Aarav yang tak sengaja membuka pintu karena ia mau buang sampah seketika terkejut melihat Bora yang bolak balik didepan rumahnya.
“Bora.” Panggil Aarav
Bora berhenti melangkah saat Aarav memanggil namanya. Bora perlahan membalikan badannya dan menatap kearah Aarav yang berada didepan pintu sambil membawa Pelastik Sampah yang ada di tangannya.
“Ahhhh hai, Sedang apa kau disana.” Ujar Bora
Aarav melihat kearah sekitar, “Kau yang sedang apa, kenapa kau ada di rumahku.” Ujar Aarav
“Ahhhh iya benar juga ya, kenapa aku ada disini.” Ujar Bora
Lalu Aarav melihat kearah kotak makan yang di tenteng oleh Bora. “Kau masak?” Tanya Aarav
Bora langsung melihat kearah kotak makan yang ia bawa, “Ahh ini.” Ujar Bora
“Tadinya aku ingin brbagi makanan karena aku memasak berlebihan dan sisa banyak. Lalu Ika tidak Makan karena dia ada urusan pekerjaan. Jadi jika dibuang ka
Bela langsung memberikan dokumen itu kepada Elard. “Sepertinya saya berubah pikiran dengan tawaran yang kau katakan.” Ujar BelaElard terdiam saat Bela mengembalikan dokumen kerjasama itu kepadanya. “Saya tahu ini belum masa tengang dari perjanjian yang kita buat tempo hari. Namun saya menimbang dan menelaah semua ini sepertinya perwakilanmu itu tidak akan mudah untuk membujuk Aarav untuk kembali ke dunis seni lukis profesional.” Ujar Bela“Saya tahu siapa Aarav, Apa yang ia katakan maka itu adalah mutlak dan tidak bisa di ubah.” Ujar Bela“Dan sebelum saya datang kesini Aarav menghubungi saya dan dia tidak mau menjadi seniman lukis profesional lagi untuk selamanya. Dia menyatakan bahwa dia akan pensiun.” Ujar Bela, Elard yang mendengar hal itu terdiam saat Bela mengatakan Aarav menyatakan Pensiun.“Kau tahu jika mmbatalkan seperti ini anda akan dikenakan pinalti.” Ujar Elard“Memang
“Aku pulang.” Ujar Elard“Akhirnya kau pulang.” Ujar Owen.Elard berhenti melangkah dan menatap kearah Owen dan Glesa. “Kau sedang menungguku?” Tanya Elard“Benar, kami menunggumu. Duduklah dulu.”ujar Glesa yang menyuruh Elard untuk duduk.Elard akhirnya duduk dihadapan Owen dan Glesa. Owen meletakan koran yang baru saja ia baca. “Kau siap siap, kita akan makan malam dengan paman Josep, Tante Clea, Wina dan Tira jam 8 malam.” Ujar OwenElard terkejut saat Owen mengatakan akan makan malam bersama keluarga Josep malam ini. Flashback Dimulai dimana Glesa sedang berjalan jalan di salah satu mall di daerah Jakarta Barat, Saat itu Glesa sedang mampir ke salah satu toko perhiasan yang berada di lantai 3 di mall tersebut. Glesa sedang memilih beberapa Cincin serta kalung yang di rekomendasikan pegawai toko tersebut. “Ini adalah keluaran tahun 2021, Dimana Cincin ini memiliki Kadar Berlian 10
Elard sedang mengangkat telepon dari seseorang. “Ya halo ini siapa.” Ujar Elard “Apa aku bicara dengan Elard, perkenalkan saya Aarav pelukis yang sangat ingin kau ajak kerjasama.” Ujar Aarav yang sedang duduk di salah satu bangku di rumahnya. Elard terdiam saat mendengar bahwa pelukis yang selama ini ia cari cari tiba tiba menghubunginya. “Aarav.” Ujar Elard, mendengar kata Aarav, Owen dan Glesa berhenti melangkah dan terdiam di tempatnya. “Bisa kita bicara, ini mengenai pertemuanmu dengan Bela tadi siang.” Ujar Aarav, Glesa langsung menoleh kearah Elard yang sedang bicara dengan Aarav via telepon. ‘Apa itu benar benar Aaarav?’ Tanya Glesa dalam hati yang terus menatap kearah Elard yang sedang berbicara dengan Aarav. “Benar saya Aarav, bisa saya bicara dengan anda tuan Elard.” Ujar Aarav“Ahhh senang sekali bisa mendengar anda secara langsung.”ujar Elard yang berdiri dan berjalan pergi ke belakang supaya pembicaraan antara dirinya dan Aarav lebih privasi dan tidak
