Share

175. Terbongkar

last update Last Updated: 2025-05-22 20:44:39

Arsen menatap lekat paras Lily, mengulurkan tangan dan menyentuh sebelah pipi istrinya itu.

Arsen terharu, tapi tidak ingin menangis di depan Lily.

“Aku baik-baik saja, maaf aku tidak mengingatmu sampai malam itu, saat kamu datang bersama orangtuamu ke pesta orangtua Bryan,” ucap Arsen.

Lily menangis lagi seraya menyentuh punggung tangan Arsen yang masih mengusap pipinya.

“Kenapa kamu tidak bilang sejak awal?” tanya Lily dengan suara parau.

“Karena aku tahu kamu pasti membenciku karena pertemuan pertama kita yang agak … “ Arsen menjeda lisan, lalu berpura-pura berpikir. “… panas,” lanjutnya.

Lily tersenyum. Bagaimana bisa sesuatu yang salah dan melanggar norma malah membuat pipinya bersemu merah?

Dia malu, lantas memeluk Arsen.

“Maaf karena terlalu lama menyimpan rahasia ini, karena aku belum siap mengatakannya,” kata Arsen.

“Kenapa?” Lily semakin erat memeluk Arsen,

“Aku takut kamu membenciku.”

Lily menggeleng, dadanya sakit mendengar ucapan Arsen. “Jangan bicar
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (14)
goodnovel comment avatar
eva nindia
suruhan arya atw siapaa
goodnovel comment avatar
Nurul Aini
up Thor,...
goodnovel comment avatar
Eddy Hadarian
G ada takufnya nih orang,
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   176. Panik Di Pergantian Hari

    Thomas merogoh kantong celana pria itu untuk memeriksa. Dia menempeleng kepala pria itu karena berusaha memberontak saat digeledah. Selain ponsel, Thomas juga mengambil dompet lalu menyerahkannya ke Jerry— yang langsung mengambil kartu identitas pria itu. "Si brengsek ini bernama Doni," kata Jerry, lalu memberikan kartu identitas kependudukan Doni pada Arsen. "Kamu pikir akan lolos begitu saja? Beraninya kamu mengambil peran untuk mempermalukan dan memfitnah orang di sebuah acara besar," kata Thomas. Dia mendapatkan ponsel pria itu tapi dalam kondisi terkunci menggunakan sandi. "Berapa kodenya?" Arsen bertanya setelah Thomas memberikan ponsel Doni padanya. Doni hanya diam, dia meringis saat Thomas menampar pipinya. Arsen memberikan ponsel itu ke Thomas lagi, lalu mencengkeram rahang Doni. "Kamu sepertinya tidak tahu siapa aku, aku bisa membuatmu lenyap dari muka bumi tanpa ada yang tahu, bahkan keluargamu sendiri aku pastikan tidak akan mencarimu." Arsen melepas ceng

  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   175. Terbongkar

    Arsen menatap lekat paras Lily, mengulurkan tangan dan menyentuh sebelah pipi istrinya itu. Arsen terharu, tapi tidak ingin menangis di depan Lily. “Aku baik-baik saja, maaf aku tidak mengingatmu sampai malam itu, saat kamu datang bersama orangtuamu ke pesta orangtua Bryan,” ucap Arsen. Lily menangis lagi seraya menyentuh punggung tangan Arsen yang masih mengusap pipinya. “Kenapa kamu tidak bilang sejak awal?” tanya Lily dengan suara parau. “Karena aku tahu kamu pasti membenciku karena pertemuan pertama kita yang agak … “ Arsen menjeda lisan, lalu berpura-pura berpikir. “… panas,” lanjutnya. Lily tersenyum. Bagaimana bisa sesuatu yang salah dan melanggar norma malah membuat pipinya bersemu merah? Dia malu, lantas memeluk Arsen. “Maaf karena terlalu lama menyimpan rahasia ini, karena aku belum siap mengatakannya,” kata Arsen. “Kenapa?” Lily semakin erat memeluk Arsen, “Aku takut kamu membenciku.” Lily menggeleng, dadanya sakit mendengar ucapan Arsen. “Jangan bicar

  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   174. Kunci Di Perpustakaan

