Share

Bab 2

"Siapa perempuan ini, Mas?" tanya Aisyah.

Suasana kembali hening, tidak ada yang mengeluarkan suara membuat Aisyah semakin dilanda kegelisahan.

"Mas, jawab aku! Siapa perempuan ini?" Tidak terhitung sudah berapa kali pertanyaan itu keluar dari mulut perempuan yang tengah di landa pikiran-pikiran buruk.

Sebelum menjawab, Davit menghela napas, ia tahu jawabannya akan menyakiti hati dan perasaan istrinya, namun ia tidak ada pilihan lain, ia tidak bisa menyembunyikan hal ini lebih lama lagi.

"Elsa, perempuan yang didalam rahimnya terdapat darah daging aku." Jawaban Davit membuat Aisyah sangat syok.

"I-ini enggak benar kan, Mas? Kamu enggak mungkin selingkuhin aku, kan?" Aisyah berusaha berpikir positif, ia masih tidak bisa menerima kenyataan ini.

Davit berlutut dihadapan Aisyah lalu memegang kedua tangan perempuan yang bersamanya selama dua tahun.

"Maafkan, Mas, Syah, ini semua benar dan terima Elsa menjadi madu kamu ya," bujuk Davit lembut.

Bulir air mata mengalir deras keluar dari kelopak mata beriris cokelat, pundaknya naik turun, tubuhnya gemetar, dunianya terasa hancur menerima kenyataan suami yang selama ini ia banggakan ternyata tega mengkhianati janji suci pernikahannya.

"Kenapa Mas tega melakukan ini semua sama aku? Apa salah aku sehingga Mas mencari perempuan lain?" tanya Aisyah sesenggukan.

"Maaf, Syah, Mas khilaf," ujar lelaki itu menunduk, ia tidak berani menatap wajah istrinya.

Aisyah menarik napas dalam, oksigen diruangan itu seakan habis, dadanya sangat sesak.

"Sampai kapanpun aku enggak akan sudi dimadu!" seru Aisyah, ia berdiri dan berjalan meninggalkan para manusia tidak punya hati itu.

"Dasar perempuan enggak tahu terima kasih, kalau bukan karena anak saya yang menikahi kamu mungkin sekarang hidupmu semakin melarat dikampung!" teriak Bu Wiwik.

"Gini nih kalau perempuan kampung dilembutin, malah ngelunjak!" timpal Bayu.

"Udah deh Kak, talak aja perempuan kampung itu, enggak berguna yang ada malah nambah beban kita aja!" Perkataan Santi tidak kalah pedas.

Perempuan malang itu hanya diam, ia terus berjalan menuju kamarnya, perkataan yang dilontarkan oleh mereka membuat hatinya sangat hancur, hatinya bagai dicabik oleh belati tajam.

Begitu hinanya gadis kampung dimata mereka? Setelah semua yang Aisyah lakukan, apa tidak ada satu pun hal yang berharga dimata mereka?

Aisyah membuka jendela kamar, ia memejamkan mata membiarkan angin malam menabrak tubuhnya, tidak ada satupun bintang yang menghiasi langit malam seakan ikut merasakan kesedihannya.

"Syah, tolong izinkan Mas menikah lagi." Perempuan itu merasakan sepasang tangan kekar yang memeluknya dari belakang.

Aisyah menarik napas lalu membuangnya secara perlahan. "Apa kesalahan yang sudah aku perbuat sehingga dengan teganya Mas menduakan aku?" tanyanya lirih.

Lelaki itu membalikkan badan istrinya agar ia bisa dengan jelas menatap wajah perempuan cantik itu. "Hei lihat Mas!" perintahnya ketika wanitanya menunduk.

"Kamu tidak salah, Mas yang salah karena sudah membawa perempuan lain dalam rumah tangga kita, namun Mas enggak ada pilihan lain, ia sedang mengandung darah daging Mas," jelas Davit sendu.

"Kenapa dia bisa mengandung anak Mas? Apa kalian sudah sering melakukan hubungan suami istri?" Walaupun perempuan malang itu sudah tahu jawabannya, namun ia tetap ingin mendengar jawaban yang keluar dari mulut suminya.

Lelaki berkumis tipis itu terdiam, seketika bibirnya susah untuk digerakkan, suaranya seketika tidak bisa keluar.

"Jawab Mas! Jawab!" teriak Aisyah penuh emosi.

"Ma-maaf, Mas memang lelaki yang tidak bersyukur, Elsa mantan Mas dan beberapa bulan yang lalu kita tidak sengaja bertemu disebuah cafe, perasaan yang telah lama hilang tiba-tiba kembali datang ketika pertama kali melihat mata indahnya...."

"Stop! Udah cukup Mas, enggak usah diteruskan, aku tahu disini aku yang bodoh karena tidak menyadari semuanya, ternyata kamu sudah bermain api dengan perempuan lain." Hati Aisyah sesak mendengar semuanya, ia tidak menyangka ternyata lelaki yang sangat ia sayangi tega mengkhianati hati dan perasaannya.

"Silahkan Mas pilih aku atau dia? Karena sampai kapanpun aku enggak akan sudi berbagi suami dengan perempuan manapun!" ujar Aisyah tidak terbantahkan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status