แชร์

Bukan Untuk Melayanimu!

ผู้เขียน: Juniarth
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-02-20 16:41:59
Menjadi guru sekaligus terapis pribadi Levi ternyata begitu menggiurkan!

Bagaimana tidak, kamar yang ditempati Ralin jauh lebih baik dari kamarnya bersama Emran. Belum lagi, segala fasilitas yang Ralin terima.

Dia tidak perlu memusingkan pakaian kotor, makanan, bahkan mobil serta sopir pribadi. Semuanya siap sedia.

Bahkan baru bekerja satu hari saja, Ralin sudah mendapat gaji penuh untuk satu bulan. Gaji yang menurutnya sangat menjanjikan untuk hidup seorang diri di kota ini.

Pantas saja mantan kedua baby sitter Levi, mati-matian mempertahankan pekerjaan ini bahkan rela memfitnah Ralin.

Mendapat segala kenyamanan seperti ini, bukannya Ralin merasa senang. Justru dia berpikir keras bagaimana bisa menjalankan tugasnya dengan baik.

"Aku nggak boleh banyak ngelakuin salah." Gumam Ralin.

Dia hanya takut jika Lewis kemudian kecewa dengan pengasuhannya terhadap Levi.

Tapi baru dua hari bekerja, tiba-tiba saja Levi terlihat lemas, batuk ringan, dan demam. Ralin khawatir setengah mati.

"Bu T
Juniarth

:-0

| 22
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก
ความคิดเห็น (3)
goodnovel comment avatar
Dyah Piktawaty
Ralin Termasuk cewek bodoh.minta pengawalan dari pak Levis agar tak dilecehkan Emran SDH tahu niat Emran.malah datang sendiri.Setor Badan namanya.
goodnovel comment avatar
Attar Muntaz
lindungi ralin dari mantan nya
goodnovel comment avatar
Erni Ruhiyani
smg ralin gak knp npamya thorr
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทล่าสุด

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Tetap Menggairahkan

    Lewis menahan senyum kemudian membuka selimut perlahan. Turun dari ranjang lalu menarik tangan kiri Ralin untuk keluar dari kamar. "Mau kemana, Den Mas?"Lewis meletakkan telunjuk kanannya di depan bibir dan mengedipkan sebelah mata. Dan Ralin mendadak langsung meleleh seketika. Tidak bisa Ralin pungkiri jika ada letupan gairah yang mendadak naik ke puncak ubun-ubun. Dia juga sudah lama berpuasa dari sentuhan Lewis. Namun dia tidak menyangka jika Lewis akan jauh lebih agresif meminta haknya ketimbang dirinya. Hingga kedua pipinya terasa panas karena malu dan pasti sudah bersemu. Oh ayolah, mereka sebelumnya adalah janda dan duda. Namun entah mengapa sekarang kelakuan mereka seperti pasangan muda yang baru menikah. Tanpa banyak bertanya, Lewis membawa Ralin menuju kamar Levi yang kini jarang ditempati. Sudah pasti karena Levi selalu menghabiskan jam tidurnya di kamar kedua orang tuanya. Setelah pintu tertutup dan dikunci, Lewis memojokkan Ralin di tembok dan mulai membelai pipi is

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Aku Hanya Bisa Short Time

    Ralin mengangkat telfonnya dan menunjukkan riwayat panggilannya dengan Zaylin dua jam yang lalu. Mengetahui itu, Lewis segera mengambil ponsel Ralin lalu meremasnya kuat. Menatap kedua mata istrinya itu dengan tatapan tajam. "Tunggu di kamar. Jangan kemanapun!" ucap Lewis tegas."Kamu mau kemana, Den Mas?" Tanya Ralin."Aku bilang ... te-tap di ka-mar!"Perintahnya seperti sebuah titah yang tak terbantahkan. Ralin yang juga mengalami sedikit cidera di kaki kanannya, tidak mungkin bisa menghentikan Lewis yang sedang dikuasai emosi.Ralin hanya bisa melihat suaminya itu pergi dari kamar dan tetap berdiam diri. Kepalanya lantas menggeleng dan mengingat percakapannya dengan Zaylin. Mantan istri Lewis itu menjelaskan semuanya secara detail pada Ralin. Tanpa filter apapun. Padahal Ralin itu mudah merasa tidak enak dan mengalah. Alhasil, dia dilanda stres di masa pemulihan yang mengharuskannya untuk lebih tenang dan sabar menghadapi ini semua. Lewis telah berjanji akan mengatakan segalan

