Share

Pergi Untuk Selamanya

Bapak mertuaku memang mencerminkan pribadi yang soleh serta sabar, dia tidak pernah menunjukkan sakitnya di depan semua orang. Kami tidak pernah melihat beliau meringis sedikit pun karena rasa sakit kepalanya.

Itu lah mengapa aku sedikit tidak percaya saat ibu mengatakan kalau bapak sakit pembuluh darah di otak.

Rasanya seperti mustahil?

Tapi, mendengar cerita ibu yang katanya sakit ini sudah terjadi hampir dua tahun, aku mulai percaya lagi.

Ya Allah, jangan engkau ambil orang soleh seperti bapak...

Siapa yang akan menjaga pesantren ini kalau bukan beliau?

"Bagaimana, sudah ada kabar dari suamimu?" tanya ibu yang mulai sedikit lebih tenang dari beberapa saat lalu.

"Belum Bu, ntar Reynata ambil handphone dulu."

Aku beranjak mengambil handphone yang ku taruh di meja kamar, baru saja mau mencet nomor Akang, sebuah panggilan masuk dari nomornya terdengar.

Segera saja aku menekan tombol hijau dan mencaritahu bagaimana kondisi bapak sekarang.

"Assalamualaikum Akang, bagaimana bapak?" Hatiku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
HalSya
untuk menunggu kehadiran penulis lagi, bagaimana kalau mampir di cerita, PELAKOR UNTUK BALAS DENDAM.
goodnovel comment avatar
HalSya
Dikasih banyak dulu ya sama penulis, habis itu libur beberapa hari karena penulis habis dapat musibah, ditinggal meninggal sama kakek dan nenek secara bersamaan. Tolong pahami ya readersssss, bener2 lagi down. nanti penulis akan hadir seperti biasanya.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status