“Jadi Katakan Dari mana kau tahu bahwa Bora pernah Melahirkan Anak Aarav?” Tanya Elard
“OWEN.” ujar Glesa
Elard terdiam saat Nama Kakaknya di sebut oleh Glesa, “Owen Tahu Semua Rahasia Bora, dan Aku tahu darinya.” Ujar Glesa, Elard terkejut saat Owen kakaknya sendiri tahu mengenai hal ini.
"Kau bilang kalau Kakak sudah tahu mengenai semua ini?" Tanya Elard
"Hmmm dia sudah tahu dan Bodohnya kita berdua di tipu daya oleh dia yang pura pura tidak tahu apa apa mengenai hal ini." Ujar Glesa
Elard hanya terdiam dan ia menatap kearah Glesa, "tapi untungnya Aarav belum mengetahui Bahwa Bora pernah melahirkan Anaknya." Ujar Glesa
"Namun l
Sebelum Elard datang, Saat Itu Wina sedang mengendong Lily bersama dengan Vian, dimana Ia menyapa semua tamu yang datang. “Terima Kasih Atas Kadonya, Pasti Lily sangat senang sekali.” ujar Wina “Anakmu Cantik Sekali, Pasti kau sangat bangga punya anak se cantik dia.” ujar Tamu 1 “Iya Dan kelihatannya, dia sedikit mirip denganmu ya.” ujar Tamu 2, Wina hanya tersenyum dan saat itu Lily yang sedang Ia gendong sangat Rewel dan ia tidak senang dengan Keramaian seperti ini. “Sayang kenapa, Kenapa kau seperti ini.” ujar Wina yang terus menenangkan Lily yang terus saja menangis. Vian mencoba mengendong Lily namun sama saja dimana Lily tidak suka keramaian seperti ini. Melihat dari kejauhan Bora langsung melangkah kearah Wina dan Vian. “Sayang Kenapa, apa kau tidak suka keramaian.” ujar Bora, Wina mengangguk tanda Perkataan Bora benar “Boleh aku bawa Lily keluar mana tahu dia sumpek disini.” ujar Bora “Tentu saja kak,” ujar Wina, lalu Wina menatap kearah Vian dan Vian memberikan Lily kepa
“Kita Berbeda Tira, Sama sekali berbeda.” ujar Elard sambil menatap kearah Tira, dan Saat itu Tira hanya terdiam saat Mendengar apa yang Elard katakan kepadanya. ”Jadi… Kau jangan menyamakan aku denganmu, kau paham maksudku kan.” ujar Elard lalu ia langsung melangkah pergi meninggalkan Tira. Disisi lain Wina masih bersama dengan Clea, dimana Clea masih menunggu penjelasan Wina yang memberikan kesempatan Aarav dan Bora untuk mendampingi Lily untuk meniup lilin pertamanya. “Kenapa kau diam saja?” Tanya Clea”Ibu… sebenarnya.” ujar Wina, lalu Pintu terbuka dan disana Bora masuk sambil mengendong lily.“Ternyata kalian disini.” ujar Bora, Wina langsung berdiri dan ia menatap kearah Bora. ”Kakak.” ujar Wina, Lalu Bora melangkah dan memberikan Lily kepada Wina.“Sebaiknya kau memberikan Lily makan, dia rewel sepertinya dia lapar.” ujar Bora,“
Josep terdiam dan ia merasakan sesak dan tidak bisa bernafas saat melihat kalung yang terpasang di leher Bora. Josep perlahan lahan Jatuh Pingsan, semua orang terkejut melihat Josep yang Pingsan di tengah acara. “AYAH.” ujar Wina, Bora langsung membangunkan Josep dan saat itu Elard yang melihat hal itu langsung berlari namun dengan cepat Aarav membantu Josep yang pingsan tepat dihadapannya. “Tuan Josep, Tuan Josep.” Ujar Aarav yang mencoba untuk membangunkan Josep yang pingsan di depannya. Akhirnya Josep Di larikan Ke rumah sakit, disana semua orang sedang menunggu dan saat Dokter datang, Clea dan Bora langsung maju untuk memastikan Keadaan Josep.“Bagaimana dengan suami saya.” ujar Clea“Dia hanya kelelahan, dan juga Dia juga sedikit Stress.” ujar Dokter“Namun tidak ada yang parah kan.” Ujar Clea“Tidak, Semua baik baik saja.” ujar Dokter,“Beliau sudah sadar, leb
“Dimana Anak Bora berada?” Tanya Elard, sontak Owen terdiam saat Elard menanyakan mengenai Anak Bora dan Aarav. ’Ini pasti Ulah Glesa, Tidak aku sangka dia sampai mengatakan mengenai Anak Bora kepada Elard, sebenarnya apa Maksudnya ini.’ ujar Owen dalam hati. Lalu Owen langsung pura pura menyangkal dan tidak mengerti maksud dari Elard.”Anak?” Tanya Owen”Apa maksudmu, Anak? Anak siapa Maksudmu?” Tanya OwenElard hanya tersenyum saat mendengar Respon dari Owen yang tak tahu mengenai Anak Bora. “kakak jangan pura pura, Aku tahu kau mengetahui segalanya mengenai persalinan yang di lakukan Bora.” ujar Elard, Owen diam saat Elard mengatakan hal tersebut.“Jadi katakan, katakan sejujur jujurnya Dimana Anak itu?” Tanya Elard sambil menatap kearah Owen yang berada di hadapannya. Owen langsung meminum Minuman yang sudah tersaji di hadapannya, lalu ia meletakan Gelas dan menatap kearah Elard, “Kau tahu dari Glesa? Apa rencanamu dengan Glesa?” Tanya Owen”Kakak hanya Katakan saja dimana Anak
