bersama?” tegas Zavian yang seketika membuat Elive ketakutan.

“Maaf, Tuan.” Hanya itu jawaban yang bisa Elive berikan.

“Lupakan, ayo pergi,” ucap Zavian. Pria itu berjalan di depan Elive dan segera diikuti gadis itu.

Elive tidak banyak protes saat Zavian membukakan pintu mobil untuknya atau bersikap begitu manis meski wajahnya tetap datar. Bahkan, Elive mencoba abai saat Zavian menarik kursi untuknya duduk, meski jantungnya berdebar dua kali lipat.

Gadis itu tidak bisa berkata apa pun karena sikap Zavian yang begitu tiba-tiba. Pria itu memperlakukannya seolah Elive seorang putri dari rekan kerjanya yang harus diperlakukan baik. Padahal, Elive ingat betul bagaimana pria itu abai terhadap keponakannya yang hampir tertabrak atau pada karyawan perempuan yang tadi siang tidak sengaja menumpahkan minuman ke kemejanya.

“Elive, kamu mau pesan apa?” tanya Zavian.

Elive menatap menu di tangannya dan seketika matanya membelalak lebar melihat harga yang tertera dalam setiap jenis makanan yang ada di sana.

“Jangan melihat harganya, saya yang akan membayar. Kamu cukup memesan apa yang mau kamu makan,” ucap Zavian seolah paham dengan gelagat Elive.

Gadis itu mencoba mencari makanan yang harganya paling murah. Meskipun Zavian mengatakan akan membayarnya, ia harus tetap berjaga-jaga. Siapa tahu Zavian hanya mengibulinya saja dan menyuruh Elive membayar sendiri. Kalaupun tidak seperti itu, Elive harus tetap tahu diri.

Setelah menyampaikan pesanannya, Zavian sempat menatap Elive sebentar sebelum menyampaikan apa saja yang ingin dirinya makan.

Elive sempat heran dengan banyaknya makanan yang dipesan Zavian. Dalam hati ia bertanya apakah orang kaya selalu membeli banyak makanan walau hanya memakannya sendirian.

“Elive, tenanglah. Kamu terlihat sangat tegang seolah saya adalah orang jahat,” ucap Zavian.

Elive menunduk kecil. “Maaf, Tuan,” jawab gadis itu.

“Bagaimana aku tidak tegang kalau dia saja menatapku begitu,” gerutu Elive yang untungnya tidak didengar Zavian.

“Tuan, apa saya boleh bertanya?” ucap Elive dan dianggukki Zavian.

“Dua hari ini, Tuan bersikap baik dengan saya. Mengantarkan saya pulang, mengobati luka saya, menjemput saya, dan sekarang mengajak saya makan malam bersama. Saya tidak tahu tujuan Tuan, tapi kalau ini dilakukan karena Tuan merasa bersalah atau berterima kasih karena saya sudah menyelamatkan keponakan Anda, Anda tidak perlu sampai sebegininya. Saya tidak pernah mengharapkan imbalan apa pun. Namun, kalau anda melakukan ini karena dendam dengan saya, tolong berhenti. Saya tidak akan sanggup membalas kebaikan Anda di masa depan,” beber Elive panjang.

Zavian menatap Elive cukup lama. Pria itu membiarkan pelayan menyajikan makanan mereka terlebih dahulu.

Begitu pelayan meninggalkan meja mereka, Zavian menghela napa pelan.

“Saya tidak melakukannya karena rasa bersalah atau bentuk terima kasih. Saya juga tidak melakukannya karena saya dendam dengan kamu. Saya melakukannya karena saya ingin,” jawab Zavian.

Elive diam, ia masih belum menemukan jawaban yang diinginkannya. Kenapa hanya ingin, padahal Elive dan Zavian bukan teman lama yang bertemu kembali sampai mereka memiliki alasan untuk menghabiskan waktu bersama.

“Makan makananmu, nanti dingin.”

Elive menatap steak di depannya, masih khawatir kalau-kalau ia harus membayarnya sendiri. Gadis itu melirik ke arah Zavian yang tengah sibuk memakan beef black pepper dari piringnya. Gadis itu memperhatikan pie dan puding di atas meja makan mereka dan dua gelas jus apel yang Elive duga rasanya akan sangat berbeda dengan jus yang biasa ia beli dari restoran pinggir jalan langganannya.

“Elive, kenapa masih diam? Kamu tidak suka dengan makanannya?” tanya Zavian.

“Ah, tidak. Saya suka,” jawab Elive sembari tersenyum. Gadis itu mulai memakan makanan dari piringnya dengan hikmad. Demi Tuhan, Elive akan berpikir berkali-kali hanya untuk merasakan steak. Lebihbaik dia membeli daging sapi mentah yang bisa ia olah sendiri dan diawetkan supaya bisa dimakan beberapa hari setelahnya.

“Apa yang biasanya kamu makan?” tanya Zavian, memecah keheningan diantara keduanya.

