Share

5. Frustrasi

Author: Piemar
last update Last Updated: 2023-01-23 09:34:05

"Sial!"

Darren berteriak kencang saat menyadari kepergian Nuha. Beberapa kali pukulan menghantam dinding hingga buku-buku jarinya lebam dan membiru. Namun, ia tak peduli. Yang terpenting adalah Darren bisa meluapkan kekesalannya sementara pada tembok yang telah menjadi saksi atas aksi bejad dirinya.

Pasti gadis itu terluka karena perbuatannya. Tidak, mungkin ada kata lain yang mewakilinya, lebih daripada luka.

Pemuda itu mendadak frustrasi.

Dia sadar telah melakukan perbuatan yang keji pada gadis itu kendati bukan keinginannya.

Saat itu, otaknya tidak bekerja karena diambil alih oleh hawa nafsu.

Entah kenapa tubuhnya bereaksi lebih saat menatap lawan jenis hingga membuatnya berhalusinasi bahwa gadis yang dia sentuh adalah kekasihnya.

Bagaimana jika kekasihnya mengetahui apa yang dia lakukan semalam? Bagaimana jika gadis yang dia perkosa hamil? Jujur, semua itu tidak ada dalam daftar hidupnya.

Matanya mendelik ke arah pintu. Gegas, Darren menyambar kunci mobil yang menggantung dan mengendarai mobil mewahnya dengan kecepatan di atas rata-rata.

Dia tiba di mansion milik keluarganya setengah jam kemudian. Gerbang hunian langsung terbuka otomatis dan dia langsung memarkirkan mobilnya di area carport.

Dia turun lalu mengayunkan kakinya menuju pintu rumah utama.

Dengan kasar, dia menguak daun pintu hingga membuat para pelayan tersentak kaget melihat kedatangan anak majikannya.

Bagaimana tidak mengagetkan? Pintu berbahan ukiran jati tersebut tingginya sekitar dua meteran terdengar memekakkan telinga saat terbanting.

Lalu, yang paling mengagetkan ialah raut kemarahan yang terpancar dari wajah tuan mudanya.

Darren dikenal sebagai lelaki yang jarang bicara dan juga jarang tersenyum. Namun, dia tipikal pemuda yang nyaris tak pernah marah.

Tiba-tiba, Darren terlihat sangat marah sehingga membuat seisi rumah heboh.

“Di mana Daniel?” pekiknya pada pelayan yang berada di dekatnya.

“Anu, Tuan.”

Pelayan mendadak gugup sebab melihat aura kelam yang menguar dari tubuh tuannya.

Menyeramkan.

Setan apa yang merasukinya?

“Daniel! Turun kau! Sini kalau berani, aku tantang kau berkelahi satu lawan satu!” pekiknya semakin meninggi, hingga membuat semua penghuni ruangan keluar melihat apa yang sebenarnya terjadi.

“Darren Dash! Apa kau sudah tidak waras? Teriak-teriak pagi buta.”

Sang ibu turun dengan masih mengenakan handuk kimono baru selesai mandi. Dia menatap putranya dengan tatapan telisik. Alisnya yang melengkung indah tertarik ke atas tatkala melihat wajah sang anak yang kelihatan kucel dan pucat. Darren masih mengenakan hem putih kemarin dan celana chinos abu-abu.

“Mom.” Dia merangkul tangan sang ibu, ingin meminta sebuah kekuatan. “Mom, di mana Daniel? Aku ada urusan dengannya.”

Kini, suaranya merendah dengan lirih.

Tak pernah dia menunjukan kemarahannya pada sang ibu yang bernama Kinan.

Kinan sontak menerka-nerka jika telah terjadi sesuatu yang buruk yang menimpanya. Namun, ibu dua anak itu berusaha mengendalikan emosinya untuk bersikap tenang.

“Daniel baru saja bangun. Dia sedang berada di ruang gym. Katakan pada Mommy, sebenarnya ada apa? Kenapa kau begitu marah pada adikmu?” katanya dengan lembut dan penuh wibawa. Dia mengapit lengan Darren Dash, putra yang dibawa oleh suaminya menuju sofa. Dia adalah putra dari pernikahan suaminya dengan istri pertamanya yang telah meninggal dunia.

