Salah Satu Asistennya Hito menyuguhkan Minuman untuk Bela yang saat ini sedang duduk di Hadapan Hito, “Terima kasih Efelin.” Ujar Hito, Asisten Hito pergi dari sana dan saat itu Hito mempersilahkan Bela untuk minum minumannya. Namun Bela hanya terdiam sambil memandangi Hito yang ada di hadapannya. “Kenapa kau terus memandangiku?” Jawabnya
“Kapan kau datang ke kantorku?” Tanya Bela
“Sekitar 1 jam yang lalu.” Ujar Hito
“Aku kesini karena mulai hari ini aku bekerja di Hotel Jakarta dan Untuk selamanya aku akan tinggal di Jakarta.” Ujar Hito
Bela hanya terdiam saat Mengetahui bahwa Hito stay di Jakarta, “Bagaimana kabarmu, sudah 10 tahun kita putus komunikasi.” Ujar Hito
“Aku baik baik saja, aku lihat kau sudah menjadi pria yang sukses di usiamu saat ini.” Ujar Bela
“Tidak juga, aku hanya beruntung memiliki keterampilan di bidang perhotelan.” Ujar Hit
Wina dan Vian sudah sampai di Kediaman Josep, dan tak di sangka Mereka tiba berbarengan dengan Tira. Tira keluar dari mobilnya dengan keadaan yang Bad Mood. Tira terus melangkah bahkan ia tidak menegur Wina dan Vian yang berada disana. Wina terus menatap kearah Tira yang melewatinya. “Ada apa dengannya, pulang pulang sudah memasang wajah yang masam begitu.” Ujar Wina“Mungkin dia sedang bad mood.” Ujar Vian, lalu Wina melangkah masuk. Dan saat itu Tira terus berjalan dan saat Clea menyapanya, Tira hanya berjalan pergi dan tidak mengubris sapaan Clea.“Astaga anak itu kenapa?” tanya Clea“Aku pulang.” Ujar Wina yang melangkah kearah Ibunya.“Ohhh kau sudah pulang,” Sapa Clea“Kakak kenapa, kelihatannya dia sedang tidak senang saat ini.” Ujar Wina“Ibu juga tidak tahu, apa sebaiknya ibu tanya saja.” Ujar Clea yang hendak pergi dan menemui Tira, namun Wina mengh
“Aku lupa memberitahumu bahwa kemarin aku pindah ke Jakarta karena aku harus mengawasi setiap jalannya Kompetisi yang sedang berlangsung. Dan disini aku mendengar bahwa J Town ingin menjadi Sponsor utama dari Kompetisi tersebut.” Ujar Bora yang terus menatap keatah Josep, Josep hanya terdiam lalu ia tersenyum kearah anaknya.“Kenapa kau tidak memberitahuku mengenai hal ini Tuan Elard.” Ujar Bora yang langsung menatap kearah Elard yang berada di sampingnya.“Tenanglah anakku, Memang ayah sengaja supaya ia tidak memberitahumu mengenai hal ini.” Ujar Josep.Josep langsung berdiri dan menatap kearah Elard, “Bisa kau meninggalkan kami berdua sebentar, ada hal yang mau aku katakan kepadanya.” Ujar JosepElard menatap kearah Bora yang masih memandangi Josep dengan tatapan tajam, “Baiklah aku akan pergi dulu supaya kalian bisa berbicara dengan santai.” Ujar Elard“Terima kasih.” Ujar J
“Aku tidak perduli kedepannya aku harus melawan ayahku sendiri, namun aku akan menjadi Batu Pijakan Aarav sampai dia merebut Haknya dan merebut posisinya sebagai Maestro Terbaik dalam dunia Seni.” Ujar Bora“Jadi aku harap kepadamu, Bantu aku dan Lindungi Aarav hingga Grand Final.” Ujar Bora, Elard terdiam saat Bora mengatakan hal tersebut kepadanya. Elard masih terdiam di ruang kerjanya, dimana ia masih teringat dengan semua yang Bora katakana mengenai Masa lalu Aarav.‘Jika Benar kakak yang membuat Pelukis Aarav tengelam dalam kasus plagiatisme yang ia lalui 10 tahun, itu berarti.’ Ujar Elard dalam hati, tak lama kemudian Asisten Elard datang sambil membawa berkas perjanjian Kontrak promosi dengan J Town.Asistennya memberikan dokumen tersebut kepada Elard yang masih melamun di mejanya. “Tuan, ini berkas yang anda minta dimana point point yang anda perintahkan sudah dimasukan kedalam surat perjanjian.” Ujar
“Bela.” Panggil Hito. Owen, Glesa dan Bela menoleh kearah Hito yang dari dalam Hotel melangkah kearah Bela yang sedang bersama Owen dan Glesa di Luar lobby hotel. Owen terdiam saat melihat Hito yang tiba tiba ada disini.Hito merangkul Bela yang berada disana, Bela yang melihat Perlakukan Hito didepan mereka berdua hanya terdiam, “Kenapa kau disini, apa kau sedang menunggu Aarav disini?” Tanya Hito, lalu Hito menatap kearah Owen dan Glesa yang berada dihadapannya.“Sudah lama sekali kita tidak bertemu Glesa.” Ujar Hito yang menatap kearah Glesa yang melihat Hito yang sedikit tidak mengenalinya.“Maaf apa kau mengenalku?” Tanya Glesa“Tentu saja aku mengenalmu, Aku teman Aarav dan Bela.” Ujar Hito sambil tersenyum kearah Bela yang berada di sebelahnya.Glesa yang mendengar bahwa ia merupakan bekas calon suaminya Bela dan sekaligus temannya Aarav hanya terdiam, “Bukankah ki