Aarav memegang kening Bora untuk mengukur suhu Bora. Saat tangan Aarav menyentuh kening Bora, seketika jantung Bora kembali berdegug kencang dan Bora sedikit gerogi saat Aarav memegang keningnya. “Kau tidak demam sama sekali.” Ujar Aarav, lalu Aarav menatap kearah Bora dan mereka saling menatap satu sama lain.‘Aduh bagaimana ini, kenapa jantungku terus berdegug kencang seperti ini, ditambah saat ini kami saling memandang satu sama lain.’ Ujar Bora dalam hati yang terus menatap kearah Aarav yang ada di hadapannya. Sementara itu Josep, Clea, Tira Dan Wina sudah berada di Restoran GreenShine. Saat itu beberapa pelayan menghidangkan beberapa makanan barat di atas meja mereka. Clea menatap kearah Tira dan Clea mengedipkan matanya pertanda Tira harus tenang.”Ayah senang jika kau bisa ikut makan bersama.”ujar Josep“Tentu saja, bukankah ini makan malam keluarga.” Ujar Wina“Tapi sayangnya, Kak Bora tidak bisa ikut. Cob
Sementara itu Bora masih senang dengan kesembuhan kakinya, dan tanpa Bora sadari Bora masih mengenggam tangan Aarav. “Kau begitu senang.” Ujar AaravBora menatap kearah Aarav dan tersenyum kearahnya “Ohhh Aku sangat senang.” Ujar Bora, seketika Aarav dan Bora sama sama terdiam dan memandang satu sama lain. “Syukurlah jika kau senang.” Ujar Aarav yang mengelus kepala Bora dan Bora perlahan tersenyum saat Aarav mengelus kepalanya. Sementara itu Josep masih berbicara dengan Owen di salah satu ruang Vip di restoran tersebut. Owen mengatakan bahwa Ia ingin Josep membantunya untuk kali ini. “Kau ingin ku membantumu apa, Ingat 10 tahun lalu dimana aku bersitegang dengan ayahmu karena aku membantumu.” Ujar Josep sambil meminum Wine yang sudh tersaji disana bersama dengan beberapa Kue terhidang di Atas meja makan.“Saya tahu, dimana pertolongan paman pada waktu itu sangat membuat Ayah saya marah, namun tidak ada yang se visi
Aarav keluar dari kamar Bora sambil membawa Parfum, sontak Aarav terdiam saat melihat Ika yang sudah pulang. Ika terdiam saat melihat Aarav ada dirumah mereka. Ika berdiri dan menatap kearah Aarav “Om Hot Ada disini.” Ujar Ika, lalu Ika langsung menatap kearah Bora“Bisa kau jelaskan kenapa Om Hot ada disini?” Tanya Ika“Hei dia punya nama, Namanya Pak Ade.” Ujar Bora“Ahhh kau sudah pulang.” Ujar Aarav yang berjalan kearah Bora dan memberikan Bora Parfumnya.“Maaf jika aku datang kesini, tadi rencananya aku ingin memberikan lilin takut kalian tidak ada lilin, dan saat saya sudah sampai didepan rumah saya mendengar ada suara jatuh dan suara Bora yang teriak. Lalu saya berinisiatif mendobrak pintu dan melihat Bora sudah jatuh tersungkur di lantai.” Ujar Aarav“Jatuh?” Tanya Ika, lalu Ika menatap kearah Bora“Benar, Aku tidak menyadari ada anak tangga disini.”
Vian terdiam dan ia langsung tersadar dan berjalan ke sisi lain kemudian mereka pergi dari sana. Dalam perjalanan Wina terus menatap kearah luar jendela, dimana Wina membuka Kaca Jendela dan menghirup udara malam kota jakarta. Vian hanya melirik kearah Wina sambil menyetir mobil, “Kenapa anda memilih duduk didepan, biasanya anda selalu duduk dibelakang?” Tanya Vian“Mulai saat ini aku tidak akan duduk di belakang.” Ujar Wina, Vian terdiam saat Wina mengatakan hal itu.Wina menatap kearah Vian yang saat itu sedang mengemudikan mobilnya. “Mulai hari ini dan selamanya aku akan duduk didepan berdampingan denganmu.” Ujar Wina dengan tegas yang membuat Vian terdiam dan menatap kearah Wina yang berada di sampingnya.“Jika aku boleh tahu, kenapa kau memilih duduk di depan?” Tanya Vian“Aku adalah supir mu dan kau adalah majikanku. Bagaimana majikan bisa duduk setara dengan Supir.” Ujar Vian&ldquo
“Wina, ayah tidak suka jika kau tidak punya sopan santunmu. Saat itu kau pergi di tengah makan malam keluarga, itu tidak baik dan tidak beradab.” Ujar JosepWina meletakan piringnya dan menatap kearah Josep. “Tidak baik dan tidak beradab?” Tanya WinaLalu Wina menatap kearah Josep, “Bagaimana dengan ayah, apa sikap ayah sudah beradab?” Tanya Wina yang membuat Tira dan Clea tercengang.“Hei Wina.” Ujar Tira yang menatap kearah Wina.“Apa ayah sudah menyadari bahwa tindakan ayah juga tidak baik dalam acara makan malam kemarin.” Ujar Wina, Josep hanya terdiam dan menatap kearah Wina yang berada di hadapannya.“Apa katamu.” Ujar Josep, Clea langsung berjalan kearah Wina dan memegang lengan Wina.“Ahhh sayang sudahlah saat ini Wina sedang stress memikirkan ujian akhirnya, kau tahu sebentar lagi Wina akan menghadapi skripsi.” Ujar Clea“Sayang sebaikny