“Saya biasa memakan mie instan, Tuan. Semua jenis mie instan sudah pernah saya coba dan favorit saya adalah mie instan pedas. Saya juga suka dengan sayur, ikan, atau sesekali daging sapi. Semua makanan biasa saya makan,” jawab Elive sembari terkekeh.

“Saya suka sekali membeli sate usus setelah pulang kantor karena rasanya enak. Sebenarnya satenya dibuat dari daging ikan, tapi karena bentuknya seperti usus, jadi saya memanggilnya sate usus. Atau biasanya saya mengunjungi pasar pangan. Di sana banyak sekali jenis makanan yang luar biasa enak. Kaki ayam pedas, sosis pedas, daging cincang, sampai makanan penutup mulai dari pie, kue, puding, dan semuanya ada! Lebih menyenangkannya, harganya sangat murah dan tidak akan membuat kantong kita kering,” oceh Elive.

Zavian mengulum senyum mendengar Elive bercerita dengan semangat.

“Oh, saya juga punya makanan favorit. Anda harus mencobanya kapan-kapan. Di seberang kantor, masih cukup jauh sebenarnya. Kalau Anda berjalan ke arah utara, akan ada kedai makan rumahan. Dari luar saja sudah tercium aroma sedap. Saya suka sekali dengan sup di sana,” lanjut gadis itu.

“Ah, jadi ingin memakannya,” gumam Elive.     

“Kamu sering memakan makanan seperti itu? Bukannya tidak sehat?” tanya Zavian.

“Tuan, bagi orang-orang di kelas saya, makanan apa pun yang mengenyangkan dan murah akan lebih baik dibanding makanan sehat dan mahal. Namun, bukan berarti saya menyepelekan kesehatan, ya. Saya rajin minum susu, makan buah dan sayur, juga olahraga. Jadi, supaya seimbang,” jelas Elive.

Zavian tersenyum melihat ekspresi yang ditampilkan Elive. Perasaannya menghangat menyadari binar mata yang ditampilkan gadis di hadapannya tersebut. Maka, dengan berani, Zavian menatap lurus ke arah Elive. Memanggil gadis itu hingga bola mata keduanya saling bertemu.

“Elive, kamu mau tahu mengapa saya sebegininya denganmu?”

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • Dinikahi CEO Cuek   Bab 23 I’m Brave

    Elive menatap wanita di depannya dengan berani, tidak gentar meski tatapan tajam seolah menghunus dadanya.“Sombong sekali kamu. Awas saja, aku pastikan kamu menangis darah, menyesal karena sudah melawanku hari ini.” Wanita itu meninggalkan kursinya, termasuk Elive yang hanya menatap punggungnya.Jika boleh jujur, badan Elive sekarang bergetar takut. Ia tidak seberani itu melawan orang-orang kaya. Elive jelas tau kekuatan orang-orang berada itu.Berkali-kali menghembuskan napas, Elive meremat kedua tangannya, meninggalkan kafetaria. Sengaja berjalan perlahan, menikmati suasana sore. Isi kepala Elive kembali teringat ucapan wanita berambut pendek yang masih belum ia ketahui namanya. Jika benar Zavian dan wanita itu akan menikah, seharusnya Zavian tidak masuk dan memaksa membuka pintu yang Elive tutup sejak lama.Menatap langit sore, Elive mengeratkan genggaman tangannya pada tas tangan miliknya. Elive merasa tidak

  • Dinikahi CEO Cuek   Bab 22 I Still the Winner

    Elive menghela napas lelah. Emosinya benar-benar diuji, ia tetap harus menjaga batasannya atau nama baiknya akan semakin dipertaruhkan. Belum lagi statusnya sebagai kepala divisi menambah beban tersendiri untuknya. Rasanya, Elive ingin berteriak kencang, mengumpati seluruh karyawan yang berbicara dibelakang soal dirinya. Namun, Elive cukup sadar bahwa tindakan itu akan menjadi hal bodoh yang menyerangnya di masa depan.Memejamkan mata sejenak, Elive menarik dan menghembuskan napas, kemudian berlalu menuju rest room untuk membuat kopi. Tidak peduli kalau asam lambungnya akan naik, Elive butuh sesuatu untuk menenangkannya.Melamun, Elive tidak sadar jika air dalam gelasnya tumpah dan berhasil mengenai tangannya, menyadarkan Elive dari lamunannya. Ia meringis kecil, dalam hati berteriak kesal pada dirinya sendiri. Akhirnya, Elive batal menikmati secangkir kopi panas, ia memilih mengambil minuman bersoda dari lemari pendingin.Wanita itu duduk sambil menyesap soda di tangannya, mengabaika

