Share

Bagaikan Langit dan Bumi

Pov : Fajar Suharjho

Siapakah aku yang mengharapkan langit di atas sana? Selamanya, bumi tidak akan pernah bisa bersatu dengan langit! Aku membuang pandangan ke luar jendela mobil yang aku tumpangi. Tidak ada kendaraan umum yang masuk ke desa ini. Selain jelek, jalannya juga sempit. Ini juga hanya sampai di depan gang, tidak masuk ke dalam.

Mobil menepi. Aku turun, dan menyerahkan ongkos pada si sopir. "Makasih, Pak," kataku mengulurkan tangan.

Sopir itu hanya tersenyum sembari menerima uang dariku. Setelah mobil itu pergi, aku berjalan melewati jalan setapak menuju ke rumah. Rasanya sudah tidak sabar ingin bertemu Ibu. Jadi teringat Nyonya Ratu, saat ia memberitahuku perihal kecurangan Lestari malam itu.

Sepulang dari sana, aku langsung meneleponnya. Terisak-isak, Lestari memohon maaf.

"Dik, kamu itu sudah Mas anggap sebagai adik Mas sendiri. Kamu, kok, tega bohongi Mas? Kamu harapan satu-satunya Mas. Sekarang kamu malah menusuk Mas dari belakang. Salah Mas apa, Dik?"

"Hiks, hiks,
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status