Share

Bab 2

Author: Rani
last update Last Updated: 2024-01-31 12:20:24

"Siapa perempuan ini, Mas?" tanya Aisyah.

Suasana kembali hening, tidak ada yang mengeluarkan suara membuat Aisyah semakin dilanda kegelisahan.

"Mas, jawab aku! Siapa perempuan ini?" Tidak terhitung sudah berapa kali pertanyaan itu keluar dari mulut perempuan yang tengah di landa pikiran-pikiran buruk.

Sebelum menjawab, Davit menghela napas, ia tahu jawabannya akan menyakiti hati dan perasaan istrinya, namun ia tidak ada pilihan lain, ia tidak bisa menyembunyikan hal ini lebih lama lagi.

"Elsa, perempuan yang didalam rahimnya terdapat darah daging aku." Jawaban Davit membuat Aisyah sangat syok.

"I-ini enggak benar kan, Mas? Kamu enggak mungkin selingkuhin aku, kan?" Aisyah berusaha berpikir positif, ia masih tidak bisa menerima kenyataan ini.

Davit berlutut dihadapan Aisyah lalu memegang kedua tangan perempuan yang bersamanya selama dua tahun.

"Maafkan, Mas, Syah, ini semua benar dan terima Elsa menjadi madu kamu ya," bujuk Davit lembut.

Bulir air mata mengalir deras keluar dari kelopak mata beriris cokelat, pundaknya naik turun, tubuhnya gemetar, dunianya terasa hancur menerima kenyataan suami yang selama ini ia banggakan ternyata tega mengkhianati janji suci pernikahannya.

"Kenapa Mas tega melakukan ini semua sama aku? Apa salah aku sehingga Mas mencari perempuan lain?" tanya Aisyah sesenggukan.

"Maaf, Syah, Mas khilaf," ujar lelaki itu menunduk, ia tidak berani menatap wajah istrinya.

Aisyah menarik napas dalam, oksigen diruangan itu seakan habis, dadanya sangat sesak.

"Sampai kapanpun aku enggak akan sudi dimadu!" seru Aisyah, ia berdiri dan berjalan meninggalkan para manusia tidak punya hati itu.

"Dasar perempuan enggak tahu terima kasih, kalau bukan karena anak saya yang menikahi kamu mungkin sekarang hidupmu semakin melarat dikampung!" teriak Bu Wiwik.

"Gini nih kalau perempuan kampung dilembutin, malah ngelunjak!" timpal Bayu.

"Udah deh Kak, talak aja perempuan kampung itu, enggak berguna yang ada malah nambah beban kita aja!" Perkataan Santi tidak kalah pedas.

Perempuan malang itu hanya diam, ia terus berjalan menuju kamarnya, perkataan yang dilontarkan oleh mereka membuat hatinya sangat hancur, hatinya bagai dicabik oleh belati tajam.

Begitu hinanya gadis kampung dimata mereka? Setelah semua yang Aisyah lakukan, apa tidak ada satu pun hal yang berharga dimata mereka?

Aisyah membuka jendela kamar, ia memejamkan mata membiarkan angin malam menabrak tubuhnya, tidak ada satupun bintang yang menghiasi langit malam seakan ikut merasakan kesedihannya.

"Syah, tolong izinkan Mas menikah lagi." Perempuan itu merasakan sepasang tangan kekar yang memeluknya dari belakang.

Aisyah menarik napas lalu membuangnya secara perlahan. "Apa kesalahan yang sudah aku perbuat sehingga dengan teganya Mas menduakan aku?" tanyanya lirih.

Lelaki itu membalikkan badan istrinya agar ia bisa dengan jelas menatap wajah perempuan cantik itu. "Hei lihat Mas!" perintahnya ketika wanitanya menunduk.

"Kamu tidak salah, Mas yang salah karena sudah membawa perempuan lain dalam rumah tangga kita, namun Mas enggak ada pilihan lain, ia sedang mengandung darah daging Mas," jelas Davit sendu.

"Kenapa dia bisa mengandung anak Mas? Apa kalian sudah sering melakukan hubungan suami istri?" Walaupun perempuan malang itu sudah tahu jawabannya, namun ia tetap ingin mendengar jawaban yang keluar dari mulut suminya.