    Lily memilih menghabiskan waktu di perpustakaan. Dia merenung di sana, hingga Bibi Jess datang mengingatkannya untuk istirahat. "Nona, kenapa masih di sini? Tuan tadi menelepon menanyakan Nona sedang apa," kata bibi Jess. "Benarkah? Kenapa dia tidak bertanya sendiri padaku?" Lily menjawab seraya memandang ponselnya yang tergeletak di meja. Lily tidak tahu apa yang Arsen rencanakan, padahal pria itu sudah berjanji akan memberitahunya sebuah rahasia malam nanti. Kalau begini Lily jelas takut menagih. "Lalu apa yang bibi katakan ke suamiku?" tanya Lily. "Saya tidak berani berbohong, jadi saya bilang sejak pulang Nona terus berada di perpustakaan." Lily mengangguk, dia mengucapkan terima kasih ke Bibi Jess, kemudian meminta wanita itu meninggalkannya. "Aku masih ingin di sini sebentar," kata Lily. Bibi Jess menanyakan apa yang Lily butuhkan. Namun, karena Lily menjawab tidak membutuhkan apa-apa, bibi Jess lantas pamit keluar meninggalkan Lily lagi. Lily meraih ponselnya,

  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   173. Siapa Penjahat Sebenarnya?

    Setelah mengatakan itu, Arsen menggandeng tangan Lily. Dia mengajak istrinya pergi dari ruangan itu, meninggalkan Bryan dan Arya berdua. Arsen tidak mau tahu apa yang akan dilakukan Bryan pada Arya setelah dia mengungkap fakta itu. “Bagaimana bisa Papa melakukannya?” tanya Bryan dengan nada tinggi. Dia benar-benar emosi karena perbuatan ayahnya sendiri. Arya terkejut, lalu dia menjelaskan, “Papa menemui Sonia hanya untuk ikut membantunya.” “Aku tidak peduli Sonia mau dipenjara atau bebas, yang aku tanyakan, bagaimana bisa Papa menyembunyikan saham yang seharusnya menjadi hakku dan menjualnya!” amuk Bryan. “Kamu tahu apa? Kamu itu tidak memiliki kompetensi dasar mengelola,” balas Arya. Bryan tersenyum mencibir. "Lalu apa Papa bisa? Papa gagal mengelola 'kan? dan malah menjualnya." Bryan merasa dadanya seperti terbakar. “Jika orang tua lain sibuk membangun masa depan untuk anaknya, sepertinya itu tidak berlaku untuk Papa. Papa masih memikirkan kepentingan Papa sendiri!”

  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   172. Saling Serang

    Lily kaget melihat Arsen tiba-tiba datang. Pria itu memandangnya lalu beralih ke tangan Bryan yang masih memegang. "Singkirkan tanganmu!" Arsen mengulang perintahnya. Lily langsung berontak, menarik tangan dari Bryan dan akhirnya pria itu melepas. Lily mendekat ke arah Arsen, suaminya itu langsung pasang badan maju satu langkah berdiri di depannya. Lily takut Arsen marah, akan tetapi saat pria itu meraih dan menggenggam tangannya, Lily sadar Arsen datang untuk melindunginya. Sementara itu, Bryan terlihat mengepalkan tangan di sisi badan, entah geram, entah cemburu dengan interaksi Paman dan mantan tunangannya. "Wah... kalian ini, apa ingin menunjukkan padaku kalau kalian pasangan yang romantis?" Sarkas Arya. Dia masih duduk di kursi empuknya seraya menatap Arsen dan Lily bergantian. "Melihat wajahmu yang panik, aku yakin kamu pasti tidak tahu kalau Lily datang menemuiku sendirian," sindir Arya. Lily menatap raut wajah Arsen dari samping, suaminya itu tampak tenang. "L

  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   171. Mengusik

    Lily termenung duduk di meja kerjanya yang ada di kamar. Dia sebenarnya sama sekali tidak penasaran dengan apa yang akan Arsen katakan. Pria itu menjanjikan malam nanti memberitahunya. Lily yakin Arsen pasti ingin jujur perihal identitasnya, karena mustahil suaminya itu tiba-tiba saja mengaku memiliki istri atau anak lain di luaran sana. "Dia sudah tahu aku mengorek informasi dari Thomas, jadi kemungkinan besar dia juga sudah tahu kalau aku menyadari identitasnya," gumam Lily. Dia sangat penasaran dengan alasan Arsen merubah identitas di masa lalu. "Mungkinkah ada yang mengancam nyawanya?" Lily tidak fokus memeriksa laporan yang stafnya kirimkan, sejak tadi laptop di meja kerjanya menyala, tapi pikiran Lily melayang entah ke mana. Lily masih terdiam saat tiba-tiba saja ponselnya berbunyi. Dia kaget, melihat nomor tak dikenal menelepon lalu mati. Tak lama nomor itu mengirimkan beberapa foto. Lily bergidik bahkan sampai memejamkan mata. Dengan mata yang sedikit terbuka d