Meskipun Darren Dash bukan putra kandungnya, tetapi Kinan memperlakukannya sama seperti pada putra kandungnya, Daniel Dash.

“Mom.” Pemuda itu seperti kesulitan bicara.

“Bik, ambilkan air minum untuk Mas Darren!” titah Kinan mendadak pada kepala pelayan.

“Kita duduk dulu Nak! Kita bicara dengan tenang,” lanjutnya pada Darren dengan merangkul bahunya.

Mereka pun duduk.

Kinan menyodorkan segelas air putih untuknya, bermaksud menenangkannya.

“Minumlah!” ucapnya dengan lembut.

Darren pun mengikuti perintahnya, meminum air agar dia merasa tenang meskipun terasa kecut karena rupanya perasaan bersalah telah berhasil memudarkan indera pengecapnya.

“Mom, semalam Daniel sudah menjebakku. Dia menaruh obat pada minumanku hingga aku tak sadar. Aku … perkosa seorang gadis, Mom.”

Siapa sangka, Darren Dash memberanikan diri menceritakan peristiwa mengerikan semalam yang dia lakukan pada seorang gadis asing yang tiba-tiba saja terjebak di kamar villa miliknya.

“Astaga!”

Mata Kinan nyaris loncat mendengar pengakuan putra sulungnya. Lalu kepalanya menggeleng kecil. “No way! Kau pasti bergurau, Darren!”

Darren Dash memijit pangkal hidungnya lalu merayap menuju pelipisnya yang masih terasa berdenyut sakit. Dia teringat semalam Nuha memukulnya dengan kap lampu tidur.

Dia menghela nafas panjang.

Dadanya terasa sesak seperti terserang asma akut.

Dia dilanda kebingungan.

Lantas, apa yang harus dia lakukan untuk menanggung kekhilafannya yang sama sekali tak terencana.

Tak pernah terpikirkan berkeinginan meniduri seorang gadis dengan cara seperti itu bahkan pada kekasihnya sekali pun.

“Coba ceritakan apa yang terjadi Darren! Mom akan mendengarkan …”

Kinan memegang ke dua telapak tangan Darren dengan lembut dan memberikan tatapan yang hangat padanya. Dia tak ingin mengintimidasinya. “Bukankah semalam kalian pergi ke Pub bersama?”

“Iya …”

Darren melenguh.

“Lalu?" Kinan menaikkan satu alisnya.

“Daniel mengajakku ke Pub bersama teman-temannya. Aku hanya minum sedikit, Mom. Tapi, aku tak tahu kenapa seperti mabuk berat. Lalu, kami pergi ke villa. Tapi … di kamar yang biasa aku tempati ada seorang gadis. Dan aku telah …”

Darren memejamkan matanya.

Meskipun terlahir dari keluarga berada, tetapi dia pemuda lurus. Darren tak suka melakukan hal yang aneh-aneh. Hanya sebatas minum sedikit yang pernah dia lakukan. Itu pun saat bertemu dengan klien bisnis. Selebihnya, dia tak pernah bermain wanita, hingga melakukan hubungan intim.

“Baiklah.”

Kinan berpikir keras. Dia tak menyangka Darren bisa mengalami peristiwa pelik seperti itu.

Sama seperti halnya Darren dia tak percaya Darren bisa melakukan hal itu ataupun terjebak dalam situasi rumit tersebut.

Kinan percaya jika Darren anak yang baik.

Namun, dia juga tak ingin menyalahkan anak kandungnya, Daniel.

Dalam hati, Kinan mengiyakan bahwa memang Daniel yang menjebak kakaknya sendiri.

Dia percaya pada Darren yang memang senantiasa jujur berbeda dengan Daniel yang selalu berdusta dan membangkang.

Namun, Daniel adalah segala baginya, sehingga tak mungkin dia akan menghukum Daniel dengan tangannya. Biarlah hal tersebut urusan belakangan.

Kini Kinan harus mencari solusi untuk Darren, setidaknya meredam amarah pada adiknya.

