Share

Bab 73

Author: Tiffany
last update Last Updated: 2025-07-25 22:45:39

Mentari pagi menyelinap perlahan melalui celah-celah tirai tipis yang tergantung di jendela rumah baru milik Sadewa dan Alika. Sinar lembutnya menyentuh lembut dinding-dinding berwarna krem dan lantai kayu yang hangat, menambah suasana tenang namun penuh makna di pagi itu. Aroma harum melati yang tergantung di berbagai sudut rumah menyatu bersama semilir angin, menciptakan nuansa damai yang terasa hampir sakral. Rumah itu kini tidak hanya sekadar tempat tinggal, tetapi telah menjadi panggung utama untuk sebuah peristiwa besar—hari yang akan mengukuhkan kembali cinta yang telah bertumbuh dan bersemi, dalam bentuk pernikahan yang diulang, bukan karena keterpaksaan, melainkan karena cinta sejati yang telah tumbuh begitu dalam dan tulus di antara mereka.

Pagi itu, Alika membuka matanya lebih awal dari biasanya. Cahaya matahari yang baru muncul menyentuh wajahnya dengan lembut, membuat kulitnya tampak berkilau alami. Rambut panjangnya yang masih terurai acak-acakan setelah tidur malam yang
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
madul
lnjutt thor
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dinodai adiknya, dinikahi kakaknya   Bab 74

    Pagi hari pernikahan itu datang dengan gegap gempita yang seakan menggema dalam setiap sudut rumah baru Sadewa dan Alika. Matahari belum sepenuhnya naik ke langit, namun hiruk-pikuk sudah terdengar di halaman depan, di dapur, hingga ke kamar-kamar lantai atas. Udara pagi yang sejuk dibalut semerbak wangi dupa, mawar putih, dan melati segar yang tersebar di berbagai sudut rumah, menciptakan nuansa sakral dan lembut. Hari itu benar-benar berbeda. Tidak hanya karena dekorasi putih dan emas yang menghiasi seluruh rumah, tetapi karena getaran bahagia yang terpancar dari setiap wajah yang berlalu-lalang.Alika duduk di depan cermin besar di kamar pengantin. Lampu putih hangat memantulkan bayangan dirinya yang sedang dirias perlahan oleh tangan-tangan terampil tim make up artist. Ia mengenakan kebaya putih rancangan desainer favoritnya, yang dibuat khusus untuk hari ini. Kebaya itu dibuat dari bahan brokat halus, bertabur manik-manik kecil yang tertata rapi di bagian bahu dan dada, memantulk

  • Dinodai adiknya, dinikahi kakaknya   Bab 73

    Mentari pagi menyelinap perlahan melalui celah-celah tirai tipis yang tergantung di jendela rumah baru milik Sadewa dan Alika. Sinar lembutnya menyentuh lembut dinding-dinding berwarna krem dan lantai kayu yang hangat, menambah suasana tenang namun penuh makna di pagi itu. Aroma harum melati yang tergantung di berbagai sudut rumah menyatu bersama semilir angin, menciptakan nuansa damai yang terasa hampir sakral. Rumah itu kini tidak hanya sekadar tempat tinggal, tetapi telah menjadi panggung utama untuk sebuah peristiwa besar—hari yang akan mengukuhkan kembali cinta yang telah bertumbuh dan bersemi, dalam bentuk pernikahan yang diulang, bukan karena keterpaksaan, melainkan karena cinta sejati yang telah tumbuh begitu dalam dan tulus di antara mereka.Pagi itu, Alika membuka matanya lebih awal dari biasanya. Cahaya matahari yang baru muncul menyentuh wajahnya dengan lembut, membuat kulitnya tampak berkilau alami. Rambut panjangnya yang masih terurai acak-acakan setelah tidur malam yang

  • Dinodai adiknya, dinikahi kakaknya   Bab 72

    Malam itu, bintang-bintang seperti turut tersenyum menyaksikan cinta yang tumbuh kian hangat di antara Sadewa dan Alika. Setelah momen lamaran yang begitu manis dan menyentuh, mereka kembali duduk di meja makan taman belakang. Suasana masih diselimuti cahaya hangat dari lampu gantung dan lilin-lilin kecil, serta lantunan musik lembut yang mengiringi detak jantung mereka yang masih terpaut oleh rasa haru dan cinta.Alika menggenggam tangan Sadewa di atas meja. Cincin berlian di jari manisnya berkilau, tapi cahaya itu tidak lebih terang daripada senyum yang kini tak pernah lepas dari bibirnya."Aku masih nggak percaya semua ini terjadi malam ini," bisik Alika sambil menatap Sadewa penuh rasa cinta.Sadewa mengusap punggung tangannya dengan ibu jarinya. "Percayalah, malam ini baru permulaan. Aku ingin setiap harimu bersamaku seperti ini, Alika. Aku ingin kita merancang masa depan, rumah yang bahagia, kehidupan yang sederhana tapi penuh cinta."Alika mengangguk, matanya berkaca-kaca lagi.

