Share

Tak Akan Melepasmu

Penulis: Deshika Widya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-25 11:15:50

Isadora tampak memilih banyak pakaian untuk ia bawa ke kamar Rayden. Rasanya terlalu merepotkan ketika ia harus bolak-balik ke kamar ini saat Alaric tak ada, hanya untuk mengambil pakaian ganti.

"Baiklah! Dress dan piyama sudah cukup. Sekarang tinggal—"

Brugh!

Ucapan Isadora terputus seketika. Begitu pun dengan tubuhnya yang terlonjak kala mendengar pintu ditutup kasar. Dengan penuh rasa penasaran ia berbalik menatap pintu. Akan tetapi, jantungnya dibuat menggila kala ia melihat Alaric tengah mengunci pintu kamar dari dalam.

"Al! Apa yang kau lakukan?!" Sudah dibilang jika ia tak sudi berada dalam satu kamar dengan pria itu!

Alaric dengan santai melempar kunci kamarnya ke atas lemari kaca yang berisi berbagai tas Isadora. Kemudian, ia berjalan menghampiri wanita itu dengan senyum menyeramkan.

Isadora benar-benar ketakutan. Dari wajahnya, ia bisa menebak jika Alaric sedang tidak jinak saat ini. Maka dari itu, sebisa mungkin ia berjalan mundur untuk menghindar. Namun sayang, punggungnya
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Menyesal

    Hancur sehancur-hancurnya. Itulah yang dirasakan Alaric sekarang. Pria yang tampak kacau itu hanya bisa terduduk lemas di lantai setelah mengetahui sebuah fakta mengejutkan."Kau tahu? Saat kau mengusir putriku, dia sedang mengandung anakmu! Anakmu, Alaric! Dan kau lihat akibatnya? Sekarang putriku sudah kehilangan calon anaknya!"Kalimat yang diucapkan Julian ratusan menit lalu, masih terdengar menggelegar di telinga Alaric. Rentetan kata demi kata yang membuat hatinya hancur berkeping-keping. "Kenapa kau tidak memberitahuku, Dora? Kenapa kau tidak bilang bahwa sedang mengandung calon anak kita?" gumamnya dengan suara lirih.Alaric menyesal. Sangat ... menyesal. Namun, penyesalan itu sungguh tak ada artinya sekarang. Semuanya sudah terlambat."Aku bersumpah, tidak akan pernah membiarkan putriku kembali, bahkan bertemu dengan pria brengsek sepertimu!" Kalimat yang Julian ucapkan dengan penuh amarah tadi, berhasil membuat Alaric menjadi manusia rapuh. Bagaimana tidak? Di tengah kondi

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku    Bukti

    Isadora terdiam cukup lama di dalam mobil yang masih terparkir di seberang kafe tadi. Ia meremas ponsel yang sudah berisi bukti kejahatan Grace. "Aku yakin, setelah melihat bukti ini, kau pasti akan percaya padaku, Al. Aku ... sama sekali tidak pernah menyakiti Rayden," gumam wanita itu.Ia memejamkan mata sejenak sembari menghirup oksigen banyak-banyak. Setelah siap, ia menginjak gas hingga mobilnya melaju di jalanan.Bukan pulang ke rumahnya, melainkan hendak pergi ke rumah Alaric untuk memberikan bukti itu sebelum terlambat. Ya, memang saat Isadora merekam, Grace sepertinya tidak sadar. Tetapi, tidak menutup kemungkinan jika ada gangguan lain yang membuat Isadora kehilangan bukti itu, kan? Maka dari itu, ia harus memberitahu Alaric sekarang.Sembari memutar setir, satu tangannya mengetik pesan dengan cepat untuk Alaric.[Aku memiliki bukti bahwa bukan aku yang bersalah atas insiden Rayden. Aku akan menemuimu sebentar lagi, Al. Tolong kau jangan halangi aku.]Pesan tersebut berhasi

