Share

Keputusan Bumi

Penulis: Riwriter
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-27 15:45:47

“Aku nggak mau pulang ke tempat di mana yang nggak seharusnya aku ada di sana!”

Lantang suara itu menusuk gendang telinga Bumi. Membuat gerakan tangannya yang sedang mendesak menarik pergelangan tangan Renjana seketika terhenti. Ia menoleh dengan kedua alis menukik tak mengerti.

“Apa maksud kamu?” Bumi membalik badan dengan sorot mata tajam.

Sebelum hendak menjawab, Renjana segera menghempas kasar tangan suaminya yang masih setia bertengger di tangannya. Kemudian melangkah mundur sampai jarak mereka tak terlalu berdekatan. Enggan menatap wajah Bumi, ia mengalihkan pandangan ke sekitar dengan rona memendam amarah.

“Nggak seharusnya aku tinggal di sana, lebih tepatnya nggak berhak sama sekali!” jelas Renjana kembali meninggikan suara. “Mama-lah sebenarnya yang lebih berhak ada di sana!”

Tak peduli lagi di mana kakinya dan Bumi sedang berpijak saat ini, sekali pun mau ada yang menyaksikan pertengkaran mereka sekarang, Renjana sudah masa bodoh.

Bahkan meskipun jika status pernikahan merek
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dinikahi Calon Suami Mama   Tamu

    Pengakuan Bumi yang blak-blakan membuat Renjana naik pitam. Raut wajahnya berubah geram. Kedua tangannya kemudian menyilang untuk menutup bagian dada.“Kalau emang lagi pengen, nggak bisa gitu minta dengan cara baik-baik? Harus banget langsung nyentuh-nyentuh kayak tadi?”Sadar Renjana benar-benar sedang marah, Bumi tanpa menjauhkan wajahnya, sejenak meneliti wajah yang masih berpaling darinya itu. Berusaha ia redam gairahnya yang sedang meluap-luap.“Maaf, kalau perlakuan saya bikin kamu kurang nyaman. Saya hilang kendali tadi.”Tak mendapat balasan lagi, Bumi mengulurkan tangan untuk mengusap pipi itu. Namun, Renjana sigap menepisnya kasar.Bumi sedikit menyipit keheranan menatap tangannya berakhir mengambang di udara.“Jana, jangan seperti ini ....”Tanpa aba-aba Renjana malah tiba-tiba dengan sekuat tenaga mendorongnya sampai punggungnya tanpa sehelai kain bertumpu ke dinding.Tindakan itu membuatnya sempat berpikir jika Renjana akan melakukan kekerasan fisik, entah yang modelnya

  • Dinikahi Calon Suami Mama   Balasan

    Ponsel yang terletak di atas ranjang berbunyi secara beruntun. Renjana yang sedang berdiri di depan cermin segera mengakhiri aktivitas menyemprotkan vitamin ke rambut basahnya. Merapikan rambut sebatas punggung itu dengan telaten juga agak terburu-buru.Setelah selesai ia tatap teliti keseluruhan penampilannya yang terlalu sederhana. Senyumnya merekah saat benar-benar menganggap semuanya selesai dan tak ada lagi yang perlu harus dipakai atau diperbaiki.Bergegas langkahnya terayun menuju sisi ranjang. Meraih benda pipih yang tadinya sempat berbunyi. Dibukanya lockscreen dan satu nama pengirim chat langsung bertengger di panel notifikasi.OM, begitulah nama kontak yang tertulis.Sengaja memang ditulis seperti itu karena Renjana sendiri bingung harus menamai kontak suaminya dengan apa.Kemudian, serius ia mulai membaca isi chat.[Saya dalam perjalanan pulang.][Tiga menit lagi sampai.][Ralat, satu detik.][Sekarang sudah sampai.][Bisa bukakan pintu untuk saya?]Tergeraklah kedua ibu j

  • Dinikahi Calon Suami Mama   Taktik penggoda

    “Nggak ada orang mabuk yang sadar kalau dia lagi mabuk.” Renjana menampik pernyataan Bumi dengan sorot penuh keseriusan.Ucapan istrinya justru terang-terangan dibantah. Bumi mengangkat kedua alis dengan kerutan di wajahnya pertanda tak setuju, kemudian tak lama ia mengulas senyum tipis saat dengan leluasa bisa memandangi wajah cantik di bawahnya itu dari jarak dekat. “Saya pengecualian.”“Terserah. Ngadepin orang setengah sadar emang bakal buang-buang waktu. Tau nggak om hari ini udah ngomong lebih dari satu miliar kata dan itu aneh,” paparnya memberi tahu.Lalu tak lama Renjana dibuat terkesiap saat tiba-tiba kedua pipinya dikecup singkat secara bergantian. Pupilnya langsung melebar sementara sang pelaku hanya memasang tampang biasa saja.“Kamu serajin itu menghitungnya?” Bumi menanggapi dengan tawa pelan.“Nggak, aku nebak aja.”“Kita sudah seimbang, bukan?”“Apa?”“Kamu banyak bicara dan saya juga sama.”“Jadi menurut om aku cerewet?”“Sangat.”Tak marah, tapi keterus terangan itu