Lelaki berkumis tipis itu terdiam, seketika bibirnya susah untuk digerakkan, suaranya seketika tidak bisa keluar.

"Jawab Mas! Jawab!" teriak Aisyah penuh emosi.

"Ma-maaf, Mas memang lelaki yang tidak bersyukur, Elsa mantan Mas dan beberapa bulan yang lalu kita tidak sengaja bertemu disebuah cafe, perasaan yang telah lama hilang tiba-tiba kembali datang ketika pertama kali melihat mata indahnya...."

"Stop! Udah cukup Mas, enggak usah diteruskan, aku tahu disini aku yang bodoh karena tidak menyadari semuanya, ternyata kamu sudah bermain api dengan perempuan lain." Hati Aisyah sesak mendengar semuanya, ia tidak menyangka ternyata lelaki yang sangat ia sayangi tega mengkhianati hati dan perasaannya.

"Silahkan Mas pilih aku atau dia? Karena sampai kapanpun aku enggak akan sudi berbagi suami dengan perempuan manapun!" ujar Aisyah tidak terbantahkan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 14

    "Kenapa pada natap aku seperti itu? Aku ada salah?" tanya Rani sedikit tidak nyaman dengan tatapan dari mereka."Kita cuma kaget aja tiba-tiba kamu langsung ngajakin Gus Zizan nikah," jawab Bagas mewakili yang lain."Emangnya ada yang salah? Bukannya setelah lamaran harus segera menikah?" tanya Rani lagi."Tidak ada yang salah tetapi perkataan kamu itu sangat sulit untuk dicerna," jawab Ivan, sedangkan Zizan dan kedua orang tuanya hanya bisa bungkam."Aku benar-benar ingin segera menikah dengan Gus Zizan, tenang saja aku akan tetap menyelesaikan sekolah aku," ujar Rani berusaha meyakinkan."Menurut kamu definisi menikah itu seperti apa?" tanya Zizan. Sekarang hanya ada mereka berdua di ruangan tersebut. Orang tua serta sahabatnya sengaja keluar agar memberikan waktu untuk mereka berbicara empat mata."Menyatukan laki-laki dan perempuan di ikatan janji suci sehingga mereka hidup bersama serta diberikan keturunan yang soleh dan soleha."Zizan tersenyum, lalu berkata, "Menikah bukan hany

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 13

    "Kenapa kalian diam? Tadi Abi dengar kalian sedang adu mulut bahkan terdengar hingga luar," tanya Abi.Diperjalanan ingin ke UKS melihat keadaan calon menantu, Abi dan Umi tidak sengaja mendengar suara seseorang yang terdengar seperti sedang adu mulut dan suara itu sangatlah mereka kenali, beruntung disekitaran sedang sepi jadi tidak ada santri yang mendengar, mereka mempercepat langkahnya agar segera sampai ke UKS.Sesampinya di dekat pintu UKS, mereka berhenti sejenak memastikan bahwa suara tersebut benar berasal dari dalam ruangan tersebut, mereka menghela napas dan perlahan masuk."Gapapa Abi, cuma sedikit kesalahpahaman saja," jawab Zizan akhirnya."Nak, di dalam suatu hubungan pasti selalu ada ujiannya apalagi sekarang kalian sedang berada di masa pertunangan yang sangat rawan akan cobaan, tetapi Abi selalu berharap agar kalian bisa melewati semua ujiannya bersama-sama dan menyelesaikannya dengan kepala dingin, jangan sampai ego kalian menghancurkan hubungan yang telah kalian ja

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 12

    Rani terbangun lalu melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 04.50, ia bergegas ke kamar mandi untuk mencuci muka dan berwudhu, ia harus segera ke Masjid sebelum teman asramanya datang biar mereka tidak curiga karena tidak melihat Rani di tempat tidur."Abi, Umi," sapa Rani ketika tidak segaja berpapasan dengan calon mertuanya tersebut."Bagaimana tidurnya nyenyak?" tanya Umi mengusap rambut Rani yang tertutup ketudung mocca tersebut."Nyenyak banget Umi," jawab Rani tersenyum mengembang."Kamu mau ke Masjid ya? Ayo kita bareng saja," ajak Abi, ia bahagia karena perlahan perempuan tersebut sudah bisa membiasakan dirinya di Pesantren dan terlihat Rani juga sudah rajin solat lima waktu, ia juga tidak pernah mendengar calon menantunya itu berbuat keributan."Maaf Abi tapi kayanya ga usah deh, Umi sama Abi duluan saja, Rani sungkan jika nanti ada santri yang lihat, bisa berpikiran macam-macam mereka karena aku dekat dengan kalian padahal notabenya aku santri baru di sini," jelas R