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Jangan Sampai Lengah

    Tanpa tujuan. Ya, begitulah hari-hari Isadora berjalan. Ia berdiam diri di kamar ketika pagi, lalu pergi keluar rumah kala siang hingga malam hari. Tak ada tujuan yang pasti, hanya mengitari kota tempat ia tinggal, berharap menemukan sesuatu yang bisa membebaskannya dari fitnah kejam.Seperti sekarang, Isadora duduk termenung seorang diri di sebuah kafe. Tangannya mengaduk minuman menggunakan sedotan dengan tatapan dan pikiran yang entah ke mana. Hingga seorang wanita datang dan membuat Isadora tersadar."Nyonya Isadora?"Isadora menoleh cepat dan mendapati Jessica tersenyum padanya."Jes ... sedang apa kau di sini?" tanyanya."Apa kau tidak ingin mempersilakanku duduk dulu, Nyonya?" Wanita itu terkekeh pelan, membuat Isadora ikut terkekeh juga. Ia mempersilakan Jessica untuk duduk pada kursi di depannya."Aku baru saja menemani Tuan Frans menemui klien. Di sini. Kami pun sempat melihat kau masuk dan duduk. Tapi, kau sama sekali tak menyadari kehadiran kami, Nyonya."Isadora cukup te

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Tidak Terlibat

    Sunyi, hampa, kecewa, itulah yang Isadora rasakan beberapa hari ini, setelah ia keluar dari rumah Alaric. Sepanjang hari ia hanya akan mengurung diri di dalam kamar. Bahkan sama sekali tak bersedia keluar meski hanya untuk sekadar makan bersama kedua orang tuanya.Isadora masih sangat terpukul dengan apa yang terjadi pada Rayden. Apalagi, ia yang tidak tahu apa-apa malah dijadikan tersangka."Aku tidak terima kau perlakuan seperti ini, Al ...," gumam wanita itu sembari memeluk diri sendiri di balkon kamar. "Jika kau tidak terima atas tuduhan itu, harusnya kau bangkit, Isa!"Suara itu membuat Isadora terhenyak. Ia memutar kepala ke samping dan mendapati sang ayah tengah berdiri di ambang pintu menuju balkon yang terhubung langsung ke kamarnya.Isadora tak menyahut hingga Julian mengambil duduk pada kursi kosong di sampingnya. "Kau adalah putriku yang tangguh, kuat, dan tidak pernah menyerah. Lantas, apa kau akan diam saja ketika difitnah?" Pria itu menatap dalam pada putrinya. "Jika

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Tidak Melakukannya

    "Sungguh aku tidak melakukan apapun, Al ...." Isadora bersimpuh di lantai, tepat di depan Alaric yang tengah berdiri menatap pintu ruang UGD. Ia genggam tangan pria itu erat untuk menjelaskan apa yang terjadi. Tetapi, sama sekali tak dipercaya oleh sang suami."Aku kecewa padamu, Dora," ungkap Alaric. Ada jeda beberapa saat untuk ia melonggarkan sesak di dadanya. "Aku kira ... kau akan berlapang dada saat putraku tengah bersikap dingin padamu. Tapi ternyata ... kau justru dendam pada anak sekecil itu!"Isadora menggeleng cepat sebagai bantahan. "Aku tidak melakukan apapun, Al! Aku tidak dendam pada Rayden! Aku tadi hanya—""Sudah cukup, Isadora!" Suara Alaric terdengar menggelegar hingga membuat Isadora tak melanjutkan ucapan. "Aku sudah tidak percaya lagi padamu! Sekarang lebih baik kau pergi dari sini, dan kemasi barang-barangmu dari rumahku!"Degh!Wajah basah Isadora menatap Alaric tak percaya. Ia menggelengkan kepala cepat sembari mengeratkan genggaman. Tetapi, Alaric malah denga

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Membenci Mommy

    Benar saja. Hari yang Isadora lewati tanpa sang suami benar-benar sepi. Setelah kembali dari lapas, ia hanya mengurung diri di dalam kamar hingga malam tiba. Begitupun dengan hari-hari setelahnya. Tak ada kegiatan berarti yang ia lakukan. Sekadar menyambangi kantor yang tengah ditinggalkan sang suami pun sangat malas rasanya.Huft!"Hidup ini terlalu membosankan," gumam wanita itu sembari menjatuhkan diri ke atas kasur empuknya. Ada sedikit penyelesaian kala ia memilih untuk tidak ikut bersama Alaric. Toh, di sini pun Rayden tetap bersikap dingin tiap kali ia dekati. Entahlah apa yang memengaruhi bocah itu hingga bersikap seperti ini. Rasa-rasanya tidak mungkin Rayden berubah tiba-tiba tanpa alasan.Ah, Isadora jadi kian penasaran."Apa aku coba bicara lagi dengan Rayden, ya?"Sepertinya itu bukan ide yang buruk. Baiklah, Isadora segera bangkit dan meninggalkan kamarnya menuju kamar sang putra yang berada di lantai dasar. Suasana rumah yang biasanya ramai oleh tawa Rayden pun kini s

