Share

Bertemu Ibu

Sampai di dapur, aku keluar menuju halaman belakang. Masih begitu banyak semak belukarnya. Ibu duduk di kursi roda sembari memberi makan ayam dengan jagung kering yang ditaburkannya ke sembarang arah. Berlarian ayam mendekat ke arah Ibu, dan mematuk makanannya dengan lahap.

"Buk'e," panggilku.

Saat aku pergi, keadaan Ibu sungguh memprihatinkan. Jangankan bicara, menangis pun ia kesulitan. Namun sekarang, Ibu sudah duduk di kursi roda. Tubuh kurus itu sudah tegap. Ibu setengah menoleh, kemudian membalikkan kursi rodanya.

"Le. Ya Allah, Ibu kangen banget," ucapnya dengan mata berkaca-kaca, dan senyum penuh keharuan.

Sedikit berlari aku menghampirinya, dan langsung berjongkok guna menyejajarkan diri dengan Ibu. Kugenggam erat jemari yang sudah keriput ini, sembari menciumnya dengan takzim. "Fajar, pulang Bu," ucapku lirih.

Ibu menutup mulut dengan sebelah tangan, menahan isakan. Dibelainya lembut kepala ini, kemudian mencium pucuk kepalaku. "Alhamdulillah, anak Ibu pulang," kata Ibu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status