  • Dinodai adiknya, dinikahi kakaknya   Bab 71

    Langit senja mulai memudar, berganti cahaya malam yang tenang dan penuh kehangatan. Di dalam mobil yang melaju pelan melewati jalanan kota, Alika duduk dengan tangan menggenggam erat jari Sadewa. Jantungnya masih berdegup kencang sejak sang suami muncul di depan pintu dengan tatapan tak berkedip dan senyum yang membuat tubuhnya terasa melayang. Tapi kini, saat mobil berhenti sejenak di sebuah persimpangan, Sadewa menoleh padanya."Boleh abang minta tolong satu hal?" tanyanya lembut, dengan senyum penuh makna.Alika mengangguk pelan, menatap wajah pria yang kini duduk di sisinya. "Apa itu, bang?"Sadewa mengangkat tangannya yang lain, menggenggam sehelai kain satin berwarna lembut dari dashboard mobil."Tutup matamu dulu sebentar ya. Abang mau bawa kamu ke tempat yang spesial."Alika tersenyum, sedikit gugup. "Tempat spesial? Kita bukan mau makan malam?""Makan malamnya tetap ada... tapi sebelumnya abang ingin kamu lihat sesuatu. Atau... lebih tepatnya, merasakannya lebih dulu sebelum

  • Dinodai adiknya, dinikahi kakaknya   Bab 70

    Sore itu, rumah kediaman keluarga Sadewa terasa lebih hidup dari biasanya. Bias cahaya matahari yang mulai condong ke barat menyinari setiap sudut ruangan dengan kehangatan keemasan yang lembut. Di dalam kamar, Alika tengah duduk di depan meja rias, tatapannya jatuh pada layar ponsel yang baru saja menyala karena sebuah pesan masuk. Jari-jarinya sempat gemetar kecil, dan matanya membelalak pelan saat membaca isi pesan itu."Aku kirim seseorang untuk menyulap kamu malam ini. Pukul 7 aku jemput, sayang."Alika mengulang membaca pesan itu dua kali, memastikan bahwa ia tidak salah baca. Dada perempuan muda itu sontak berdegup lebih cepat. Sebuah perasaan hangat, gugup, sekaligus antusias menyelimuti dirinya. Sadewa—suaminya, pria yang selama ini dikenal Alika sebagai pribadi tenang dan sedikit tertutup soal perasaan—tiba-tiba mengajaknya makan malam romantis di luar, dan bahkan sampai mengirim seseorang untuk mendandaninya.Sebuah ketukan pelan di pintu membuat lamunan Alika buyar. "Non,

  • Dinodai adiknya, dinikahi kakaknya   Bab 69

    Pagi itu, langit masih merona lembut, seperti baru saja menyentuh batas antara malam dan fajar. Sinarnya menyelinap pelan lewat celah tirai jendela, menguar cahaya keemasan yang jatuh tepat di atas wajah dua insan yang tengah tertidur dalam balutan kehangatan rumah tangga yang mulai terbentuk dengan sendirinya. Di antara cahaya itu, sepasang mata perlahan membuka, bening dan tajam, menatap ke arah satu wajah yang telah menjadi dunia barunya.Sadewa tidak langsung bangkit dari tempat tidur seperti kebiasaannya setiap pagi. Hari ini, entah kenapa, dia membiarkan tubuhnya tetap terbaring di sisi ranjang, nyaris tak bergerak, seolah takut mengganggu lukisan indah di hadapannya. Di sana, tepat di sampingnya, Alika masih tertidur dengan posisi menyamping, wajahnya menghadap ke arahnya. Wajah itu begitu tenang, damai, seakan tak tersentuh oleh keributan dunia luar. Ada kelembutan alami yang membuat siapa pun betah berlama-lama menatapnya.Lelaki itu tersenyum kecil. Bukan senyum yang dibuat-

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status