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Sendirian

    Isadora termenung seorang diri di dalam kamar. Pandangannya jatuh pada bingkai foto Rayden yang terpajang indah di atas nakas. Sudah satu bulan sejak Grace datang, dan Rayden masih saja bersikap dingin padanya. Anehnya, bocah itu sama sekali tak mau mengatakan apa salah Isadora.Jika ditanya oleh Alaric, Rayden pasti akan menjawab, "Mommy tidak salah apa-apa, Daddy. Aku hanya sedang malas saja."Dan ya, baik Alaric maupun Isadora tak ingin memperpanjang topik itu. Mereka biarkan saja Rayden bersikap senyamannya. Barangkali bocah itu memang tengah tak mau dengan Isadora.Meski begitu, sudah banyak malam-malam yang Isadora lewati dengan tangis pedih. Ia merasa ada ruang kosong di hatinya saat sang putra bersikap tak acuh padanya."Honey ...."Panggilan itu membuat Isadora menoleh ke arah pintu. Tampaklah Alaric yang sudah berpakaian rapi, berjalan menghampiri. "Kau mau ke mana, Al?" Wanita itu melirik pada jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 9 malam. "Kau memiliki acara malam ini?"

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Apa Salahnya?

    "G-Grace?" Isadora membelalakan mata. Sementara wanita di depannya malah tersenyum santai sembari mendekat."Maaf karena aku tidak memberitahumu sebelumnya. Aku hanya ingin bertemu dengan Rayden, Isa. Dan ... Alaric sudah mengizinkannya." Grace sengaja melirik Alaric agar pria itu juga ikut berbicara."Emh ... Honey ...." Alaric lebih dulu merangkul pinggang sang istri agar lebih rapat dengannya. "Tolong kau jangan salah paham," katanya. Ia pun segera menatap tajam Grace agar pergi dari hadapannya dan Isadora. "Kau bisa meninggalkan kami berdua saja, kan?"Dengan senang hati Grace mengangguk. Ia meninggalkan Alaric dan Isadora, lalu kembali duduk bersama Monica."Tadi Grace datang ke kantor dan mengatakan jika ...." Alaric segera menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya, sebelum Isadora bertanya dan curiga. Ia memaparkan semua tanpa ada yang ditutupi sediktipun dari Isadora."Lalu kau akan membiarkan Grace membawa Rayden jalan-jalan? Aku tidak setuju, Al!" tukas Isadora dengan raut kes

  • Dinikahi Duda Cinta Pertamaku   Datang Kembali

    Isadora termenung seorang diri. Tatapannya tertuju pada langit pagi yang tengah hangat-hangatnya. Namun, sedikitpun ia tak menikmati kehangatan itu. Ya, memang harusnya ia merasa senang sekarang, karena semalam Alaric bilang jika Rayden tidak marah padanya. Tetapi, entah kenapa Rayden masih saja bersikap tak acuh padanya. Bahkan ketika tadi sarapan sebelum sekolah pun, bocah itu masih sama seperti semalam.Rasanya Isadora hampir putus asa. Ia dipaksa mengingat kesalahan yang entah apa, sebab Rayden tak mau memberitahu. "Kau tidak perlu terlalu memikirkannya, Sayang. Biarkan saja," pesan Alaric semalam. Tetapi, hal itu tak bisa Isadora lakukan.Sebagai seseorang yang sangat dekat dengan Rayden, jelas ia merasa tak nyaman kala bocah itu selalu menghindar."Sepertinya aku harus mengajak dia jalan-jalan berdua."Ya, mungkin itu akan menjadikan Rayden kembali terbuka dan mau berbicara dengannya.Tak ingin membuang waktu, gegas Isadora bersiap. Ia memasuki kamar mandi sebentar untuk mencu

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status