Selamat membaca❤️ °° “Mas Arka, maafkan aku ya?” “Maaf? Maaf untuk apa, Damara?” “Maaf untuk segalanya.” Perlahan namun pasti, wanita itu pun melepaskan peluknya dari Arka, sebelum pada akhirnya memundurkan tubuhnya untuk beberapa langkah — menciptakan suatu jarak aman antara dirinya dengan seorang lelaki yang sejujurnya masih ia cinta dan sayangi.“Maaf untuk segalanya, Mas.” Damara kembali mengulang ucapannya sembari menundukan kepala dan memainkan jari-jari lentiknya — merasa tidak sanggup untuk menatap Arka karena takut jikalau hatinya akan semakin jatuh, “Maaf karena saat itu aku terlalu egois, maaf karena saat itu aku meninggalkan kamu begitu saja di saat keadaan sedang tidak berjalan dengan baik. Maaf, aku menyesal.” “Sudahlah, Mara. Hal itu tidak perlu dibahas lagi, ya? Semua yang sudah terjadi biarlah berlalu, jadi tidak perlu diungkit kembali apa lagi sampai diceritakan. Biarkan hal itu menjadi bahan pembelajaran untuk kita di kehidupan yang akan datang, karena semua su
Selamat membaca❤️ °° “Apa yang sedang kalian lakukan?” Sungguh, terkejut sekali rasanya. Seketika saja jantung Arka langsung berdegup dengan kencang, pun membuat dirinya langsung melepaskan Damara begitu saja hingga wanita itu benar-benar jatuh ke lantai.“Mas Arka, sakit! Tega sekali ya kamu.” Damara yang mendapati perlakuan seperti itu pun tentu tak terima, ia merintih — mengeluh kesakitan sembari mengelus bagian pergelangan kakinya yang terasa sakit, namun Arka tetap tak mempedulikannya.“Pak Bhanu?” “Iya, saya Bhanu. Apa yang sedang Pak Arka dan Bu Damara lakukan?” Nyatanya pertanyaan itu kembali terlontar, dan Arka sendiri yang mendengarnya pun langsung menggaruk tengkuknya yang sama sekali tak terasa gatal — malu, hanya itu yang bisa ia rasakan.“Mohon maaf sebelumnya, Pak Bhanu. Ta-tadi saya—” “Pak Arka manager di perusahaan ini, kan? Jadi seharusnya Bapak bisa menggunakan jabatan itu dengan baik, baik dari segi pekerjaan mau pun etika, karena tak seharusnya Bapak melakuk
Selamat membaca❤️ °° Waktu terus berjalan dengan begitu cepat seakan-akan tak mau untuk memberikan jeda sama sekali pada siapa pun, sampai akhirnya tak terasa jika nyatanya saat itu jarum jam sudah berhasil untuk sampai di angka 10, yang mana saat itu Arka sendiri juga sudah meyelesaikan dan mengirimkan semua pekerjaannya ke atasan, membuat dirinya langsung menghela nafas lega sembari menyenderkan tubuhnya di punggung kursi.“Alhamdulillah, akhirnya semua pekerjaanku selesai juga.” Arka mengucapkan kalimat itu sembari memejamkan kedua matanya yang sudah terlalu lelah karena terlalu lama menatap layar laptop, “Hari ini benar-benar terasa panjang, tetapi waktu berjalan dengan sangat lama. Ah, lelah sekali.” Sebenarnya, Arka sendiri merasa jika saat itu hanyalah satu dari sekian banyaknya hari yang menurutnya terasa sangat panjang dengan jalan waktu yang sangat lama, yang mana hal-hal seperti itu juga sudah sering kali ia lalui di hari-hari biasanya, namun entah kenapa saat itu ia mera
Selamat membaca❤️°°“Jadi, ini hari valentine ya?”“Iya, benar, Pak. Hari ini adalah hari valentine atau hari kasih sayang. Bapak lupa ya? Wah, jangan sampai istri Bapak di rumah marah karena Bapak melupakan hari penuh cinta ini, bahaya sekali loh itu.”Tanpa merasa malu atau bahkan canggung, pelayan toko kue itu mencoba untuk menggoda Arka, yang mana hal itu sendiri berhasil membuat yang digoda kembali merasa malu, walau nyatanya degupan pada jantungnya saat itu sedang berpacu dengan kencang karena merasa takut dan tidak enak hati dengan Dahayu.“Aduh, bagaimana bisa aku lupa dengan hari kasih sayang itu? Karena sepertinya dulu aku tidak pernah melupakannya saat masih bersama dengan Damara, bahkan aku selalu memberikannya hadiah. Ah, aku sangat yakin kalau Dahayu pasti sudah menungguku di rumah sejak tadi. Maafkan aku ya, sayang.”Arka membatin — lelaki itu melamun, terdiam memikirkan bagaimana perasaan Sang istri, cukup lama sampai pada akhirnya pelayan toko kue itu menegurnya, “Maa