  • Dinikahi CEO Cuek   Bab 21 Be Brave

    Zavian tersenyum ke arah Elive yang sedikit terkejut melihat kedatangannya. Wanita itu memiringkan kepala, tampak lugu dan lucu hingga Zavian menjerit dalam hatinya. Jika tidak ingat saat ini dirinya berada di luar ruangan, Zavian ingin berteriak kencang, mengatakan pada siapapun tentang luar biasanya perempuan yang dirinya cintai.Menghampiri Elive, Zavian menuntun wanita itu menuju mobilnya dan mereka meninggalkan pelataran rumah Elive setelahnya.Seperti biasa, tidak ada yang bersuara dari keduanya. Elive sibuk menatap ke luar jendela, sedangkan Zavian sesekali melirik, memperhatikan gerak-gerik Elive. Wanita itu terlihat ingin mengatakan sesuatu, tapi tertahan. Hingga Zavian bertanya pada Elive dan hanya hela napas panjang jawabannya.Mencoba mengingat-ingat yang terjadi, Zavian seperti melewatkan sesuatu. Pria itu menautkan dua alisnya, menciptakan kerutan dalam pada dahinya. Ia memaksa kepalanya agar mengingat kebodohan apa yang sudah dirinya lakukan.Saat mengingatnya, mata pri

  • Dinikahi CEO Cuek   Bab 20 Know Your Place

    “Zavian!” teriakkan Tuan Lee membuat meja makan seketika hening. Namun, Zavian tdak gentar. Ia menatap ayahnya tidak kalah datar, tidak takut sama sekali atas ancaman pria paruh baya itu.Zavian dengan sopan menyelesaikan makanannya kemudian mengajak Yuan beranjak lebih dulu dari meja makan. Sementara, Vanesia merasa harga dirinya direndahkan. Ia tidak terbiasa dengan penolakkan. Semua orang menginginkannya, tapi Zavian justru menolaknya dan Vanesia tahu hal ini karena wanita itu.Zavian masuk ke kamarnya, sibuk menunggui Yuan yang sedang bermain game dari ponselnya. Pria itu menatap kosong tembok di depannya, hingga tidak lama setelahnya, Jully ikut masuk ke dalam kamar adiknya tersebut. Ibu satu anak itu menatap adiknya kemudian menghela napas panjang.“Tempo hari, aku bertemu dengan Elive. Dia perempuan yang sangat ramah dan apa adanya. Aku suka saat dia mengeluarkan energi positif, sangat menenangkan,” ucap Jully, membuat Zavian terkejut. Ia baru tahu kalau kakaknya tersebut sudah

  • Dinikahi CEO Cuek   Bab 19 Your Existence is Important

    Zavian mengusap kepala Elive yang saat ini merebahkan tubuhnya di sofa dengan pahanya sebagai bantal. Wanita itu memejamkan mata, entah tidur atau tidak, avian hanya berusaha menenangkan wanita itu. Elive masih tidak mau bicara apapun dan Zavian tidak akan tinggal dam untuk tidak tahu menahu soal perempuan yang ia cintai.Saat merasa Elive sudah tertidur, Zavian mengangkat tubuh wanita itu perlahan dan memindahkannya ke kamar. Menutup pintu kamar kemudian merogoh saku pakaiannya. Zavian menghubungi sekretarisnya, memintanya mencari informasi yang terjadi hari ini. Begitu mendengar cerita sekretarisnya, Zavian menggenggam ponselnya erat. Ia benar-benar tidak bisa meremehkan Vanesia. Wanita itu mengincar Elive dan bukan dirinya. Vanesia pasti tahu bahwa tidak mudah mengalahkan Zavian. Jadi, wanita itu menyerang Elive yang dianggapnya lemah.“Kau salah memilih lawan, Vanes.”Zavian beranjak dari tempat duduknya saat mendengar suara dari kamar Elive. Wanita itu terbangun, menatap Zavian d

  • Dinikahi CEO Cuek   Bab 18 Always Beside You

    Elive berangkat ke kantor seperti biasa. Ia hendak ke ruangan miliknya saat tiba-tiba beberapa orang melihat ke arahnya. Hal itu membuat Elive heran dan segera mendekat ke arah papan pengumuman. Matanya membelalak kaget saat melihat foto-foto dirinya tampak diantar pulang oleh Zavian. Dalam foto itu terlhat seolah dirinya memaksa pria itu dan membuat semua oran melihat sinis ke arahnya.Elive mencabut foto-foto itu dengan cepat, mengabaikan para karyawan yang sudah menggunjingnya terang-terangan. Wanita itu memilih menuju ruangannya, walau ia tahu kalau hal itu tidak akan cukup membantu. Semua orang tampak menghakiminya dan Elive tidak suka. Ia bahkan belum memuai hubungannya dengan Zavian, tapi semua orang sudah ikut campur.Menghela napas panjang, Elive membiarkan karyawan lain menyindirnya. Mengatakan bahwa dirnya tidak pantas, mencurigai bahwa posisinya sekarang berkat menggoda atasan, bahkan menyimpulkan sesukanya kalau Elive masuk ke perusahaan karena bantuan orang dalam.Ia sak

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status