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Susah Memiliki Keturunan

    Usai dari kantor, sore itu, Lewis segera menuju restaurant tempat Akhtira menunggunya. Sebenarnya, dia lelah sekali karena harus merampungkan banyak pekerjaan yang sempat menumpuk.Namun rasa lelah itu terabaikan karena akan membahas kesehatan Ralin, terutama rahimnya.Ada kecemasan yang menyelinap ke dalam hatinya.Apakah Rahim Ralin mengalami cedera pasca kecelakaan itu? Ataukah ada hal yang sangat krusial yang membahayakan rahimnya?Dan Lewis bersumpah, bahwa dia tidak akan memaafkan Antony jika rahim Ralin bermasalah karena perbuatannya. Dia rela mengajukan pemberatan hukuman pada Antony jika rahim Ralin terbukti bermasalah!Dia memiliki kekuasaan, harta, dan koneksi yang akan mendukung dan menguntungkannya. Sedang Antony dan keluarganya, mereka tidak ada seujung kuku keluarga Hartadi.Begitu tiba di lokasi restaurant, Lewis berjalan dengan cepat diikuti asisten pribadinya. Matanya yang terlapisi kacamata bening dengan cepat memindai keberadaan Akhtira yang sudah menunggu di kursi

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Noda Darah Di Baju

    Tangan kanan Lewis memar karena terlalu keras memukul Antony. Dia merasa masih kurang dan emosinya masih bergejolak.Antony terlalu arogan dan itu membuat Lewis tidak memberinya ampun. Berbeda dengan para komplotan yang tadi masih menunjukkan sisi ketakutan.“Pak, apa perlu saya antar ke IGD dulu sebelum kembali ke kamar Nyonya?”Lewis tidak menjawab. Membiarkan rasa nyeri itu merajai punggung tangannya. Lalu mengambil ponsel dan menekan nomer kepala tim.“Selamat siang, Den Mas. Ada yang bisa dibantu?”“Apa Antony masih hidup?”“Masih, Den Mas.”“Beri tahu dia. Kalau seumur hidupnya akan berakhir di jeruji besi. Di tempat yang jauh dari keluarganya.”“Baik.”“Dan satu lagi, katakan padanya agar tidak muncul di hadapanku, Ralin, atau keluarga besarku. Tidak ada maaf baginya!”Keputusan Lewis sudah final.Ini pertama kalinya dia begitu kejam pada seseorang. Namun ini masih jauh lebih baik dari pada Luis yang bertindak.Kemudian Lewis menghubungi tim advokat keluarga Hartadi dan menyampa

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Singkirkan Dia

    Lewis mengetuk pintu kamar inap Ralin kemudian membukanya perlahan. Ralin yang sedang dibantu makan dan minum oleh ibunya kemudian menoleh.Setelah menutup kembali pintu kamar, Lewis berjalan mendekat dan meletakkan satu buket bunga sederhana di meja.Lalu senyum Ralin mengembang, “Makasih, Den Mas.”“Sama-sama.”Kemudian Lewis duduk di sebelah Ralin dengan senyum sama mengembangnya. Seakan tahu jika anak dan menantunya butuh waktu berduaan, ibunya Ralin kemudian beralasan.“Lew, tolong suapin Ralin.”Kemudian Lewis menerima mangkok berisi sarapan lembut Ralin.“Ibu mau kemana?”“Sarapan bentar sama Bapak. Udah nunggu di luar dari tadi.”Setelah pintu ditutup, Lewis kemudian menyuapi Ralin perlahan.“Aku nggak pernah nyuapin Levi. Tapi mendadak jadi nyuapin kamu.”“Kamu kurang akrab sama anakmu sendiri, Den Mas.”Lewis menyuapi Ralin untuk pertama kalinya hingga habis kemudian datanglah dokter dan perawat untuk melakukan kunjungan.Mengecek keadaan Ralin dan bekas luka serta jahitan.L

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Tidak Akan Ada Ampun

    Lewis berlari sekencang yang ia mampu menuju kamar Ralin.Hatinya berguncang hebat ketika ibundanya meminta segera datang ke kamar dengan suara bergetar dan panik.Tadi dokter berkata jika Ralin sudah membaik, namun mengapa masih saja ada yang tidak beres.Demi apapun, Lewis akan memenjarakan dokter itu jika berani berbohng tentang kondisi Ralin.Dia membuka pintu dengan tergesa lalu menuju ranjang pesakitan.Disana ada kedua orang tua Lewis dan seorang perawat yang menenangkan Ralin yang masih mengigau di bawah alam bawa sadarnya. Seakan tidak menyadari jika tangannya baru saja dioperasi.“Lin, jangan digerakkan tangannya. Ya Tuhan, Ralin.” Ibundanya berusaha menahan tangannya.Tapi Ralin tetap mengingau dengan mata terbuka setengah.“Levi. Levi. Jangan sakiti Levi. Jangan.”Mendengar itu Lewis terperangah. Dia menduga jika kecelakaan Ralin disebabkan hal yang berkaitan dengan Levi.Mendengar itu, Luis kemudian keluar dari kamar dan menghubungi penjaga rumah orang tuanya. Dia memperin

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status