Share

Bab 45

Sejak dua puluh menit yang lalu, ke dua mata Waldi tidak bosan-bosannya menatap wajah Mila yang sedang terlelap di bawah hangatnya selimut tebal. Meskipun waktu sudah menunjukkan pukul lima subuh, tapi Waldi belum berniat membangunkan Mila untuk shalat subuh berjamaah.

Senyum tipis selalu muncul di wajah Waldi, mengagumi kecantikan bidadari yang sedang menikmati mimpi. Waldi membelai ringan pipi Mila yang terasa halus. Sampai detik ini Waldi masih tidak menyangka ia bisa menikahi Mila.

“Aku tahu, pada saat awal-awal menikah kamu pasti tersiksa. Maafkan aku yang sudah sangat egois merenggut semua kebahagiaan dan cita-cita kamu,” kata Waldi, dengan suara pelan. Tanpa lelaki itu sadari air matanya sudah menggenang.

Mila mengerjapkan mata, sebab tidurnya terusik dengan hangatnya napas yang menyapu permukaan lehernya. Wanita itu menoleh ke samping dan mendapati Waldi sedang menenggelamkan wajah di sana.

“Mas.” Mila memanggil Waldi dengan suara serak.

“Hmm.” Waldi hanya sanggup berdehem kar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status