“Darren, dengar baik-baik Mommy! Mommy mengerti apa yang kau alami. Hanya saja ... meskipun hubungan kalian kurang baik, Daniel tak mungkin melakukan hal semacam itu, Nak! Bisa saja, ada orang yang menjebak kau dan Daniel. Hal yang mungkin terjadi mengingat kalian anak dari pengusaha sukses. Mungkin, mereka ingin menghancurkan hubungan kalian sebagai kakak beradik, reputasi Daddy dan imbasnya pada perusahaan.”

Kinan mencari seribu alasan untuk meredam situasi pelik tersebut.

Darren terdiam.

Namun, perlahan ia menggerakan bibirnya menatap ke arah anak tangga di mana Daniel tengah turun dan menatapnya dengan seringai culas. "Selamat pagi, Mas Darren."

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Tatik Ruksin
bagus ceritanya
goodnovel comment avatar
Boy
sejauh ini bagus
goodnovel comment avatar
Pie Mar
terima kasih akak sudah mampir
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Extra part

    Setahun kemudian,Yusuf dan Farah kini sudah tinggal terpisah dari keluarganya masing-masing. Sebagai seorang suami yang bertanggung jawab, Yusuf membangun sebuah rumah mewah untuk istrinya. Tak kalah mewah dengan rumah keluarga istrinya.Karena Yusuf seorang yang paham agama sehingga ia meyakini bahwa ia harus memberikan yang terbaik untuk istrinya. Bahkan ia memberikan nafkah terbaik, lebih baik dari apa yang istrinya dapatkan dari ayahnya. Yusuf bekerja keras di perusahaan sang ayah. Ia juga menjadi dosen di salah satu perguruan tinggi swasta di akhir pekan untuk mengamalkan ilmunya dalam ilmu Quran dan hadist. Selain itu, pemuda tampan itu membuat buku dan banyak melakukan seminar dan workshop sebagai seorang penulis dan pendidik.Malam itu, Yusuf pulang terlambat ke rumah. Tepat pukul sembilan malam, ia baru saja memarkirkan kendaraan SUV miliknya di halaman rumahnya yang sangat asri.Rumah itu dibangun di atas lahan hektaran. Pemuda yang visioner itu ingin kelak memiliki banyak

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 95 (happy ending)

    Perlahan, Yusuf pun melepas jilbab Farah dan tersenyum menatapnya. Tangannya dengan lembut melepas ikatan rambut Farah hingga membuat rambutnya terburai. Rambutnya yang hitam nan panjang mencuri atensinya.Tanpa sàdar, Yusuf merengkuh sejumput rambutnya yang halus kemudian menciumnya seraya memejamkan matanya. Farah menatap suaminya dengan tatapan penuh damba. Pemuda tampan itu kita sudah menjadi miliknya seutuhnya.“Yusuf, aku mau mandi,” ucap Farah dengan gugup. Berdekatan dengan Yusuf sungguh membuat tubuhnya panas dingin. Ia butuh waktu untuk beradaptasi dengan suaminya.“Tentu, Sayang,” jawab Yusuf sembari berdiri. Pemuda tampan itu berjalan menuju lemari dan mengambil handuk. Kemudian ia menoleh ke arah Farah yang masih sibuk merapikan aksesoris pengàntin. “Sayang, ini handuknya. Aku taruh di atas nakas.”Dipanggil dengan sebutan sayang, Farah semakin salah tingkah. Ia lantas berpikir nama panggilan untuk suaminya. “Yusuf, aku harus memanggilmu apa? Hum, meskipun kita seumuran, k

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 94

    Sebulan berlalu. Persiapan pernikahan Farah dan Yusuf sudah rampung. Hari bahagia yang dinantikan itu telah tiba. Setelah melewati berbagai macam ujian dan rintangan dalam kisah cinta mereka, akhirnya, Farah dan Yusuf bisa bersanding di sebuah tempat yang sakral dan suci.Pagi itu, pukul 09.00 WIB Farah dan Yusuf akan melangsungkan akad walimah yang diadakan di ballroom salah satu hotel bintang lima milik sang ayah. Di pelaminan, Yusuf dan sang ayah—Attar serta pamannya sudah bergabung dengan keluarga inti pihak perempuan; Darren Dash, Jonathan Dash yang kini sudah duduk di kursi roda, Naufal Alatas, Daniel Dash, penghulu, dan saksi. Di tempat yang berbeda Farah ditemani sang ibu dan keluarga perempuannya menunggu detik demi detik acara yang sakral itu dimulai. Pernikahan diadakan secara syariat di mana pihak lelaki dan perempuan dipisah.Suara microphone mulai menggema. Seorang MC mulai mengarahkan acara hingga tibalah waktunya Yusuf mengucapkan kalimat ijab qabul dengan lantang. Set

