Share

Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan
Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan
Author: Rani

Bab 1

Author: Rani
last update Last Updated: 2024-01-31 12:19:05

"Kak, minta uang dong."

Aisyah mendongak, menatap Sinta, sang adik iparnya yang mengadahkan tangan kepadanya. Walaupun lebih muda beberapa tahun dari Aisyah, tapi perempuan itu sama sekali tidak ada sopan santunnya.

"Uang Kakak udah habis, Abang kamu belum gajian," ujar Aisyah.

"Ih, Kakak kok pelit banget sih padahal 'kan itu uang Abang aku!" bentaknya kesal.

"Bukannya Kakak pelit, Sin, uangnya udah habis untuk beli kebutuhan rumah." Aisyah mengelus dadanya, ini bukan kali pertama ia dibentak oleh adik ipar.

Memang kerjaan suaminya sangat mapan dan gajinya juga lumayan besar, namun ia harus membayar tagihan listrik, tagihan air, cicilan mobil, kuliah adik iparnya, belanja dapur, belum lagi uang untuk mertua serta adik iparnya yang selalu pergi shopping.

Sinta melemparkan gelas yang berada didekatnya dengan sekuat tenaga, ia sangat kesal dengan Aisyah karena tidak memberikannya uang.

"Ada apa ini?" Davit yang mendengar pecahan gelas, langsung keluar dari kamarnya dan mendekati dua perempuan yang sedang beradu mulut di dapur.

"Kak Aisyah enggak mau kasih uang," adu Sinta kepada abangnya.

"Bukannya enggak mau tapi uangnya sudah habis untuk beli kebutuhan dapur," ujar Aisyah meluruskan, ia tidak ingin suaminya salah paham dengan dirinya.

"Ya udah kamu sabar dulu, nanti kalau abang sudah gajian, Abang akan lebihkan untuk kamu," ujar Davit lembut, ia tidak ingin melihat istri dan adiknya selalu bertengkar.

"Tapi enggak mungkin uangnya habis, pasti istri kamu enggak becus urus keuangan atau enggak ia pakai untuk berfoya-foya dengan lelaki lain," ujar Bu Wiwik--ibu mertua Aisyah.

"Iya benar, masa gaji kamu sepuluh juta bisa habis dalam sekejap? Emangnya kamu enggak curiga dia pakai uangnya untuk apa aja?" tambah Bayu--bapak mertua Aisyah.

Aisyah memejamkan matanya berusaha untuk bersabar, keluarga suaminya memang sangat menguji kesabarannya, mereka pikir bayar semua cicilan bisa pake daun? Mereka pikir uang yang selama ini dipakai untuk berfoya-foya turun dari langit?

"Udah, aku mau berangkat ke kantor dulu," ujar Davit.

"Mas enggak mau sarapan dulu?" tanya Aisyah. Enggak biasanya lelaki itu pergi tanpa makan makanan istrinya.

"Mas makan di kantin kantor aja, pagi ini Mas ada meeting." Aisyah mengangguk, ia mengantarkan suaminya sampai kedepan pintu.

"Hati-hati ya, Mas, semangat kerjanya." Tidak lupa perempuan itu mencium tangan suaminya.

"Iya, kamu juga harus akur dengan keluarga Mas." Setelah berpamitan dan mengecup singkat kening istrinya, Davit menjalankan mobilnya menuju Angkasa Group--perusahaan tempatnya bekerja.

Setelah mobil suaminya sudah tidak terlihat, perempuan berlesung pipi itu kembali masuk ke dalam rumah, ia menghembuskan napas kasar melihat mertua serta adik iparnya menghabiskan semua makanannya.

"Kenapa semua makanannya dihabiskan?" tanyanya lemah.

"Ups, maaf ya, kita lupa kalau Kakak belum makan," ujar Sinta dengan nada mengejek.

"Tinggal masak lagi apa susahnya sih? Lagian kamu masaknya sedikit makanya habis," ujar Ibu mertua tanpa rasa bersalah.

Mau tidak mau, perempuan berkulit putih itu menggoreng telur untuk mengisi perutnya yang lapar, kalau bukan karena suaminya yang selalu memintanya bertahan, ia tidak akan sanggup bertahan sampai selama ini.

"Ya Allah tolong perbesar lagi kesabaran aku untuk menghadapi sikap mereka yang semakin lama semakin keterlaluan kepada aku," batinnya.

Setelah selesai makan, ia membersihkan meja makan, ia membawa piring bekas makan mereka ke wastafell, lihatlah tidak ada yang membantunya mengerjakan pekerjaan rumah, ia selalu dijadikan layaknya pembantu oleh keluarga suaminya.

Matahari sudah terbenam dan digantikan oleh langit malam yang disinari oleh cahaya bulan, perempuan berhidung mancung tersebut sudah berkutat di dapur menyiapkan makan malam untuk suami serta mertuanya.

