Home / Romansa / Dinikahi Calon Adik Ipar / Bab 13. Mas Itu Punyaku!

Share

Bab 13. Mas Itu Punyaku!

Author: Sekarani
last update Last Updated: 2025-02-16 17:53:41

“Pacarmu mengganggu.”

Kanya berbicara pelan sambil melihat layar ponselnya. Berulang kali membaca pesan terbaru yang dikirim Jingga dan level kekesalan Kanya perlahan meningkat setiap detiknya.

Sena diam. Dia tetap fokus menyetir, seolah tidak keberatan dengan tuduhan Kanya. Oh, atau, untuk apa keberatan jika memang begitu kenyataannya?

“Entah gimana cara dia tahu nomerku, tapi ini barusan banget si Jingga, pacarmu, nge-chat lagi.”

Kanya sengaja memberikan penekanan pada kata "pacarmu". Namun, perhatian Sena justru jatuh pada kata lainnya.

“Lagi?” tanya Sena.

“Iya, lagi. Kemarin dan hari ini. Mungkin besok juga masih.”

“Ngapain?” Sena bertanya lagi.

“Itu yang mau aku tanyain ke kamu, Mas. Ngapain?” Kanya balik bertanya. “ Ngapain pacarmu ini chat aku?”

“Hubungan kami udah berakhir, Kanya. Stop bilang dia pacarku.”

Sena akhirnya membantah, tetapi Kanya menemukan celah lain untuk melayangkan cibiran.

“Kami?” ucap Kanya sambil menoleh ke arah Sena.

“Hubunganmu sama Jingga kayaknya meman
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 99. Hari Sial

    “Ini kopinya, Mas.”Segelas es amerikano segera disajikan Bastian begitu Sena tiba. Dia juga menyiapkan beberapa potong lapis legit untuk dinikmati bersama minuman yang biasa dipesan Sena setiap kali berkunjung ke Kanya Coffee & Bakery tersebut.“Makasih, Bas,” kata Sena tanpa mengalihkan perhatian dari ponselnya.“Sama-sama, Mas.”Bukannya pergi, Bastian malah duduk di kursi yang berhadapan dengan suami bosnya. Sikapnya jelas menunjukkan bahwa dia ingin atensi Sena beralih padanya.“Kanya baik-baik aja, Bas.”Ucapan kalem Sena membikin Bastian terkesiap. “Saya belum ngomong apa-apa, Mas Sena,” tuturnya sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal.Sena tersenyum seraya meletakkan ponselnya di meja. “Tapi memang mau tanya soal kondisinya istri saya, kan?” Bastian cuma bisa cengar-cengir canggung. Faktanya, memang itulah yang ingin dia tanyakan.“Ini Mbak Kanya di rumah, Mas? Kok, nggak ikut Mas Sena ke sini?” tanya Bastian sambil memerhatikan Sena yang sedang meminum kopinya.“Istri sa

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 98. Rayuan Mantan

    Bersama Jingga, Sena dulunya terbiasa menyetir dengan satu tangan. Jika ada Jingga di sampingnya, dia tak ingin sekedar berkendara. Jingga dulunya juga terbiasa membiarkan tangan Sena yang tak menyentuh kemudi menjalar ke pangkuannya. Jingga tak keberatan dengan kebiasaan Sena yang gemar menggenggam jemarinya. Begitu pula kala pria itu menyentuh pahanya, memberikan sentuhan ringan yang bukannya tak mungkin berubah menjadi lebih sensual.Saat mesti berhenti karena lampu merah, terkadang Sena akan mencuri kesempatan untuk mengecup sudut bibir Jingga. Andai detik yang tersisa masih cukup banyak, ciuman yang sedikit lebih intens juga bisa saja terjadi.Jingga pun tak jauh beda. Dia menemukan kesenangan tersendiri dengan sesekali menggoda Sena lewat sentuhan nakal. Cukup untuk membuat hasrat Sena terpanggil dan mempercepat laju mobil agar bisa segera sampai tujuan, lantas menuntaskan gairah yang telah dipantik Jingga.Namun, tentu saja itu hanyalah masa lalu. Sena jelas tidak waras jika s