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 93

    Darren mendapat telepon dari asistennya yang mengatakan bahwa putrinya mengendarakan mobil mewahnya dengan sangat cepat menuju pantai. Ia terkejut mendengarnya dan langsung berniat menyusul putrinya. Ia memiliki firasat buruk. Semenjak pagi ia merasa tak enak hati. Ia terus memikirkan putrinya.Tak biasanya putrinya pergi bepergian jauh tanpa mengabarinya. Terdengar aneh bukan!Darren Dash semakin tersulut emosi saat ia berada di jalan menuju pantai yang biasa putrinya kunjungi, ia melihat mobil Yusuf berada di depannya. Tak lain tak bukan, pemuda itu juga terlihat akan pergi ke pantai. Bahkan ia melajukan kendaraannya dengan sangat cepat. Sisi lain, Darren Dash memilih memelankan laju kendaraannya karena ingin tahu apa yang mereka lakukan di pantai berduaan. Tak bisa dibiarkan! Farah sudah keterlaluan.Darren berzikir untuk mengendalikan emosinya. Ia pun melihat mobil milik Yusuf sudah terparkir di area parkir yang luas area pantai. Pria dewasa itu terus melangkahkan kakinya, berjal

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 92

    Setelah kejadian kecelakaan tadi, Yusuf tergesa-gesa mengejar kembali Farah meskipun kendaraannya ketinggalan jauh. Pemuda itu hanya mengkhawatirkan kondisi gadis itu yang tengah kalut. Kabar tentang cerita masa lalu ke dua orang tuanya sungguh melukai batinnya. Saat ini gadis bermanik hazel itu belum menerima fakta mengejutkan itu.“Argh! Farah jangan bertindak bodoh!” geram Yusuf usai membanting ponselnya hingga terbanting ke atas kursi. Beruntung, ponsel itu tidak jatuh ke kolong kursi mobil.Nomor telepon Farah tidaklah aktif. Yusuf hanya bisa menghela nafas berat mengingat karakter Farah yang memang keras kepala.“Allah, lindungilah Farah. Amin,” gumam Yusuf tak henti-hentinya berzikir. Yusuf mengedarkan pandangannya mencari mobil putih milik Farah. Sial, di jalan yang dilewatinya ada banyak mobil putih namun bukan mobil Farah barang tentu. Mobil Farah termasuk mobil mewah.Yusuf pun menepikan mobilnya menuju pom bensin terdekat. Ia akan mengisi bahan bakar terlebih dahulu untuk

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 91

    Semua orang yang berada di cafe panik saat melihat adegan yang terjadi di antara Farah dan Elia.Tanpa belas kasih, Elia mengambil cangkir kopi dari nampan—yang dibawa pelayan kemudian menumpahkannya pada wajah Farah dengan gerakan yang sangat cepat.Namun, sebuah pertolongan datang. Dengan gerakan yang lihai dan gesit, sosok pemuda tampan maju, berusaha melindungi Farah. Ia memeluk Farah. Meski tidak benar-benar memeluk karena ke dua tangannya tidak menyentuh tubuh gadis itu.Farah hanya memejamkan matanya reflek saat air cipratan itu mengenai pipinya. Namun saat ia membelakan matanya, ia tersentak kaget, karena Yusuf berada di sana melindunginya dari aksi keji Elia. Kini punggung Yusuf yang terkena cipratan kopi yang panas itu.“Yusuf,” imbuh Farah dengan berurai air mata. Entahlah, perasaan Farah berkecamuk. Cerita dari bibir Elia tentang ayahnya dan menatap Yusuf yang selalu saja menjadi garda terdepan dalam menolongnya, membuat lelehan air mata terus menerus menetes.Tatapan Yusuf

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status