Aarav melangkah masuk menuju ke Dalam Hotel Jakarta sambil membawa Barang Barangnya, saat itu Ia menanyakan kepada Salah satu petugas disana letak BallRoom dan Petugas menunjukan bahwa BallRoom berada di lantai 2. Aarav langsung melangkahkan kakinya menaiki setiap anak tangga menuju kearah BallRoom tersebut namun karena Ia membawa Barang yang cukup banyak, mau tidak mau Aarav harus menaiki tangga ketimbang menaiki Lift. Saat itu Aarav terus menaiki Anak tangga sambil memikirkan apa yang akan terjadi nantinya, Kegugupan Aarav mulai melandanya namun ia yakin dan memegang teguh semua yang Ia katakana sebelum memasuki Hotel Jakarta bahwa ia yakin dan bisa melewati ini. Bahkan sesekali Aarav yang sedang memegang semua peralatan dan barang yang ia bawa melihat kearah Gelang yang ia pakai di salah satu tangannya, ‘Aku harus percaya diri, jika aku terus dilanda kegugupan seperti ini maka aku tidak akan berubah.’ Ujar Aarav dalam hati yang terus menaiki setiap anak tangga
Bora masih menunggu keputusan yang di buat oleh Aarav mengenai perubahan nama untuk kompetisi tersebut, “Tuan Ade, apa kau mau kita cantumkan nama lengkap anda untuk mengikuti Kompetisi selanjutnya ini.” Ujar Bora yang menanyakan sekali lagi kepada Aarav. Lalu Murni datang untuk memberitahukan bahwa Acara akan dimulai 10 menit lagi dan Daftar Nama Peserta harus diberikan kepada Elard selaku MC. “Tuan Ade.” Ujar Bora“Kita tidak punya waktu, kita harus memberikan Card ini kepada Elard.” Ujar Wika“Sebentar.” Ujar Bora, lalu Bora berjalan kearah Aarav selangkah, lalu ia menatap kearah Aarav dengan pandangan yang tegas.“Saya selaku Kepala Panitia disini ingin memberitahu anda bahwa ini adalah kesempatan anda dan tidak akan ada lagi yang akan bisa memberikan Wadah untuk,” ujar Bora“Tuliskan Nama lengkap saya, Saya sudah disini harus mau tidak mau menunjukan diri saya.” Ujar Aarav
Sebelum Bora bertemu dengan Josep diluar Ruang acara, Beberapa hari yang lalu Saat Bora sedang bersama Wina didapur, dimana Bora sedikit ragu untuk meminta tolong kepada Wina untuk mencari tahu siapa saja Perusahaan yang bekerjasama dengan Josep 10 tahun yang lalu, namun Bora mau tidak mau harus memberanikan dirinya untuk menanyakan hal ini untuk ia memastikan apa benar Josep merupakan dibalik Owen dalam scandal Aarav. Wina menyadari sedari tadi kakaknya terus memandanginya. “Kakak, Kenapa kau memandangiku seperti itu.” Ujar Wina“Tidak ada, hanya saja kau sedikit kurusan akhir akhir ini. Apa kau tidak nafsu makan saat kakak keluar dari rumah?” Tanya Bora“Mana mungkin aku tidak nafsu makan hanya karena kakak pergi dari rumah.” Ujar Wina“Aku sedang tidak berselera saja akhir akhir ini, namun kakak tidak usah khawtirkan aku karena aku sangat sehat sekali.” Ujar Wina“Syukurlah jika kau sehat.” Uj
“Apa ayah dalang dibalik semua ini?” tanya Bora dengan terbata bata, Raut wajah Josep berubah saat Bora mengatakan hal tersebut, “Apa ayah bekerjasama dengan kak Owen demi menjatuhkannya?” Tanya Bora, Josep memandangi Bora yang sudah memasang wajah pucat pasif dan menunggu apa jawaban yang akan Josep katakan kepadanya“Benar, Ayah adalah Dalang utamanya.” Ujar Josep yang membenarkan semua yang Bora katakan, seketika Bora terpukul mendengar apa yang ia dengar saat ini,“Ayah tidak akan berbohong kepada anak ayah yang satu ini, Ayah akan ceritakan tapi tidak disini, ikuti ayah.” Ujar Josep yang melengang pergi dari sana, Bora hanya terdiam dan ia langsung mengikuti Josep pergi dari sana. Disisi lain Aarav sedang Melukis Pohon pinus dengan sangat tenang, dimana salah satu Juri melangkah kearah Aarav yang sudah hampir 50% Jadi dengan lukisannya. Juri itu terpana saat melihat hasil Lukisan Aarav, “Luas Biasa.” Ujar