  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   170. Menggali Kuburannya Sendiri

    Lily ikut mengantar Risha pulang karena mencemaskan sang bunda yang sebelumnya pingsan, dia juga sudah izin ke Arsen kalau akan bekerja dari rumah sang bunda.Sepanjang perjalanan pulang, Lily terus menggenggam telapak tangan Risha dan sesekali menyandarkan kepala di pundak Risha.“Apa Bunda benar-benar tidak perlu periksa lagi ke rumah sakit?” tanya Lily karena cemas.“Tidak apa-apa, bunda sudah baik-baik saja,” jawab Risha.Mereka akhirnya sampai di rumah Risha. Lily tidak langsung mengecek pekerjaannya. Dia memilih duduk dan berbincang lebih dulu dengan sang bunda.“Bunda sangat lega Arsen dan papamu tidak berselisih karena masalah yang terjadi di acara penghargaan itu,” ucap Risha.“Iya, aku juga lega, padahal sebelumnya sudah panik dan takut kalau suamiku akan marah ke Papa. Tapi melihat mereka berdua duduk dengan tenang sambil minum di mini bar semalam, membuat kecemasanku hilang,” balas Lily.Risha mengangguk-angguk.“Apa menurutmu Arya yang melakukan ini semua karena berniat me

  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   169. Selamat Ulang Tahun

    Lily melayangkan protes pada Arsen. Dia menutup pintu lalu menatap dengan bibir cemberut sang suami. "Baru aku tinggal beberapa menit di kamar mandi tapi kamu sudah pergi." Arsen tergelak. "Aku hanya ingin keluar mencari angin, tapi malah melihat papa," jawabnya. Lily kaget lalu mendekat buru-buru, dia menyentuh dada Arsen lalu mendongak mamandang wajah pria itu. "Apa rasanya sesak? Apa seperti tidak bisa bernapas?" Raut wajah Lily berubah khawatir. "Sepertinya aku salah ucap." Arsen merasa bersalah seraya menatao mata Lily. Dia tidak ingin istrinya cemas. "Kenapa kamu masih saja seperti ini? Kalau memang hari ini berat, kenapa tidak bersandar padaku meski sejenak?" Lily berkata penuh rasa sedih. 'Bodohnya aku yang malah menangis seperti orang gila tadi. Padahal dia yang sangat terpukul.' Lily berbisik di dalam hati. Dia hendak menundukkan kepala, tapi Arsen lebih dulu merangkum pipinya. "Aku mungkin tidak bisa kamu andalkan, tapi aku bisa meminjamkan pundak sebagai

  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   168. Musuh Yang Terlalu Percaya Diri

    Di ruang keluarga. Suasana rumah Arsen sudah sangat sepi, tapi Adhitama terlihat masih berdiri di dekat jendela menerima panggilan dari sekretarisnya. “Saya sudah meminta penyelenggara untuk memberikan rekaman video dan suara yang Anda sebutkan, tapi mereka menolak, Pak.” “Kalau begitu tuntut mereka, aku mau semua yang terlibat di acara malam ini, tidak ada yang lepas begitu saja,” balas Adhitama dengan tatapan tajam dan satu telapak tangannya mengepal erat. “Baik, Pak.” Adhitama mengakhiri panggilan setelah bicara dengan Andre—sekretarisnya. Dia menghela napas kasar seraya memasukkan ponselnya ke dalam kantong celana. Namun, saat membalikkan badan untuk kembali ke kamar, Adhitama terkejut melihat Arsen yang ternyata sudah ada di hadapannya. “Kenapa kamu belum tidur?” tanya Adhitama. “Papa juga belum tidur,” balas Arsen. Adhitama kembali menghela napas kasar. “Bagaimana kondisi Bunda?” tanya Arsen lagi. Dia tidak perlu jawaban untuk pertanyaan sebelumnya. “Suda

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status