Share

Kebingungan Alvin

Pov Alvin Mahendra

Akhirnya kata sah itu sudah terucap. Kini, aku resmi menikahi seseorang dan nazarku sudah terbayarkan. Ah leganya.

Bapak mertuaku terlihat haru, meminta anaknya untuk mencium tanganku. Eh bentar, tiba-tiba saja aku menjadi gugup, apalagi melihat wajah Amel yang tersenyum. Memang manis anak ini. Bibirnya yang tipis, terlihat dibalut lipstik warna merah tak mencolok, matanya lentik karena bulu mata. Lumayan lah, enggak jelek-jelek amat untuk dijadikan istri sementara.

"No cium-cium," katanya ketika sudah mencium punggung telapak tanganku lama. Bahkan aku mengira dia tertidur saking lamanya.

Aku menyeringai, "siapa juga yang mau cium kamu," kataku lirih. Dia terlihat mendelik, membuatku hampir saja tertawa melihat ekspresinya.

Usai resepsi, aku masih tetap tinggal di rumah Amel. Ayah dan Mamaku pamit lebih dulu, dan menolak menginap ketika Bapak mertuaku menawarinya.

"Nginep aja Pak, Bu, masih ada kok kamar kosong buat sampean-sampean ini," ucap Bapak mertua.

Mama tiri
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status