"Masak yang enak, malam ini akan kedatangan orang yang sangat spesial," ujar Bu Wiwik.

"Siapa Bu?" tanya Aisyah penasaran.

"Nanti kamu juga akan tahu!"

Aisyah kembali fokus untuk memasak, entah kenapa hatinya gelisah, seperti ada hal buruk yang akan menimpanya, perempuan itu teringat dengan suaminya, ia berdoa agar Tuhan selalu melindungi lelaki pujaan hatinya.

Setelah selesai memasak beberapa menu, Aisyah lalu menyajikannya di meja makan, mertua serta adik iparnya duduk di ruang keluarga menonton film tanpa berniat membantunya.

Beberapa menit berlalu, terdengar suara mobil yang berhenti di halaman rumah, bibir perempuan tersebut mengembang karena suaminya sudah pulang, segera ia membuka pintu untuk menyambut kedatangan suaminya, namun setelah pintu terbuka senyumannya luntur melihat ada perempuan lain yang menggandeng tangan suaminya.

"Di-dia siapa, Mas?" tanyanya terbata-bata.

"Sebaiknya kita masuk dulu." Lelaki itu masuk tanpa melirik kearah istrinya, ia berjalan sambil menggandeng perempuan lain.

"Kalian sudah datang, eh sini duduk dulu," ujar Bu Wiwik kepada perempuan tersebut.

Mereka sangat antusias melihat kedatangan perempuan itu tanpa memikirkan perasaan menantunya yang sangat sakit.

"Aisyah ikut gabung sini, ada sesuatu yang ingin Mas sampaikan." Aisya hendak duduk disamping Davit, namun dicegah oleh perempuan yang berpenampilan modis sangat berbanding terbalik dengannya yang hanya menggunakan daster.

Aisyah mengalah, ia duduk disofa tunggal, perasaannya sangat gelisah, pikiran-pikiran buruk sudah berputar dikepalanya.

Siapakah perempuan itu? Kenapa ia bisa bersama dengan suaminya? Apa hubungan mereka berdua? Apa hanya sekedar rekan bisnis atau ada hubungan lain di antara mereka?

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nuineglasari
menguras emosi
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 14

    "Kenapa pada natap aku seperti itu? Aku ada salah?" tanya Rani sedikit tidak nyaman dengan tatapan dari mereka."Kita cuma kaget aja tiba-tiba kamu langsung ngajakin Gus Zizan nikah," jawab Bagas mewakili yang lain."Emangnya ada yang salah? Bukannya setelah lamaran harus segera menikah?" tanya Rani lagi."Tidak ada yang salah tetapi perkataan kamu itu sangat sulit untuk dicerna," jawab Ivan, sedangkan Zizan dan kedua orang tuanya hanya bisa bungkam."Aku benar-benar ingin segera menikah dengan Gus Zizan, tenang saja aku akan tetap menyelesaikan sekolah aku," ujar Rani berusaha meyakinkan."Menurut kamu definisi menikah itu seperti apa?" tanya Zizan. Sekarang hanya ada mereka berdua di ruangan tersebut. Orang tua serta sahabatnya sengaja keluar agar memberikan waktu untuk mereka berbicara empat mata."Menyatukan laki-laki dan perempuan di ikatan janji suci sehingga mereka hidup bersama serta diberikan keturunan yang soleh dan soleha."Zizan tersenyum, lalu berkata, "Menikah bukan hany

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 13

    "Kenapa kalian diam? Tadi Abi dengar kalian sedang adu mulut bahkan terdengar hingga luar," tanya Abi.Diperjalanan ingin ke UKS melihat keadaan calon menantu, Abi dan Umi tidak sengaja mendengar suara seseorang yang terdengar seperti sedang adu mulut dan suara itu sangatlah mereka kenali, beruntung disekitaran sedang sepi jadi tidak ada santri yang mendengar, mereka mempercepat langkahnya agar segera sampai ke UKS.Sesampinya di dekat pintu UKS, mereka berhenti sejenak memastikan bahwa suara tersebut benar berasal dari dalam ruangan tersebut, mereka menghela napas dan perlahan masuk."Gapapa Abi, cuma sedikit kesalahpahaman saja," jawab Zizan akhirnya."Nak, di dalam suatu hubungan pasti selalu ada ujiannya apalagi sekarang kalian sedang berada di masa pertunangan yang sangat rawan akan cobaan, tetapi Abi selalu berharap agar kalian bisa melewati semua ujiannya bersama-sama dan menyelesaikannya dengan kepala dingin, jangan sampai ego kalian menghancurkan hubungan yang telah kalian ja