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 97. Bahaya Godaan Mantan

    “Mereka udah berangkat?”Zidan yang baru saja duduk di samping Mika langsung menjawab pertanyaan Kanya dengan sebuah anggukan.“Beneran dua mobil?” tanya Kanya lagi.“Kenapa? Tiba-tiba nggak rela suamimu semobil berdua sama mantannya?” balas Zidan sambil senyum jahil.Kanya berdecak kesal. Bukan soal rela tidak rela, tetapi jengkel saja dengan ekspresi Zidan yang tampak menyebalkan di matanya.“Bagus, deh, kalau mereka beneran semobil berdua. Kapan lagi coba bisa kasih tes kesetiaan sesulit ini ke suami?”Mika yang sedang makan salad buah langsung angkat jempol. Bangga pada Kanya yang berani mengambil keputusan berisiko.Sebagaimana kemauan Kanya, pagi ini Sena sungguh mengantarkan Jingga ke bandara. Mantan pasangan kekasih itu benar-benar cuma berdua, sementara Chacha semobil dengan Andi. Namun, berbeda dengan bosnya, Andi tidak menyetir sendiri. Ada supir yang sebelumnya juga ikut menjemput Jingga dan Chacha kemarin.“Ngomong-ngomong, kamu kerja jam berapa, Mik? Hampir jam 9, santai

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 96. Patah Hati Termahal

    Tidak mudah meluluhkan hati Sena. Bagi Jingga, butuh bertahun-tahun untuk membuat pria itu membalas perasaannya.Saat pertama kali Jingga mengungkapkan cinta, Sena jelas bilang tidak memiliki perasaan yang sama. Meski begitu, Sena tak pernah mendorong Jingga menjauh. Pria itu membiarkan Jingga terus berusaha mencuri perhatiannya.Hati Sena ibarat rumah yang pintunya terbuka untuk Jingga. Hanya saja, dalam kurun waktu yang tidak sebentar, Jingga hanya diperbolehkan berdiri di depan pintu tersebut. Dia selalu merasa tidak diizinkan masuk, apalagi berkeliling dan melihat-lihat berbagai perabot di dalamnya.Ketika akhirnya Sena mempersilakan Jingga masuk, pria itu sungguh merupakan tuan rumah yang baik. Kapan pun Jingga datang, Sena siap menyambut. Setiap kali Jingga butuh tempat pulang, dia cuma perlu meminta pelukan sang kekasih.‘Kamu adalah kamu, orang spesial yang waktu itu aku sayangi dan cintai dengan sepenuh hati ….’Jingga tersenyum simpul, teringat apa yang dikatakan Sena semala

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 95. Tentang Malaikat Penyelamat

    “Kak Jingga!”Baru saja hendak menanggapi tawaran Andi, suara teriakan Chacha mengalihkan perhatian Jingga. “Kak Jingga kenapa pagi-pagi bikin orang khawatir setengah mati, sih?!”Chacha bicara sambil berjalan cepat menghampiri Jingga. Kecemasan yang begitu nyata terlihat di parasnya. Tak butuh waktu lama untuk membuatnya berdiri di depan Jingga, mengisi ruang yang tadinya ditempati Andi.“Cuma mau ke pantai, Cha,” tutur Jingga.“Pantai …?”Chacha cepat-cepat memeluk Jingga. Kejadian menyeramkan dari mimpi buruk gadis itu seketika kembali terbayang, membuat air matanya jatuh begitu saja.“Ngapain ke pantai? Nggak usah, Kak! Jangan ke sana! Jangan pergi sebelum waktunya …!”Chacha sungguh tak ingin Jingga pergi meninggalkannya untuk selamanya seperti apa yang dia lihat dalam mimpi buruknya.“Jangan mati …!”***Sejak bekerja untuk pewaris Pandega Group, Andi memaksa dirinya untuk rajin olahraga. Tak peduli sesibuk apa pun, dia harus berusaha menyempatkan waktu untuk latihan fisik agar

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 94. Kesabaran di Ujung Hasrat

    Sena menyukai cara Kanya membalas setiap pagutan dan lumatan yang membawa mereka tenggelam bersama dalam cumbuan mesra.Sambutan Kanya membikin Sena tersenyum di sela pertarungan bibir dan lidah mereka. Sesekali ia menggigit kecil bibir bawah Kanya, membuat sang istri melenguh dan tanpa sadar menjambak rambut belakangnya.Sena nyaris membikin Kanya lupa diri saat satu tangannya mulai menyusup masuk ke dalam piyama yang dikenakan perempuan tersebut. Jemarinya merayap naik, memberikan sensasi elektrik yang terlalu sulit ditampik.Hanya butuh satu gerakan untuk melepas pengait bra yang dikenakan Kanya. Namun, sebelum Sena sungguh melakukan itu, Kanya berhasil menarik diri dengan sisa-sisa akal sehatnya.“Maaf, Mas, tapi …”Kanya meraup oksigen sebanyak-banyaknya di tengah napas yang terengah-engah. Dia pun melihat Sena melakukan hal serupa sambil terus menatap intens bibirnya.“Mas nggak lupa kalau aku lagi merah, kan …?”Jika diteruskan, Kanya tahu ke mana hasrat mereka akan berlabuh. S

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status