  • Dinikahi Calon Suami Mama   Janji

    Setelah meninggalkan Amaris seorang diri di tempat tadi, kini Bumi berdiri tanpa ekspresi dengan tatapan lurus ke depan pintu kamar istrinya.Sudah beberapa menit berlalu, ia diam saja tanpa melakukan apa pun.Hanya matanya yang berulang kali melirik gagang pintu kamar itu dengan perasaan bimbang. Mengingat bagaimana suasana hati Renjana terakhir kali seolah dengan mudahnya ia bisa menebak jika wanita itu pasti lagi tak baik-baik saja.Bisa saja sedang menangis? Atau justru marah besar? Mereka ujung-ujungnya akan bertengkar lagi, dan pasti Renjana memaksa meminta pisah seperti yang sudah-sudah dengan alasan merasa bersalah terhadap mamanya.Hal itulah yang membuat Bumi belum berani mendorong pintu untuk menemui langsung istrinya.Sebenarnya ia lebih takut kepalan tangan Renjana entah akan mendarat dengan keras lagi di bagian mana. Istrinya itu jika sedang marah pasti tak tanggung-tanggung akan melakukan kekerasan fisik.Tak hanya suka main tangan, bahkan terkadang Renjana juga bisa da

  • Dinikahi Calon Suami Mama   Pengakuan

    “Pelankan suaramu, Mas ... sesalah-salahnya aku, tidak bisakah kamu memperlakukan aku dengan sedikit lembut?” Amaris berkata lirih dengan air mata yang terus berdesakan luruh dari sudut mata.Permintaan itu terdengar memuakkan bagi Bumi. Ia sedikit tergelitik sejujurnya. Malah tak menyangka mantan calon istri yang sudah berubah status menjadi mertua itu dengan entengnya berkata seperti barusan. Kedua alisnya langsung menukik bersamaan dengan mata yang ikut memicing tajam. “Kamu masih berani haus perlakuan setelah dengan tidak tau dirinya meninggalkan saya? Waras?”Amaris spontan menggeleng pelan. “Aku tidak haus perlakuan, Mas, tapi ... jujur, aku sakit diperlukan seperti ini. Kamu kasar, sudah keterlaluan dan kamu juga benar-benar sudah berubah, bukan Mas Bumi yang aku kenal.” Kepala itu langsung tertunduk bersamaan dengan bahunya ikut gemetar. Hatinya perih, seperti baru saja disayat oleh belati. Selama mereka bersama, baru pertama kali Bumi membentaknya seperti hari ini.“Apa mas s

  • Dinikahi Calon Suami Mama   Berkunjung

    Tak butuh waktu lama, kendaraan berbandrol tinggi itu tiba di depan pagar sebuah perumahan bergaya klasik.Bumi baru melepas tangan Renjana yang sudah berkeringat sejak tadi di genggamannya, kemudian pria itu dengan terburu-buru melepas seat belt.Tak mendengar pergerakan dari jok sebelah, matanya pun cepat bergerak menoleh, menatap Renjana untuk memastikan apa yang terjadi.Rupanya istrinya itu diam karena sedang serius melamun.“Ini masih alamat rumah kamu kan?”Renjana tersadar. Ia lirik Bumi sejenak dengan ekor mata.“Rumah mama,” sahutnya dengan suara pelan mengoreksi.“Ah iya, rumah mama mertua. Bisa-bisanya saya lupa.” Bumi tersenyum tipis.Pengakuan itu membuat Renjana langsung menoleh sepenuhnya. Ingin mengoreksi ucapan suaminya, tapi mendadak kalimat yang akan ia utarakan tertahan.“Kenapa menatap saya seperti itu? Memang benar kan dia mertua saya?” Dengan santainya Bumi memperjelas lagi.“Mertua sih mertua, tapi jangan pura-pura amnesia juga kalau dulu mama tuh pernah om pa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status