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 11

    Jam sudah menunjukkan pukul 22.15 WIB Rani bersiap-siap untuk pergi ke rumah orang tua Zizan, ia berjalan sepelan mungkin agar tidak mengganggu para temannya yang sudah memejamkan mata."Kamu mau kemana?" tanya Najwa yang terlihat sudah berdiri dari tempat tidur.Rani membalikkan badannya, ia tersenyum gugup. "Eh kamu mau ngapain?" tanya Rani balik bertanya."Seharusnya aku yang tanya kamu mau kemana? Kok kaya mencurigakan gitu?" tanya Najwa dengan mata memicing. "Ayo jujur kamu mau kemana? Apa mau kabur?""Ihh kamu ini suudzon mulu, aku mau ke dapur ambil minum," jawab Rani gugup."Kamu mau kemana?" tanya Rani masih penasaran kenapa perempuan itu terbangun."Aku mau ke toilet," jawab Najwa."Oh ya udah aku pergi dulu ya, kebetulan stok minum aku udah habis," ujar Rani beralasan, ia yakin kali ini alasannya sedikit meyakinkan."Jangan lama-lama biasanya nanti ustadzah datang untuk melihat para santri, bisa bahaya kalau kamu ga ada di asrama," ujar Najwa, benar saja terkadang ustadzah

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 10

    "Tidak baik marahan terlalu lama," ujar Umi membuyarkan lamunan Rani."Eh Umi," ujarnya tidak lupa mencium tangan yang hampir keriput tersebut."Kenapa? Sini cerita sama Umi, apa Zizan menyakiti perasaanmu sehingga kalian marahan seperti ini?""Engga kok Umi, Gus Zizan ga pernah menyakiti aku tapi hanya saja aku butuh waktu untuk mencerna semua yang terjadi, jujur aku sedikit merasa tersindir dengan kajian Zizan tadi Subuh, aku tahu aku telah melakukan kesalahan besar tapi aku belum bisa untuk melupakannya begitu saja.""Umi paham bagaimana perasaanmu dan Umi percaya perlahan kamu akan bisa terbiasa dengan Zizan, kalian hanya kurang komunikasi saja makanya masih terlihat canggung dan untuk masalah pacar kamu yang di kota, sekarang kamu masih berkabar tidak dengannya?"Rani menggeleng, ia tidak tahu bagaimana kabar lelaki tersebut, bahkan Fero sepertinya tidak punya niatan untuk mencari keberadaan dirinya."Sebaiknya kamu solat istikharah minta petunjuk kepada Allah karena tempat yang

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 9

    "Rani bangun, kita solat subuh dulu yuk," ujar Nada membangunkan perempuan yang baru saja menjadi sahabatnya itu."Bentar lagi Nad," ujar Rani dengan mata yang masih terpejam, ia baru saja bisa tidur tetapi malah dibangunkan oleh Nada."Ini udah masuk waktu subuh Ran, ayo kita ke musholla, nanti telat loh," ujarnya memaksa perempuan itu untuk bangun.Rani duduk, ia bersusah payah membuka matanya. "Emangnya harus banget ya kita solat Subuh berjamaah? Apa ga bisa nanti aja? Aku masih ngantuk," tanyanya dengan suara khas orang bangun tidur.Nada menghela napas, ia harus memperluas kesabarannya menghadapi perempuan dihadapannya ini."Kita sebagai umat muslim harus segera melaksanakan solat lima waktu terutama solat Subuh karena banyak keistimewaan dan manfaatnya.Dalam sebuah Hadis riwayat Ibnu Majah dan Thabrani mengatakan barang siapa salat subuh berjamaah, maka dia dalam perlindungan Allah. Selain itu kita juga akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda, pahala tersebut tidak hanya di

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status