Selamat membaca❤️ °° “Sebentar saja, Mas. Aku mohon, ya? Aku benar-benar tidak bisa mengganti tabung gas sendiri, aku takut. Terlebih lagi sejak tadi juga tercium aroma gas yang sangat menyengat, kalau tiba-tiba meledak bagaimana?” Entah kenapa degupan di jantung Arka langsung berpacu dengan begitu kencang, rasa kekhawatirannya terhadap kondisi Damara saat itu benar-benar sudah berhasil untuk menyelimuti dirinya — ketakutannya terhadap apa yang sedang dirasakan oleh Sang mantan saat itu benar-benar dapat ia rasakan dengan sangat baik.Khawatir, jelas jika saat itu Arka merasa khawatir.“Aduh, bagaimana ini? Apa aku harus datang ke apartemen Damara untuk membantunya? Karena aku tahu betul kalau dia sangat takut dengan tabung gas karena trauma. Tetapi kalau aku pergi ke apartemen Damara, bagaimana dengan Dahayu? Karena aku pasti akan pulang lebih malam lagi.” Arka terdiam sembari memainkan jari-jari tangannya pada setir mobil — mengetuk-ngetuk jarinya sembari memikirkan apa yang seha
Selamat membaca❤️ °° “Arkatama Maheswara, ternyata tidak sesulit itu ya bagi aku untuk menjebak kamu agar masuk ke dalam perangkapku? Toh, sepertinya kamu juga masih menaruh hati padaku. Kita lihat saja nanti, apakah wanita bernama Dahayu itu mampu untuk mengalahkanku?” Damara tersenyum penuh kemenangan dengan arah tatap yang ia tujukan pada punggung Arka — seorang lelaki yang saat itu semakin berjalan menjauh karena akan pergi untuk membeli obat, dan tanpa mau untuk banyak berfikir lagi Damara sendiri pun juga langsung melangkahkan kakinya untuk menuju ke dapur, yang mana ia akan membuatkan minuman untuk Sang tamu.“Damara, sepertinya rencanamu akan berhasil. Tidak sia-sia kamu menjatuhkan batu sebesar itu ke pergelangan kaki sampai terlihat memar seperti ini. Memang terkesan sangat bodoh, tetapi kalian sudah tau sendiri bagaimana hasilnya, kan?” *** Sementara itu di tempat lain…“Tunggu sebentar, ponselku ada dimana ya?” Arka bertanya pada dirinya sendiri sembari merogoh saku ce
Selamat membaca❤️ °° “Cepat atau lambat kamu pasti akan kembali padaku, Arka. Mau dengan cara apa dan bagaimana, karena kamu hanya tercipta untukku seorang.” Ya, semuanya sudah dirancang dan berhasil untuk menjadi bahan permainan oleh Damara — semua yang telah terjadi saat itu merupakan perbuatan Damara, dimulai dari tabung gas yang menimbulkan suara berdesis dan bau menyengat, bahkan sampai keadaan Arka yang saat itu sudah tidak lagi berdaya, yang mana kondisi itu sendiri pun juga bisa terjadi akibat atau efek dari obat yang sudah ia berikan.Sebelumnya, Damara memang sengaja memasukan obat ke dalam jus alpukat yang sudah ia buat dan peruntukan bagi Arka, dan ia melakukan hal itu karena ingin menikmati malam bersama dengan Sang mantan — sosok lelaki yang benar-benar masih ia cinta dan sayangi, baik rupa mau pun harta atau kekayaannya.“Jadi, sekarang aku harus apa? Apa aku hanya harus diam sembari memandang wajah tampan ini sampai pagi nanti? Atau, apakah aku harus...” Berbagai ma
Selamat membaca❤️ °° “Astagfirullah!” Dengan cepat Arka langsung membuka seat belt yang saat itu sedang melingkar di tubuhnya dan bergegas untuk turun dari dalam mobil — ingin melihat bagaimana keadaan atau kondisi orang yang hampir saja ia tabrak. “Astagfirullah, Pak. Bapak tidak apa-apa, kan?” “Ya, alhamdulillah saya tidak apa-apa. Tetapi lain kali tolong lebih berhati-hati lagi ya saat sedang membawa kendaraan di jalan, tolong utamakan keselamatan.” “Baik, Pak. Sekali lagi saya mohon maaf ya, saya janji kalau hal ini tidak akan terulang kembali.”Arka pun mengulurkan tangannya untuk bersalaman, tentu dengan maksud sebagai tanda permintaan maaf, sebelum pada akhirnya ia kembali masuk ke dalam mobil untuk melanjutkan perjalanan.“Memang benar, hari dimana musibah itu bisa terjadi tidak tertulis di kalender.” *** “Dahayu, aku pulang. Kamu dimana, sayang?” Waktu selama hampir 1 jam yang sudah disertai atau diiringi dengan kemacetan Ibu Kota itu pun akhirnya berhasil untuk ditem