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 12

    Rani terbangun lalu melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 04.50, ia bergegas ke kamar mandi untuk mencuci muka dan berwudhu, ia harus segera ke Masjid sebelum teman asramanya datang biar mereka tidak curiga karena tidak melihat Rani di tempat tidur."Abi, Umi," sapa Rani ketika tidak segaja berpapasan dengan calon mertuanya tersebut."Bagaimana tidurnya nyenyak?" tanya Umi mengusap rambut Rani yang tertutup ketudung mocca tersebut."Nyenyak banget Umi," jawab Rani tersenyum mengembang."Kamu mau ke Masjid ya? Ayo kita bareng saja," ajak Abi, ia bahagia karena perlahan perempuan tersebut sudah bisa membiasakan dirinya di Pesantren dan terlihat Rani juga sudah rajin solat lima waktu, ia juga tidak pernah mendengar calon menantunya itu berbuat keributan."Maaf Abi tapi kayanya ga usah deh, Umi sama Abi duluan saja, Rani sungkan jika nanti ada santri yang lihat, bisa berpikiran macam-macam mereka karena aku dekat dengan kalian padahal notabenya aku santri baru di sini," jelas R

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 11

    Jam sudah menunjukkan pukul 22.15 WIB Rani bersiap-siap untuk pergi ke rumah orang tua Zizan, ia berjalan sepelan mungkin agar tidak mengganggu para temannya yang sudah memejamkan mata."Kamu mau kemana?" tanya Najwa yang terlihat sudah berdiri dari tempat tidur.Rani membalikkan badannya, ia tersenyum gugup. "Eh kamu mau ngapain?" tanya Rani balik bertanya."Seharusnya aku yang tanya kamu mau kemana? Kok kaya mencurigakan gitu?" tanya Najwa dengan mata memicing. "Ayo jujur kamu mau kemana? Apa mau kabur?""Ihh kamu ini suudzon mulu, aku mau ke dapur ambil minum," jawab Rani gugup."Kamu mau kemana?" tanya Rani masih penasaran kenapa perempuan itu terbangun."Aku mau ke toilet," jawab Najwa."Oh ya udah aku pergi dulu ya, kebetulan stok minum aku udah habis," ujar Rani beralasan, ia yakin kali ini alasannya sedikit meyakinkan."Jangan lama-lama biasanya nanti ustadzah datang untuk melihat para santri, bisa bahaya kalau kamu ga ada di asrama," ujar Najwa, benar saja terkadang ustadzah

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 10

    "Tidak baik marahan terlalu lama," ujar Umi membuyarkan lamunan Rani."Eh Umi," ujarnya tidak lupa mencium tangan yang hampir keriput tersebut."Kenapa? Sini cerita sama Umi, apa Zizan menyakiti perasaanmu sehingga kalian marahan seperti ini?""Engga kok Umi, Gus Zizan ga pernah menyakiti aku tapi hanya saja aku butuh waktu untuk mencerna semua yang terjadi, jujur aku sedikit merasa tersindir dengan kajian Zizan tadi Subuh, aku tahu aku telah melakukan kesalahan besar tapi aku belum bisa untuk melupakannya begitu saja.""Umi paham bagaimana perasaanmu dan Umi percaya perlahan kamu akan bisa terbiasa dengan Zizan, kalian hanya kurang komunikasi saja makanya masih terlihat canggung dan untuk masalah pacar kamu yang di kota, sekarang kamu masih berkabar tidak dengannya?"Rani menggeleng, ia tidak tahu bagaimana kabar lelaki tersebut, bahkan Fero sepertinya tidak punya niatan untuk mencari keberadaan dirinya."Sebaiknya kamu solat istikharah minta petunjuk kepada Allah karena tempat yang

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 9

    "Rani bangun, kita solat subuh dulu yuk," ujar Nada membangunkan perempuan yang baru saja menjadi sahabatnya itu."Bentar lagi Nad," ujar Rani dengan mata yang masih terpejam, ia baru saja bisa tidur tetapi malah dibangunkan oleh Nada."Ini udah masuk waktu subuh Ran, ayo kita ke musholla, nanti telat loh," ujarnya memaksa perempuan itu untuk bangun.Rani duduk, ia bersusah payah membuka matanya. "Emangnya harus banget ya kita solat Subuh berjamaah? Apa ga bisa nanti aja? Aku masih ngantuk," tanyanya dengan suara khas orang bangun tidur.Nada menghela napas, ia harus memperluas kesabarannya menghadapi perempuan dihadapannya ini."Kita sebagai umat muslim harus segera melaksanakan solat lima waktu terutama solat Subuh karena banyak keistimewaan dan manfaatnya.Dalam sebuah Hadis riwayat Ibnu Majah dan Thabrani mengatakan barang siapa salat subuh berjamaah, maka dia dalam perlindungan Allah. Selain itu kita juga akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda, pahala tersebut tidak hanya di

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status