Elard langsung berdiri dan menarik Kerah Baju Owen hingga menyingkirkan Gelas yang ada di atas meja sampai pecah. Owen terkejut dengan tindakan Elard yang terang terangan mencengkramnya didepan umum.“Apa yang kau lakukan.” ujar Owen,“Untungnya Disini belum ada orang, Aku bisa menganti gelas ini 3 kali lipat.” ujar Elard“Namun, Aku peringatkan kepadamu, Jangan pernah Menggunakan trik kotor untuk Menyakiti atau menjatuhkan Keluarga Ayah mertuaku.” ujar Elard“Meski Kau adalah kakakku aku tidak perduli, aku siap Perang denganmu jika perlu aku bisa saja Menjegalmu kapan saja seperti kau menjegal Aarav dulu,” Ancam Elard, dan saat Itu Owen hanya tersenyum sini saat Elard mengatakan hal tersebut.“Ohhoo, ternyata Adikku ada perubahan. Kau sudah bisa mengancam Kakak Kandungmu sendiri hanya untuk Melindungi Keluarga Istrimu.” ujar Owen, lalu Owen menghempaskan tangan Elard dari Kerah bajunya.“Kau tidak memihak Keluarga lagi, Kau tahu apa yang di lakukan Mertuamu kepada Kakakmu.” ujar Owen
Wina meletakan Ponselnya dan berlari kearah Lily yang menangis karena terjatuh. Mendengar hal itu Bora langsung terkejut saat mendengar Teriakan Wina memanggil Lily dan juga suara tangisan Lily. “Halo Dek Lily kenapa, Wina.. Wina.” ujar Bora yang tampak begitu panik saat tahu Lily kenapa kenapa di sana.Wina langsung mengecek kondisi Lily yang terus saja menangi. Wina melihat bahwa Lily sedikit terpentok Lantai saat Berlari mengambil Mainannya. “Ya Tuhan nak, Kenapa kamu lari lari kayak gini.” ujar Wina yang mengecek Dari Ujung kepala sampai kaki.“Maafkan saya Bu, saya minta maaf.” ujar Pengasuh Lily“Ahhh tidak apa Bi.” ujar Wina, lalu wina mengendong Lily dan mencoba menenangkannya. Disisi lain Bora yang mendengar hal itu semakin panik dan ia tidak tenang. Bora mencoba menghubung Wina namun tidak di angkat. “Ahhh kenapa dia tidak angkat, apa yang terjadi.” ujar Bora,“Kalau begini te
Beberapa Minggu kemudian, dimana Glesa terus gelisah karena proposal yang dia ajukan tidak kunjung Di respon. “Ini Benar benar keterlaluan, Aku tidak bisa membiarkan ini.” ujar Glesa, lalu Glesa langsung menemui Aarav dan pas sekali Aarav melangkah keluar bersama Asisten Chika. “Jadi Tuan Aarav mengenai Evant yang akan di selengarakan Hotel.” ujar Asisten Chika“Aarav.” Panggil Glesa yang keluar dari mobilnya, Saat itu Aarav dan Asisten Chika berhenti melangkah dan menatap kearah Glesa yang melangkah kearah mereka.“Kau urus semuanya, lebih baik kau langsung ke sana saja nanti saya menyusul.” Ujar Aarav“baik tuan.” ujar Asisten Chika, lalu Ia pun pergi dan meninggalkan Aarav dan Glesa. Aarav langsung menatap Glesa yang sudah berada di hadapannya.“Kenapa kau ada disini?” Tanya Aarav“Kau masih bertanya kenapa aku disini? Tentu saja aku mau Komplen denganmu.” ujar G
Aarav masih menatap Glesa yang tak jauh dari hadapannya, saat itu Glesa hanya bisa diam “Kenapa kau ingin mencegahku disaat kau belum bisa memaafkan semua yang aku Lakukan dimasa lalu.” ujar Glesa, Aarav hanya menghela nafas.“Apa kau sudah kehilangan akal, Aku menolak Proposalmu bukan berarti aku masih membencimu.” ujar Aarav“Lalu? Lalu kenapa menolak Proposalku.” ujar GlesaAarav hanya diam dan tidak bisa membalas apa yang Glesa katakan, lalu Aarav melihat Bora melangkah kearah mereka.“Itu karena Kesalahanmu yang mengakibatkan Aarav mengambil keputusan seperti ini.” ujar Bora sambil melangkah kearah Glesa. Glesa terdiam dan ia perlahan lahan menatap kearah Bora yang melangkah kearahnya. Glesa terkejut jika Bora berada disana, ‘Bagaimana bisa dia disini, sial sekali bukan ini yang aku mau.’ ujar Glesa dalam hati.Bora langsung berhenti saat Ia berada di hadapan Glesa, “Karena Kau